Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI (PENGETAHUAN, SIKAP DAN KETERAMPILAN) BIDAN TERHADAP KETEPATAN RUJUKAN PADA KASUS PREEKLAMSI DI KABUPATEN KARAWANG Rahayu Dwikanthi; Islami Islami
Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan Vol 6, No 3 (2015): JURNAL ILMU KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
Publisher : Universitas Muhammadiyah Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Preeklamsia merupakan salah satu penyebab utama morbiditas dan mortalitas perinatal di Indonesia, yang sebenarnya kematian karena preeklamsi ini bisa dicegah dengan adanya deteksi dini pada saat pemeriksaan kehamilan. Salah satu strategi  penurunan AKI di Indonesia adalah memantapkan sistem rujukan, dalam hal ini dibutuhkan tenaga kesehatan yang kompeten. Rujukan pada kasus preeklamsi yang tepat, baik rujukan dini, berencana maupun rujukan tepat waktu, dalam kondisi yang baik serta tepat waktu ke fasilitas rujukan akan mampu menyelamatkan jiwa para ibu. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis korelasi antara kompetensi Bidan dengan ketepatan rujukan pada kasus Preeklamsi.Metode penelitian ini adalah mixed  methods  model sequential explanatory. Populasi adalah semua bidan yang berpraktik di wilayah kerja Kabupaten Karawang, yang  melakukan rujuk kasus Preeklamsi ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Karawang. Penentuan sampel kuantatif dilakukan dengan menggunakan teknik  sampling kuota,  penelitian kualitatif  digunakan purposive sampling. Sampel yang digunakan sebanyak 95 orang Bidan. Data Kualitatif dikumpulkan melalui  Focus Group Discussion (FGD). Penelitian  dilakukan di RSUD Kabupaten Karawang dan tempat praktik bidan di wilayah kerja Kabupaten Karawang  pada bulan Juni s.d.Agustus 2012Hasil penelitian menunjukkan ketepatan rujukan pada kasus Preeklamsi pada bidan berpengetahuan tinggi 42,1%, pada sikap yang mendukung 62,1% dan bidan berketerampilan tinggi 33,6%.  kompetensi (pengetahuan, sikap dan keterampilan) bidan dengan ketepatan rujukan sebesar 31,5%. Kompetensi (pengetahuan, sikap dan keterampilan) berhubungan dengan ketepatan rujukan dengan nilai p = 0,031.  Selain pengetahuan, sikap dan keterampilan, dukungan sosial dan akses pelayanan kesehatan juga berkontribusi terhadap ketepatan rujukan.Simpulan dalam penelitian ini kompetensi (pengetahuan, sikap dan keterampilan) Bidan berhubungan dengan  ketepatan rujukan pada kasus Preeklamsi. Keterampilan dan pengetahuann memiliki peranan paling tinggi terhadap kompetensi.
Pemberdayaan Potensi Kader Posyandu Dalam Wirausaha Tempe Olahan Sebagai Upaya Pencegahan Anemia Pada Remaja Putri Dan Wanita Usia Subur Melalui Kegiatan UMKM Mardianti; Rahayu Dwikanthi; Irna Trisnawati; Lia Komalasari; Mamat
Jurnal Pengabdian Masyarakat Mandira Cendikia Vol. 4 No. 2 (2025)
Publisher : YAYASAN PENDIDIKAN MANDIRA CENDIKIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.70570/jpkmmc.v4i2.1641

Abstract

Setiap individu atau kelompok masyarakat memiliki potensi usaha yang berbeda-beda sesuai dengan kapasitas, situasi dan sumber daya yang dimiliki. Desa Linggarsari merupakan desa yang memiliki potensi wirausaha yang layak untuk dikembangkan. Kelompok masyarakat yang terorganisir dan telah merintis beberapa usaha rumahan salah satunya kelompok kader posyandu. Kader posyandu, disamping memiliki peranan secara sukarela melaksanakan kegiatan posyandu dalam lingkup kesehatan, kader juga diharapkan mampu meningkatkan kesejahteraan keluarganya dalam bentuk kegiatan produksi rumahan. Program Pengembangan Desa Mitra ini, bertujuan menghasilkan kelompok masyarakat yaitu kader posyandu untuk berwirausaha secara mandiri berbasis Usaha Kecil Menengah (UKM), melalui program yang terintegrasi, dengan melibatkan narasumber dibidang pengembangan potensi usaha. Pembinaan kewirausahaan dilaksanakan pada 20 kader kesehatan dan Wanita Usia Subur (WUS) serta Remaja Putri (Rematri). Kegiatan pelatihan kader dan penyuluhan telah terlaksana, serta telah dilakukan monitoring dan evaluasi Hasil kegiatan program pengembangan desa mitra ini adalah terdapat peningkatan pengetahuan kader posyandu tentang manfaat tempe sebagai nutrisi pencegah anemia sebesar 18 poin dan peningkatan motivasi kader kesehatan sebesar 25 point dalam memberikan support kepada setiap keluarga untuk mengkonsumsi olahan tempe dan memasukkan tempe sebagai menu utama dalam keluarga serta setiap kader posyandu memiliki Nomor Izin Berusaha (NIB), sehingga memudahkan pemasaran produk olahan tempe. Disarankan agar kemandirian kader dalam meningkatkan kesejahteraan dan memotivasi masyarakat berperilaku sehat didukung oleh tokoh masyarakat, sehingga anemia pada remaja putri (Rematri) dan wanita usia subur (WUS) dapat dicegah sedini mungkin, yang memberi dampak pada penurunan angka morbiditas dan mortalitas pada ibu