Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

KELAYAKAN LAHAN PERTAMBAKAN DI TANAH SULFAT MASAM, KABUPATEN LUWU TIMUR, SULAWESI SELATAN Brata Pantjara; Aliman Aliman; Abdul Mansyur; Utojo Utojo
Jurnal Riset Akuakultur Vol 1, No 2 (2006): (Agustus 2006)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (346.661 KB) | DOI: 10.15578/jra.1.2.2006.281-290

Abstract

Salah satu lahan yang bisa dikembangkan untuk budi daya tambak adalah tanah sulfat masam. Di Indonesia potensinya cukup luas dan umumnya lahan semacam ini berada di kawasan pesisir. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi kelayakan lahan tanah sulfat masam untuk pertambakan dan optimalisasi pemanfaatannya berdasarkan tingkat kesesuaian lahan dan daya dukung lingkungan. Penelitian dilakukan di Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan. Metode penelitian dengan melakukan survai untuk mendapatkan data primer. Sedangkan data sekunder diperoleh dari instansi terkait dan peta yang diperlukan untuk proses analisis dengan Sistem Informasi Geografis (SIG). Analisis data melalui tumpang susun dari beberapa peta dan data primer pada setiap pengamatan dengan mempertimbangkan pembobotan dan skala penilaian untuk mendapatkan nilai skoring dalam menentukan kesesuaian lahan budi daya tambak. Hasil analisis kelayakan lahan untuk tambak didapatkan nilai potensi dan kelayakan seluas 5.617,9 ha yang terdiri atas 709,4 ha kelayakan tinggi; 3.947,7 ha kelayakan sedang; dan 960,7 ha kelayakan rendah.One of land that can be developed for brackish water aquaculture is acid sulfate soil. The potency of acid sulfate soil in Indonesia is relatively large and generally found in coastal area. The objectives of this research to know the potency and land suitability of acid sulfate soil for brackish water aquaculture and optimal utilization based on land suitability level and its carrying capacity. This research was conducted at Malili Sub District; East Luwu Regency, South Sulawesi. Surveys have been done collected primary data. while secondary data was obtained from related Institution and needed maps for Geographic Information System (GIS) analysis, with overlying maps and primary data in each station observation with considering and assessment scale value of determining land suitability for brackish water pond. The result of maps analysis had been obtained the potency and land suitability at Malili Sub district were 5,617.9 ha consisted of 709.4 ha (high suitability); 3,947.7 ha (moderate suitability); and 960.7 ha (low suitability).
PRODUKSI BANDENG (Chanos chanos) MELALUI APLIKASI PUPUK ORGANIK Brata Pantjara; Erfan Andi Hendradjat
Jurnal Riset Akuakultur Vol 6, No 2 (2011): (Agustus 2011)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (144.657 KB) | DOI: 10.15578/jra.6.2.2011.253-262

Abstract

Bandeng (Chanos chanos) merupakan salah satu komoditas unggulan di sektor perikanan yang berkontribusi dalam memenuhi produksi nasional. Ekspor bandeng ke beberapa negara seperti Uni Eropa dan Amerika Serikat sangat prospektif untuk dikembangkan, namun bandeng asal Indonesia kurang disukai karena terindikasi mengandung zat kimia yang dapat mengganggu kesehatan. Oleh karena itu, dalam beberapa tahun terakhir produk bandeng organik semakin meningkat karena banyaknya minat masyarakat akan produk makanan tersebut. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pupuk organik terhadap produksi bandeng semi intensif. Pupuk organik yang dicoba adalah pupuk organik komersial (A) dan pupuk organik non komersial (B). Pupuk organik non komersial dibuat dengan cara fermentasi dari campuran limbah sayuran, ampas tahu, pupuk kompos, dan dedak. Padat penebaran bandeng pada masing-masing perlakuan adalah 15.000 ekor/ha. Pemberian pakan dilakukan setelah bandeng berumur 2 bulan di tambak dengan dosis pakan 2%-4% dari bobot ikan per hari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pertumbuhan bandeng selama enam bulan mencapai bobot dari 1,98 g/ekor menjadi 232,4 g/ekor pada A dan 253 g/ekor pada B. Sintasan bandeng pada perlakuan A dan B, masing-masing mencapai 56,62% dan 60,82%. Produksi bandeng pada perlakuan A dan B, masing-masing mencapai 1.974 dan 2.309 kg/ha
Kesesuaian dan Pengelolaan lahan budi daya tambak di Kabupaten Kotabaru, Kalimantan Selatan Brata Pantjara; Aliman Aliman; Markus Mangampa; Daud Pongsapan; Utojo Utojo
Jurnal Riset Akuakultur Vol 1, No 1 (2006): (April 2006)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1970.253 KB) | DOI: 10.15578/jra.1.1.2006.131-142

Abstract

Studi kesesuaian potensi pertambakan dilakukan di 3 Kecamatan Kabupaten Kotabaru, Kalimantan Selatan, meliputi: Kecamatan Pulau Laut Utara, Pulau Laut Tengah, dan Pulau Laut Barat. Tujuan penelitian adalah mengetahui potensi dan tingkat kesesuaian lahan budi daya tambak di Kabupaten Kotabaru, Kalimantan Selatan. Metode penelitian dengan melakukan survai untuk mendapatkan data primer. Data sekunder diperoleh dari wawancara pemilik/pembudi daya tambak dan data stastistik serta Laporan Tahunan Kabupaten Kotabaru, Kalimantan Selatan. Analisis data untuk mengetahui potensi dan kesesuaian lahan budi daya tambak dengan Sistem Informasi Geografis (SIG). Tingkat kesesuaian budi daya tambak diperoleh dengan cara tumpang susun beberapa peta dan data primer pada setiap pengamatan dengan mempertimbangkan pembobotan dan skala penilaian untuk mendapatkan nilai skoring. Hasil analisis potensi dan kesesuaian tambak di 3 Kecamatan Kabupaten Kotabaru mempunyai tingkat kesesuaian sedang. Potensi kelayakan lahan untuk tambak di Desa Stagen Kecamatan Pulau Laut Utara seluas 2.548,8 ha dengan teknologi budi daya tambak sistem ekstensif hingga semi intensif, Desa Sungai Pasir dan Sungai Paring Kecamatan Pulau Laut Tengah seluas 57,9 ha dengan teknologi budi daya ekstensif hingga semi intensif. Desa Sebanti Kecamatan Pulau Laut Barat seluas 516,8 ha dengan teknologi ekstensif hingga ekstensif plus.Land suitability study of brackish water pond was conducted at 3 District in Kotabaru Regency, South Kalimantan were Pulau Laut Utara, Pulau Laut Tengah, and Pulau Laut Barat. The objectives of research to know land suitability and management for brackishwater pond in Kotabaru Regency, South Kalimantan. Survey has been done collected primary data. While secondary data was obtained from questioner with the pond farmers and statistical data from related Institution. Data analysis to know of potency and land suitability for pond with Geographical Information System (GIS), with overlying maps and primary data in each station observation with considering and assessment scale value of determining land suitability for brackish water pond. The result of research that potency and land suitability of 3 District in Kotabaru Regency were moderate suitability. Land potency in Stagen and Sungai Paring Villages, Pulau Laut Utara District can reach 2,548.8 ha with application extensive until semi intensive technology. Sungai Pasir Village, Pulau Laut Tengah District can reach 57.9 ha with application extensive until semi intensive technology. Sebanti Village, Pulau Laut Barat District of 516.8 ha with application extensive until plus extensive technology.
APLIKASI PUPUK BERIMBANG TERHADAP PERTUMBUHAN RUMPUT LAUT, Gracilaria verrucosa Di Tambak Tanah Sulfat Masam Brata Pantjara; Muhammad Sahib
Jurnal Riset Akuakultur Vol 3, No 2 (2008): (Agustus 2008)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (845.998 KB) | DOI: 10.15578/jra.3.2.2008.225-232

Abstract

Salah satu faktor lingkungan yang mempengaruhi produksi rumput laut, Gracilaria verrucosa adalah kualitas tanah. Rumput laut jenis ini banyak dibudidayakan di tambak tanah sulfat masam yang tergolong tanah dengan kesuburan rendah. Oleh karena itu, dilakukan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui imbangan dosis pupuk yang optimal untuk pertumbuhan rumput laut di tambak tanah sulfat masam. Penelitian dilakukan di Desa Lampuara Kecamatan Ponrang Kabupaten Luwu. Penentuan dosis pupuk dan frekuensi aplikasi mengacu pada penelitian pendahuluan skala laboratorium. Perlakuan dalam penelitian ini adalah perbandingan pupuk urea dan SP-36, masing-masing secara berurutan adalah 150 dan 0 kg/ha (A); 112,5 dan 37,5 kg/ha (B); 75 dan 75 kg/ha (C); 37,5 dan 112,5 kg/ha (D); 0 dan150 kg/ha dan tanpa pupuk (E). Bibit rumput laut ditebar dengan kepadatan 2 ton/ha dan dipelihara selama 60 hari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan yang dicobakan memberikan pengaruh yang signifikan (P<0,05) terhadap rumput laut basah, di mana produksi tertinggi didapatkan pada perlakuan B dan C yaitu 2.090 g/m2 (20,9 ton/ha) dan 1.986,7 g/m2 (19,9 ton/ha) selama 60 hari dengan laju pertumbuhan harian (LPH) sebesar 6,97% dan 6,62% per hari.One of the environment factors that influences seaweed, Gracilaria verrucosa production is soil quality. This seaweed is commonly cultured in acid sulphate-affected soil ponds that is classified as a soil with low fertility. The objective of the research was to know the optimum fertilizer dosage for seaweed growth in acid sulphate-affected soil ponds. The research was conducted in Lampuara Village Ponrang Sub-district Luwu Regency. Dosages and frequencies of fertilizer were determined by referring to a preliminary research in the laboratory. The treatments of this research were using Urea and SP-36 fertilizers with composition of 150 and 0 kg/ha (A); 112.5 and 37.5 kg/ha (B); 75 and 75 kg/ha (C); 37.5 and 112.5 kg/ha (D); 0 and 150 kg/ha and without fertilizer (E), respectively. Seeds of seaweed were stocked with densities of 2 ton/ha. The result of the research showed that the treatments were significantly different (P<0.05) on effecting the seaweed production, where the highest production were found in B and C treatments, i.e. 2,090 g/m2 (20.9 ton/ha) and 1,986.7 g/m2 (19.9 ton/ha) for 60 days with daily growth rate of 6.97% and 6.62%.
KONDISI LINGKUNGAN PERAIRAN TELUK MALLASORO YANG LAYAK UNTUK LOKASI PENGEMBANGAN BUDI DAYA RUMPUT LAUT (Eucheuma sp.) Utojo Utojo; Abdul Mansyur; Brata Pantjara; Andi Marsambuana Pirzan; Hasnawi Hasnawi
Jurnal Riset Akuakultur Vol 2, No 2 (2007): (Agustus 2007)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2486.479 KB) | DOI: 10.15578/jra.2.2.2007.243-255

Abstract

Tujuan penelitian ini untuk mendapatkan lokasi yang layak bagi pengembangan budi daya rumput laut di perairan Teluk Mallasoro, Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan. Data sekunder yang diperoleh berupa data iklim, data produksi rumput laut, peta rupabumi Indonesia kawasan Jeneponto skala 1:50.000, citra digital landsat-7 ETM, dan peta batimetri skala 1:200.000. Data primer diperoleh dengan metode survai di lokasi penelitian yaitu kondisi kualitas perairan. Penentuan stasiun pengamatan dilakukan secara acak dan sistematik. Setiap lokasi pengambilan contoh ditentukan posisi koordinatnya dengan alat Global Positioning System (GPS). Data lapangan (fisikakimia perairan), data sekunder, dan data citra satelit (Landsat ETM+) digital, dianalisis secara spasial dengan metode PATTERN menggunakan Sistem Informasi Geografis (SIG). Berdasarkan hasil survai dan evaluasi kelayakan budi daya rumput laut perairan Teluk Mallasoro memiliki tingkat kelayakan tinggi di sekitar tengah, timur, dan barat dari mulut teluk (297,7 ha), kelayakan sedang terdapat di sepanjang kawasan tengah teluk (403,0 ha), dan kelayakan rendah di sekitar tengah dan timur bagian dalam teluk (387,0 ha), dituangkan dalam peta prospektif skala 1:50.000.The aim of this research is to find location which was suitable to develop seaweed culture in Mallsoro Bay, Jeneponto Regency, South Sulawesi. Secondary data such as wheather data, seaweed production data, Indonesia earth surface map of Jeneponto area scale of 1:50,000, citra landsat-7 ETM digital product, and navigation map scale 1: 200,000. The primary data (water quality) was found  with survey method in research location. Simple systematic random sampling was used to allocate sampling points.Digital Remote sensing (Landsat ETM+) data, secundary data, and field data (water quality) were analyzed using PATTERN method and Geographic Information System (GIS). Tematic map of area suitability as the main expected output of the study was made through spatial analysis and GIS as suggested by reference. The potential areas which are suitable for seaweed culture development are 1,087.7 ha, namely either for seaweed culture with high suitability (297.7 ha), moderate (403.0 ha), and low (387.0 ha) was distribution in the sea waters of Mallasoro Bay.
KESESUAIAN LAHAN BUDIDAYA TAMBAK DI KECAMATAN WATUBANGGA KABUPATEN KOLAKA, SULAWESI TENGGARA Brata Pantjara; Utojo Utojo; Aliman Aliman; Markus Mangampa
Jurnal Riset Akuakultur Vol 3, No 1 (2008): (April 2008)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1609.938 KB) | DOI: 10.15578/jra.3.1.2008.123-135

Abstract

Studi ini bertujuan untuk memetakan kesesuaian lahan budidaya tambak di Kecamatan Watubangga Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara. Analisis kesesuaian lahan dilakukan dengan teknologi Sistem Informasi Geografis (SIG), menggunakan metode index overlay model. Peta Rupa Bumi Indonesia digunakan sebagai peta dasar yang dioverlay dengan peta-peta tematik, peta hasil interpretasi citra landsat-7 ETM dan peta hasil interpolasi dari data kualitas tanah dan air lokasi survai. Hasil analisis yang diperoleh hanya didapatkan lahan dengan kategori sesuai (S2) dan cukup sesuai (S3). Potensi lahan tersebut seluruhnya mencapai 298,2 ha yang terdiri atas 169,7 ha lahan kategori sesuai (S2) dan 128,5 ha kategori cukup sesuai (S3).The objectives of this study were to map of land suitability for brackishwater pond aquaculture at Watubangga District Kolaka Regency, Southeast Sulawesi. Analysis of land suitability with using of Geographic Information System (GIS) technology, used the method of index overlay model. Indonesia topography map that used as base map to overlay with thematic maps, image map from landsat 7 ETM and an interpolation map of soil and water quality of survey location. The result was a map that interpretating moderate and low suitability category, were 169.7 ha was moderate suitability (S2) and 128.5 ha was low suitability, unfortunetly area having hight suitability.
BUDIDAYA UDANG VANAME SISTEM BIOFLOK Brata Pantjara; Agus Nawang; Usman Usman; Rachman Syah
Media Akuakultur Vol 5, No 2 (2010): (Desember 2010)
Publisher : Pusat Riset Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1507.452 KB) | DOI: 10.15578/ma.5.2.2010.93-97

Abstract

Problem utama pada budidaya tambak udang intensif adalah menurunnya kualitas air yang layak selama pemeliharaan udang dan munculnya penyakit. Upaya mengurangi permasalahan tersebut adalah pemanfaatan bioflok di tambak. Bioflok merupakan campuran dari berbagai mikroba, fitoplankton, zooplankton, protozoa, detritus, partikel organik. Teknologi bioflok dapat meningkatkan kualitas air, meminimalkan pergantian air (tanpa pergantian air), efisiensi pakan, dan menghambat berkembangnya penyakit selama budidaya. Budidaya udang vaname intensif sistem bioflok dengan padat penebaran 100 ekor/m2 selama 95 hari diperoleh produksi sebesar 10,375 kg/ha (FCR 1,3) dan tanpa bioflok 9,176 kg/ha (FCR 1,6).
DINAMIKA PERTAMBAKAN PERIKANAN DI SULAWESI SELATAN KURUN WAKTU 1990-2005 Abdul Malik Tangko; Brata Pantjara
Media Akuakultur Vol 2, No 2 (2007): (Desember 2007)
Publisher : Pusat Riset Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (9164.442 KB) | DOI: 10.15578/ma.2.2.2007.118-123

Abstract

Luas tambak tambak di Sulawesi Selatan mengalami peningkatan dari 70.707 ha pada tahun 1990 menjadi 96.002 ha pada tahun 2005, sedangkan luas yang siap tebar 64.494 ha pada tahun 1990 menjadi 90.540 ha pada tahun 2005. Hasil produksi total dari luasan tambak tersebut juga mengalami peningkatan dari 65.487,8 ton pada tahun 1990 menjadi 300.242,0 pada tahun 2005. Begitu pula produksi udang windu dari 11.945,6 ton menjadi 20.622,0 ton, dan produksi ikan bandeng dari 40.200 ton menjadi 58.715,4 ton. Peningkatan produksi tentunya akan lebih tinggi seandainya usaha pertambakan di Sulawesi Selatan tidak dilanda oleh wabah penyakit udang yang sampai saat ini belum bisa ditanggulangi secara tuntas. Pada tahun 2003 luas tambak udang di Sulawesi Selatan yang terserang penyakit mencapai 12.648 ha dengan kerugian material sebesar 9 milyar. Jenis komoditas selain udang windu dan ikan bandeng yang memberi kontribusi yang cukup besar pada peningkatan produktivitas tambak di Sulawesi Selatan adalah rumput laut jenis Gracilaria sp., dengan produksi total mencapai 210.510,0 ton.
IDENTIFIKASI KELAYAKAN LOKASI LAHAN BUDI DAYA LAUT DI PERAIRAN TELUK KUPANG NUSA TENGGARATIMUR Utojo Utojo; Abdul Mansyur; Tarunamulia Tarunamulia; Brata Pantjara; Hasnawi Hasnawi
Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia Vol 11, No 5 (2005): (Vol. 11 No. 5 2005)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, BRSDM KP.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (5828.319 KB) | DOI: 10.15578/jppi.11.5.2005.9-29

Abstract

Nusa Tenggara Timur memiliki sumber daya lahan perikanan pesisir yang cukup potensial untuk pengembangan budi daya laut, namun demikian belum diperoleh data rinci kelayakannya. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan kelayakan lokasi bagi pengembangan budi daya laut di perairan Teluk Kupang, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur dan penelitiannya dilaksanakan dengan menggunakan metode survai.
IDENTIFIKASI KELAYAKAN LOKASI LAHAN BUDI DAYA LAUT DI PERAIRAN TELUK SALEH, KABUPATEN DOMPU, NUSA TENGGARA BARAT Utojo Utojo; Abdul Mansyur; Andi Marsambuana Pirzan; Tarunamulia Tarunamulia; Brata Pantjara
Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia Vol 10, No 5 (2004): (Vol. 10 No. 5 2004)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, BRSDM KP.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (8915.723 KB) | DOI: 10.15578/jppi.10.5.2004.1-18

Abstract

Nusa Tenggara Barat memiliki sumber daya lahan perikanan pesisir yang cukup potensial untuk pengembangan budi daya laut. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan kelayakan lokasi bagi pengembangan budi daya di perairan Teluk Saleh, Kecamatan Empang, Kabupaten Dompu, Nusa Tenggara Barat. Penelitian dilaksanakan dengan menggunakan metode survai.