Claim Missing Document
Check
Articles

Found 21 Documents
Search

Hubungan Kondisi Rumah Terhadap Kejadian Penyakit Tuberculosis di Wilayah Kerja Puskemas Kampung Baru: Relationship between House Conditions and Tuberculosis in Puskesmas Kampung Baru Area Sandy Novryanto Sakati; Sriyanti Nurdin; Ramli Ramli; Fitrianty Sutadi Lanyumba
Jurnal Kesmas Untika Luwuk : Public Health Journal Vol. 10 No. 1 (2019): Jurnal Kesmas Untika Luwuk: Public Health Journal
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Tompotika Luwuk

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (222.724 KB) | DOI: 10.51888/phj.v10i1.7

Abstract

Tuberkulosis adalah penyakit menular yang disebabkan oleh kuman TB (Mycobacterium tuberculosis). Rumah yang tidak memenuhi syarat kesehatan merupakan salah satu faktor resiko penyakit tuberkulosis paru. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kondisi rumah terhadap kejadian penyakit Tuberkulosis di wilayah kerja Puskesmas Kampung Baru. Penelitian ini menggunakan metode observasional dengan rancangan Case Control. Populasi dalam penelitian ini adalah penderita TB paru BTA (+) tahun 2018 di Puskesmas Kampung Baru sebanyak 51 responden. Jumlah sampel pada kelompok kasus dan control dengan perbandingan 1:1. Analisis data menggunakan uji regresi logistik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepadatan hunian, pencahayaan, kelembaban, dan jenis lantai merupakan faktor yang berhubungan dengan kejadian penyakit tuberkulosis dengan hasil nilai (p<0,05). Hasil uji regresi logistik variabel pencahayaan merupakan faktor yang berhubungan dengan kejadian tuberkulosis dengan nilai p=0,000 dan exp (B) sebesar 0,093. Untuk itu disarankan bagi Pemerintah lebih meningkatkan upaya penanggulangan tuberculosis untuk menemukan secara dini penderita Tuberkulosis dan membentuk kader peduli TBC dan bagi masyarakat agar lebih memperhatikan sanitasi rumah dan membiasakan berprilaku hidup bersih dan sehat. Tuberculosis is an infectious disease caused by TB bacteria (Mycobacterium tuberculosis). Houses that do not meet health requirements are a risk factor for pulmonary tuberculosis. This study aims to determine the relationship of housing conditions to the incidence of Tuberculosis in the area of ​​Kampung Baru Health Center. This study uses an observational method with a Case Control design. The population in this study was smear pulmonary TB sufferers (+) in 2018 in the Kampung Baru Health Center with a total of 51 respondents. The number of samples in the case and control group is 1: 1. Data analysis using logistic regression test. The results showed that occupancy density, lighting, humidity, and floor type were factors related to the incidence of tuberculosis with the result value (p <0.05). The logistic regression test results of lighting variables are factors associated with the incidence of tuberculosis with a value of p = 0,000 and exp (B) of 0.093. For this reason, it is suggested for the Government to increase tuberculosis prevention efforts to find tuberculosis sufferers early and form TB cadres concerned and for the community to pay more attention to sanitation in their homes and to adopt clean and healthy living behaviors.
Perilaku Seksual Tenaga Kerja Bongkar Muat Pelabuhan dengan Riwayat Penyakit Menular Seksual di Kabupaten Banggai: Sexual Behavior of Docker with Sexual Infected History in Banggai Regency Supardi Sombeng; Herawati Herawati; Sandi Novryanto Sakati; Bambang Dwicahya; Maria Kanan; Ramli Ramli
Jurnal Kesmas Untika Luwuk : Public Health Journal Vol. 9 No. 2 (2018): Jurnal Kesmas Untika Luwuk: Public Health Journal
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Tompotika Luwuk

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (253.245 KB) | DOI: 10.51888/phj.v9i2.12

Abstract

Perilaku seksual dapat beresiko terjadinya Penyakit menular seksual (PMS) bila melakukan hubungan seksual dengan berganti-ganti pasangan baik melalui vagina, oral, maupun anal. Kasus Penyakit Menular Seksual yang ditemukan pada Tenaga Kerja Bongkar Muat Pelabuhan yang pernah menderita yaitu sebanyak 24 orang.Tujuan penelitian ini untuk mengetahui perilaku seksual Tenaga Kerja Bongkar Muat Pelabuhan yang pernah menderita penyakit menular seksual di Kabupaten Banggai. Lokasi penelitian dilakukan di kabupaten Banggai pada tahun 2016. Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober-November tahun 2016. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan wawancara mendalam dan direkam. Jumlah informan 17 orang, yang tidak bersedia diwawancara sebanyak 6 orang dan 1 orang telah meninggal dunia informan kunci sebanyak 2 orang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa informan sudah melakukan perilaku seksual yang beresiko yaitu perilaku seksual yang dilakukan secara berganti-gantian pasangan serta tidak menggunakan alat kontrasepsi dan terakhir kali informan melakukan hubungan seksual dengan wanita yang beresiko yaitu wanita pekerja seksual. Masyarakat diperlukan mendapatkan infomasi tentang perilaku-perilaku seksual yang beresiko pada kesehatan terutama tentang kesehatan reproduksi, sehingga kedepanyya mereka tidak akan mendapatkan penyakit yang dapat merugikan diri mereka sendiri. Sexual behavior can be at risk of sexually transmitted diseases (STDs) when having sexual intercourse by changing partners via vaginal, oral, or anal. Cases of sexually transmitted diseases were found in Port Loading and Unloading Workers who had suffered as many as 24 people. The purpose of this study was to determine the sexual behavior of Port Load Unloading Workers who had suffered from sexually transmitted diseases in Banggai District. The research location was conducted in Banggai district in 2016. The research was conducted in October-November 2016. This study used a qualitative method with in-depth interviews and recorded approaches. There were 17 informants, 6 of whom were unwilling to be interviewed and 2 of them had died as key informants. The results showed that the informants had carried out at risk sexual behavior that is sexual behavior that was carried out alternately-changing partners and did not use contraception and the last time the informant had sexual relations with women who were at risk namely women who were sex workers. Communities are required to get information about sexual behaviors that pose a risk to health, especially about reproductive health, so that in the future they will not get diseases that can harm themselves.
Hubungan Kualitas Air Bersih Sumur Gali Terhadap Penyakit Diare di Desa Montop Kabupaten Banggai Kepulauan: Relationship of Water Quality to Diarrhea In Montop Banggai Kepulauan Regency Sandy Novryanto Sakati; Herawati Herawati
Jurnal Kesmas Untika Luwuk : Public Health Journal Vol. 10 No. 2 (2019): Jurnal Kesmas Untika Luwuk: Public Health Journal
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Tompotika Luwuk

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (230.625 KB) | DOI: 10.51888/phj.v10i2.15

Abstract

Penyakit diare merupakan salah satu penyakit yang masih merupakan masalah kesehatan terbesar di Indonesia. Penyakit diare bisa disebabkan oleh beberapa faktor yaitu faktor lingkungan dan kualitas Air Bersih Oleh karena itu, keadaan lingkungan dan kualitas air bersih yang tidak baik berpengaruh terhadap timbulnya penyakit. Desa Montop merupakan salah satu desa yang berada di kecamatan Bulagi Utara Kabupaten Banggai Kepulauan yang masyarakatnya menkonsumsi air yang bersumber dari Sumur Gali. Berdasarkan data UPTD Puskesmas Sabang Tahun 2017 terdapat kasus Kejadian Luar Biasa (KLB) penyakit diare dengan penderita 45 orang dan 1 orang dinyatakan meninggal, pada tahun 2018 data penderita diare terdapat 24 orang (Januari-Juli). Tujuan penelitian ini adalah Untuk mengetahui hubungan kualitas air sumur gali dengan kejadian penyakit Diare di Desa Montop. Penelitian ini merupakan penelitian dalam bentuk survey yang bersifat observasional dengan metode pendekatan cross-sectional, yaitu suatu penelitian yang dilakukan dengan pengamatan sesaat atau dalam suatu periode waktu tertentu dan setiap subjek studi hanya dilakukan satu kali pengamatan selama penelitian. Hasil penelitian menunjukan bahwa hasil uji kualitas air bersih berdasarkan parameter E. Coli masih memenuhi syarat kesehatan sesuai dengan Permenkes 416 Tahun 1990 tentang air bersih. Sementara, untuk parameter Total Coliform terdapat hasil yang tidak memenuhi syarat kesehatan pada Lokasi SGL 3 dan SGL 5 artinya analisis secara deskriptif ada hubungan sumber air utama dengan kejadian diare karena terdapat 2 SGL yang Total Coliform nya Tidak Memenuhi Syarat Kesehatan. Diarrhea is one of the diseases that is still the biggest health problem in Indonesia. Diarrhea can be caused by several factors, environmental factors and the quality of clean water. Therefore, environmental conditions and the quality of clean water that is not good influences the onset of the disease. Montop Village is one of the villages in the North Bulagi sub-district of Banggai Kepulauan Regency whose people consume water sourced from the Gali Well. Based on data from Sabang Health Center UPTD in 2017 there were cases of Extraordinary Events of diarrhea with 45 patients and 1 person was declared dead, in 2018 the data of diarrhea patients there were 24 people (January-July). The purpose of this study was to determine the relationship of dug well water quality with the incidence of diarrheal disease in the village of Montop. This research is an observational survey with a cross-sectional approach, which is a study conducted with observations for a moment or in a certain period of time and each subject of study was only made one observation during the study. The results showed that the water quality test results based on E. Coli parameters still met health requirements in accordance with Permenkes 416 of 1990 concerning clean water. Meanwhile, for the Total Coliform parameter, there were results that did not meet health requirements at SGL 3 and SGL 5 locations, meaning that the descriptive analysis was related to the main water source with the occurrence of diarrhea because there were 2 SGLs whose Total Coliform did not meet health requirements.
Hubungan Kondisi Rumah dengan Kejadian Ispa pada Balita di Wilayah Kerja Puskemas Baturube: Relationship Conditions of House with The Event of Arrives in Children In The Working Area Of Puskemas Baturube Febriyani Febriyani; Muhammad Syahrir; Bambang Dwicahya; Sandy Novrianto Sakati; Maria Kanan
Jurnal Kesmas Untika Luwuk : Public Health Journal Vol. 11 No. 2 (2020): Jurnal Kesmas Untika Luwuk : Public Health Journal
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Tompotika Luwuk

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (575.605 KB) | DOI: 10.51888/phj.v11i2.40

Abstract

Infeksi Pernapasan akut (ISPA) merupakan penyakit saluran pernapasan atas atau bawah, biasanya menular dan dapat menimbulkan berbagai spektrum penyakit yang berkisar dari penyakit tanpa gejala atau infeksi ringan sampai penyakit yang parah dan mematikan, tergantung pada pathogen penyebabnya, faktor lingkungan dan faktor pejamu..Komponen fisik lingkungan rumah merupakan salah satu faktor penting yang memberikan dampak besar terhadap status kesehatan bagi penghuni rumah sehingga persyaratan kesehatan sangat diperlukan.Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana Hubungan antara Kondisi Fisik Rumah dengan Kejadian ISPA pada balita di Wilayah Kerja Puskesmas Baturube Kecamatan Bungku Utara Kabupaten Morowali Utara Tahun 2020.Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian analitik dengan pendekatan Cross sectional serta teknik pengambilan sampel yang digunakan yaitu  Random sampling (Sample size). Besar sampel dalam penelitian ini adalah seluruh rumah ibu balita yaitu sebanyak 259 responden.Berdasarkan analisis chi-square didapatkan bahwa ada hubungan antara kepadatan hunian dengan kejadian ISPA pada balita  (p=0,000< 0,005), ada hubungan antara ventilasi rumah dengan kejadian ISPA pada balita (p=0,000<0,005), ada hubungan antara pencahayaan alami dengan kejadian ISPA pada balita (p=0,001<0,005), ada hubungan antara pencemaran udara dengan kejadian ISPA pada balita p=0<005. Berdasarkan hasil penelitian, saran yang diajukan adalah perlunya peningkatan perilaku hidup sehat seperti tidak merokok baik dalam lingkungan keluarga maupun bermasyarakat dan peningkatan kegiatan penyuluhan oleh petugas kesehatan kepada masyarakat mengenai syarat rumah sehat sehingga tindakan pencegahan dapat dilakukan. Acute Respiratory Infection (ARI) is an upper or lower respiratory tract disease, usually contagious and can cause a wide spectrum of diseases ranging from asymptomatic illness or mild infection to severe and deadly disease, depending on the causative pathogen, environmental factors and host factors. The physical component of the house environment is one of the important factors that has a big impact on the health status of the occupants of the house so that health requirements are needed. This study aims to see how the relationship between the physical condition of the house and the incidence of ARI in children under five in the working area of ​​Baturube Puskesmas, Bungku Utara District, Regency North Morowali 2020. The type of research used is analytical research with a cross sectional approach and the sampling technique used is random sampling (Sample size). The sample size in this study were all mothers of children under five, as many as 259 respondents. Based on the chi-square analysis, it was found that there was a relationship between occupancy density and the incidence of ARI in children under five (p = 0.000 <0.005), there was a relationship between house ventilation (p = 0.000 < 0.005), there is a relationship between natural lighting (p = 0.001 <0.005), there is a relationship between air pollution p = 0 <005. Based on the results of the research, the suggestions put forward are the need to improve healthy living behaviors such as not smoking both in the family and in the community and to increase outreach activities by health workers to the community regarding the requirements for a healthy home so that preventive measures can be taken.
Gambaran Sanitasi Lingkungan di Terminal Kota Luwuk Kabupaten Banggai: Description of Enviromental Sanitation in Terminal Kota Luwuk Banggai District Fitri vebrianti; Maria Kanan; Muhammad Syahrir; Ramli Ramli; Marselina Sattu; Sandy Novryanto Sakati
Jurnal Kesmas Untika Luwuk : Public Health Journal Vol. 12 No. 1 (2021): Jurnal Kesmas Untika Luwuk : Public Health Journal
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Tompotika Luwuk

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1022.82 KB) | DOI: 10.51888/phj.v12i1.53

Abstract

Permasalahan sanitasi yang ada di negara berkembang disebabkan beberapa faktor diantaranya adalah minimnya perhatian dan prioritas yang diberikan oleh pemerintah atau dinas terkait pada sektor sanitasi. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan sanitasi lingkungan di terminal Kota Luwuk Kabupaten Banggai. Jenis penelitian ini yaitu deskriptif. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh terminal yang ada di Kota Luwuk Kabupaten Banggai tahun 2020 yaitu berjumlah 2 terminal, adapun teknik pengambilan sampel secara total populasi. Analisis data menggunakan SPSS versi 2.0. Hasil penelitian menunjukan bahwa dari keseluruhan variabel yang di teliti sebagian besar belum memenuhi syarat. Saran bagi petugas terminal dan masyarakat untuk selalu menjaga dan merawat fasilitas yang ada di terminal agar fasilitas tersebut masih layak digunakan sebagaimana mestinya. Sanitation problems that exist in developing countries are caused by several factors, including the lack of attention and priority given by the government or related agencies in the sanitation sector. This study aims to describe environmental sanitation in Luwuk City terminal, Banggai Regency. This type of research is descriptive. The population in this study were all terminals in Luwuk City, Banggai Regency in 2020, which amounted to 2 terminals, as for the total population sampling technique. Data analysis using SPSS version 2.0. The results showed that of the overall variables studied, most of them did not meet the requirements. Suggestions for terminal officers and the public to always maintain and care for existing facilities at the terminal so that these facilities are still suitable for use as they should. 
Kualitas Air Bersih Di Desa Pondan Kecamatan Mantoh Kabupaten Banggai Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2021: Clean Water Quality in Pondan Village mantoh district of Banggai regency of Central Sulawesi province in 2021 cindy suruata; Sandy Novriyanto Sakati; Maria Kanan; Dwi Wahyu Balebu; Bambang Dwicahya
Jurnal Kesmas Untika Luwuk : Public Health Journal Vol. 12 No. 2 (2021): Jurnal Kesmas Untika Luwuk : Public Health Journal
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Tompotika Luwuk

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (368.753 KB) | DOI: 10.51888/phj.v12i2.66

Abstract

Air adalah kebutuhan yang paling diperlukan oleh semua makhluk hidup. Kebutuhan akan air bersih saat ini semakin meningkat sebanding dengan tingginya tingkat pencemaran air. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui kualitas air bersih berdasarkan parameter fisik, kimia, dan mikrobiologi dengan menggunakan metode penelitian deskriptif. Sampel yang diambil adalah sebagian dari sumber air bersih sumur gali yakni 4 sampel sumur gali dan 1 sampel air bersih perpipaan non PDAM dengan menggunakan teknik purposive sampling. Instrumen dalam penelitian ini berupa alat dan bahan yang digunakan untuk mendapatkan data. Sampel akan diperiksa di Laboratorium Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai dan akan dibandingkan dengan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2017. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas air bersih Desa Pondan Kecamatan Mantoh Tahun 2021 tidak memenuhi sayarat. Sehingga diharapkan adanya kerjasama antara masyarakat dengan instansi terkait sistem pengolahan air, sosialisasi dari pemerintah terkait syarat-syarat sumur gali, serta perlu dilakukan penelitian selanjutnya. Water is the most necessary need for all living things. The need for clean water is currently increasing in proportion to the high level of water pollution. The goal in this study was to determine the quality of clean water based on physical, chemical, and microbiological parameters using descriptive research methods. The sample taken is part of a clean water source of dug wells, namely 4 samples of digging wells and 1 sample of non-PDAM piping clean water using purposive sampling techniques. The instruments in this study are tools and materials used to obtain data. The sample will be examined at the Banggai District Health Office Laboratory and will be compared to the Regulation of the Minister of Health of the Republic of Indonesia Number 32 of 2017. The results showed that the clean water quality of Pondan Village mantoh subdistrict in 2021 did not meet the arat So it is expected that there is cooperation between the community and agencies related to water treatment systems, socialization from the government related to the terms of digging wells, and further research is needed.
Gambaran Pencapaian Lima Pilar Sanitasi Total Berbasis Masyarakat di Desa Lokotoy Kabupaten Banggai Laut: Overview of The Five Pillar Achievements Community-Based Total Sanitation In Lokotoy Village Banggai Laut Regency Sarlina Manton; Maria Kanan; Herawati Herawati; Fitryanti S. Lanyumba; Sandy N. Sakati
Jurnal Kesmas Untika Luwuk : Public Health Journal Vol. 12 No. 2 (2021): Jurnal Kesmas Untika Luwuk : Public Health Journal
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Tompotika Luwuk

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (347.099 KB) | DOI: 10.51888/phj.v12i2.67

Abstract

Tantangan yang dihadapi Indonesia terkait pembangunan kesehatan khususnya bidang higiene dan sanitasi masih sangat besar, untuk itu perlu dilakukan intervensi terpadu melalui pendekatan sanitasi total. Tujuan penelitian ini adalah memperoleh gambaran pencapaian lima pilar Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) di Desa Lokotoy Kecamatan Banggai Utara Kabupaten Banggai Laut.Jenis penelitian ini adalah observasional deskriptif, dengan jenis data kuantitatif, teknik pengambilan sampel yang digunakan yaitu sampling jenuh atau teknik penentuan sampel bila semua populasi dijadikan sampel yaitu sebanyak 443 KK.Hasil penelitian menunjukan bahwa sanitasi total berbasis masyarakat di Desa Lokotoy Kecamatan Banggai Utara Kabupten Banggai Laut, berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2014 tentang Pencapaian Sanitasi Total Berbasis Masyarakat yaitu stop buang air besar sembarangan yang baik sebesar 94,6%, cuci tangan pakai sabun yang baik sebesar 26,0%, pengelolaan air minum dan makanan rumah tangga yaitu baik sebesar 26,0%, pengamanan sampah rumah tangga yang baik sebesar 0%, pengamanan air limbah rumah tangga yang baik sebesar 0%, Sehingga kesimpulannya adalah STBM di Desa Lokotoy Kecamatan Banggai Utara Kabupaten Banggai Laut sebesar 0%. Saran bagi penentu kebijakan, Puskesmas, maupun pemerintah desa setempat dapat melakukan pemicuan stop buang air besar sembarangan, cuci tangan pakai sabun, pengelolaan air minum dan makanan rumah tangga, pengamanan sampah rumah tangga, dan pengamanan air limbah rumah tangga untuk meningkatkan pencapaian lima pilar sanitasi total berbasis masyarakat. The challenges faced by Indonesia related to health development, especially in the field of hygiene and sanitation are still very large, for that it is necessary to carry out integrated interventions through a total sanitation approach. The purpose of this study was to obtain an overview of the achievement of the five pillars of Community-Based Total Sanitation (STBM) in Lokotoy Village, North Banggai District, Banggai Laut Regency.This type of research is descriptive observational, with quantitative data type, the sampling technique used is saturated sampling or sampling technique when all populations are sampled, namely as many as 443 families.The results showed that community-based total sanitation in Lokotoy Village, North Banggai District, Banggai Laut Regency, based on the Regulation of the Minister of Health of the Republic of Indonesia Number 3 of 2014 concerning the Achievement of Community-Based Total Sanitation, namely stopping open defecation is good at 94.6%, washing hands good use of soap is 26.0%, household drinking water and food management is good at 26.0%, good household waste security is 0%, good household waste water security is 0%, so the conclusion is STBM in Lokotoy Village, North Banggai District, Banggai Laut Regency by 0%. Suggestions for policy makers, Puskesmas, and local village governments can trigger open defecation, wash hands with soap, manage drinking water and household food, safeguard household waste, and secure household wastewater to improve the achievement of the five pillars of sanitation. totally community based.
Kualitas Bakteriologis Pada Peralatan Makan Di Warung Makan Kadompe Di Kota Luwuk Kabupaten Banggai Herawati Herawati; Sandy Novryanto Sakati; Zulfikar Sumarto
Poltekita : Jurnal Ilmu Kesehatan Vol. 16 No. 2 (2022): August
Publisher : Poltekkes Kemenkes Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33860/jik.v16i2.1133

Abstract

Peralatan makanan haruslah dijaga terus tingkat kebersihannya supaya terhindar dari kontaminasi kuman patogen. Penelitian bertujuan untuk memperoleh gambaran kualitas peralatan makan berdasarkan Angka Lempeng Total dan E.coli pada peralatan makan di warung makan kadompe di Kota Luwuk Kabupaten Banggai. Pengambilan Sampel Usap Alat Makan menggunakan Aquades, ,NaCl 0,85 % dalam botol. Pemeriksaan Angka Lempeng Total menggunakan media PCA, Aquades, penelitian deskritif dengan analisis laboratorium untuk memperoleh gambaran tentang kualitas bakteriologis pada peralatan makan berdasarkan total angka kuman dan E. coli yang terdapat pada peralatan makan yang digunakan pada rumah makan Kadompe. Hasil penelitian menunjukan pada pemeriksaan Angka Kuman menunjukan bahwa 11 (91,7%) sampel tidak memenuhi syarat kesehatan berdasarkan Permenkes RI No 1096/MENKES/PER/VI/2011, bahwa angka kuman pada peralatan makan harus 0 Koloni/cm2 Sedangkan 1 (8,3%) sampel memenuhi syarat kesehatan sedangkan pemeriksaan E.coli pada peralatan makan menunjukan bahwa 7 (58,3%) sampel tidak memenuhi syarat kesehatan dan 5 (41,7%) sampel memenuhi syarat kesehatan, di karenakan dalam proses pencucian peralatan makan tidak menggunakan perendaman dengan kaporit, perendaman dengan air panas pada suhu 82-1000C dan tidak menggunakan 3 bak dalam proses pencucian peralatan makan. Kualitas peralatan makan pemeriksaan sampel angka kuman dari 12 sampel dan E. coli dari 12 sampel terdapat 18 (75%) sampel tidak memenuhi syarat kesehatan. Dalam proses pencucian peralatan tidak sejalan dengan teknik pencucian menurut Kemenkes, 2009.
Identifikasi Penggunaan Pengawet Formalin pada Tahu di Kota Luwuk Kabupaten Banggai: Identification of the use of Formaldehyde Preservatives in Tofu in Luwuk City Banggai Regency Elvarina Dianomo Elvarina; Muhammad Syahrir; Sandy N. Sakati
Buletin Kesehatan MAHASISWA Vol. 1 No. 1 (2022): Buletin Kesehatan MAHASISWA
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Tompotika Luwuk Banggai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (323.59 KB)

Abstract

Tahu merupakan salah satu bahan pangan yang sering dikonsumsi dan populer di masyarakat Indonesia, begitu juga di Kota Luwuk Kabupaten Banggai, tahu sangat populer dan sering dikonsumsi oleh masyarakat., Pembuatan tahu saat ini masih banyak yang menggunakan bahan kimia tambahan formalin untuk mengawetkan tahu.,, Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 033 Tahun 2012 Tentang Bahan Tambahan Pangan tidak mengizinkan formalin sebagai bahan tambahan makanan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi kandungan formalin pada tahu di Kota Luwuk Kabupaten Banggai.,Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif serta teknik pengambilan sampel yaitu menggunakan uji organoleptik dan dilakukan random sampling (sampel secara acak) dengan teknik cluster random sampling., Sampel dalam penelitian ini yaitu sebanyak 8 sampel yang diambil dari produksi tahu, warung, pedagang keliling, dan pedagang di Pasar Simpong.,Hasil penelitian menunjukan bahwa tahu di Kota Luwuk Kabupaten Banggai dikategorikan tidak baik berdasarkan karakteristik fisik tahu yaitu semuanya mengkilat, keras dan kenyal. Jumlah kadar formalin pada produsen tahu 1 sebesar >> mg/l, produsen tahu 2 sebesar 1,1 mg/l, warung 1 sebesar 1,2 mg/l, warung 2 sebesar 0,8 mg/l, pedagang keliling 1 sebesar 0,9 mg/l, pedagang keliling 2 sebesar 2,1 mg/l, Pasar Simpong pedagang 1 sebesar 1,5 mg/l, Pasar Simpong pedagang 2 sebesar 0,6 mg/l. Dari 8 sampel tersebut telah melebihi nilai ambang batas 0 mg/l. Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 033 Tahun 2012 Tentang Bahan Tambahan Pangan, semua sampel mengandung formalin atau tidak memenuhi syarat., Bagi pihak Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) dan Dinas Kesehatan Kabupaten Banggai untuk melakukan pengujian berkala, pembinaan, serta rutin melakukan pemeriksaan berkala terhadap para pedagang makanan agar tidak menggunakan pengawet formalin untuk pengawet makanan mengingat akan bahaya kesehatan masyarakat. Tofu is one of the foodstuffs that are often consumed and popular in Indonesian society, as well as in Luwuk City, Banggai Regency, tofu is very popular and often consumed by the public. Currently, many people still use the chemical additive formaldehyde to preserve tofu., , Regulation of the Minister of Health of the Republic of Indonesia Number 033 of 2012 concerning Food Additives does not allow formalin as a food additive. The purpose of this study was to identify the content of formalin in tofu in Luwuk City, Banggai Regency. The type of research used was descriptive research and the sampling technique was using organoleptic test and random sampling (random sample) with cluster random sampling technique., Sample in this study, as many as 8 samples were taken from tofu production, stalls, traveling traders, and traders at Simpong Market. the amount of formalin content is tofu 1 production of >> mg/l, tofu production 2 of 1.1 mg/l, stall 1 of 1.2 mg/l, stall 2 of 0.8 mg/l, traveling merchant 1 of 0 ,9 mg/l, traveling trader 2 of 2.1 mg/l, Simpong Market trader 1 of 1.5 mg/l, Pasar Simpong trader 2 of 0.6 mg/l, of the 8 samples it has exceeded the threshold value of 0 mg/l based on the Regulation of the Minister of Health of the Republic of Indonesia Number 033 of 2012 concerning Food Additives all contain formalin or do not meet the requirements. Research advice for the Food and Drug Monitoring Agency (BPOM) and the Banggai Regency Health Office to conduct testing periodically and coaching as well as routinely conducting periodic checks on food traders so that formalin preservatives are not used for food preservatives considering the dangers of public health.
Studi Kejadian Penyakit DBD di Wilayah Kerja Puskesmas Luwuk Berdasarkan Kondisi Iklim : Study Incidence DHF in the Work Area of the Luwuk Health Center Based on Climatic Conditions Evi Magdalena; Dwi Wahyu Balebu; Sandy Novriyanto Sakati
Buletin Kesehatan MAHASISWA Vol. 1 No. 3 (2023): Buletin Kesehatan MAHASISWA
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Tompotika Luwuk Banggai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51888/jpmeo.v1i3.163

Abstract

Penyakit DBD adalah penyakit infeksi yang ditularkan oleh virus dengan bantuan nyamuk Aedes Aegypti. Peningkatan dan penurunan kasus DBD membutuhkan bantuan iklim dalam penyebaran, unsur iklim yang berupa suhu, kelembaban, curah hujan dan kecepatan angin ikut berperan dalam mendukung perkembangbiakan vektor. Tujuan dari penelitian adalah untuk menggambarkan kasus kejadian penyakit DBD di Wilayah Kerja Puskesmas Simpong berdasarkan kondisi iklim. Pada lima tahun terakhir yakni pada tahun 2017 sampai dengan tahun 2021.Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif, dengan menggunakan data sekunder, data Kasus DBD di dapatkan dari Puskesmas Simpong dan data kondisi iklim yang merupakan suhu, kelembaban, curah hujan dan kecepatan angin didapatkan dari kantor BMKG Kabupaten, data diolah menggunakan aplikasi excel, serta penyajian data berupa tabel dan grafik. Hasil analisis trend Kasus DBD yang disandingkan dengan kondisi iklim, gambaran kejadian kasus DBD berdasarkan suhu udara, terdapat adanya kasus penyakit pada suhu tidak normal, kejadian kasus DBD berdasarkan kelembaban terdapat kasus pada bulan dengan tingkat kelembaban normal, kejadian kasus DBD berdasarkan curah hujan terdapat kasus pada bulan dengan tingkat kondisi tinggi dan terdapat kasus pada bulan dengan tingkat curah hujan rendah, kejadian kasus DBD berdasarkan kecepatan angin, terdapat kasus pada bulan dengan tingkat kecepatan angin normal atau < 25-31 mil/jam. Perlu adanya peningkatan kewaspadaan dini dan upaya pencegahan terhadap kejadian DBD pada akhir tahun dan awal tahun. Dengue fever is an infectious disease that is transmitted by a virus with the help of the Aedes aegypti mosquito. The increase and decrease in DHF cases requires climate assistance in spreading, climatic elements in the form of temperature, humidity, rainfall and wind speed play a role in supporting vector breeding. The aim of this study was to describe cases of dengue fever in the Simpong Health Center working area based on climatic conditions. In the last five years, namely from 2017 to 2021. This type of research is descriptive research, using secondary data, DHF case data was obtained from the Simpong Health Center and climate condition data namely temperature, humidity, rainfall and wind speed were obtained from district BMKG office, data is processed using the excel application, as well as data presentation in the form of tables and graphs. The results of trend analysis of DHF cases coupled with climatic conditions, an overview of the incidence of DHF cases based on air temperature, there are cases of disease at abnormal temperatures, the incidence of DHF cases based on humidity there are cases in months with normal humidity levels, the incidence of DHF cases based on rainfall there are cases in months with high levels of conditions and there are cases in months with low levels of rainfall, the incidence of DHF cases is based on wind speed, there are cases in months with normal wind speeds or <25-31 mph. There is a need to increase early awareness and prevention efforts against DHF incidents at the end of the year and at the beginning of the year.