Penelitian ini berfokus pada analisis fungsi sosial, budaya, dan keagamaan dari tradisi Mappadendang yang jalankan Suku Bugis di Kelurahan Wattang Bacukiki. Masyarakat setempat menjalankan Tradisi Mappadendang dua kali setahun sebagai bentuk syukur atas hasil panen. Artikel ini menggunakan metode kualitatif melalui observasi dan wawancara mendalam. Artikel ini mengaplikasikan teori Adaptation, Goals Attainment, Integration, dan Latency Fungsional Struktural Talcott Parsons. Hasilnya menunjukkan masyarakat Wattang Bacukiki secara kultural mengadaptasi tradisi untuk mempertahankan fungsi dan nilai kulturalnya di tengah perkembangan zaman. Tujuan fungsi tercapai karena kohesi sosial, nilai budaya, dan aspek keagamaan tercapai. Ritual Mappadendang berhasil terintegrasi dengan aspek keagamaan, terbukti dengan masyarakat Wattang Bacukiki berhasil menjadikan tradisi menjadi sarana keselamatan, silaturahmi, dan pemeliharaan hubungan sosial yang harmonis. Kemudian mereka juga berhasil melakukan perbaikan pola atas tradisi tanpa mengurangi nilai kultural sehingga tradisi ini dapat bertahan dan dapat terlaksana secara simultan di Watan Bacukiki. Artikel ini menggarisbawahi pentingnya dukungan berkelanjutan dari masyarakat dan pemerintah lokal untuk memastikan pelestarian nilai-nilai lokal tradisi Mappadendang dan mendukung penuh Pembangunan Kebudayaan khususnya di Sulawesi Selatan.