Claim Missing Document
Check
Articles

Found 34 Documents
Search

Pembentukan Perilaku Nilai-Nilai Pendidikan Islam Bagi Anak Sejak Dini Melalui Keluarga yang Berkualitas Ainun Mardhiah; Sulaiman Sulaiman

Publisher :

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32672/tarbawi.v10i2.4766

Abstract

Keluarga yang berkualitas akan melahirkan keturunan yang berkualitas. Kaedah berpikir sederhana ini tentu dapat diterima semua orang. Namun masih ada orang tua yang mengabaikan keluarga yang berkualitas, sehingga anak sebagai keturunan tidak mendapatkan pendidikan Isam dengan baik. Berdasarkan alasan ini peneliti tertarik mengkaji;“Bagaimanaupaya pembentukan perilaku nilai-nilai pendidikan Islam bagi anak melalui keluarga yang berkualitas”. Kajian ini diambil melalui kajian pustaka (Librari Research) dengan menggunakan content analysis. Oleh karena itu, data akan dianalisis dengan menggunakan langkah-langkah: reduksi data, penyajian data dan kesimpulan atau verifikasi. Dari hasil olah data dapat disimpulkan bahwa kualitas keluarga mempengaruhi perilaku nilai-nilai pendidikan Islam bagi anak, karena itu dalam upaya pembentukan perilaku nilai-nilai pendidikan Islam bagi anak sejak dini melalui keluarga yang berkualitas harus dilakukan dengan cara menyeleksi calon pendamping hidup sejak awal pernikahan. Carilah pasangan hidup yang baik sesuai anjuran agama, sehingga keluarga sakinah mawadah yang diimpikan akan terwujud sesuai harapan. Jika keluarga baik, maka pertumbuhan dan pendidikan anak akan baik dan hal tersebut dapat dilakukan sejak dari dalam kandungan Ibu.
IMPLEMENTASI KURIKULUM PENDIDIKAN ISLAM INKLUSIF DI PERGURUAN TINGGI KEAGAMAAN ISLAM NEGERI Sulaiman Ismail; Sulaiman W
Edukasi Islami : Jurnal Pendidikan Islam Vol 11, No 01 (2022): Edukasi Islami: Jurnal Pendidikan Islam
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Islam Al Hidayah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30868/ei.v11i01.3538

Abstract

 Nilai pluralisme perlu diterapkan dalam kurikulum pendidikan agama Islam. Kurikulum pendidikan yang bernilai  toleran mengajarkan pemahaman dan upaya untuk bisa hidup dalam lingkungan perbedaan agama dan budaya. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan data yang diperoleh dari tiga Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri di Aceh  (IAIN Langsa, IAIN Lhokseumawe, dan STAIN Gajah Putih Takengon)  mengenai implementasi kurikulum pendidikan Islam inklusif yang diterapkan di ketiga institusi tersebut. Data dikumpulkan melalui observasi, wawancara, serta telaah dokumen yang terkait dengan kurikulum. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pendidikan bercorak pluralis dilaksanakan dalam cara; (1) Mengakui keberagaman latar belakang dari tiap-tiap dosen dan mahasiswa dengan keberbedaannya; (2) Mendorong secara spesifik agar tiap-tiap dosen dan mahasiswa untuk saling menghargai; (3) Membuka akses partisipasi pemahaman moderasi bagi mahasiswa. Penerapan kurikulum berbasis inklusif masih cenderung dilaksanakan dalam berntuk hidden curriculum, sementara pelaksanaan kurikulum formal masih terbatas dalam pemberian beberapa mata kuliah. Faktor pendukung pelaksaaan pendidikan inklusif adalah adanya peraturan program yang dicanangkan oleh Kementerian Agama RI sementara faktor penghambat muncul dari kesalah pahaman dan stigma negatif yang muncul dari tengah-tengah masyarakat.
Eksistensi Pendidikan Islam Nahdlatul Ulama Ishak Ishak; Sulaiman W.
Jurnal Pendidikan dan Konseling (JPDK) Vol. 4 No. 5 (2022): Jurnal Pendidikan dan Konseling
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jpdk.v4i5.6711

Abstract

Pendidikan NU merupakan sejarah panjang yang mengikuti perjalanan bangsa Indonesia. Dalam konteks pendidikan keberadaan NU hingga saat ini selalu ditopang oleh pesantren. Oleh karena itu, Pesantren adalah basis kekuatan NU yang melahirkan para ulama dan kiai, kemudian membentuk jamâiyah NU dan berjuang di dalamnya. Pada zaman penjajah, pesantren bersikap non kooperatif bahkan mengadakan konfrontasi terhadap penjajah. Akibat dari sikap tersebut, maka pemerintah kolonial ketika itu mengadakan kontrol dan pengawasan yang ketat terhadap pesantren. Setelah Indonesia merdeka, pesantren tumbuh dan berkembang dengan pesat, hal itu dikarenakan eksistensi pendidikan NU memiliki dua ciri keunggulan; (1) Aliyâh itimad alannafsi (berdikari), (2) Fil Ijtimaiyah (memasyarakat) yang berarti dari masyarakat dan untuk masyarakat.
Menyelisik Ajaran Multikultural Melalui Pendidikan Islam Sulaiman W; Zainuddin Zainuddin
Jurnal Pendidikan dan Konseling (JPDK) Vol. 4 No. 5 (2022): Jurnal Pendidikan dan Konseling
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jpdk.v4i5.7035

Abstract

Keragaman dalam hidup tidak terbantahkan. Oleh karena itu, multikulturalisme sebagai cara pandang yang sesuai bagi kehidupan manusia adalah langkah baik untuk mempererat silaturrahmi antara sesama manusia. Tujuan tulisan ini adalah untuk menyelisik ajaran multikultural melalui pendidikan Islam. Melalui kajian data pustaka (Librari Research) dengan menggunakan content analysis yang diambil dari dokumen-dokumen, baik berupa buku-buku maupun kajian-kajian jurnal yang berhubungan dengan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa multikulturalisme tidak bertentangan dengan ajaran pendidikan Islam. Hal tersebut dapat di telisik kepada tiga aspek; (1) Aspek teologis, (2) Aspek historis, dan (3) Aspek sosiologis. Kata Kunci: Menyelisik, Ajaran Multikultural, Pendidikan Islam.   Abstract The diversity in life is undeniable. Therefore, multiculturalism as a perspective that is suitable for human life is a good step to strengthen friendship between human beings. The purpose of this paper is to investigate multicultural teachings through Islamic education. Through the study of library data (Library Research) using content analysis taken from documents, both in the form of books and journal studies related to the discussion, it can be concluded that multiculturalism does not conflict with the teachings of Islamic education. This can be investigated in three aspects; (1) Theological aspects, (2) historical aspects, and (3) sociological aspects.  
Pendidikan Pesantren Aceh Anti Radikalisme Sulaiman Ismail; Sulaiman W Sulaiman W
Jurnal Pendidikan dan Konseling (JPDK) Vol. 4 No. 6 (2022): Jurnal Pendidikan dan Konseling: Special Issue (General)
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jpdk.v4i6.10785

Abstract

Tulisan ini bertujuan untuk mendeskripsikan bahwa pendidikan pesantren di Aceh anti radikal. Pesantren di Aceh lebih dikenal dengan sebutan “Dayah” adalah sebuah lembaga pendidikan yang secara khusus mengajarkan dasar-dasar keislaman (teologi) bagi santrinya. Pesantren merupakan lembaga pendidikan Islam tradisional yang berkembang luas di Indonesia. Pesantren atau Dayah pada umumnya, mengajarkan budaya damai dan lebih banyak menampakkan karakter Islam yang moderat dan bermartabat. Pesantren-pesantren yang ada di Aceh maupun lainnya, terutama yang bermazhab Syafi’i, menampilkan sikap akomodasi yang seimbang dengan budaya setempat sehingga pesantren mengalami pembauran dengan masyarakat secara baik. Pesantren dalam pandangan masyarakat dikenal sebagai lembaga pendidikan yang bersifat tradisional yang bertujuan untuk memahami, menghayati, dan mengamalkan ajaran Islam dalam kehidupan masyarakat sehari-hari. Pesantren sebagai lembaga pendidikan yang tumbuh dari masyarakat, pesantren telah turut berperan menyelenggarakan proses pendidikan yang telah mentransmisikan ilmu holistik, sehingga jika tradisi pendidikan ini dijaga, maka pesantren akan mampu menghasilkan ilmuwan Muslim yang memiliki kompeten.
Karakteristik Masyarakat Islam Perspektif Al-Qur’an: Analisis QS. Ali-Imran Ayat 110 Husnul Fikry; Sulaiman W; Nuraini Nuraini; Ainun Mardhiah
TAFSE: Journal of Qur'anic Studies Vol 7, No 2 (2022)
Publisher : Program Studi Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir Fakultas Ushuluddin dan Filsafat, UIN Ar-Raniry

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22373/tafse.v7i2.13898

Abstract

The Qur’an as a guide has not been understood by some Muslim communities. Therefore, bad behavior still occurs, so the character of Islamic society has a bad impact. This discussion is to reveal "How are the characteristics of Islamic society from the perspective of the Qur'an". Method of discussion uses a thematic interpretation approach, collecting Qur'anic verses related to "characteristics of Islamic society." The data is processed based on two sources. (a) The primary source is in the form of Qur'anic verses related to "characteristics of Islamic society" and its interpretation; (b) secondary sources that are closely related to the main material in the discussion, such as books, such as Qurani Society and Tracing the Concept of Ideal Society in the Qur'an, as well as several books of interpretation, such as the book of interpretation of Al-Mishbah, Al-Azhar, etc. The results show that the Islamic community is made up of people who have the best character, provided that they are carrying out the rules of Allah SWT. There are three reasons why Muslims are the best people. 1. Muslims are believers. 2. Muslims are people who always advocate for goodness (amar ma'rûf), and 3. Muslims are people who do not allow crimes that can damage society (nahi mungkar).Abstrak: Al-Qur’an sebagai petunjuk belum dipahami oleh sebagian masyarakat muslim. Oleh karena itu, perilaku tidak baik masih saja terjadi, sehingga karakter masyarakat Islam berdampak buruk. Pembahasan ini untuk mengungkapkan; “Bagaimana Karakteristik Masyarakat Islam Perspektif Al-Qur’an". Metode pembahasan ini menggunakan pendekatan tafsir tematik, mengumpulkan ayat-ayat Alquran yang berkaitan dengan “karakteristik masyarakat Islam”. Data diolah berdasarkan dua sumber. (a) Sumber primer berupa ayat-ayat Alquran yang berkaitan dengan “karakteristik masyarakat Islam” dan penafsirannya, (b) Sumber sekunder yang erat kaitannya dengan bahan pokok dalam pembahasan, seperti buku; Qurani Society, Menelusuri Konsep Masyarakat Ideal dalam Alquran, serta beberapa kitab tafsir, seperti kitab tafsir Al-Mishbah, Al-Azhar, dan lain-lain. Hasil menunjukkan bahwa masyarakat Islam perspektif Alquran adalah umat yang memiliki karakter terbaik dengan syarat selagi umat Islam tersebut menjalankan aturan Allah SWT. Ada tiga alasan bahwa umat Islam adalah umat terbaik. 1. Umat Islam adalah umat yang beriman kepada Allah SWT. 2. Umat Islam adalah umat yang senantiasa menganjurkan kepada kebaikan “amar ma'rûf” dan 3. Umat Islam adalah umat yang tidak membiarkan kejahatan yang dapat merusak masyarakat “nahi mungkar.”
Pembinaan Pendidikan Islam Bagi Calon Pengantin Melalui Kursus CATIN Sulaiman Ismail; Sulaiman W. Sulaiman W.
EDUKATIF : JURNAL ILMU PENDIDIKAN Vol 5, No 1 (2023)
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/edukatif.v5i1.4509

Abstract

Kursus calon pengantin adalah sebuah upaya mencegah perceraian. Oleh karena itu, setiap calon pengantin harus mengikuti kursus calon pengantin sebagaimana amanat dalam Peraturan Direktur Jendral Bimbingan Masyarakat Islam Nomor DJ.II/491 Tahun 2009. Dengan demikian, penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pelaksanaan pembinaan pendidikan Islam melalui kursus calon pengantin di KUA Kecamatan Sekerak Kabupaten Aceh Tamiang Provinsi Aceh sebagai upaya membentuk keluarga yang sakinah, mawaddah dan warahmah. Metode penelitian yang digunakan berbentuk kualitataif dengan pengambilan data melalui observasi, wawancara dan dokumentasi dengan teknik triangulasi guna untuk meningkatkan kredibilitas dalam pembahasan ini. Hasil pembahasan menunjukkan sebagai berikut. (1) Bentuk pendidikan kursus calon pengantin dilaksanakan secara berpasangan dengan menggunakan metode ceramah dan tanya jawab dengan durasi waktu 3 jam. (2) Terdapat beberapa kendala terhadap pelaksanaan pendidikan kursus calon pengantin di lapangan, diantaranya tentang kehadiran calon pengantin, waktu pelaksanaan, jumlah tutor yang masih kurang, sarana dan prasarana. Dengan demikian harapan besar kepada pemerintah agar menambah jumlah tutor di KUA dan perbaikan sarana dan prasarana agar pendidikan kursus calon pengantin dapat berjalan lebih baik.
Model dan Pelaksanaan Peningkatan Kualitas Mahasiswa dan Kinerja Dosen Melalui Kegiatan Ekstra Kurikuler Sulaiman Ismail; Sulaiman W. Sulaiman W.
EDUKATIF : JURNAL ILMU PENDIDIKAN Vol 5, No 1 (2023): February
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/edukatif.v5i1.4460

Abstract

Komponen penting terkait mutu pendidikan Perguruan Tinggi adalah profesionalisme dosen dan kualitas mahasiswa. Penelitian ini bermaksud untuk mengetahui model dan implementasi kegiatan ekstrakurikuler dalam upaya peningkatan kualitas mahasiswa dan kinerja dosen pada Fakultas Ushuluddin, Adab, dan Dakwah IAIN Langsa. Penelitian field research ini menggunakan data deskriptif kualitatif dengan teknik pengumpulan data melalui Observasi Partisipan, Wawancara, dan Dokumentasi. Penelitian ini menyimpulkan bahwa perencanaan yang sistematis dan pelaksanaan yang disiplin oleh dosen dan mahasiswa akan membuat komunikasi intra personal dosen dan mahasiswa terkait keahlian dan keterampilan dalam kegiatan ekstrakurikuler menjadi dasar pengembangan kualitas mahasiswa yang siap merespon kebutuhan pasar dan kinerja dosen yang profesional terhadap berbagai keadaan yang menuntut pelayanan yang baik berdasarkan kapasitasnya.
Kreativitas Guru PAI dalam Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Pendidikan Agama Islam pada Sekolah Dasar Sulaiman Ismail; Sulaiman W.
Journal on Education Vol 5 No 3 (2023): Journal on Education: Volume 5 Nomor 3 Tahun 2023
Publisher : Departement of Mathematics Education

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This study aims to discover how PAI teachers' creativity in improving the quality of Islamic education at SD Negeri Edit. The method used in this discussion is a field study, to be precise at SD Negeri Sunting. The approach used is qualitative. namely a study aimed at describing and analyzing phenomena, events of social activity, attitudes, beliefs, and perceptions of thought. The results of the discussion show as follows. (1) The creativity of PAI teachers in improving the quality of Islamic education at SD Negeri Sunting is already in the good category. It can be seen that PAI teachers always participate in MGMP (Subject Teacher Deliberations) activities in improving Islamic Religious Education in schools. (2) The supporting factor for the creativity of PAI teachers in improving the quality of learning at SD Negeri Sunting is the support factor from the principal himself. Where the principal always provides the widest possible opportunity and support in developing the quality of PAI teachers. This support is in the form of moral and financial according to the ability of the school. Meanwhile, the inhibiting factor is the lack of financial support provided in realizing teacher creativity in efforts to improve the quality of Islamic Religious Education learning in schools.
Implementasi Media Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (Studi Kasus Hadis Jibril) Sulaiman Ismail; Sulaiman W
Edukasi Islami : Jurnal Pendidikan Islam Vol 12, No 01 (2023): Edukasi Islami: Jurnal Pendidikan Islam
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Islam Al Hidayah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30868/ei.v12i01.4298

Abstract

Tulisan ini bertujuan untuk mendeskripsikan tentang; “Implementasi Media Pembelajaran Pendidikan Agama Islam: Studi Kasus Hadis Jibril”. Kajian ini, tidak bermaksud membahas isi matan hadis, namun lebih terfokus pada media pembelajaran yang di setting Malaikat Jibril bersama Rasulullah saw untuk menyampaikan Islam, Iman, dan Ihsan sebagai pokok ajaran Islam. Oleh karena itu, pengolahan data diulas dengan deskriptif kualitatif yang diambil dari deskriptif hadis Jibril bersama Rasulullah saw. Dari deskriptif hadis tersebut terdapat tiga temuan mendasar yang menjadi diskursus pokok dalam media pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI); (1) Pemilihan Media Pembelajaran Harus Sesuai Materi dan Tujuan Pembelajaran, (2) Media Pembelajaran dapat Membangun Kedekatan Guru dengan Siswa, (3) Guru Sebagai Pengguna Media Pendidikan Harus Menarik dan Profesional.