Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

KONSOLIDASI TANAH LUNAK DIBAWAH PENGARUH GEJALA ELEKTROOSMOSIS PADA SKALA LABORATORIUM DENGAN MODIFIKASI FORMASI ELEKTRODA ., Risno; Rustamaji, R M; Faisal, Ahmad
Jurnal Mahasiswa Teknik Sipil Universitas Tanjungpura Vol 2, No 2 (2014): Jurnal Mahasiswa Teknik Sipil UNTAN
Publisher : Jurnal Mahasiswa Teknik Sipil Universitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tanah lunak memiliki sifat yang kurang menguntungkan bagi konstruksi, karena daya dukung tanah yang rendah dan besarnya penurunan yang dapat terjadi demikian pula dengan konsistensi yang relatif tinggi. Sifat – sifat tanah lunak yang kurang menguntungkan tersebut banyak dipengaruhi oleh air.Semakin rendah kadar air maka daya dukung tanah semakin besar. Dengan demikian, salah satu cara untuk menstabilisasi tanah lunak adalah mengeluarkan air pori dari tanah tersebut. Metode elektroosmosis merupakan salah satu metode yang dapat digunakan untuk mengurangi kadar air yang ada pada tanah lunak, sedemikian dapat mengurangi besarnya penurunan yang terjadi akibat pembebanan. Penggunaan metode ini dengan cara menempatkan katoda dan anoda didalam tanah dengan suatu jarak tertentu, diantara katoda dan anoda diberikan suatu medan listriksehingga air akan mengalir dari anoda (+) ke katoda (-). Tipe pengujian ini berupa konsolidasi dengan 144 jam (Pre-Loading),. Dimana hasil dari Pengujian ini membandingkan dengan atau tanpa medan listrik.Hasilujilaboratoriummenunjukkanadanyapenurunanpadanilaiindeks pemampatan sebesar 23,31 % pada pengujian konsolidasi dengan pre-loading 144 jam+medanlistrik 10mA, 27,81 % pada pengujian konsolidasi dengan pre-loading 144 jam+medanlistrik 20mA. Sehingga dapat disimpulkan kekakuan tanah lebih meningkat jika menggunakan medan listrik dilihat dari besarnya penurunan nilai indeks pemampatan. Proses pemampatan yang terjadi juga memberikan hasil yang lebih baik dimana dengan waktu yang sama pada saat tekanan diberikan regangan atau penurunan yang terjadi lebih besar jika dengan menggunakan elektroosmosis. Dan jika regangan atau penurunan yang terjadi sama waktu yang dibutuhkan lebih cepat jika dibandingkan hanya dibebani secara konsolidasi mekanik biasa. Kata-kata kunci: tanahlunak, gejalaelektroosmosis,modifikasiformasielektroda
KORELASI ANTARA NILAI KUAT GESER TANAH DAN NILAI CBR PADA TANAH LEMPUNG DI DAERAH KABUPATEN MEMPAWAH Geraldo Dewantara; Elsa Tri Mukti; R M Rustamaji
JeLAST : Jurnal Teknik Kelautan , PWK , Sipil, dan Tambang Vol 9, No 2 (2022): JeLAST EDISI JUNI 2022
Publisher : JeLAST : Jurnal Teknik Kelautan , PWK , Sipil, dan Tambang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jelast.v9i2.54546

Abstract

Nilai kuat geser dan nilai CBR berpengaruh dalam perencanaan suatu konstruksi bangunan sipil terutama pada konstruksi jalan raya. Tanah lempung memiliki daya dukung tanah dan kuat geser tanah yang rendah, hal tersebut dapat menimbulkan kerusakan pada konstruksi khususnya konstruksi jalan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui korelasi nilai kuat geser dan nilai CBR pada tanah lempung di daerah kabupaten Mempawah. Dalam penelitian ini digunakan alat Vane Shear Test dan alat Dynamic Cone Penetrometer. Berdasarkan sistem klasifikasi AASHTO, USCS, dan USDA, semua titik uji memiliki fraksi lempung. Dalam menentukan nilai CBR menggunakan 2 metode yaitu metode menurut pedoman Kementerian Pekerjaan Umum dan Buku Perkerasan Lentur Jalan Raya oleh Silvia Sukirman. Hasil pengujian dianalisa menggunakan analisa regresi sederhana linear dan menghasilkan persamaan untuk penentuan nilai CBR menurut Kementerian Pekerjaan Umum berturut-turut CBR = 6,7663(Cu) + 0,3664, CBR = 7,5016(Cu) + 0,2823, dan CBR = 1,2531(Cu) + 1,2665 dan untuk penentuan nilai CBR menurut buku Perkerasan Lentur Jalan Raya menghasilkan persamaan CBR = 3,4784(Cu) + 1,9740, CBR = 2,3456(Cu) + 2,0730, dan CBR = -6,0645(Cu) + 3,5482. Nilai koefisien korelasi berturut-turut yaitu 0,5077, 0,2711, dan 0,0619 untuk nilai CBR menurut Kementerian Pekerjaan Umum dan 0,2500, 0,0742, dan -0,2673 untuk nilai CBR menurut buku Perkerasan Lentur Jalan Raya. Dapat disimpulkan hubungan antara nilai kuat geser dan nilai CBR pada tanah lempung lunak dan sangat lunak tidak memiliki hubungan
Stabilizing fine-grained soil by electrically injecting Ca2+, CO32-, and HPO42- ions Rustamaji, R M; Priadi, Eka
Communications in Science and Technology Vol 9 No 1 (2024)
Publisher : Komunitas Ilmuwan dan Profesional Muslim Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21924/cst.9.1.2024.1448

Abstract

This paper presents a new technique that can electrically inject stabilizing ions, which can be used to stabilize soil. Other processes also occur simultaneously during treatment such as electrolysis, dissociation, sorption, and exchange mechanisms, etc. The aim of the research is to evaluate the effectiveness of the injection of stabilizing ions (Ca2+, CO32-, and HPO42-) in enhancing the shear strength of fine-grained soils. The shear strength of the soil increased up to 127% after treatment when measured near the anode and up to 495% when measured near the cathode. The results show that the proposed method can significantly increase soil strength; hence, it overcomes bearing capacity problems in soft fine-grained soils with low hydraulic conductivity.
Study of Deformation Behavior of Retaining Walls at Sepakat Ii Parallel Road Project in Pontianak City Siregar, Novita Januarti Siregar; Eka, Priadi; Aprianto, Aprianto; Rustamaji, R M; Bachtiar, Vivi
Jurnal Inovasi Teknologi Vol 4 No 2 (2023): October
Publisher : Engineering Forum of Western Indonesian Government Universities Board (Forum Teknik, BKS-PTN Wilayah Barat) Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The development of urban planning and infrastructure such as roads, buildings, bridges, ports has increased in recent years in Pontianak City. One of them is the construction of Jalan Parallel Sepakat II which was carried out in early 2022, connecting Jalan Sepakat II to the Tanjungpura University Campus Complex. In the case in the field, the previously compacted embankment has decreased, so backfilling is carried out to adjust the planned elevation. Due to the unsafe existing condition factor, improvements were made that were supported by retaining wall modeling. In addition to the retaining wall modeling, the current planning in the field is also stabilized by using a pile and geotextile, in order to increase the bearing capacity of the soil and can minimize the decrease or deformation that occurs at the research location. In the process of analyzing the retaining wall, analysis is also carried out with the Plaxis Proffesional 8.6 program. The results obtained in the form of deformation numbers and safety factor results. From the conclusion, the factor of safety is obtained which is not safe so that it is feasible to be reinforced. However, some adjustments are needed to the design plan so that it can function properly in accordance with the intent and purpose of the reinforcement.
The Effect of Matos Soil Stabilizer on Mechanical Properties of Soil Stabilized with Cement Ardhana, Praditya; Aprianto; Bachtiar, Vivi; Rustamaji, R M; Priadi, Eka
Jurnal Inovasi Teknologi Vol 5 No 2 (2024): October
Publisher : Engineering Forum of Western Indonesian Government Universities Board (Forum Teknik, BKS-PTN Wilayah Barat) Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

In pavement construction, it consists of subgrade, foundation layer and overburden. In working on landfill, the quality of the landfill can be improved by stabilization. Stabilization is a way to improve the properties and parameters of the soil, so that the soil is suitable or qualified to be used according to its function. One of the ways to stabilize soil is by chemical stabilization. In this research using additives such as fly ash & matos soil stabilizer. The soil samples were taken from Peniraman Quarry, Mempawah Regency. Also, the fly ash used comes from the waste of Paiton power plant, Probolinggo Regency. The tests carried out were testing the physical properties of the soil. The results obtained were then adjusted to the lower foundation layer of the road with specifications based on the 2018 General Specifications, Road and Bridge Construction Work (Revision 2). The test was carried out with a mixture of 10% fly ash and variations of matos soil stabilizer 2 - 8%, stabilization was carried out with a curing period of 0 - 14 days. From the results of the soil test, the plasticity index was found to be 14.252%. From the test results of the highest mixture variation, which is a mixture of soil + 10% fly ash + 8% matos soil stabilizer with a curing period of 14 days. The test results obtained a plasticity index of 7.295%, so it can be concluded that the higher the percentage of matos soil stabilizer used, the plasticity index value of the soil decreases and has met the requirements in the construction of the lower foundation layer of the road (B class).
Utilization of Spent Bleaching Earth Waste in Soil-Lime Stabilization for Road Body Foundation Layers Based on Index Properties Syarif Razhik Ghazali; Aprianto; Rustamaji, R M
Jurnal Inovasi Teknologi Vol 5 No 2 (2024): October
Publisher : Engineering Forum of Western Indonesian Government Universities Board (Forum Teknik, BKS-PTN Wilayah Barat) Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Spent Bleaching Earth (SBE) is a mixed material between bleaching earth and organic compounds derived from bleached crude oil. In addition, spent bleaching earth still contains a component of phosphoric acid. This phosphoric acid comes from the degumming process which is brought to the bleaching process by oil. According to Government Regulation Number 22/21 concerning Implementation of Environmental Management and Protection, this spent bleaching earth is classified as non-B3 waste depth. Chemical stabilization is by mixing chemicals into the soil material which causes a chemical reaction to occur between the mixing material and the soil which will produce new materials that have better quality. From the results of the physical properties experiment, it was found that the mixture with the optimum value for soil-lime stabilization was 10% SBE.
HUBUNGAN BATAS CAIR DAN INDEKS PLASTISITAS TERHADAP NILAI KOHESI TANAH PADA UJI DIRECT SHEAR TANAH LEMPUNG PADA KABUPATEN MEMPAWAH Verdiyanti, Nuria Eka; Mukti, Elsa Tri; Rustamaji, R M
JeLAST : Jurnal Teknik Kelautan , PWK , Sipil, dan Tambang Vol 9, No 1 (2022): JeLAST EDIS FEBRUARI 2022
Publisher : JeLAST : Jurnal Teknik Kelautan , PWK , Sipil, dan Tambang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jelast.v9i1.54312

Abstract

Tanah lempung merupakan tanah kohesif yang memiliki nilai kohesi (c) tanah yang besar serta memiliki kecenderungan nilai batas cair (LL) dan nilai indeks plastisitas (IP) yang besar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan batas cair (LL) dan indeks plastisitas (IP) terhadap nilai kohesi pada tanah lempung di Kabupaten Mempawah.   Dalam penelitian ini, pengujian dilakukan dengan menggunakan uji geser langsung. Sampel tanah yang akan digunakan adalah jenis tanah lempung yang berlokasi di Kabupaten Mempawah. Berdasarkan sistem klasifikasi AASHTO, USCS dan USDA, untuk semua sampel tanah yang digunakan dan telah diuji memiliki fraksi lempung. Hasil data yang dianalisa menggunakan metode analisa regresi dan korelasi menghasilkan persamaan (c = -0,0037(LL) + 0,2862 dengan r ² = 0,4315) dan (c = -0,0034(IP) + 0,1770 dengan r ² = 0,3040). Pada uji hipotesa menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifkan antara nilai batas cair (LL) dan nilai indeks plastisitas (IP) terhadap nilai kohesi (c) tanah lempung di Kabupaten Mempawah. Penelitian ini membuktikan bahwa semakin besar nilai batas cair (LL), dan nilai indeks plastisitas (IP) maka nilai kohesi tanah (c) semakin kecil.Kata kunci: batas cair, indeks plastisitas, kohesi, tanah lempung, uji geser langsung
Analisis Stabilitas Lereng Studi Kasus Longsor pada Ruas Jalan Nasional Batas Kota Pontianak – Simpang Ampar Tayan Karo-Karo, Ilham; Priadi, Eka; Rustamaji, R M
JeLAST : Jurnal Teknik Kelautan , PWK , Sipil, dan Tambang Vol 12, No 3 (2025): JeLAST Edisi Agustus 2025
Publisher : JeLAST : Jurnal Teknik Kelautan , PWK , Sipil, dan Tambang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jelast.v12i3.102207

Abstract

Terjadinya keruntuhan tanah atau longsor sebagaimana disebutkan di atas, mengindikasikan bahwa stabilitas tanah terganggu. Dengan kata lain, gaya-gaya yang bekerja pada tanah, baik gaya luar maupun gaya gravitasi akibat berat tanah itu sendiri, tidak lagi mampu mempertahankan stabilitas tanah, sehingga mengakibatkan keruntuhan lereng. Ampar Tayan sendiri merupakan jalan yang dibangun di daerah rawa/gambut, di samping dataran tinggi dan perbukitan. Oleh karena itu, kemungkinan terjadinya keruntuhan lereng dapat terjadi sewaktu-waktu. Berdasarkan hal tersebut, diperlukan analisis stabilitas lereng untuk mendapatkan faktor keamanan dan solusi yang tepat untuk mengatasi keruntuhan lereng. Salah satu tantangannya adalah metode yang digunakan untuk analisis stabilitas lereng berbeda-beda, sehingga menghasilkan nilai faktor keamanan yang bervariasi, yang mungkin tidak selalu konsisten. Pengaruh intensitas curah hujan pada lereng ruas jalan Bts. Kota Pontianak - Sp. Ampar Tayan STA 92+500 terhadap faktor keamanan yang diperoleh tidak terlalu terasa. Namun, secara umum, curah hujan yang tinggi dapat meningkatkan tekanan air tanah, membuat lereng menjadi lebih tidak stabil, dan infiltrasi air hujan dapat meningkatkan kepadatan tanah sekaligus mengurangi kekuatan gesernya. Jika kekuatan geser tidak mampu menahan tekanan air yang tinggi, hal ini dapat menyebabkan potensi keruntuhan lereng. Kata kunci: stabilitas lereng; air tanah; kekuatan geser
ANALISIS HUBUNGAN KUAT GESER DAN INDEKS KOMPRESI (Cc) TANAH LUNAK KOTA Satria, Sigit; Faisal, Ahmad; Rustamaji, R M
JeLAST : Jurnal Teknik Kelautan , PWK , Sipil, dan Tambang Vol 9, No 1 (2022): JeLAST EDIS FEBRUARI 2022
Publisher : JeLAST : Jurnal Teknik Kelautan , PWK , Sipil, dan Tambang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26418/jelast.v9i1.54278

Abstract

Tanah lunak merupakan suatu jenis tanah kohesif yang memiliki sifat sangat kurang menguntungkan dalamkonstruksi yaitu kuat geser yang rendah dan kompresibilitasnya yang besar. Dalam penelitian ini bertujuan untukmengetahui korelasi kuat geser maksimum (Ï„) dengan indeks kompresi (Cc). Untuk pengujian menggunakan 21sampel yang di antaranya 7 sampel di fakultas teknik universitas tanjungpura, 7 di jalan perdana, dan 7 di jalankaret. Pengujian mekanis didapat nilai kuat geser 0,064 "“ 0.158, nilai indeks kompresi berada dinilai 0,781 "“ 1,296.Sedangkan untuk data sekunder nilai kuat geser berada dinilai 0,059 "“ 2,240, nilai indeks kompresi berada dinilai0,170 "“ 1,977. Setelah data diperoleh kemudian diolah sehingga mendapat persamaan berikut beserta gabungandari data tanah sekunder, data tanah primer : Cc = -2,621(Ï„) + 1,312 dengan koefisien korelasi sebesar 0,555, datatanah primer + sekunder : Cc = -0,442(Ï„) + 1,236 dengan koefisien korelasi sebesar 0,640, data tanah konsistensisangat lunak : Cc = -1,475(Ï„) + 1,609 dengan koefisien korelasi sebesar 0,564, data tanah konsistensi lunak Cc =-0,045(Ï„) + 1,078 dengan koefisien korelasi sebesar0,830, data tanah konsistensi sedang Cc = -0,185(Ï„) + 0,978dengan koefisien korelasi sebesar 0,599. Dari seluruh hasil perhitungan yang didapat, menunjukkan bahwa nilaikorelasi berada dinilai cukup kuat hingga sangat kuat.