Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

Faktor yang Berhubungan dengan Gangguan Pendengaran Pekerja di Industri Pengolahan Karet PT. X Kabupaten Seluma Bengkulu Andriana Marwanto; Mualim Mualim
Mitra Raflesia (Journal of Health Science) Vol 12, No 2 (2020)
Publisher : LPPM STIKES BHAKTI HUSADA BENGKULU

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51712/mitraraflesia.v12i2.33

Abstract

Kesehatan kerja bertujuan agar pekerja memperoleh derajat kesehatan setinggi-tingginya baik fisik, mental maupun sosial Kebisingan merupakan salah satu masalah kesehatan lingkungan kerja, khususnya terhadap fungsi pendengaran. Gangguan pendengaran akibat bising dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti intensitas kebisingan, durasi paparan, area tempat kerja dan penggunaan alat pelindung diri. Tujuan penelitian untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan gangguan pendengaran Pekerja di Industri Pengolahan Karet PT. X Kabupaten Seluma Provinsi Bengkulu. Jenis penelitian ini merupakan diskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional. Responden penelitian adalah pekerja di bagian produksi dengan Jumlah 56 pekerja. Data diperoleh dengan cara pengukuran intensitas kebisingan, pemeriksaan gangguan pendengaran dengan alat audiometri serta wawancara dengan kuesioner tentang karakteristik responden dan pemakaian Alat Pelindung Diri. Analisis data dilakukan dengan cara uji Che-Square untuk menentukan hubungan antara variabel dan uji regresi logistik untuk menetukan faktor yang paling beresiko terhadap terjadinya gangguan pendengaran. Hasil penelitian diketahui bahwa 73,20% responden sudah berumur lebih dari 40 tahun, masa kerja responden lebih dari 20 tahun sebesar 51,80% sudah bekerja di PT X selama lebih dari 20 tahun; 50 % responden memakai APD pada saat bekerja; dan 64,30 % intensitas kebisingan pada ruang produksi masih dibawah nilai NAB 85 dB. Ada hubungan antara umur, pemakaian APD dan Intensitas Kebisingan terhadap gangguan pendengaran, dengan nilai p-value (0,050; 0,006; 0,021). Kata Kunci      : Kebisingan, APD, Gangguan Pendengaran
Household Food Industry Hygiene and Sanitation In The Work Area Of Padang Serai Public health center In 2021 Andriana Marwanto; Mualim Mualim; Jubaidi Jubaidi
Mitra Raflesia (Journal of Health Science) Vol 13, No 2 (2021)
Publisher : LPPM STIKES BHAKTI HUSADA BENGKULU

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51712/mitraraflesia.v13i2.77

Abstract

Background: Food that is safe for consumption is food that is not contaminated, does not contain microorganisms or bacteria and harmful chemicals, has been processed in the right way so that its properties and nutrients are not damaged and do not conflict with human health. In the survey conducted, there were several home industries in the Padang Serai Health Center Work Area that did not pay attention to the cleanliness of the environment around the Household Food Industry (IPRT) area so that it has the potential to cause food pollution. This study aims to determine the description of the household food industry sanitation hygiene in the working area of the Padang Serai Public Health Center in 2021 Methods: This type of research is a qualitative descriptive with an observational approach which will be carried out in March - June 2021. The subjects in this study amounted to 9 IPRTs in the Padang Serai Health Center Work area. The IPRT hygiene and sanitation data was obtained using the IPRT inspection form through interviews with the IPRT person in charge and direct observation of the IPRT condition. Results: The results showed that from 9 household food industries on the variable sanitation of buildings and production equipment 5 IPRT 55.60% was in the poor category and 4 IPRT was in good category (44.40%); variable category Hygiene facilities and activities 6 IPRT (66.70%) in poor category and good category by 3 IPRT (33.30%); Variable Health and Hygiene of employees 4 IPRT (55.60%) in poor category and good category as many as 4 IPRT (44.40%). Conclusion: the sanitation hygiene of IPRT on the variable Sanitation of buildings and production equipment is mostly 55.60% in the poor category; on the variable category of Facilities and Hygiene activities mostly 66.70% categorized as unfavorable and the variable Health and Hygiene of large employees 55.60% categorized as not good
Pemberdayaan Masyarakat dalam Kepemilikan Jamban Keluarga di Wilayah Puskesmas Sidodadi Kecamatan Pondok Kelapa Kabupaten Bengkulu Tengah Mualim Mualim; Jubaidi Jubaidi; Agus Widada; Andriana Marwanto; Dino Sumaryono; Sri Sumiyati
Jurnal Kreativitas Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Vol 5, No 5 (2022): Volume 5 No 5 Mei 2022
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jkpm.v5i5.5804

Abstract

ABSTRAK Tingginya prevalensi diare di wilayah kabupaten bengkulu tengah diantaranya disebabkan karena akses air bersihnya masih kurang, sebanyak 27,4% Sarana Air Bersih/Sumur Gali tidak menuhi syarat. Sebanyak 35% rumah tangga masih buang air sembarangan, hal ini dapat kita lihat penduduk sebagian besar mempunyai WC tetapi tidak mempunyai septictank. WC langsung dialirkan kesungai yang ada didekat rumah. Buang Air Besar Sembarangan merupakan salah satu faktor yang memicu tingginya kasus diare. Tujuan dari Pengabdian Masyarakat ini adalah melakukan pemicuan dan pendampingan kepada masyarakat untuk meningkatkan Jamban Keluarga di Rumah Tangga dan dapat mendeklarasikan Wilayah Puskesmas Bebas Dari Buang Sembarangan/ODF. Metode yang dilakukan dalam kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah dengan memberikan pemberdayaan masyarakat, pemicuan dan memberikan stimulan kepada masyarakat untuk membangun jamban keluarga secara mandiri. Hasil kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah sebanyak 38 KK telah membangun dan memanfaatkan jamban keluarga. Untuk keberlanjutan kegiatan ini masyarakat diharapkan menerapkan perilaku PHBS dan memanfaatkan jamban keluarga yang telah dibuat. Kata Kunci: Jamban keluarga, BAB, Pemicuan  ABSTRACT The high prevalence of diarrhea in the Bengkulu Tengah district is partly due to the lack of access to clean water, as many as 27.4% of clean water facilities/dug wells do not meet the requirements. As many as 35% of households still open open defecation, we can see that most of the population has a toilet but does not have a septic tank. The toilet flows directly into the river near the house. Open defecation is one of the factors that trigger high cases of diarrhea. The purpose of this Community Service is to trigger and assist the community to improve family latrines in the household and be able to declare the Puskesmas area free from littering/ODF. The method used in this community service activity is to provide community empowerment, trigger and provide stimulants to the community to build family latrines independently. The result of this community service activity is that 38 families have built and utilized family latrines. For the sustainability of this activity, the community is expected to apply PHBS behavior and take advantage of the family latrines that have been made. Keywords: Family latrine, defecation, Trigger
PENGOLAHAN LIMBAH CAIR DOMESTIK METODE BIOFILTER AEROB Mualim; Agus Widada; Krisdiyanta
SCIENTIA JOURNAL Vol. 11 No. 1 (2022): SCIENTIA JOURNAL
Publisher : Universitas Adiwangsa Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (280.375 KB)

Abstract

Abstract: Domestic wastewater can be divided into wastewater and wastewater. This is exacerbated by not all communities having a wastewater treatment plant beforehand. This study aims to determine the quality of the parameters TSS, BOD5, oil and fat in domestic wastewater after treatment with the aerobic biofilter method. The type of research used is True Experiment Design with a research design of Pretest-Posttest Control Group Design. The population in this study is domestic liquid waste. The sample is 490 liters. The tool used in this research is a series of tools in the form of an aerobic biofilter. Data analysis was carried out by Paired T-Test. The results of measuring the quality of domestic liquid waste compared to the Regulation of the Minister of Environment and Forestry Number 68 of 2016 show that the difference in BOD5 levels between pre and control is 14.64 with a standard deviation of 0.35 and the difference between pre and post tests is 18.1 with a standard deviation of 0.36. The results of the statistical test obtained a value of <.001 which means that there is a significant difference because the p-value is <0.05. The difference in TSS levels between pre and control was 35.94 with a standard deviation of 1.84 and the difference between pre and post test was 39.5 with a standard deviation of 1.80. The results of the statistical test obtained a value of <.001 which means that there is a significant difference because the p-value is <0.05. It can be seen that the difference in oil and fat content between pre and control was 1.67 with a standard deviation of 0.55 and the difference between the pre and post test was 3.4 with a standard deviation of 1.05. The statistical test results obtained a value of 0.035 which means that there is a significant difference because the p-value <0.05.It is hoped that the public can pay attention to the domestic liquid waste that comes out of their respective housing, there should be liquid waste treatment.
STUDY PERSONAL HYGIENE DAN FASILITAS SANITASI JASA BOGA KOTA BENGKULU APLINA KARTIKA SARI; MUALIM MUALIM
Journal of Nursing and Public Health Vol 10 No 2 (2022)
Publisher : UNIVED Press, Universitas Dehasen Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Higiene sanitasi makanan merupakan upaya mengendalikan faktor risiko terjadinya kontaminasi terhadap makanan, baik yang berasal dari bahan makanan, orang, tempat dan peralatan agar aman dikonsumsi. Fasilitas sanitasi jasaboga meliputi tempat cuci tangan, air bersih, jamban dan peturasan, kamar mandi dan tempat sampah. Berdasarkan Profil Dinas Kesehatan Kota Bengkulu Tahun 2017, TPM memenuhi syarat hygiene sanitasi berjumlah 553 unit (53,69%). Tujuan Penelitian ini memperoleh gambaran secara deskriptif tentang personal hygiene penjamah makanan dan fasilitas sanitasi pada 10 Jasaboga di Kota Bengkulu. Jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan mengunakan rancangan observasional. Penelitian ini dilakukan dengan wawancara tentang personal hygiene sebanyak 20 penjamah makanan pada Jasaboga di Kota Bengkulu. Hasil penelitian ini didapatkan bahwa Personal hygiene penjamah makanan 40% tidak memenuhi syarat. Fasilitas sanitasi berupa tempat cuci tangan 60% tidak memenuhi syarat, air bersih 70% tidak memenuhi syarat, jamban dan peturasan (urinoir) 70% tidak memenuhi syarat dan tempat sampah 100% tidak memenuhi syarat. Diharapkan pemilik dan karyawan pada jasaboga memiliki sertifikat hygiene sanitasi makanan, menyediakan dan menggunakan celemek dan sepatu kedap air selama beraktifitas bagi penjamah makanan. Pemilik juga harus menyediakan tempat sampah tertutup yang didalamnya dilapisi kantong plastik sesuai dengan jenis sampah sehingga memudahkan dalam pengangkutan sampah.
PENGOLAHAN LIMBAH CAIR DOMESTIK METODE BIOFILTER AEROB DI PERUMAHAN CEMPAKA PERMAI KOTA BENGKULU Mualim Mualim; Yusmidiarti Yusmidiarti; Agus Widada; Kres Diyanta
Mitra Raflesia (Journal of Health Science) Vol 14, No 2 (2022)
Publisher : LPPM STIKES BHAKTI HUSADA BENGKULU

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51712/mitraraflesia.v14i2.155

Abstract

ABSTRAKAir limbah rumah tangga dapat dibagi menjadi air buangan dan air limbah. Air buangan terdiri dari buangan bak mandi, mesin cuci, dan wastafel dapur sedangkan air limbah terdiri dari pembuangan toilet.  Air buangan jauh lebih tercemar daripada air limbah dan menyumbang sekitar 75-90% dari air limbah rumah tangga. Hal tersebut diperparah tidak semua masyarakat memiliki instalasi pengolahan air limbah terlebih dahulu.Jenis  penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah true experiment (eksperimen sungguhan) dengan desain pretest-posttes. Populasi dan sampel dalam penelitian ini adalah limbah cair domestik yang keluar dari rumah warga Perumahan Cempaka Permai Kota Bengkulu  yang diambil sebanyak 490 L. Teknik analisa data ini dilakukan menggunakan SPSS dengan uji Paired T-Test.Hasil penelitian pemeriksaan sampel limbah cair domestik sebelum pengolahan untuk parameter COD 119,3 mg/L, amoniak 23 mg/L, total coliform 3.900 sehingga tidak memenuhi syarat sedangkan sebelum pengolahan parameter COD rata-rata 60,67 mg/L, amoniak 10 mg/L, total coliform 3.933,33 dan setelah pengolahan untuk parameter COD rata-rata 48,33 mg/L , amoniak 8 mg/L, total coliform 2.770 sehingga memenuhi syarat untuk kadar COD dan amoniak.Saran diharapkan kepada peneliti selanjutnya yang ingin melakukan penelitian ini dengan menambahkan kaporit sebagai treatment terakhir pembunuh bakteri pada limbah cair domestik. Kata kunci:  Limbah Cair Domestik, COD, Amoniak, Total Coliform, Biofilter Aerob.
PEMBUATAN ALAT PENJERNIHAN AIR DENGAN METODE CATRIDGE FILTERISASI Riang Adeko; Jubaidi Jubaidi; Mualim Mualim
JURNAL PENGABDIAN MANDIRI Vol. 1 No. 12: Desember 2022
Publisher : Bajang Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Siklus hidrologi merupakan proses berkelanjutan dimana air bergerak dari bumi ke atmosfer dan kemudian kembali ke bumi. Kelurahan Penurunan Kecamatan Ratu Samban Kota Bengkulu berada di pesisir pantai dimana tingkat kekeruhan dan tingkat salinitas air sangat tinggi yang berpengaruh pada kualitas air bersihnya. Metode pelaksanaan kegiatan adalah kerja lapangan atau pembuatan alat penjernihan air metode filtrasi dengan rangkaian Cartridge dan karbon aktif. Hasil pemeriksaan kualitas sampel air bersih secara fisik telah memenuhi syarat kesehatan Permenkes RI. No. 32 Tahun 2017. Hasil dari uji prototype alat penyaring diperoleh bahwa air sampel dari sumur warga setempat yang digunakan yang pada awalnya keruh dimasukkan kedalam penyaringan dengan menggunakan mesin air setelah masuk ke alat penyaringan dihasilkan air yang jernih serta tidak berbau yang awalnya memiliki kandungan kekeruhan yang besar terlihat dari kekeruhan secara kasat mata berubah menjadi lebih bening. Penjernihan air secara filtrasi terbukti dapat meningkatkan kualitas air sumur, sehingga air berada pada ambang batas yang layak digunakan untuk keperluan sehari-hari bahkan untuk konsumsi dan memasak
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM KEPEMILIKAN JAMBAN KELUARGA DI DESA KEMBANG AYUN WILAYAH KERJA PUSKESMAS SIDODADI KECAMATAN PONDOK KELAPA KABUPATEN BENGKULU TENGAH Jubaidi Jubaidi; Mualim Mualim; Agus Widada; Andriana Marwanto; Dino Sumaryono; Dina Oktafia
JURNAL PENGABDIAN MANDIRI Vol. 2 No. 1: Januari 2023
Publisher : Bajang Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tingginya prevalensi diare di wilayah Kabupaten Bengkulu Tengah diantaranya disebabkan karena akses air bersihnya masih kurang, sebanyak 27,4% sarana Air Bersih/Sumur Gali tidak menuhi syarat. Sebanyak 35% rumah tangga masih buang air sembarangan, hal ini dapat kita lihat penduduk sebagian besar mempunyai WC tetapi tidak mempunyai septictank. WC langsung dialirkan kesungai yang ada didekat rumah. Buang Air Besar Sembarangan (BABS) merupakan salah satu faktor yang memicu tingginya kasus diare. Tujuan Pengabdian kepada Masyarakat adalah melakukan pemicuan dan pendampingan kepada masyarakat untuk meningkatkan kepemilikan Jamban Keluarga di Rumah Tangga dan dapat mendeklarasikan desa Kembang Ayun Wilayah Puskesmas Sidodadi Bebas Dari Buang Sembarangan/ODF. Metode yang dilakukan dalam kegiatan pengabdian kepada masyarakat adalah dengan memberikan pemberdayaan masyarakat, pemicuan dan memberikan stimulan kepada masyarakat untuk membangun jamban keluarga secara mandiri. Hasil kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah sebanyak 29 KK telah membangun dan memanfaatkan jamban keluarga. Untuk keberlanjutan kegiatan ini masyarakat diharapkan menerapkan perilaku PHBS dan memanfaatkan jamban keluarga yang telah dibuat.
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DALAM KEPEMILIKAN JAMBAN KELUARGA DI DESA TALANG BOSENG WILAYAH PUSKESMAS SIDODADI KECAMATAN PONDOK KELAPA KABUPATEN BENGKULU TENGAH Agus Widada; Jubaidi Jubaidi; Mualim Mualim; Andriana Marwanto; Dina Oktavia
Devote : Jurnal Pengabdian Masyarakat Global Vol. 1 No. 2 (2022): Devote : Jurnal Pengabdian Masyarakat Global, Desember 2022
Publisher : LPPM Institut Pendidikan Nusantara Global

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (511.089 KB) | DOI: 10.55681/devote.v1i2.409

Abstract

Efforts to improve hygiene behavior and increase access to sanitation continue to be developed. One of the applications of the Community Led Total Sanitation (CLTS) concept, CLTS is a concept with a promotion approach by facilitating the community to apply good environmental sanitation with a focus on not defecating in the open. Based on the 2019 annual report Health Center, the incidence of diarrhea ranks second in environmental-based diseases with 111 cases. The high prevalence of diarrhea is partly due to the lack of access to clean water, as much as 27.4% of clean water facilities/dug wells do not meet the requirements. As many as 35% of households still defecate in the open. The process of implementing community service activities in the framework of open defecation-free villages in Talang Boseng Village Working Area of ​​the Sidodadi Health Center, Pondok Kelapa District, Central Bengkulu Regency, namely using a combination of triggering and providing stimulants for the construction of family latrines carried out by the Community Service Team from the Bengkulu Ministry of Health Polytechnic, Sidodadi Health Center, Sidodadi Village Officials, and the Sidodadi community who do not yet have or who have latrines that do not meet health requirements.
Pemanfaatan lubang biopori sebagai resapan air hujan dan kompos alami di wilayah Kelurahan Penurunan Kota Bengkulu Andriana Marwanto; Mualim Mualim
Jurnal Pengabdian Harapan Ibu (JPHI) Vol 3 No 1 (2021): Jurnal Pengabdian Harapan Ibu (JPHI)
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Harapan Ibu Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (628.201 KB) | DOI: 10.30644/jphi.v3i1.511

Abstract

Most of the rainwater that falls to the earth cannot seep directly into the ground and eventually becomes runoff or what is often called surface water. Rainwater runoff that is not handled properly will cause various problems for the community, especially flooding. The negative impact of changing or losing catchment areas is that they cannot withstand the flow rate of water due to rainfall, causing stagnation of water or even flooding. Flood hazard in residential areas often occurs due to changes in land use from infiltration areas to watertight areas. Solutions that can be used to overcome flood problems, especially for dense residential areas or those with minimal rainwater infiltration, can be done by using biopore technology. The method used in this community service activity is to provide community empowerment regarding the use of biopore holes as rainwater infiltration and natural compost with demonstrations and practice of making biopore holes. The result of this community service activity is that the activity participants are able to make biopore holes as rainwater infiltration and natural compost which can then make biopore holes around the home page and share information and skills with other communities so that they can reduce standing water when it rains and can take advantage of compost management. Key words: biopore holes, infiltration water and compost