Sri Hastuti
Aquaculture Department, Faculty Of Fisheries And Marine Science, Universitas Diponegoro

Published : 35 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 35 Documents
Search

Perkembangan Gonad Ikan Nilem (Osteochilus hasselti) dengan Penyuntikan Estradiol 17β Dosis Berbeda Tristiana Yuniarti; Titik Susilowati; Fajar Basuki; Sri Hastuti; Ristiawan Agung Nugroho; Anis Marfuah
Jurnal Kelautan dan Perikanan Terapan (JKPT) Vol 4, No 2 (2021): JKPT Desember 2021
Publisher : Politeknik Ahli Usaha Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/jkpt.v4i2.10789

Abstract

Ikan nilem (Osteochilus hasselti) adalah salah satu ikan endemik yang potensial untuk dikembangkan. Benih ikan nilem pun banyak dimanfaatkan sebagai ikan terapi. Ikan nilem tergolong ikan yang memijah tergantung musim, sehingga perlu adanya teknologi pengelolaan induk untuk meningkatkan perkembangan gonad. Salah satunya adalah dengan manipulasi hormonal melalui pemberian hormon estradiol 17β. Hormon estradiol 17β berperan penting dalam proses vitelogenesis dan perkembangan gonad. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh hormon estradiol 17β terhadap perkembangan gonad ikan nilem dan dosis terbaiknya. Hewan uji menggunakan 48 ekor ikan nilem (O. hasselti) dan berat ±100 gram dengan umur 10 bulan yang sudah memasuki TKG III. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan rancangan acak lengkap (RAL) 4 perlakuan dan 3 ulangan. Dosis estradiol yang digunakan yaitu A (0 µg/kg), B (100 µg/kg), C (200 µg/kg) dan D (300 µg/kg). Penyuntikan estradiol 17β dilakukan secara berkala pada hari 0, 10 dan 20 dengan dosis sesuai perlakuan. Respon yang diamati meliputi bobot mutlak, panjang mutlak, TKG, IKG, IHS dan kualitas air. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penyuntikan estradiol 17β dengan dosis berbeda secara berkala memberikan pengaruh nyata (P<0,05) terhadap bobot mutlak, IKG dan IHS, dan tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap pertumbuhan panjang mutlak. Perlakuan terbaik adalah perlakuan C dengan dosis estradiol 200 µg/kg yang menghasilkan pertumbuhan bobot mutlak 27,92±2,84 gram, pertumbuhan panjang mutlak 1,46±0,21 cm, IKG 18,34±1,58%, IHS 1,08±0,09% dan TKG IV pada hari ke 30.  Kualitas air media selama pemeliharaan yaitu suhu 26,7-28,4˚C, DO 3-4,0 mg/l dan pH 7-8.
MASKULINISASI IKAN CUPANG (Betta splendens) DENGAN PENAMBAHAN EKSTRAK PURWOCENG (Pimpinella alpina) PADA MEDIA PEMIJAHAN Siti Qotijah; Sri Hastuti; Tristiana Yuniarti; Subandiyono Subandiyono; Fajar Basuki
Pena Akuatika Jurnal Ilmiah Perikanan Dan Kelautan Vol 20, No 1 (2021): PENA AKUATIKA JURNAL ILMIAH PERIKANAN DAN KELAUTAN
Publisher : Fakultas Perikanan Universitas Pekalongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31941/penaakuatika.v20i1.1228

Abstract

ABSTRAK Ikan cupang (Betta splendens) merupakan salah satu jenis ikan hias yang mempunyai nilai ekonomis tinggi. Ikan cupang yang berkelamin jantan mempunyai warna yang lebih menarik dan memiliki nilai komersial lebih tinggi daripada betina. Keistimewaan lain dari ikan cupang jantan adalah siripnya yang indah. Upaya untuk memperoleh persentase jantan dapat dilakukan dengan cara pengarahan kelamin dengan cara melakukan perendaman ikan pada media pemijahan yang mengandung ekstrak purwoceng. Tanaman purwoceng (Pimpinella alpina) merupakan salah satu tanaman obat asli Indonesia yang memiliki senyawa aktif stigmasterol yang mampu menimbulkan efek androgenik. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui keberhasilan maskulinisasi ikan cupang (B. splendens) dengan penambahan ekstrak purwoceng pada media pemijahan.Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli  hingga September 2018 di CV Galaxy Aquatic Indonesia, Pedurungan, Semarang.Induk jantan yang digunakan sebanyak 20 ekor dan induk betina sebanyak 20 ekor dengan jumlah total 40 ekor. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode eksperimen dan rancangan acak lengkap (RAL) yang terdiri dari 2 perlakuan dan 10 kali ulangan. Perlakuan dalam penelitian ini adalah penggunaan dosis purwoceng yang berbeda melalui perendaman pada media pemijahan. Perlakuan tersebut adalah A dosis 0 mg/L, perlakuan B dosis 20 mg/L. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perendaman menggunakan ekstrak purwoceng dengan dosis yang berbeda pada perendaman induk memberikan pengaruh nyata terhadap persentase jantan, betina dan kelulushidupan tetapi tidak berpengaruh nyata terhadap derajat penetasan dan pertumbuhan. Persentase kelamin jantan pada perlakuan A yaitu 34,80%, perlakuan B 84,54%. Kualitas air pada media pemeliharaan terdapat pada kisaran layak untuk budidaya ikan cupang (B. splendens) yaitu suhu 26-280C; pH 6,5-7,0; dan DO 2,3-2,8 mg/L. Kata kunci:  dosis, Ikan cupang, ikan jantan, Purwoceng ABSTRACT Betta fish (Betta splendens) is one type the ornamental fish that has high economic value. Male betta fish has more attractive colors and higher commercial value than females. Another feature of male betta fish is its beautiful fin. Efforts to obtain percentage of male fish can be done by sex reversal through submersion spawning media with Purwoceng extract. Purwoceng (Pimpinella alpina) is one of the Indonesian endemic herbs which haves active compound stigmasterol which is able to make androgenic effect.  The purpose of this study is to determine the effect of the addition of purwoceng extract on spawning media to the male genital formation on Betta fish (B. splendens). This research was conducted from July to September 2018 at CV Galaxy Aquatic Indonesia, Pedurungan, Semarang. There were 20 male brooders and 20 female brooders with a total of 40 fishes. This research was conducted by using the experimental method and Completely Randomized Design (CRD) which are consisting of 2 treatments and 10 replications. The treatment in this study was the use of different purwoceng extract doses through submesrsion on spawning media. The treatments are A dose (0 mg / L) and B dose (20 mg / L). The result showed that immerstion using different doses of purwoceng extraxt gives a significant effect on percentage of male , female ang survival rate, but not significant on hatching rate and growth. Percentage value of male sex in treatment A was34,80% and treatment B was 84.54 ± 2.20%. Water quality in the breeding media that is suitable for Betta fish cultivation are temperature 26 – 28 0C, pH 6.5-7.0, and DO 2.3-2.8 mg / L.Keywords: Immersion, Betta fish, doses, Purwoceng, Male fish
Pengaruh perendaman telur ikan tawes (Barbonymus gonionotus) dalam larutan daun ketapang (Terminalia cattapa) terhadap daya tetas Alfianti Triwardani; Fajar Basuki; Sri Hastuti
Sains Akuakultur Tropis : Indonesian Journal of Tropical Aquaculture Vol 6, No 2 (2022): SAT edisi September
Publisher : Departemen Akuakultur FPIK UNDIP

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/sat.v6i2.14441

Abstract

Ikan tawes memiliki daya tetas telur yang rendah yaitu hanya mampu menghasilkan 22% dari 10.000 butir telur. Salah satu fase yang menentukan keberhasilan budidaya ikan tawes adalah proses penetasan telur. Kendala yang dihadapi dalam pembenihan ikan tawes diantaranya yaitu serangan jamur Saprolegnia sp. saat fase penetasan pada telur ikan. Pencegahan yang dapat dilakukan terhadap serangan jamur pada telur ikan yaitu dengan menambahkan bahan alami yang mengandung anti jamur. Perendaman telur ikan tawes dalam larutan daun ketapang (Terminalia cattapa) dapat mencegah timbulnya jamur pada telur ikan tawes, sehingga daya tetas telur ikan tawes meningkat. Perlu dilakukan penelitian untuk memperoleh banyaknya larutan daun ketapang yang tepat pada penetasan telur ikan tawes. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui larutan daun ketapang yang terbaik untuk daya tetas telur ikan tawes.Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 3 kali ulangan. Perlakuan A menggunakan larutan daun ketapang 0 ml/l, perlakuan B 1,0 ml/l, perlakuan C 1,5 ml/l, dan perlakuan D 2,0 ml/l. Bahan yang digunakan adalah 50 butir telur pada masing-masing perlakuan. Data yang diambil yaitu hatching rate, survival rate, perkembangan telur ikan tawes, dan kualitas air. Hatching rate terbaik pada perlakuan D sebesar 71,33±2,49%, diikuti perlakuan C sebesar 64,67±7,57%, perlakuan B sebesar 58,67±8,08%, dan perlakuan A sebesar 52,00±6,00%. Survival rate terbaik pada perlakuan D sebesar 59,74±3,27%, diikuti dengan perlakuan C sebesar 56,48±3,26%, perlakuan B sebesar 47,39±3,81%, dan perlakuan A sebesar 46,10±3,44%. Kualitas air masih pada kisaran layak untuk penetasan ikan tawes. Kata kunci: ikan tawes, hatching rate, daun ketapang
PENGARUH PROBIOTIK DALAM PAKAN TERHADAP PERFORMA DARAH, KELULUSHIDUPAN, DAN PERTUMBUHAN IKAN TAWES (Puntius javanicus) Dara Ayu Shabrina; Sri Hastuti; Subandiyono Subandiyono
Sains Akuakultur Tropis : Indonesian Journal of Tropical Aquaculture Vol 2, No 2 (2018): SAT edisi September
Publisher : Departemen Akuakultur FPIK UNDIP

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/sat.v2i2.2886

Abstract

Ikan tawes (Puntius javanicus) merupakan salah satu jenis ikan yang mempunyai nilai ekonomis tinggi tetapi mempunyai kendala dalam proses budidaya misalnya pemanfaatan pakan yang belum optimal.  Probiotik mengandung jenis bakteri menguntungkan yang mampu meningkatkan efisiensi pemanfaatan pakan dan pertumbuhan ikan.  Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh penambahan probiotik pada pakan terhadap performa darah, kelulushidupan dan pertumbuhan pada ikan tawes (P. javanicus).  Kegiatan penelitian dilaksanakan pada bulan Juli hingga bulan September 2017, di Mijen, Semarang.  Penelitian ini menggunakan metode experimental dengan rancangan acak lengkap (RAL) 4 perlakuan dan masing-masing terdiri dari 3 ulangan.  Perlakuan yang diujikan adalah penambahan probiotik dalam pakan dengan perlakuan A (tanpa probiotik), B (7 mg/kg), C (14 mg/kg) dan D (21 mg/kg).  Rata-rata berat ikan tawes (P. javanicus) 4,51±0,06 g dan panjang 5,60±0,06 cm.  Pemberian pakan secara at satiation dengan frekuensi tiga kali sehari.  Ikan uji dipelihara dengan padat tebar 20 ekor dalam satu wadah.  Wadah pemeliharaan  menggunakan ember bervolume 20 L dengan lama pemeliharaan 42 hari.  Pakan yang digunakan adalah pakan komersil berupa (pellet) mengandung protein 30%.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan probiotik dalam pakan pengaruh nyata (P<0,05) terhadap TKP, EPP, PER, RGR dan SR, namun tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap glukosa, leukosit, hematokrit dan eritrosit.  Perlakuan terbaik dalam penelitian ini adalah perlakuan D dengan nilai TKP 139,09±8,86 g; EPP 88,54±4,14%; PER 2,85±0,13%; RGR 3,25±0,17%/hari; dan SR 93,33±2,89%, untuk hasil glukosa, leukosit, dan eritrosit dalam keadaan normal pada setiap perlakuan dengan nilai rata-rata berturut 47,00-72,67 mg/dl; 24,67-114,27 sel/mm3; dan 2,10-1,97 106/µL, tetapi untuk nilai hematokrit dalam keadaan dibawah normal yaitu 13,67-17,00 %.
Pengaruh Tepung Spirulina sp. pada Pakan terhadap Performa Warna Ikan Mas Koki (Carassius auratus) Ardiansah Khoirur Rahman; Pinandoyo Pinandoyo; Sri Hastuti; Dewi Nurhayati
Sains Akuakultur Tropis : Indonesian Journal of Tropical Aquaculture Vol 5, No 2 (2021): SAT edisi September
Publisher : Departemen Akuakultur FPIK UNDIP

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/sat.v5i2.10759

Abstract

ABSTRAKIkan mas koki (Carasius auratus) merupakan ikan hias yang banyak peminatnya karena memiliki banyak variasi warna serta bentuk tubuh yang unik. Penggunaan pakan yang minim kandungan karotenoid selama proses budidaya menyebabkan performa warna ikan mas koki (Carasius auratus) menjadi kurang baik sehingga mempengaruhi nilai jualnya. Upaya yang dapat dilakukan yaitu dengan penambahan sumber karotenoid berupa tepung Spirulina sp. pada pakan. Penelitian dilaksanakan pada bulan Januari – Februari 2020 di Balai Benih Ikan (BBI) Mijen, Semarang, Jawa Tengah. Ikan yang digunakan memiliki bobot rata-rata 3,51±0,43 g. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dan rancangan acak lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 5 ulangan. Perlakuan yang diberikan yaitu dosis A (0%/kg pakan), B (6%/kg pakan), C (9%/kg pakan) dan D (12%/kg pakan). Data yang diamati antara lain nilai hue, jumlah sel kromatofor, tingkat konsumsi pakan (TKP), efisiensi pemanfaatan pakan (EPP), laju pertumbuhan harian (RGR), kelulushidupan, dan kualitas air. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan tepung Spirulina sp. pada pakan memberikan pengaruh nyata (P<0,05) terhadap nilai hue, jumlah sel kromatofor, TKP, EPP, dan RGR. Tetapi tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap kelulushidupan. Hasil nilai hue pada perlakuan C sebesar 27,80±1,79º memberikan performa warna terbaik yaitu oranye menuju kemerahan. Hasil jumlah sel kromatofor, TKP dan RGR tertinggi pada perlakuan C masing-masing sebesar 1226,40 ± 2,61 sel/mm², 91,08 ± 0,47 g, dan 2,75± 0,26 %/hari. Sedangkan nilai EPP tertinggi diperoleh perlakuan D sebesar 31,37 ± 0,67 %. Hasil nilai SR sama pada setiap perlakuan. Hasil kualitas air pemeliharaan masih dalam kisaran yang optimal.Kata Kunci: Spirulina, Warna, Ikan hias, Carassius
The Effect of Spirulina Platensis in Feed for Color Brightness, Growth, Feed Efficiency and Survival Rate of Rainbow Boesemani Fish (Melanotaenia boesemani) Muhammad Reyza Dwi Satria; Diana Chilmawati; Sri Hastuti; Subandiyono Subandiyono
Sains Akuakultur Tropis : Indonesian Journal of Tropical Aquaculture Vol 6, No 1 (2022): SAT edisi Maret
Publisher : Departemen Akuakultur FPIK UNDIP

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/sat.v6i1.12391

Abstract

Boesemani rainbow is one of ornamental fish that have good demand on ornamental fish lover either in domestic market or foreign market because having beautiful color and unique body shape. The color brightness of rainbow boesemani (Melanotaenia boesemani) can be enhanced by coloration. One of them by using Spirulina platensis flour as coloration. The purpose of this study was to examine the effect S. platensis in fish feed and the dosage S. platensis to enhance color brightness, growth, feed efficiency and survival rate of rainbow boesemani. The research was conducted in January - Maret 2021 on Patriot Aquafarm, Semarang, Middle Java.  The test animals used were rainbow boesemani with length 2,5 ± 0,5 cm and a density of 10 fish / 6 liter. This study used an experimental method with a completely randomized design (CRD) with 4 treatments and 3 replications of S. platensis flour with different dosage in 100g feed. The different treatments are A. 0%,  B. 0,5%, C. 1%, and D. 1,5%. The results obtained from the study showed that the highest hue value in treatment C (1%) with an increase 41.67± 7.57, the highest absolute weight value in treatment B (0,5%) with an increase 3,51 ± 0,19, feed comsumtion total 4.81 ± 0,28, feed convertion ratio 1,59±0,06 and survival rate 100.00 ± 00.00%. The results of water quality observations were in the form of DO ranging from 7,2 - 9,5 mg / l, pH 7,9 - 9,0 and temperatures ranging from 24-30℃. The conclusion was that the increase S. platensis in feed had a significant effect on the color brightness, growth and feed convertion ratio. By increasing S. platensis with 1% dosage will resulting the highest brightness value and 0,5% dosage will resulting the highest growth value and feed convertion ratio.Keywords: Spirulina platensis, Melanotaenia boesemani, Coloration
Pengaruh pemberian ekstrak daun jambu biji (Psidium guajava) pada proses transportasi terhadap hemoglobin dan kelulusanhidup benih ikan mas (Cyprinus carpio) Krisna Pasaribu; Sri Hastuti; Ristiawan Agung Nugroho
Sains Akuakultur Tropis : Indonesian Journal of Tropical Aquaculture Vol 7, No 1 (2023): SAT edisi Maret
Publisher : Departemen Akuakultur FPIK UNDIP

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/sat.v7i1.15851

Abstract

Ikan mas (Cyprinus carpio) merupakan salah satu spesies ikan yang hidup di air tawar dan mempunyai peluang pengembangan budidaya besar untuk meraih potensi pasar yang terus meningkat dan bernilai ekonomi yang tinggi. Penambahan ekstrak daun jambu biji diduga mengandung metabolit sekunder flavonoid, tanin, alkaloid, steroid dan saponin.Daun jambu biji mengandung alkaloid, terpenoid, glikosida, tanin, dan flavonoid yang memiliki aktivitas antidiabetes dan memiliki tinggi antioksidan. Kandungan lainnya yaitu minyak lemak 6% dan minyak atsiri 0,4%, damar 3%, tanin 9% dan lainnya.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak daun jambu biji terhadap hemoglobin dan kelulushidupan benih dan mengetahui dosis terbaik ekstrak daun jambu. Penelitian ini dilaksanakan pada Agustus-September  2021 di Balai Benih Ikan (BBI) Mijen, Semarang, Jawa Tengah. Bahan uji yang digunakan adalah larutan teh dan telur ikan nila yang berasal dari BBI Mijen, Semarang. Metode yang digunakan adalah eksperimen dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan masing-masing 3 ulangan, perlakuan A (0%), B ( 0,10%), C (0,20%), D (0,30%). Data yang diamati adalah hemoglobin darah, Kelulushidupan  kualitas air, lama waktu pingsan dan lama waktu pulih.Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian ekstrak daun jambu biji pada saat proses transportasi tidak berpengaruh nyata terhadap perubahan nilai hemoglobin dan kelulushidupan benih ikan mas. Nilai selisih perubahan hemoglobin pada perlakuan 0%; 0,1%; 0,2%; dan 0,3% sebesar 1,37 ± 1,48 gr/ dL; -0,87 ± 3,19 gr/ dL; 3,57 ± 1,88 gr/ dL; dan 4,73 ± 2,57 gr/ dL serta nilai kelulushidupan sebesar 90,67 ± 2,31%; 94,00 ± 4,00%; 94,67 ± 2,31% dan; 95,33 ± 3,06%. Benih pada perlakuan 0,2% dan 0,3% mulai menunjukkan efek lemas dan pingsan serta lambatnya pergerakan operkulum pada menit ke-5 hingga 10. Perlakuan 0,1% menunjukkan ikan pulih pada menit ke-10.
PENGARUH VITAMIN C PADA PAKAN KOMERSIL DAN KEPADATAN IKAN TERHADAP KELULUSHIDUPAN SERTA PERTUMBUHAN IKAN NILA (Oreochromis niloticus) Sarah Sekar Komalasari; Subandiyono Subandiyono; Sri Hastuti
Sains Akuakultur Tropis : Indonesian Journal of Tropical Aquaculture Vol 1, No 1 (2017): SAT edisi September
Publisher : Departemen Akuakultur FPIK UNDIP

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/sat.v1i1.2453

Abstract

Saat ini pembudidaya perlu untuk terus meningkatkan padat tebar ikan. Namun, Padat tebar yang tinggi menyebabkan ikan mudah stress. Salah satu cara untuk mengurangi stress adalah dengan penambahan vitamin Catau asam askorbat dalam pakan. Vitamin ini dibutuhkan dalam proses metabolisme tubuh untuk membantu mengurangi stressor dan dapat memacu pada pertumbuhan. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh vitamin C dan kepadatan ikan terhadap kelulushdupan serta pertumbuhan ikan nila (Oreochromis niloticus). Ikan uji yang digunakan adalah benih nila (O. niloticus) dengan bobot tubuh rata-rata sebesar 0,72±0,05 g/ekor. Metode yang di gunakan adalah rancangan acak lengkap pola faktorial dengan ordo 2x2. Faktor pertama adalah pemberian vitamin C sebesar 100 mg/kg pakan (C1) dan vitamin C 150 mg/kg pakan (C2). Sedangkan faktor kedua adalah kepadatan ikan sebanyak 1 ekor/l (K1) dan 3 ekor/l (K2), masing-masing perlakuan di ulang sebanyak 3 kali. Variabel yang diamati meliputi laju pertumbuhan relatif (RGRw), pertumbuhan panjang relatif (RGRL), efisiensi pemanfaatan pakan (EPP), tingkat konsumsi pakan harian (TKP), rasio efisiensi protein (PER), glukosa darah dan kelulushidupan (SR). Berdasarkan pada hasil yang telah diperoleh diketahui bahwa penambahan vitamin C dan kepadatan yang berbeda memberikan pengaruh yang nyata (P<0,05) terhadap nilai RGRL dan nilai PER akan tetapi tidak berbeda nyata (P>0,05) pada nilai SR dengan nilai tertinggi pada masing-masing variabel yaitu pada penambahan vitamin C sebesar 150 mg/kg dengan kepadatan sebanyak 1 ekor/l.  Kualitas air selama pemeliharaan masih dalam kisaran yang layak untuk budidaya ikan nila (O. niloticus). Penambahan vitamin C dan kepadatan ikan dapat meningkatkan pertumbuhan dan kelulushidupan ikan nila serta mempengaruhi nilai RGRL, RGRW, PER, EPP, TKP dan glukosa darah akan tetapi tidak berpengaruh pada SR.
Peran Kromium (Cr) dalam Pakan Buatan Terhadap Tingkat Efesiensi Pemanfaatan Pakan dan Pertumbuhan Lele (Clarias sp.) Beucita Juvenillania Puteri; . Subandiyono; Sri Hastuti
Sains Akuakultur Tropis : Indonesian Journal of Tropical Aquaculture Vol 4, No 2 (2020): SAT edisi September
Publisher : Departemen Akuakultur FPIK UNDIP

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/sat.v4i2.6053

Abstract

Lele merupakan salah satu spesies ikan air tawar dengan kandungan protein dan nilai ekonomis yang tinggi. Lele bersifat omnivora cenderung karnivora dan mempunyai kadar insulin yang lebih rendah. Kadar insulin yang lebih rendah menyebabkkan rendahnya kemampuan dalam memanfaatkan karbohidrat, sehingga pertumbuhan ikan menjadi lambat. Penambahan kromium dalam pakan ikan merupakan salah satu cara untuk meningkatkan efisiensi pemanfaatan karbohidrat untuk ikan lele. Penelitian dilaksanakan pada tanggal 4 Mei-14 Juni 2019 di Balai Benih Ikan (BBI) Ungaran, Jawa Tengah. Benih lele sebanyak 200 ekor (10 ekor pada setiap ulangan) dengan rerata bobot sebesar 6,34±0,26 g/ekor. Penelitian ini menggunakan RAL (Rancangan Acak Lengkap) dengan 4 perlakuan dan 5 ulangan. Perlakuan A, B, C dan D adalah pakan uji dengan kandungan kromium () masing-masing sebesar 2, 4, 6 dan 8 mg/kg. Variabel yang diukur adalah total konsumsi pakan (TKP), kecernaan protein, efisiensi pemanfaatan pakan (EPP), rasio efisiensi protein (PER), pertumbuhan (RGR) dan data pendukung yaitu kelulushidupan (SR) dan kualitas air. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kromium dalam pakan berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap nilai TKP, kecernaan protein, EPP, PER, dan RGR, namun tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap SR. Perlakuan paling tinggi pada perlakuan C (6mg/kg) yang mampu menghasilkan nilai TKP, kecernaan protein, EPP, PER, dan RGR yang masing-masing sebesar 220,35±1,07 g, 99,69%, 54,54±2,29%, 1,91±0,08%, dan 4,63±0,27%, dengan nilai parameter kualitas air selama penelitian masih berada dalam kisaran layak untuk kehidupan ikan lele. Dosis optimal kromium dalam pakan untuk tingkat efisiensi pakan dan pertumbuhan lele sebesar 6,21-6,69 mg /kg pakan.
Pengaruh eugenol terhadap kelulushidupan dan kadar glukosa darah calon induk ikan nila (Oreochromis niloticus) pada transportasi sistem tertutup Septi Nurkholifah; Sri Hastuti; Rosa Amalia; Subandiyono Subandiyono
Sains Akuakultur Tropis : Indonesian Journal of Tropical Aquaculture Vol 6, No 1 (2022): SAT edisi Maret
Publisher : Departemen Akuakultur FPIK UNDIP

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/sat.v6i1.12363

Abstract

Calon induk merupakan komponen penting dalam usaha budidaya ikan nila (Oreochromis niloticus). Kualitas dan kuantitas calon induk harus terjamin sehingga dapat menghasilkan benih berkualitas sebagai pangkal siklus budidaya ikan nila. Metode pengangkutan calon induk yang baik perlu dikaji lebih dalam untuk mengurangi resiko kematian dan penurunan kualitas selama periode transportasi. Anestesi adalah salah satu langkah yang dapat dilakukan untuk menanggulangi hal tersebut. Eugenol merupakan bahan yang telah banyak diteliti sebagai bahan anestetik pada bidang kedokteran gigi ataupun bidang perikanan.. Penelitian ini menggunakan eugenol 99% yang dapat menurunkan kesadaran ikan dan menurunkan laju metabolisme sehingga mampu menekan tingkat stres yang dialami calon induk pada periode transportasi.Penelitian ini telah dilaksanakan pada tanggal 28-30 April 2021 di Balai Benih Ikan (BBI) Potrobangsan, Kota Magelang, Jawa Tengah. Metode yang diterapkan adalah eksperimen dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan 5 kali pengulangan. Perlakuan yang diberikan adalah penambahan eugenol 99%  dengan dosis A 0,00 ml/L, B 0,004 ml/L, C 0,008 ml/L, dan D 0,012 ml/L. Jumlah sampel yang diuji yaitu 100 ekor calon induk ikan nila yang dibagi pada 20 unit percobaan dengan padat tebar 1 ekor/ 1 liter air. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan eugenol 99% pada pengangkutan calon induk ikan nila berpengaruh nyata (P<0,05) pada persentase kelulushidupan dan kadar glukosa darah. Hasil terbaik diperoleh pada perlakuan B 0,004 ml/L dengan hasil persentase kelulushidupan 96% dan rata – rata glukosa darah di akhir simulasi pengangkutan 105,2±30,32 (mg/dL). Kata - kata kunci : Ikan nila, Calon induk, Transportasi, Anestesi, Eugenol, Kelulushidupan, Kadar glukosa darah