Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search
Journal : Journal of Animal Research and Applied Science

EVALUASI PH DAN UJI ORGANOLEPTIK YOGURT DENGAN PENAMBAHAN GELATIN KULIT KELINCI: PH EVALUATION AND ORGANOLEPTIC TESTS OF YOGURT WITH THE ADDITION OF RABBIT SKIN GELATIN Putrawan Latif; Wehandaka Pancapalaga; Indah Prihartini
Journal Animal Research and Applied Science Vol. 4 No. 1 (2023): Juni 2023
Publisher : Study Program of Animal Science

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22219/aras.v4i1.27988

Abstract

Yogurt merupakan salah satu hasil olahan susu dengan cara difermentasi sehingga rasanya asam dan manis. Proses pengasaman dan penggumpalan protein pada yogurt membuat yogurt mudah dicerna oleh tubuh. Selain itu, keberadaan asam laktat pada yogurt juga membuat penyerapan kalsium di dalam tubuh menjadi lebih baik. Melalui penambahan gelatin kulit kelinci selama proses pembuatan yogurt akan menghasilkan yogurt yang mempunyai warna, rasa, aroma, dan tekstur yang khas. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penambahan gelatin kulit kelinci terhadap pH dan organoleptik yogurt. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL), dengan perlakuan penambahan konsentrasi pemberian gelatin kulit kelinci 0%, 1%, 2%, 3%, dan 4% dari volume susu segar (w/v). Data yang diperoleh dianalisis menggunakan Analisis Variasi (ANAVA). Apabila terdapat perbedaan nyata antar perlakuan, dilanjutkan dengan uji Duncan’s Multiple Range Test. Perubahan yang diteliti dalam penelitian ini adalah pH dan Uji Organoleptik. Dari analisis variasi (ANAVA) yang dilakukan menunjukan bahwa penambahan gelatin kulit kelinci dengan konsentrasi berbeda berpengaruh tidak nyata terhadap nilai pH (P>0,05) akan tetapi berpengaruh sangat nyata (P< 0,01) pada uji organoleptik parameter warna, rasa, aroma, dan tekstur yogurt. Rata - rata pH yogurt yang diperoleh dari hasil penelitian dengan penambahan  gelatin kulit kelinci  sebesar 3.88. Yogurt yang lebih disukai oleh  panelis  pada level P1 (1%) khususnya warna, rasa dan tekstur. Untuk aroma panelis lebih menyukai P2 (2%). Kesimpulan dari penelitian ini adalah penambahan jumlah level konsentrasi gelatin kulit kelinci tidak mempengaruhi nilai pH yogurt. Namun penambahan level gelatin mempengaruhi pada uji organoleptik meliputi warna, rasa, aroma dan tekstur yogurt. Rata rata pH yogurt yang diperoleh dari hasil penelitian dengan penambahan gelatin kulit kelinci sebesar 3.88. Yogurt yang lebih disukai oleh panelis pada level P1 (1%) khusunsya terhadap warna, rasa dan tekstur, sedangkan untuk aroma panelis lebih menyukai P2 (2%).
SUHU KERUT DAN KETAHANAN RETAK KULIT KELINCI (Oryctolagus cuniculus) SAMAK PADA BERBAGAI KONSENTRASI MIMOSA: WRINKLE TEMPERATURE AND CRACK RESISTANCE OF RABBIT (Oryctolagus cuniculus) TANNING SKIN IN VARIOUS MIMOSA CONCENTRATIONS Prayogo, Muhammad Bangun; Pancapalaga, Wehandaka; Hartatie, Endang Sri
Journal of Animal Research and Applied Science Vol. 5 No. 1 (2024): Juni 2024
Publisher : Universitas Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22219/aras.v5i1.37932

Abstract

Potensi kulit kelinci di Indonesia sangat melimpah. Itu membuat peningkatan limbah kulit. Oleh karena itu, perlu dilakukan penyamakan agar kulit kelinci dapat bertahan lebih lama. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui mimosa pengaruh konsentrasi terhadap suhu kerut dan ketahanan retak untuk mengetahui tingkat konsentrasi mimosa terbaik. Metode penelitian yang digunakan adalah rancangan acak lengkap (RAL), dengan perlakuan konsentrasi mimosa : 5%, 10%, 15%, 20%. Variabel yang diukur adalah suhu kerut dan ketahanan retak. Hasil yang diperoleh dari pengaruh konsentrasi mimosa terhadap nilai suhu kerut tertinggi 20% sebesar 84,33 oC dan terendah pada 5% adalah 70,33 oC. Diperoleh hasil konsentrasi terhadap ketahanan retak nilai terendah 5% adalah 4,75 dan nilai tertinggi 20% adalah 5,32. Kesimpulan dari hasil penelitian, semakin tinggi tingkat mimosanya diberikan, hal ini akan meningkatkan suhu kerutan pada kulit kelinci tetapi tidak berpengaruh menuju tahan retak. Kadar konsentrasi mimosa terbaik adalah sebesar 20%
PENGARUH LAMA PERENDAMAN PEWARNA ALAMI EKSTRAK KULIT BUAH NAGA (Hylocereuspolyrhizus) TERHADAP KEKUATAN BENGKUNG DAN KELEMASAN KULIT KELINCI SAMAK MIMOSA : THE EFFECT OF LONG SOAKING OF NATURAL DYEING DRAGON FRUIT (Hylocereuspolyrhizus) SKIN EXTRACT ON THE BOND STRENGTH AND WEAKNESS OF MIMOSA RABBIT SKIN Isnaini, Arif Bakhtiar; Pancapalaga, Wehandaka; Hartatie, Endang Sri
Journal of Animal Research and Applied Science Vol. 5 No. 1 (2024): Juni 2024
Publisher : Universitas Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22219/aras.v5i1.38253

Abstract

Pewarnaan merupakan proses akhir pengolahan kulit untuk memperindah penampakan produk kulit tersamak. Pewarnaan kulit pada umumnya dilakukan dengan menggunakan pewarna sintetis, akan tetapi penggunaan nya banyak menimbulkan dampak negatif berupa pencemaran pada lingkungan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh perendaman ektrak kulit buah naga terhadap kekuatan bengkung dan kelemasan kulit kelinci samak mimosa dan mencari lama perendaman terbaik pada proses pewarnaan. Penelitian ini menggunakan kulit kelinci sebagai materi dan ekstrak kulit buah naga sebagai pewarna alami dengan perlakuan lama perendaman selama 60, 90 dan 120 menit dengan variable control perendaman selama 5 menit dengan napthol. Parameter yang di analisis meliputi kekuatan bengkung dan kelemasan. Hasil pewarnaan alami ekstrak kulit buah naga menghasilkan kulit kelinci samak mimosa dengan nilai kekuatan bengkung 3 (retakan) perendaman 5 menit menggunakan nepthol, dan 2 (sedikit retek) pada perendaman 60, 90, dan 120 menit. Dengan menggunakan penilaian standard grey scale dan kelemasan 2.09 mm sampai 2.56 mm. Analisis Kruskal wallis yang dilakukan menunjukkan pengaruh nyata (P < 0.05) selanjutnya dari uji Mann Whitney menunjukkan lama perendaman terbaik adalah 60 menit jika ditinjau dari kekuatan bengkung. Kesimpulan dari penelitian ini adalah lama perendaman ekstrak kulit buah naga pada proses pewarnaan kulit kelinci samak mimosa memberikan pengaruh yang sangat nyata terhadap kekuatan bengkung tetapi berpengaruh tidak nyata pada uji kelemasan. Adapun lama waktu perendandaman terbaik adalah 60 menit