Udaya Kamiludin
Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan, Jl. DR. Junjunan No. 236, Telp. 022 603 2020, 603 2201, Faksimile 022 601 7887, Bandung

Published : 20 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 20 Documents
Search

PENELITIAN TIMAH PLASER MELALUI ANALISIS SAYATAN OLES DAN GEOKIMIA : STUDI KASUS PERAIRAN TELUK PINANG, PROVINSI RIAU Yudi Darlan; Udaya Kamiludin
JURNAL GEOLOGI KELAUTAN Vol 8, No 2 (2010)
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1164.793 KB) | DOI: 10.32693/jgk.8.2.2010.187

Abstract

Kebutuhan pasar dunia akan timah meningkat, sehingga pencarian sumberdaya timah banyak dilakukan, termasuk kawasan perairan Riau, Bangka dan Belitung. Bijih timah dalam mineral kasiterit mempunyai Berat Jenis tinggi, sehingga endapan timah alluvium akan tersebar di sekitar sumber asal timah. Analisis geokimia merupakan salah satu metoda yang digunakan untuk menjawab apakah timah dan logam lainnya dalam bentuk unsur berpotensi sebagai sumber daya. Kandungan unsur logam timah yang terdapat pada sedimen permukaan di sekitar aliran dan muara sungai kurang dari 10ppm lebih kecil dibandingkan dengan kandungan unsur logam timah yang ada pada sedimen permukaan dasar laut (20ppm – 80ppm). Kata kunci: timah plaser, analisis sayatan oles dan geokimia, sedimen permukaan, Teluk Pinang, Provinsi Riau The demand of world trades for tin is high, hence explorations for resources of tin in the world, for example Riau, Bangka, and Blitung of Indonesia waters have been carried out. Tin ores of cassiterite has high density, therefore alluvial tin deposits will distributes near their resources. Geochemical analyses is one of the methods which is applied to explain that are tin and heavy metals deposits are prospect at the study area. This is as a main aim of research at Teluk Pinang waters and adjacent areas. The content of tin metal element contained in surface sediments in the river streams and rmouth less than 10ppm is smaller than the content of tin metal element exist on the seafloor surface sediment (20ppm - 80ppm). Key words: placer tin, smear slides and geochemistry analyses, surfacial sediment, The Pinang Bay, Riau Province
KETERDAPATAN EMAS LETAKAN DAN IKUTANNYA DI PERAIRAN DELTA KAPUAS, PONTIANAK, KALIMANTAN BARAT Udaya Kamiludin; Yudi Darlan
JURNAL GEOLOGI KELAUTAN Vol 3, No 2 (2005)
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (254 KB) | DOI: 10.32693/jgk.3.2.2005.123

Abstract

Perairan Delta Kapuas merupakan tempat yang baik bagi akumulasinya endapan letakan asal Sungai Kapuas. Permukaan dasar lautnya ditutupi oleh sedimen pasir, pasir lanauan, lanau pasiran dan lanau. Sedimen ini mengandung logam emas (Au) dan ikutannya, yaitu perak (Ag), tembaga (Cu), timbal (Pb), seng (Zn) dan timah (Sn). Kadar terendah yaitu emas berkisar 2 - 92 ppb dan tertinggi Sn < 10 - 320 ppm. Keterdapatan emas secara lateral relatif membesar ke arah bagian hulu dan secara vertikal membesar ke bagian bawah permukaan. Keterdapatan emas dan ikutannya tersebut tidak satupun dijumpai pembawa mineral bijihnya. Namun secara kualitatif keterdapatan unsur-unsur logam ini sesuai dengan hasil analisis geokimia dari percontohan "stream sediment" dan "pan concentrate" di Sungai Delta Kapuas. Primernya diduga berkaitan dengan peristiwa Batuan Terobosan Sintang yang dijumpai secara setempat di sebelah timur daerah penelitian. Delta Kapuas Waters are a good place for placer deposits accumulation originally from Kapuas River. The seafloor sediment surface are covered by sand, silty sand, sandy silt and silt. These sediments content of gold (Au) and its associate metal, such as silver (Ag), copper (Cu), lead (Pb), zinc (Zn) and tin (Sn). The lowest content of gold is approximately between 2 - 92 ppb and the highest content of tin is approximately between < 10 - 320 ppm. Laterally, the occurrence of gold is relatively higher to the upstream part and vertically higher to the deeper part of the sediment. The existence of gold (Au) and its associate metal as mentioned above could not be traced to its ore mineral. But qualitatively the existence of these metal elements are in accordance with the result of geochemical analysis of the stream sediments and concentrate pan samples in the Delta Kapuas river. Its primary source is anticipated relate to the Sintang intrusion event which occurred locally in eastern of research area.
PENELITIAN LINGKUNGAN PANTAI DAN LOGAM BERAT PERAIRAN PARIAMAN– PADANG-BUNGUS TELUK KABUNG SUMATERA BARAT Yudi Darlan; Udaya Kamiludin
JURNAL GEOLOGI KELAUTAN Vol 6, No 1 (2008)
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1289.524 KB) | DOI: 10.32693/jgk.6.1.2008.146

Abstract

Kawasan pesisir Padang merupakan salah satu kawasan andalan yang menjadi prioritas untuk dikembangkan oleh Pemerintah Provinsi Sumatera Barat. Kawasan pesisir Pariaman - Padang merupakan daerah pantai abrasi, disusun oleh endapan alluvial berupa kerikil, pasir, dan lempung membentuk pantai lurus dan landai. Kawasan pesisir Padang – Bungus Teluk Kabung berupa pantai teluk, stabil, disusun oleh batuan volkanik membentuk bentang alam perbukitan dan pantai terjal. Abrasi terjadi di daerah telitian sebagai dampak perubahan iklim global dan aktivitas manusia (anthropogenic) seperti dampak kerusakan terumbu karang terutama terjadi di kawasan pantai Pariaman - Padang. Di Padang – Bungus Teluk Kabung sedimentasi terjadi akibat dampak perubahan rona lingkungan di kawasan hulu sungai (hinterland) yang membawa sedimen ke perairan. Mangrove dengan luasan kecil terdapat di kawasan Padang – Bungus Teluk Kabung,. Terumbu karang masih banyak dijumpai di kawasan Bungus Teluk Kabung dan sekitarnya dalam kondisi 50% rusak akibat pemboman dan perubahan kondisi air laut yang disebabkan oleh pencemaran dari limbah kapal, industri dan rumah tangga. Kandungan Logam berat Hg sebagai zat pencemar yang terdapat pada sedimen perairan Bungus Teluk Kabung mencapai 3500 ppb di atas baku mutu sedimen (410 ppb). Kandungan logam lainnya yang punya nilai ekonomis yang terdapat di daerah telitian yaitu emas, Au (4ppb – 22ppb) dan perak, Ag (1ppm – 2ppm). Kata kunci: lingkungan pantai, pencemaran, logam berat, mineral ekonomis, Pariaman, Padang, Bungus Teluk Kabung The coastal area of Padang is one of the target coastal areas that have been prioritised to be developed by the West Sumatra Government. The coastal area of Pariaman – Padang is an erosion coast of alluvial deposits consisted of gravel, sand, and clay which form straight and gentle slope beaches. The coastal area of Padang – Bungus Kabung Bay is a stable embayment coast consisted of volcanic rocks which form undulated hilly land and cliff. Erosion occurred at the research area as impact of the global climate changes and human activities (anthropogenic) for example impact of coastal reef destruction at the area of Pariaman – Padang. At the coastal area of Padang – Bungus Kabung Bay sedimentation occurred as impact of change environments in the hinterland, which transport sediment loads to the coast. Mangroves of small square areas are distributed at the coastal area of Padang – Bungus Teluk Kabung. While coral reef distributed in large area at the coast of Bungus Kabung Bay and adjacent area in 50% condition impacted from explosion and change of sea water quality due to waste disposal from boats, industries, and houses. Heavy metal content of mercury (Hg) as a toxic element in sediment of Bungus Kabung Bay reach 3500 ppb over the sediment quality standard (410 ppb). Economic native metals found at the research area are gold, Au (4ppb – 22 ppb), and silver, Ag (1ppm – 2ppm). Key words: coastal environments, pollution, heavy metals, valuable minerals, Pariaman, Padang, Bungus Teluk Kabung
POLA REGIONAL UNSUR UTAMA DAN MINERALOGI PERAIRAN UTARA JAWA TIMUR Noor C.D. Aryanto; Udaya Kamiludin
JURNAL GEOLOGI KELAUTAN Vol 5, No 2 (2007)
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1144.749 KB) | DOI: 10.32693/jgk.5.2.2007.137

Abstract

Berdasarkan analisis megaskopik, jenis sedimen permukaan di daerah ini sebagian besar tersusun oleh sedimen berbutir halus berukuran lempung – lanau. Berdasarkan analisa 6 contoh sedimen dasar laut dengan menggunakan metode AAS, berhasil diidentifikasi jenis dan kandungan unsur utamanya dimana unsur-unsur tersebut memperlihatkan beberapa pola, seperti: (1) Pola linier negatif untuk CaO terhadap SiO2 (2) pola linier positif untuk K2O terhadap. SiO2 dan Al2O3 vs. SiO2 serta (3) Pola linier yang rata/datar, seperti telihat pada unsur Na2O, MgO dan Fe2O3 terhadap SiO2 . Semua ini menjelaskan tipe batuan asal di daratnya, seperti batugampingan yang tercerminkan oleh kandungan CaO dan MgO yang tinggi selain memperlihatkan pula bahwa sedimen dasar laut di lokasi telitian bersifat lempungan yang dicerminkan oleh kandungan Al2O3 (yang merupakan senyawa penyusun lempung) yang tinggi. Kata kunci: unsur utama, AAS (Atomic Absorption Spectrometry) dan Perairan utara Jawa Tengah-Jawa Timur. Based on megascopic analysizes, the sea floor surface sediment types on this area consist of fine grain sediment (from clay to silt). Atomic Absorption Spectometry (AAS) method was carried out to the 6 sea floor sediment samples that succeed to identified the different types and major element contents such as: (1) negative linier pattern for CaO to SiO2; (2) positive linier pattern for K2O to SiO2 and Al2O3 to SiO2; and (3) flat linier pattern is showed by Na2O, MgO and Fe2O3 to SiO2 . All these patterns are influenced by their source rocks on land, such as calcareous rocks have more contents of CaO and MgO where Al2O3 contents are closed to clay minerals. Key words: major element, AAS (Atomic Absorption Spectrometry) and northern central and east Java waters.
KARAKTERISTIK SEDIMEN PERMUKAAN DASAR SUNGAI DAN LAUT DI DAERAH SUNGAI KUARO DAN TELUK ADANG KALIMANTAN TIMUR Hananto Kurnio; Udaya Kamiludin
JURNAL GEOLOGI KELAUTAN Vol 3, No 1 (2005)
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (339.926 KB) | DOI: 10.32693/jgk.3.1.2005.119

Abstract

Fenomena menarik sedimen permukaan sungai dan laut dalam kajian alur transportasi batubara di daerah Teluk Adang Kabupaten Kuaro Kalimantan Timur menunjukkan adanya perbedaan-perbedaan tekstur, sebaran dan komposisi fraksi. Perbedaan-perbedaan tersebut dicoba diidentifikasi melalui tampilan-tampilan diagram histogram; posisi geografis dari contoh-contoh juga dapat membantu identifikasi perbedaan-perbedaan tersebut. Dari tampilan histogram tampak bahwa fraksi lanau dominan tersebar ke arah lepas pantai sedangkan fraksi pasir cenderung dominan ke arah sungai. Contoh sedimen dari tengah sungai cenderung berpola unimodal sedangkan sedimen tepi sungai lebih berpola bimodal dan polimodal. Kandungan material organik yang terlalu tinggi merupakan kendala untuk identifikasi rejim pengendapan karena pola histogramnya tidak menunjukkan keadaan yang sesungguhnya. Sedangkan sedimen hasil perangkap sedimen menunjukkan sistem pengendapan suspensi dari dominannya fraksi halus lanau. An interesting phenomenon of river and marine surficial sedimens in coal transportation channel studies in the area of Adang Bay, Kuaro Regency showed differences of texture, distribution and fraction compositions. The differences were tried to be identified through features of histogram diagrams; while geographical positions can also assist in identification of the differences. From histogram features revealed that silt fraction dominant to offshore while sand fraction distribute more to the direction of the river. Middle river samples tend to unimodal pattern compared to the riverside which show bimodal and polymodal. The very high contents of organic material is a constraint for identification of sedimenation regime due to improper histogram patterns. On the other hand, sedimen trap sedimens demonstrate suspension depositional system through recognition of silt dominances.
JENIS DAN SEBARAN SEDIMEN DI PERAIRAN PAPELA DAN SEKITARNYA, ROTE-NDAO, NUSA TENGGARA TIMUR Deny Setiady; Udaya Kamiludin; Nienu Yayu Gerhaneu
JURNAL GEOLOGI KELAUTAN Vol 13, No 3 (2015)
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2043.916 KB) | DOI: 10.32693/jgk.13.3.2015.270

Abstract

Daerah Penelitian terletak di perairan Papela dan sekitarnya yang merupakan bagian dari Selat Rote yang secara administratif merupakan wilayah dari Kabupaten Rote-Ndao, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Di daerah penelitian pada 40 lokasi telah dilakukan pengambilan sedimen dasar laut dengan pemercontoh comot, deskripsi megaskopis dan analisis besar butir. Penelitian bertujuan untuk mengetahui jenis sedimen, sebaran sedimen dan lingkungan pengendapannya. Berdasarkan hasil analisis besar butir nomenklatur sedimen di daerah penelitian dijumpai 4 jenis sedimen yaitu: kerikil, pasir, pasir lanauan, lanau pasiran dan lanau. Sebaran kerikil terdapat di dua tempat, yaitu di utara dan selatan tepian daerah penelitian.Sebaran pasir mencapai kurang lebih 30 % dari luas perairan penelitian, pasir lanauan menutupi kurang 5 % dari luas perairan penelitian, lanau pasiran mempunyai sebaran kurang lebih 30 % dari luas perairan daerah penelitian dan sebaran lanau terdapat di muka muara sungai bagian dalam Teluk Papela dengan tutupan kurang lebih 5 % dari luas perairan penelitian.Kata kunci Sedimen permukaan dasar laut, analisis besar butir, sebaran sedimen, perairan Papela The study area is located in Papela waters area and that is part of the Rote Strait, administratively is a region of Rote-Ndao regency, East Nusa Tenggara Province. The method of research conducted is sampling seafloor sediments, megaskopis description and analysis of the grain size. The study area is located in Papela waters area and that is part of the Rote Strait, administratively is a region of Rote-Ndao regency, East Nusa Tenggara Province. The method of research conducted is sampling seafloor sediments, megaskopis description and analysis of the grain size. The purpose of research is the grain size analysis of seabed surface sediment to determine the type of sediment, sediment distribution and depositional environment. Based on nomenklature sediment grain size analysis result in the study area was found four types of sediments , there are: gravelly, sand, silty sand, sandy silt and silt Distribution of gravel found in two places, namely on the north and south banks of the study area. Distribution of sand reaches approximately 30% of the water area of research, silty sand covering approximately 5% of the water area of research, sandy silt has spread approximately 30% of the total water area of research and distribution of silt contained in the inner face of the Gulf estuaries Papela with cover approximately 5% of the water area of research. Keywords: Surficial sediment, grain size analysis, sediment distribution, Papela Waters
LINGKUNGAN DAN EVOLUSI TEKTONIK BATUAN DAN SEDIMEN BERDASARKAN UNSUR KIMIA UTAMA DI PERAIRAN BAYAH DAN SEKITARNYA, PROVINSI BANTEN Ediar Usman; Udaya Kamiludin
JURNAL GEOLOGI KELAUTAN Vol 12, No 3 (2014)
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1585.17 KB) | DOI: 10.32693/jgk.12.3.2014.252

Abstract

Pengeplotan data unsur kimia pada diagram SiO2 vs K2O untuk sampel sedimen dasar laut cenderung terjadi kenaikan SiO2 dan penurunan K2O, sehingga arah evolusi berkembang dari kalk-alkalin sedang ke kalk-alkalin rendah (toleitik). Pada sampel batuan beku dan sedimen hasil pemboran memperlihatkan pola evolusi magma sebaliknya, terjadi kenaikan SiO2 dan K2O dalam seri magma yang sama (toleitik). Kondisi ini diperkuat oleh diagram segitiga AFM (A = Na2O+K2O; F = FeOtotal ; M = MgO) yang menunjukkan sebagian besar sampel yang diplot berada antara toleitik dan kalk-alkalin sedang. Hasil ini memberi kesimpulan bahwa batuan ini bersifat transisi antara toleitik dan kalk-alkalin sedang, dan condong ke arah seri toleitik sebagai indikasi batuan berasal dari daerah samudera. Berdasarlan pengeplotan pada diagram segitiga TiO2 – 10MnO – P2O5, lingkungan tektonik batuan beku di pantai Cibobos, sedimen dasar laut dan sedimen pemboran pada umumnya berada pada lingkungan tektonik andesit kepulauan samudera dan sebagian busur benua. Hasil tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa sedimen di daerah Bayah berhubungan dengan seri magma dengan afinitas rendah mulai toleitik hingga kalk-alkalin sedang dan batuan samudera yang menyusup ke busur kepulauan atau busur benua. Hasil ini dapat mengetahui lingkungan dan evolusi batuan sumber sehingga diharapkan bermanfaat dalam kegiatan ekplorasi sumber daya mineral dan energi di masa mendatang. Kata kunci: unsur kimia utama, lingkungan tektonik, evolusi, kerak samudera dan kontinen, perairan Bayah Plotting of major elements data of the seafloor sediment samples on diagram of SiO2 vs K2O tends to increase the SiO2 and decrease the K2O, therefore the direction of evolution develop from medium to low calc-alkaline (tholeitic). From igneous rocks and drilling sediment samples shows that the evolution magma has the opposite pattern, increasing of SiO2 and K2O in the same magma series ( tholeitic). This condition is confirmed by the triangular diagram of AFM (A = Na2O+K2O; F = FeOtotal ; M = MgO) that shows the most of plotted samples are between medium calc-alkaline and tholeitic. This result give a conclusion that these rocks are at transitional area between tholeitic and medium calc-alkaline, and tend towards tholeitic series as an indication of rocks from oceanic zone. Based on plotting on the triangular diagram of TiO2 - 10MnO - P2O5, tectonic environment of igneous rocks in the coast of Cibobos, surface and drilling sediment samples, in general these samples are in the tectonic environment of oceanic islands andesite and partial of continental arc. From this study, it can be concluded that the sediment in the Bayah area is associated with affinity magma series from low kalk-alkaline (tholeitic) to medium calc-alkaline, and oceanic crust is being subducting to continental arc. This result could recognize the environment and the evolution of source rocks, therefore it may useful in the exploration activities of mineral and energy resources in the future. Keywords: major elements, tectonic environment, evolution, continental and oceanic crust, Bayah waters.
TEKSTUR SEDIMEN PERMUKAAN DASAR LAUT DI PERAIRAN TANJUNG DATU, SAMBAS-KALIMANTAN BARAT Udaya Kamiludin; Hananto Kurnio; Noor C.D. Aryanto
JURNAL GEOLOGI KELAUTAN Vol 10, No 1 (2012)
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (905.952 KB) | DOI: 10.32693/jgk.10.1.2012.211

Abstract

Dasar laut perairan Tanjung Datu ditempati oleh tekstur sedimen dengan jenis lanau pasiran (sZ), pasir lanauan (zS), pasir (S) dan pasir sedikit kerikilan [(g)S]. Parameter statistik berupa modus jatuh antara lanau kasar (4,5 Ø)-pasir menengah (1,5 Ø), kepencongan negatif-positif dengan kurtosis berbentuk monomodal-bimodal. Distribusi partikel tegak lurus pantai menunjukan frekuensi modus pasir halus dan menengah yang bertambah ke arah lepas pantai; dan untuk yang sejajar pantai, pasir halusnya cenderung bertambah ke bagian tengah daerah penelitian. Klasifikasi pasir terhadap kelas pemilahan berdasarkan nilai deviasi standar, dan plot skater memperlihatkan bahwa satuan pasir dan pasir sedikit kerikilan mempunyai kesesuaian dengan lingkungan marin disertai adanya kelebihan partikel kasar dan halus. Kata Kunci : Sedimen permukaan, parameter statistik, lingkungan marin, Perairan Tanjung Datu. Tanjung Datu waters occupied by sandy silt (sZ), silty sand (zS), sand (S), and slightly gravellly sand sediment texture. The above unit has the statistical parameter values, comprising: mode falls between coarse silt (4.5 Ø)-medium sand (1.5 Ø), negative-positive skewness with kurtosis monomodal-bimodal shape. The distribution of particles perpendicular to the coast showing modes frequencies of fine to medium sand increases towards offshore. The parallel distribution contains modes of fine sand tends to increase to the central part of the study area. Classification of sand to a class of sorting based on the value of standard deviation, and the scatter plot shows that the sand and slightly gravellly sand units have compatibility with the marine environment with excess coarse and fine particles. Key words: Surface sediment, statistical parameters, marine environment, Tanjung Datu Waters.
INDIKASI KETERDAPATAN ENDAPAN PLASER PEMBAWA TIMAH DAN UNSUR TANAH JARANG (REE), DI PERAIRAN TODAK, SINGKEP, KEPULAUAN RIAU Udaya Kamiludin; I Nyoman Astawa; Moch. Akrom Mustafa
JURNAL GEOLOGI KELAUTAN Vol 13, No 2 (2015)
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (8550.991 KB) | DOI: 10.32693/jgk.13.2.2015.266

Abstract

Penelitian geofisika di Perairan Todak, Singkep, Kepulauan Riau menggunakan seperangkat peralatan seismik pantul dangkal saluran tunggal. Tujuan penelitian ini adalah untuk menunjang penelitian keterdapatan endapan plaser pembawa timah dan unsur tanah jarang (REE). Hasil interpretasi rekaman seismik diperoleh terdapatnya lembah/mangkuk yang terbentuk secara alami akibat adanya terobosan batuan granit, di mana lembah/mangkuk-mangkuk ini merupakan tempat terjadinya sedimentasi dari hasil pelapukan batuan di sekitarnya. Hasil interpretasi rekaman seismik pantul saluran tunggal analog di perairan Todak, Singkep, dapat diklasifikasikan menjadi 3 runtunan yaitu runtunan A, B, dan runtunan C.Kata kunci Data seismik, endapan plaser, lembah/mangkuk, Perairan Todak. Geophysical research at Todak, Singkep, Riau Archipelago Province, by using single channel sahllow seismic refletion. The purpose of research is to support placer deposit bearing tin and rare earth element research at this area. From seismic interpretation can be recognized the distribution of valley/bowls which is naturally formed, caused by granite rock intrusion. Those valleys are sedimentation places of wheathered rock from the surrounding area. Beside that, the seismic research also for determining the placer deposit thickness. Interpratation of analog single channel seismic records in the Todak waters, Singkep, result 3 seismic sequences and intrusive feature, A sequences, B, and C. Keywords: Seismic data, placer deposit, valley/basin, Todak Watres.
KANDUNGAN MINERAL DI PERAIRAN BINUANGEUN, LEBAK-BANTEN Udaya Kamiludin
JURNAL GEOLOGI KELAUTAN Vol 12, No 2 (2014)
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1352.775 KB) | DOI: 10.32693/jgk.12.2.2014.248

Abstract

Data dan informasi sumberdaya mineral terkait dengan batuan penyusunnya di daerah pantai dan lepas pantai masih terbatas. Untuk keberadaan sumberdaya mineral ini maka dilakukan identifikasi kandungan mineral dalam sedimen sebagai objek penelitian guna mengetahui jenis, persentase, distribusi dan perkiraan sumber batuannya. Metode penelitan meliputi pengambilan sampel sedimen, pemisahan konsentrat dulang, analisis mineragrafi butir, dan petrografi batuan. Ragam mineral di dalam endapan sedimennya terdiri dari kuarsa, magnetit, amfibol, ilmenit, felspar, glaukonit, apatit, piroksen, limonit, zirkon, fragmen batuan dan pecahan cangkang. Fraksi mineral yang dominan adalah fraksi pasir sangat halus dan lanau kasar. Secara lateral distribusi kuarsa, felspar dan piroksen relatif membesar ke arah endapan sedimen gisik pasir, tanggul gisik dan sedimen sungai dengan persentase tertinggi, masing-masing mencapai 49 %, 21 % dan 13 %. Sedangkan distribusi limonit dan zirkon membesar ke arah endapan sedimen gisik pasir dengan persentase tertinggi, masing-masing mencapai 5 % dan 2 %. Persentase tertinggi magnetit 17 %, ilmenit 23 %, apatit 3 %, fragmen batuan 51% dan pecahan cangkang 90 % umumnya terdapat dalam endapan sedimen permukaan dasar laut. Keterdapatan mineral utama dan tambahan ini diduga bersumber dari Batuan Gunungapi andesiti-basaltik, dan Formasi Batuan Sedimen berbahan volkanik. Sedangkan klastika biogeniknya bersumber dari batugamping terumbu. Hasil analisis petrogafi menunjukan bahwa fragmen batuannya memiliki kesesuaian dengan penyusun litologinya. Kata Kunci : Kandungan mineral, distribusi mineral, sumber batuan, Perairan Binuangeun. Data and information mineral resources related to rock forming mineral on shore and offshore area is still limited. For the existence of mineral resources is then to identify the content of the sediment as the object study in order to determine the type, percentage, distribution and estimation of rocks origin. The method includes sedimentary sampler, pan concentrates separation, grain mineragraphy analysis, and petrography rock. The mineral in the sediment consist of quartz, magnetite, amphibole, ilmenite, feldspar, glauconite, apatite, pyroxene, limonite, zircon, rock fragments and shell fragments. The minerals fractions are dominant in very fine sand and coarse silt. Laterally, the distribution of quartz, feldspar and pyroxene relatively increasing towards sand beach, berm and river sediments with the highest percentage, respectively reach 49 %, 21 % and 13 %. While, distribution of limonite and zircon are increasing toward sand beach with the highest percentage, respectively 5 % and 2 %. The highest percentage of magnetite (17 %), ilmenite (23 %), apatite (3 %), and rock fragments (51 %) and shell fragments of surfacially sediments (90 %). The occurrence of these main and accessory minerals is thought to be originated from andesitic-basaltic volcanic rocks and from volcanoclastic sediments whereas bioclastic sediments are from reefs limestone. The petrography analysis shows that their rock fragments are compatible with their rocks forming minerals. Keywords: The minerals content, mineral distribution, source rocks, and Binuangeun Waters.