Articles
KONSEP LIBAS DALAM AL-QUR’AN SURAT AL- A’RAF AYAT : 26 (MENURUT TAFSIR FI ZHILALIL QUR’AN )
Muhith, Muhith;
Amanuddin, Muhammad;
Muttaqin, Sufyan;
Syafrinal, Syafrinal
Madani Institute : Jurnal Politik, Hukum, Ekonomi, Pendidikan dan Sosial-Budaya Vol. 10 No. 1 (2021): Madani Institutte | Jurnal Politik, Hukum, Ekonomi, Pendidikan, sosial dan Bud
Publisher : Lembaga Penelitian dan Studi kebijakan MADANI Instutute
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
Peneltian ini untuk mengkaji bahwa Sandang dan pakaian merupakan kebutuhan manusia. Kapan atau dimana pun , baik terbelakang atau maju. pasti seseorang akan membutuhkan apa yang dinamakan pakaian. Banyak sekali sekarang dijumpai bahwa manusia khususnya wanita yang memakai pakaian tetapi tidak sesuai dengan syariat Islam. Padahal Pakaian mempunyai beberapa fungsi diantaranya, penutup aurat, perhiasan, sebagai pembeda dan sebagai pakaian takwa. Maka dalam tulisan ini akan menjawab tentang konsep libas yang termuat dalam surat al-A‟raf ayat 26. Dari beberapa fungsi libas tersebut, penulis akan memgungkaap konsep libas yang terdapat di dalam surat al-A‟raf ayat 26, mengunakan penafsiran Fizilalil Qur‟an. Dengan metode yang digunakan oleh Sayyid Quthb. Bisa ditarik kesimpulan bahwa konsep libas yang tertera dalam surat al-A‟raf ayat 26, bahwa pakaian itu mempunyai beberapa fungsi : pertama, pakaian sebagai penutup aurat. Kedua, pakaian sebagai perhiasan. Dan ketiga, pakaian sebagai pakaian takwa. Fungsi pertama dan kedua merupakan pakaian lahiriah, sedangkan fungsi yang ketiga sebagai pakaian rohani dan pakaian rohani merupakan pakaian yang paling penting untuk memperindah fungsi yang sebelumnnya
RUH DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN MENURUT PENAFSIRAN QURAISH SHIHAB DALAM TAFSIR AL-MISBAH
Rasyid, Abd;
Mukhammad, Mukhammad;
Muttaqin, Sufyan;
Mutahara, Mutahara
Madani Institute : Jurnal Politik, Hukum, Ekonomi, Pendidikan dan Sosial-Budaya Vol. 10 No. 2 (2021): Madani Institutte | Jurnal Politik, Hukum, Ekonomi, Pendidikan, sosial dan Bud
Publisher : Lembaga Penelitian dan Studi kebijakan MADANI Instutute
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
Penelitian ini memfokuskan pada argumentasi Al-Qur’an dalam mengungkapkan konsep ruh, diantara teks-Al-Qur’an sebagai landasan konsep tersebut diantaranya adalah QS. AL-Isra’: 85. Dalam penelitian ini juga membahsa tentang ruh di dalam Al- Qur’an dan juga berbagai masalah seputar ruh dalam pandangan Quraish shihab melalui kitab tafsirnya yang berjudul tafsir al- Misbah. Didalam Al-Qur’an kata ruh itu sendiri sering kali di ulang- ulang dalam ayat dan surat yang berbeda, dan juga dalam konteks yang berbeda, sehingga makna kata ruh itu mempunyai perbedaan arti sesuai dengan konteks ayat tersebut, pada satu ayar ruh itu diartikan sebagai dzat atau sesuatu yang menyebabkan adanya kehidupan, dan diayat lain terkadang diartikan sebagai malaikan jibril a.s yang pembawa wahyu dan sebagai perantara Allah Swt dalam menyampaikan berbagai hal yang Allah Swt perintahkan kea lam dunia , dan pada yat yang lain kata ruh juga dapat diartikan sebagai wahyu atau Al-Qur’an dan beberapa makna lainnya. Pembahasan lainnya mengenai ayat-ayat tentanng ruh seperti perbedaan makna kata ruh dan kata nafs, permasalahan mengenai eksistensi ruh, dan macam- macam permasalahan lainnya mengenai ruh yang perlu untuk didiskusikan dan dikaji kembali dalam satu kajian khusus. Berdasarkan hasil penelitian ini, bahwa menurut Quraish Shihab mengenai ruh adalah sedikit dari banyak, ruh mempunyai wilayah dalam wujud ini,mempunyai kekhususan dan ciri-ciri serta dampak di alam raya ini yang sungguh indah dan mengagumkan, tetapi ada tirai yang mengha langi kamu mengetahuinya
KONSEP SILATURAHIM (RELEVANSI ERA DIGITAL) PANDANGAN TAFSIR AL-MISBAH
Muttaqin, Sufyan;
Indramaya, Selpi;
Fatkhurroji, Fatkhurroji;
Karnila, Karnila
Madani Institute : Jurnal Politik, Hukum, Ekonomi, Pendidikan dan Sosial-Budaya Vol. 11 No. 1 (2022): Madani Institutte | Jurnal Politik, Hukum, Ekonomi, Pendidikan, sosial dan Bud
Publisher : Lembaga Penelitian dan Studi kebijakan MADANI Instutute
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana Konsep Silaturahim dalam Al-Qur'an yakni dalam Pandangan Al-Quran dan Hadits sebagai sumber ajaran islam, silaturahim memiliki kedudukan yang sangat penting. Al-Qur'an menggambarkan bahwa silaturahim merupakan salah satu bentuk pelaksanaan ibadah seorang hamba kepada Rabb-Nya. Dan hadits melukiskan bahwa orang yang senantiasa silaturahim akan dipanjangkan umurnya serta diperluas rezkinya. Selain itu Al-Qur'an juga secara tegas mengutuk perbuatan dari orang-orang yang memutuskan hubungan silaturahim tidak akan masuk surga, amalnya tidak akan diterima, serta masih banyak ancaman yang lainnya. Oleh karena itu sebagai muslim, kita harus senantiasa memelihara hubungan silaturahim demi keselamatan dunia akhirat
KHITBAH DALAM AL-QUR’AN DAN IMPLIKASI TERHADAP PERNIKAHAN MENURUT TAFSIR AL MISHBAH KARYA M. QURAISH SHIHAB
Rahman, Mahadi;
Muttaqin, Sufyan;
Munawir, Munawir;
Faozanah, Astri
Statement: Jurnal Media Informasi Sosial dan Pendidikan Vol 13 No 1 (2023): Statement | Jurnal Media Informasi Sosial dan Pendidikan
Publisher : PMPP Lembaga Penelitian dan Studi Kebijakan
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
Penelitian ini membahas tentang Peminangan atau khitbah adalah suatu langkah pendahuluan menuju ke arah perjodohan antara seorang laki-laki dan perempuan. Dalam masyarakat terdapat kebiasaan pada waktu upacara peminangan, yaitu calon laki-laki memberikan sebagian maskawain atau pemberian lainya kepada calon perempuan seperti perhiasan dan yang lainnya sebagai tanda bahwa seseorang tersebut sungguh- sungguh berniat untuk melanjutkan jenjang pernikahan. Dalam surat al-Baqarah ayat 235 ini dijelaskan bahwa seorang laki-laki tidak boleh mengucapkan kata-kata sindiran maupun terang-terangan untuk meminang Wanita yang masih berada dalam masa iddahnya yang belum selesai, secara terang terangan denan lafadz ucapan yang jelas. Kemudian bolehnya menawarkan diri dengan sindiran atau ucapan yang tidak terang terangan. Adapun hasil kesimpulan dari penelitian ini adalah: (1) Pengertian khitbah itu ada dua yaitu secara etimologis dan terminologi. Secara etimologis meminang atau melamar artinya (antara lain) “meminta wanita untuk dijadikan istri (bagi sendri atau orang lain), Sedangkan makna khitbah secara terminologi adalah suatu langkah pendahuluan menuju ke arah perjodohan antara seorang pria dan wanit. (2) Pelajaran dari ayat Al-Baqrah ayat 235 dalam tafsir Al-Misbah adalah Haramnya mengkhitbah (melamar) seorang wanita yang masih dalam masa iddahnya belum selesai ,kemudian dengan lafadz (ucapan yang jelas).Kemudian ,bolehnya menawarkan diri kepada Wanita tersebut dengan sindiran (isyarat) atau ucapan- ucapan yang tidak terang-terangan
KONSEP LIBAS DALAM AL-QUR’AN SURAT AL- A’RAF AYAT : 26 (MENURUT TAFSIR FI ZHILALIL QUR’AN )
Muhith, Muhith;
Amanuddin, Muhammad;
Muttaqin, Sufyan;
Syafrinal, Syafrinal
Madani Institute : Jurnal Politik, Hukum, Ekonomi, Pendidikan dan Sosial-Budaya Vol. 10 No. 1 (2021): Madani Institutte | Jurnal Politik, Hukum, Ekonomi, Pendidikan, sosial dan Bud
Publisher : Lembaga Penelitian dan Studi kebijakan MADANI Instutute
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
Peneltian ini untuk mengkaji bahwa Sandang dan pakaian merupakan kebutuhan manusia. Kapan atau dimana pun , baik terbelakang atau maju. pasti seseorang akan membutuhkan apa yang dinamakan pakaian. Banyak sekali sekarang dijumpai bahwa manusia khususnya wanita yang memakai pakaian tetapi tidak sesuai dengan syariat Islam. Padahal Pakaian mempunyai beberapa fungsi diantaranya, penutup aurat, perhiasan, sebagai pembeda dan sebagai pakaian takwa. Maka dalam tulisan ini akan menjawab tentang konsep libas yang termuat dalam surat al-A‟raf ayat 26. Dari beberapa fungsi libas tersebut, penulis akan memgungkaap konsep libas yang terdapat di dalam surat al-A‟raf ayat 26, mengunakan penafsiran Fizilalil Qur‟an. Dengan metode yang digunakan oleh Sayyid Quthb. Bisa ditarik kesimpulan bahwa konsep libas yang tertera dalam surat al-A‟raf ayat 26, bahwa pakaian itu mempunyai beberapa fungsi : pertama, pakaian sebagai penutup aurat. Kedua, pakaian sebagai perhiasan. Dan ketiga, pakaian sebagai pakaian takwa. Fungsi pertama dan kedua merupakan pakaian lahiriah, sedangkan fungsi yang ketiga sebagai pakaian rohani dan pakaian rohani merupakan pakaian yang paling penting untuk memperindah fungsi yang sebelumnnya
RUH DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN MENURUT PENAFSIRAN QURAISH SHIHAB DALAM TAFSIR AL-MISBAH
Rasyid, Abd;
Mukhammad, Mukhammad;
Muttaqin, Sufyan;
Mutahara, Mutahara
Madani Institute : Jurnal Politik, Hukum, Ekonomi, Pendidikan dan Sosial-Budaya Vol. 10 No. 2 (2021): Madani Institutte | Jurnal Politik, Hukum, Ekonomi, Pendidikan, sosial dan Bud
Publisher : Lembaga Penelitian dan Studi kebijakan MADANI Instutute
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
Penelitian ini memfokuskan pada argumentasi Al-Qur’an dalam mengungkapkan konsep ruh, diantara teks-Al-Qur’an sebagai landasan konsep tersebut diantaranya adalah QS. AL-Isra’: 85. Dalam penelitian ini juga membahsa tentang ruh di dalam Al- Qur’an dan juga berbagai masalah seputar ruh dalam pandangan Quraish shihab melalui kitab tafsirnya yang berjudul tafsir al- Misbah. Didalam Al-Qur’an kata ruh itu sendiri sering kali di ulang- ulang dalam ayat dan surat yang berbeda, dan juga dalam konteks yang berbeda, sehingga makna kata ruh itu mempunyai perbedaan arti sesuai dengan konteks ayat tersebut, pada satu ayar ruh itu diartikan sebagai dzat atau sesuatu yang menyebabkan adanya kehidupan, dan diayat lain terkadang diartikan sebagai malaikan jibril a.s yang pembawa wahyu dan sebagai perantara Allah Swt dalam menyampaikan berbagai hal yang Allah Swt perintahkan kea lam dunia , dan pada yat yang lain kata ruh juga dapat diartikan sebagai wahyu atau Al-Qur’an dan beberapa makna lainnya. Pembahasan lainnya mengenai ayat-ayat tentanng ruh seperti perbedaan makna kata ruh dan kata nafs, permasalahan mengenai eksistensi ruh, dan macam- macam permasalahan lainnya mengenai ruh yang perlu untuk didiskusikan dan dikaji kembali dalam satu kajian khusus. Berdasarkan hasil penelitian ini, bahwa menurut Quraish Shihab mengenai ruh adalah sedikit dari banyak, ruh mempunyai wilayah dalam wujud ini,mempunyai kekhususan dan ciri-ciri serta dampak di alam raya ini yang sungguh indah dan mengagumkan, tetapi ada tirai yang mengha langi kamu mengetahuinya
KONSEP SILATURAHIM (RELEVANSI ERA DIGITAL) PANDANGAN TAFSIR AL-MISBAH
Muttaqin, Sufyan;
Indramaya, Selpi;
Fatkhurroji, Fatkhurroji;
Karnila, Karnila
Madani Institute : Jurnal Politik, Hukum, Ekonomi, Pendidikan dan Sosial-Budaya Vol. 11 No. 1 (2022): Madani Institutte | Jurnal Politik, Hukum, Ekonomi, Pendidikan, sosial dan Bud
Publisher : Lembaga Penelitian dan Studi kebijakan MADANI Instutute
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana Konsep Silaturahim dalam Al-Qur'an yakni dalam Pandangan Al-Quran dan Hadits sebagai sumber ajaran islam, silaturahim memiliki kedudukan yang sangat penting. Al-Qur'an menggambarkan bahwa silaturahim merupakan salah satu bentuk pelaksanaan ibadah seorang hamba kepada Rabb-Nya. Dan hadits melukiskan bahwa orang yang senantiasa silaturahim akan dipanjangkan umurnya serta diperluas rezkinya. Selain itu Al-Qur'an juga secara tegas mengutuk perbuatan dari orang-orang yang memutuskan hubungan silaturahim tidak akan masuk surga, amalnya tidak akan diterima, serta masih banyak ancaman yang lainnya. Oleh karena itu sebagai muslim, kita harus senantiasa memelihara hubungan silaturahim demi keselamatan dunia akhirat
Model Penafsiran Kontemporer: Kajian Epistemologis terhadap al-Tafsîr al-Wasîț li-al-Qur’ân al-Karîm
Muttaqin, Sufyan;
Alba, Cecep;
Ziaul Haq, Sansan
Jurnal Studi Al-Qur'an Vol 20 No 2 (2024): Jurnal Studi Al-Qur'an
Publisher : Program Studi Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Jakarta
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.21009/20.2.03
Tafsir di era kontemporer dituntut untuk mampu menyajikan petunjuk-petunjuk al-Qur’an secara dinamis dalam rangka menjawab tantangan zaman. Demi memenuhi kebutuhan itu, tak sedikit mufassir masa kini yang berupaya menyusun tafsir-tafsirnya dengan gaya, pendekatan, dan metode yang berbeda dengan tafsir-tafsir klasik. Al-Tafsi>r al-Wasi>t} li-al-Qur’a>n al-Kari>m karya Muh}ammad Sayyid T{ant}a>wi> adalah salah satu karya tafsir yang ditulis untuk memenuhi kebutuhan itu. Tulisan ini tidak sependapat dengan pandangan yang menilai tafsir kontemporer sebagai genre tafsir yang memiliki distinggsi epistemologis tersendiri, namun mendukung pendapat yang memahami tafsir kontemporer secara terbuka sebagai karya-karya tafsir yang ditulis di masa kini dengan beragam genre-nya. Menggunakan metode kualitatif dan pendekatan interpretatif, tulisan ini menunjukkan bahwa al-Tafsi>r al-Wasi>t} adalah salah satu tafsir kontemporer yang ditulis untuk merespon berbagai persoalan kehidupan saat ini. Epistemologi tafsir ini berpatok pada tiga prinsip utama, yaitu penyajian produk tafsir secara praktis; integrasi antara riwayat dan nalar; dan orientasi pada pemecahan permasalahan kontemporer. Meski bertumpu pada metodologi tafsir tradisional, tafsir ini relatif mampu menghadirkan penafsiran yang fleksibel terkait isu-isu kontemporer tertentu, tanpa menegasikan kaidah-kaidah yang disepakati bersama (al-qat}‘iyya>t).
IMPLIKASI QIRAAT TERHADAP TAFSIR: ANALISIS TENTANG AYAT THAHARAH DALAM TAFSIR AL-QURTHUBI
Muttaqin, Sufyan
Indonesian Journal of Studies on Humanities, Social Sciences and Education Vol. 1 No. 1 (2024): Indonesian Journal of Studies on Humanities, Social Sciences, and Education (IJ
Publisher : GoAcademica CRP
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.54783/hn4kwn29
Pemahaman Al-Qur’an dan penafsairan seseorang terhadap Al-Qur’an tentu terkait dengan penguasaannya terhadap ilmu-ilmu Al-Qur’an, termasuk didalamnya ilmu Qira’at. Perbedaan qira’at didalam Al-Qur’an ada yang tidak berpengaruh kepada penafsiran dan ada yang berpengaruh kepada penafsiran. qira’at yang berimplikasi kepada makna penafsiran Al-Qur’an, dapat mempengaruhi terhadap hukum. Penelitian ini erupakan penelitian kualitatif. Data yang dibutuhkan adalah data tulisan yang diperoleh melalui metode library research, yaitu penelitian melalui kepustakaan dari berbagai literatur, kemudian menganalisanya melalui analisis isi dalam pola deduktif dan induktif. Data tersebut meliputi data primer berupa Al-Qur’an dan tafsir Al Jami’ li Ahkam Al Qur’an dan data sekunder yang digunakan merujuk pada buku-buku, ilmu qira’at, dan sumber bacaan yang lainnya yang berhubungan dengan tema penelitian. Hasil penelitian ini adalah implikasi qira’at yang dan pengaruhnya terhadap tafsir, terutama yang berkaitan dengan istinbath hukum, dalam hal ini berkaitan dengan kajian ayat-ayat thaharah. Perbedaan qiraat memberikan kontribusi yang penting dalam pengambilan keputusan (istinbath) hukum. Pengaruh tersebut rata-rata bersifat positif, dalam arti bahwa perbedaan penafsiran yang disebabkan perbedaan qiraat bersifat saling melengkapi, saling menguatkan, saling menjelaskan. Kalaupun terdapat perbedaan yang tidak bisa dikompromikan maka hal itu justru memberikan alternatif kepada umat Islam untuk menjalankan agamanya secara lebih beragam dan lebih mudah sesuai tuntutan situasi dan kondisi.
Managerial Supervision from a Qur’anic Perspective: Insights for Madrasah Leadership in Islamic Education
Zufriyatun;
Ismunadi, Ali;
Muttaqin, Sufyan;
Mukhammad;
Sadarman
Tafkir: Interdisciplinary Journal of Islamic Education Vol. 6 No. 1 (2025): Integrative Islamic Education
Publisher : Pascasarjana Universitas KH. Abdul Chalim
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.31538/tijie.v6i1.1721
Exploration of the integration of Qur'anic values in managerial supervision is still rare. This research conducted in the Riau Islands proposes a Qur'an-based supervision framework that is proven to improve school management and support the achievement of the eight National Education Standards (SNP). In addition to improving school management, the integration of religious values also contributes to the establishment of a more holistic and quality learning environment. Using a qualitative approach, data were collected from nine madrasahs through interviews, observation and document analysis. The findings show that the application of Qur'anic values, such as tawhid (oneness of God), amanah (trust) and shura (deliberation), improves leadership effectiveness, managerial efficiency and learning quality. This model allows madrasahs to be more adaptive in facing modern educational challenges, such as limited resources and increased professionalism of educators. The implementation of Qur'an-based supervision not only improves institutional governance but also strengthens the moral and ethical aspects of educational leadership. Further research is needed to test the application of this model in various educational contexts to optimise its benefits, both in public schools and higher education institutions, so that Qur'an-based supervision can be applied more widely and effectively.