Claim Missing Document
Check
Articles

Found 12 Documents
Search

Pengembangan Rosella Ungu (Hibiscus sabdariffa) sebagai Minuman Isotonik Berpotensi Antioksidan dan Mampu Meningkatan Kebugaran Tubuh Setyaningrum Ariviani; Gusti Fauza; Cristiva Pawestri
agriTECH Vol 37, No 4 (2017)
Publisher : Faculty of Agricultural Technology, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (398.37 KB) | DOI: 10.22146/agritech.12739

Abstract

Exercise induces more body fluid loss and free radicals formation. Therefore, the body requires an intake of isotonic drink that rich in antioxidant. Plasma antioxidant has an effect on the human physical fitness. Having high level of anthocyanin and vitamin C, dark red roselle (Hibiscus sabdariffa L) has antioxidant capacity. However, the application of dark red roselle extract as an isotonic drink has not yet been reported. This research was aimed to develop red dark roselle as an isotonic drink with high level of antioxidant and ability to increase human physical fitness in exercise. This study was conducted in two stages. The first stage was extraction of dark red roselle with different solvent. The extract with highest antiradical activity was used for isotonic drink formulation. In the second stage, the antioxidant capacity and its effectiveness on improving physical fitness in exercise were evaluated on the isotonic drink with the highest level of consumer preference. The result showed that extraction technique using distilled water gave an extract with the highest antiradical activity. The isotonic drink containing 50% dark red roselle extract showed the highest consumer preference level. The drink showed to have potentially antiradical and capability for increasing physical fitness in exercise with the score of PFI (physical fitness index) reached 52.3 indicating a medium level of physical fitness.             ABSTRAKOlahraga menginduksi kehilangan cairan tubuh dan pembentukan radikal bebas yang lebih banyak. Oleh karena itu, tubuh membutuhkan asupan minuman isotonik yang kaya antioksidan. Antioksidan plasma berpengaruh pada kebugaran tubuh manusia. Rosella ungu (Hibiscus sabdariffa L) memiliki kapasitas sebagai antioksidan karena memiliki kadar antosianin dan vitamin C yang tinggi. Aplikasi ekstrak rosella ungu sebagai minuman isotonik belum pernah dilakukan sebelumnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan rosella ungu sebagai minuman isotonik yang berpotensi antioksidan dan mampu meningkatkan kebugaran tubuh pasca stress fisik. Penelitian ini dilakukan dalam beberapa tahap. Ekstraksi rosella ungu menggunakan pelarut yang berbeda dilakukan pada tahap pertama. Ekstrak dengan aktivitas antiradikal tertinggi digunakan untuk formulasi minuman isotonik. Pada tahap terakhir, minuman isotonik dengan tingkat kesukaan konsumen tertinggi dievaluasi kapasitas antioksidan dan efektivitasnya dalam peningkatan kebugaran tubuh pasca stress fisik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa teknik ekstraksi menggunakan air sebagai pelarut menghasilkan ekstrak dengan aktivitas antiradikal tertinggi, yaitu mencapai ekuivalen 93,16 ± 3,94 mmol BHT/L. Minuman isotonik dengan penggunaan 50% ekstrak rosella ungu menunjukkan tingkat kesukaan konsumen tertinggi. Minuman isotonik rosella ungu terbukti berpotensi sebagai antiradikal dan mampu meningkatkan kebugaran tubuh pasca stress fisik dengan skor IKJ (indeks kesegaran jasmani) mencapai 52,3 yang mengindikasikan tingkat kebugaran sedang.
Introduksi Produksi Nugget PasTa untuk Diversifikasi dan Inovasi Pangan dari Ampas Tahu pada UKM Tahu Makmur Dian Rachmawanti; Endi Irfan Aryanto; Gusti Fauza; Dimas Rahadian Aji Muhammad
MATAPPA: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Volume 4 Nomor 3 Tahun 2021
Publisher : STKIP Andi Matappa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31100/matappa.v4i1.1121

Abstract

Tahu Makmur is a small medium enterprise (SME) located in Wonosari-Klaten, Central Java Province. Currently, the SME produces ± 5,000 fried tofu per day. Unfortunately, this production activity leaves a lot of tofu dregs that are wasted. Whereas 100 g of tofu dregs still contains 26.6 g of protein and 41.3 g of carbohydrates, meaning that this byproduct is still potential to be processed into a good food product. An alternative to utilize tofu dregs is to process it into a nugget. Nugget is a food product which is usually made from chicken or beef as the main raw material. The innovation in making nuggets could be done by replacing the meats with tofu dregs. The introducing the technology for making nugget-tofu dregs based (so called: 'PasTa nugget') to Tahu Makmur aims to increase its effectiveness and productivity. Tofu dregs that were previously not utilized will be processed into innovative nuggets that have better economic value. The activities are carried out during August-November 2021 through three stages, namely 1) observation and socialization of the PasTa nugget formula to Tahu Makmur, 2) nugget making practices, 3) calculating the cost of goods manufactured (COGs). From this activity, the process of making PasTa nuggets has been introduced to SME Tahu Makmur as well as the COGs has been calculated to help the SME estimates the feasibility of this PasTa nugget business from the financial perspective. From the calculation of fix cost and variable cost, the COGs for the product is 7,686 IDR. Assuming a sales profit margin around 60%, the selling price of PasTa nuggets will be 13,000 IDR, - per 200 g package. The price is quite competitive compared to similar products sold in the market.
APLIKASI MATCHA GREEN TEA DAN SARI JERUK LEMON DALAM PRODUKSI SERABI SOLO DI UKM LINCO’S SOLO [MATCHA GREEN TEA AND LEMON JUICE APPLICATION OF SERABI SOLO PRODUCTION IN SME LINCO’S SOLO] Esti Widowati; Gusti Fauza; Rizky Nugrahaningtyas; Dinta Selma Petriani
Jurnal Sinergitas PKM & CSR Vol 4, No 2 (2020): April
Publisher : Universitas Pelita Harapan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19166/jspc.v4i2.2137

Abstract

Serabi Solo is a traditional food made from rice flour, coconut milk, sugar, salt, water and other ingridients. Serabi is round, flat and porous. Coconut milk was used to develop serabi's taste making it sweet and savory. However, rancidity can decrease quality of serabi during shelf life. Mold growth also affects food safety of this perishable food. Serabi Solo is developing as gift that has longer shelf life beside flavor and appearance variations. Concrete solutions to inhibit rancidity were matcha green tea because of poliphenol as an antioxidant. Matcha green tea addition and pasteurization improved Serabi Solo quality and inhibited rancidity. Based on previous research, matcha green tea 1% made Serabi shelf life longer (24,66 hours). Other solution was coconut milk pretreatment. According to previous research, lemon juice pH 3 was used in coconut milk with hurdle technique made Serabi Solo has shelf life longer (32 hours). Therefore, this activity was to introduce matcha green tea 1% and lemon juice pH 3 to extend shelf of Serabi Solo in SME Linco's Solo.Bahasa Indonesia Abstrak: Kue serabi solo merupakan salah satu makanan tradisional yang terbuat dari tepung beras dan santan. Kue ini bulat, pipih dan berpori-pori. Penambahan santan saat memasak serabi membuat serabi terasa manis dan gurih. Namun, santan dalam serabi selain memberikan rasa gurih juga mudah mengalami kerusakan selama penyimpanan. Munculnya aroma dan rasa tengik yang tidak disukai menyebabkan penurunan kualitas dan daya simpan kue serabi. Selain itu, pertumbuhan kapang juga menjadi masalah keamanan pangan pada serabi. Padahal sebagai produk oleh-oleh, serabi diharapkan memiliki umur simpan lebih panjang selain variasi rasa dan tampilan yang menarik dan kekinian. Solusi aplikatif untuk menghambat ketengikan pada kue serabi solo adalah penggunaan matcha green tea karena mengandung polifenol sebagai antioksidan. Penambahan matcha green tea dan perlakuan pasteurisasi pada santan dapat memperbaiki mutu dan mampu menghambat proses ketengikan sehingga dapat memperpanjang umur simpan kue serabi. Hasil dari penelitian sebelumnya, pada uji ketengikan menunjukkan bahwa kue serabi dengan penambahan matcha green tea konsentrasi 1% memiliki umur simpan selama 24,66 jam. Selain penambahan, matcha green tea, upaya memperpanjang umur simpan serabi yaitu dengan mendesain pretreatment santan. Penelitian sebelumnya menggunakan jenis jeruk dan konsentrasi pH asam sitrat yang paling disukai konsumen dan pengaruh serta lama daya simpan serabi dengan pretreatment santan menggunakan teknik hurdle. Serabi yang paling disukai adalah serabi dengan formula pretreatment santan menggunakan air jeruk lemon dengan pH 3 yang memiliki umur simpan 32 jam. Oleh karena itu, pada kegiatan PkM ini mengaplikasikan matcha green tea 1% dan sari jeruk lemon dengan pH 3 untuk meningkatkan umur simpan serabi terhadap variabel ketengikan di UKM Lincos Solo.  
Penerapan Teknologi Proses Produksi Untuk Meningkatkan Kapasitas Dan Kualitas Kecap Manis UKM Bumi Makmur Sejahtera Gusti Fauza; Heru Sukanto; Catur Sugiarto; Syamsul Hadi; Okid Parama Astirin; Wisnu Nurcahyo; Ari Prasetyo
SEMAR (Jurnal Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Seni bagi Masyarakat) Vol 10, No 2 (2021): November
Publisher : LPPM UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/semar.v10i2.46368

Abstract

Kegiatan pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan tidak hanya kapasitas namun juga kualitas produk kecap manis kecap manis Bumi Makmur Sejahtera (BMS) khas Wonogori yang terdapat di Desa Bulusari, Kecamatan Bulusulur, Wonogiri Jawa Tengah. Dari observasi lapangan ditemukan beberapa permasalahan, yaitu waktu siklus produksi per batch produk yang masih tinggi dan proses produksi yang tidak efisien. Hal ini berdampak terhadao terbatasnya kapasitas produksi UKM. Beberapa proses yang memakan waktu lama adalah proses pemasakan (9 jam) dan pengemasan (12 jam). Permasalahan berikutnya terkait mutu dan keamanan pangan dimana wajan pemasakan yang bersentuhan langsung dengan produk terbuat dari semen (bahan yang bisa mengelupas). Kondisi ini tidak sesuai dengan konsep cara produksi pangan yang baik (CPPB) untuk industri rumah tangga. Oleh sebab pada kegiatan pengabdian ini akan diaplikasikan teknologi proses produksi yang tidak hanya meningkatkan kapasitas namun juga kualitas dan keamanan produk. Tahapan kegiatan yang dilakukan adalah: a) inisiasi dan sosialisasi program, b) pelaksanaan program, c) monitoring dan evaluasi program. Aplikasi teknologi yang diusulkan adalah sebuah  Introduksi lini produksi dengan system pengadukan otomatis dan pengemasan yag lebih efisien. Penerapan teknologi ini diharapkan dapat meningkatkan kapasitas dan kualitas produk kecap. Kemudian penggunaan bahan untuk alat yang terbuat dari stainless steel, merupakan salah satu solusi untuk menurunkan cemaran fisik. Dengan lini produksi baru ini, waktu produksi lebih pendek sehingga kapasitas meningkat signifikan. Disamping itu kualitas akan lebih baik karena dengan pengadukan otomatis adonan akan lebih homogen, serta keamanan pangan juga akan meningkat karena peralatan terbuat dari bahan yang aman untuk pengolahan produk pangan.
Aplikasi Teknologi Proses Pembuatan Cincau Hitam Instan Sebagai Usaha Peningkatan Kesejahteraan Petani Janggelan di Desa Temboro, Kecamatan Karang Tengah, Wonogiri Syamsul Hadi; Okid Parama Astirin; Wisnu Nurcahyo; Gusti Fauza; Haniful Abid
SEMAR (Jurnal Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Seni bagi Masyarakat) Vol 10, No 1 (2021): Mei
Publisher : LPPM UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/semar.v10i1.46374

Abstract

Tujuan kegiatan pengabdian ini adalah untuk meningkatkan kesejahteraan Petani Janggelan di Desa Temboro, melalui aplikasi teknologi proses pembuatan cincau hitam instan. Cincau hitam merupakan produk pangan yang bermanfaat untuk kesehatan. Bahan baku utama pembuatan cincau hitam adalah tanaman janggelan. Tanaman janggelan ini banyak terdapat di Kabupaten Wonogiri dengan luas tanam sebesar 1.348 Ha dan produksi kering 5.523 ton,  per tahun dimana rata-rata produksi per hektar adalah 4.097 kg. Selama ini pemanfaatan tanaman janggelan hanya dikeringkan dan dikemas dengan pengepresan kemudian didistribusikan untuk memenuhi kebutuhan pasar dalam negeri maupun luar negeri. Hal ini tentunya menghilangkan potensi tambahan insentif yang bisa didapatkan oleh petani dan penduduk lokal karena produk yang dikomersialisasikan adalah bahan mentah bukan produk olahan. Padahal tanaman janggelan ini sangat potensial untuk diproses menjadi cincau hitam instan dalam bentuk powder yang tentunya mempunyai nilai jual yang lebih baik. Oleh sebab itu diperlukan aplikasi teknologi proses untuk mengolah tanaman janggelan ini. Metode yang digunakan untuk pengaplikasian teknologi proses ini adalah 1) perencanaan dan sosialisasi program melalui diskusi dan dialog dua arah,  2) pelaksanaan program dan pelatihan penggunaan alat dan 3) monitoring, evaluasi dan refleksi pelaksanaan program. Adapun program yang disepakati dengan mitra untuk dilaksanakan adalah, rancangan dan pembuatan alat produksi, instalasi dan pelatihan pembuatan produk dan pendampingan strategi pemasaran produk. Program ini diikuti oleh kelompok tani yang tergabung dalam UKM Bumi Makmur dengan kapasitas maksimum produksi 5 kilogram bahan  baku daun janggelan kering, yang kurang lebih setara dengan produk akhir 250 sachet cincau hitam instan (30 gram), yang harga jual di pasarnya adalah Rp4000-Rp5000 rupiah per sachetnya. Melalui kegiatan pengabdian masyarakat skema hibah program teknologi yang didesiminasikan ke masyarakat (PTDM) ini dihasilkan produk cincau hitam instan dengan brand janggelan powder asal Desa Temboro, Wonogiri.
UMUR SIMPAN DAN KUALITAS MIKROBIOLOGIS TELUR ITIK ASIN RENDAH SODIUM DENGAN PENGGUNAAN EKSTRAK DAUN JATI DAN PENGOVENAN Setyaningrum Ariviani; Gusti Fauza; Dwi Ishartani; Dyah Kartika Dewi
Jurnal Teknologi Hasil Pertanian Vol 12, No 2 (2019): Agustus
Publisher : Universitas Sebelas Maret (UNS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (371.384 KB) | DOI: 10.20961/jthp.v12i2.34856

Abstract

Peningkatan Kualitas dan Umur Simpan Telur Asin di Industri Rumah Tangga Telur Asin melalui Inovasi Proses Produksi Setyaningrum Ariviani; Gusti Fauza; Dwi Ishartani
Prosiding Konferensi Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat dan Corporate Social Responsibility (PKM-CSR) Vol 2 (2019): Peran Perguruan Tinggi dan Dunia Usaha dalam Mempersiapkan Masyarakat Menghadapi Era I
Publisher : Asosiasi Sinergi Pengabdi dan Pemberdaya Indonesia (ASPPI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (216.243 KB) | DOI: 10.37695/pkmcsr.v2i0.584

Abstract

Industri Rumah Tangga (IRT) Telur Asin memiliki kendala terbatasnya telur itik pangon (semi intensif), sehingga mengganti bahan bakunya dengan menggunakan telur itik kandang (intensif). Produksi telur asin dengan bahan baku telur itik intensif dengan proses yang sama menghasilkan telur asin dengan kualitas warna, tekstur dan rasa yang tidak sebaik penggunaan telur itik semi intensif. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat (PKM) ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas sensoris telur asin produksi IRT telur asin mitra yang dibuat dengan bahan baku telur itik intensif melalui inovasi proses produksi dengan penggunaan ekstrak daun jati dan pengovenan. Umur simpan dan kualitas mikrobiologis (total mikrobia kontaminan) serta kualitas gizi (proksimat) telur asin inovasi juga ditentukan. Hasil evaluasi kegiatan pengabdian menunjukkan bahwa terjadi peningkatan kualitas sensorsi, mikrobiologis dan umur simpan setelah introduksi inovasi proses produksi di IRT telur asin mitra. Penambahan ekstrak daun jati dan pengovenan menghasilkan telur asin dengan warna kuning telur dengan intensitas warna oranye yang lebih tinggi, dan tekstur yang lebih kesat. Umur simpan meningkat dari 4 hari menjadi 10 hari, total cemaran mikrobia pada awal masa simpan dari 8,0 x 10 CFU/g menjadi 1,1 x 10 CFU/g, pada akhir masa simpan dari 7,8 x 105 CFU/g menjadi 2,23 x 105 CFU/g. Kadar air, mineral total, lemak, protein dan karbohidrat telur asin inovasi berturut-turut 67,13±0,65 %; 7,09±0,26 % db; 45,05±1,52 %db; 40,80±2,64 %db; dan 7,06±2,02 %db.
Applying SERVQUAL for Measuring Customer Satisfaction on Institute for Research and Community Service: A Case Studi at Universitas Muhammadiyah Surakarta Hari Prasetyo; Atik Setiawati; Gusti Fauza
Jurnal Ilmiah Teknik Industri Vol. 22, No. 1, June 2023
Publisher : Department of Industrial Engineering Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23917/jiti.v22i1.21321

Abstract

This study aims to design a valid instrument for measuring the satisfaction of internal and external users on service quality provided by an institute for research and community service (LPPM) at a university. The SERVQUAL model is applied and a case study was conducted at Universitas Muhammadiyah Surakarta. Twenty-eight research attributes and twenty attributes of community services have been developed to measure the LPPM service quality based on five dimensions criteria namely tangible, reliability, responsiveness, assurance, and empathy. The developed attributes were validated by experts, e.g., head of LPPM and his staff. Further, using bivariate Pearson correlation and Cronbach alpha those attributes were tested for validity and reliability using SPSS 23. The result showed that all attributes in the instrument were valid and reliable. Furthermore, based on the Actual SERVQUAL Score (ASC), all attributes have score more than 75%, which can be classified as better than “good” according to the UMS Quality Assurance Agency (LJM). It indicates that the customers are satisfied with the services. However, based on the service quality gap analysis (i.e., gap between the perceptions and expectations of users), all statements showed negative results, which means that the perception is lower than expectation. Hence, improvements are still required especially to those attributes with high gap
Pemberdayaan Industri Rumah Tangga (IRT) Melalaui Rancang Bangun Teknologi Pengolahan Minuman Herbal Herman Saputro; Gusti Fauza; Elisa Herawati; Catur Sugiarto; Tastafiyan Risfandy; Riyadi Muslim
ABDI: Jurnal Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat Vol 5 No 3 (2023): Abdi: Jurnal Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat
Publisher : Labor Jurusan Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24036/abdi.v5i3.471

Abstract

Tujuan pengabdian masyarakat ini untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi minuman herbal berbahan dasar empon-empon berbasis teknologi untuk kelompok masyarakat Industri Rumah Tangga (IRT) dusun Joso, Temboro, Karang Tengah, Kab. Wonogiri. Dampak pandemi covid 19 menyebabkan peningkatan kebutuhan akan konsumsi jamu herbal, sedangkan IRT belum mampu memenuhi permintaan tersebut. Karang tengah sebagai salah satu penyumbang kelompok produksi jamu tradisional terbesar dengan total persebaran 515 produsen jamu perlu didorong agar dapat berkembang. Melihat permasalahan tersebut Tim Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Universitas Sebelas Maret memberikan dukungan melalui rancang bangun teknologi berupa Mesin Press dan Mesin Blender. Metode pelaksanaan pengabdian diawali dengan observasi dan perancangan mesin melalui 5 tahap perancangan. Hasil perancangan menunjukkan ada peningkatan efisensi kuantitas dan kualitas produksi minuman herbal yang dilakukan. Program ini memberi pengaruh besar kepada masyarakat dalam melihat teknologi sebagai bagian penting dalam meningkatkan usaha berbasis kelompok masarakat.
Improving the Quality and Quantity of Empon-Empon Based Instant Herbal Drink Products in Home Industry (IRT) Production in Kebakalan Village Karanggayam District, Kebumen Regency Rokhmaniyah Rokhmaniyah; Gusti Fauza; Syamsul Hadi; Okid Parama Astirin
Social, Humanities, and Educational Studies (SHES): Conference Series Vol 6, No 3 (2023): Social, Humanities, and Educational Studies (SHEs): Conference Series
Publisher : Universitas Sebelas Maret

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/shes.v6i3.82476

Abstract

Masyarakat Indonesia telah lama memanfaatkannya empon-empon seperti: jahe, kunyit, temulawak, dan sereh.sebagai obat alami dan dalam jamu tradisional. Di Desa Kebakalan, Kecamatan Karanggayam, Kebumen, terdapat potensi besar untuk mengolah empon-empon menjadi minuman herbal instan karena produksi empon-empon yang melimpah. Pemerintah Desa Kebakalan berusaha meningkatkan industri jamu lokal agar dapat bersaing di pasar nasional. Namun, masih ada kendala dalam produksi minuman herbal instan karena kadar air yang tinggi. Masih tingginya kadar air pada produk IRT Kebakalan Herbal menyebabkan umur simpan produk pendek dan kesulitan dalam persaingan di pasar. Pengabdian tahun 2023 berfokus pada evaluasi proses produksi dan identifikasi masalah dalam pembuatan minuman herbal instan. Perbaikan dilakukan, termasuk merancang alat produksi ekstraksi yang lebih efisien dan memilih bahan kemasan yang sesuai. Pengabdian melibatkan IRT Kebakalan Herbal dalam menyepakati program perbaikan. Simpulan hasil pengabdian menunukkan bahwa teknologi pengeringan serbuk herbal instan berbahan dasar empon-empon berhasil menjadikan kemasan produk herbal empon-empon lebih baik, tidak lembab dan bisa bertahan lama.