Claim Missing Document
Check
Articles

Found 15 Documents
Search

KEBUTUHAN ASAM AMINO LISIN UNTUK BENIH IKAN KERAPU BEBEK (Cromileptes altivelis) Nyoman Adiasmara Giri; Ketut Suwirya; Muhammad Marzuqi
Jurnal Riset Akuakultur Vol 1, No 2 (2006): (Agustus 2006)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (596.693 KB) | DOI: 10.15578/jra.1.2.2006.143-150

Abstract

Percobaan penentuan kebutuhan asam amino lisin untuk benih ikan kerapu bebek (Cromileptes altivelis) telah dilakukan dengan metode pemeliharaan ikan menggunakan pakan yang mempunyai kandungan lisin berbeda. Ikan dengan bobot rata-rata 4,4 ± 0,3 gram dipelihara dalam bak polikarbonat volume 100 L dengan kepadatan 12 ekor ikan per bak. Setiap bak dilengkapi dengan sistem air mengalir dan aerasi. Pakan percobaan dibuat dalam bentuk pelet kering dengan kandungan protein 49% yang bersumber dari kasein dan tepung ikan serta campuran asam amino murni sehingga menyerupai komposisi asam amino tubuh ikan kerapu bebek, kecuali untuk lisin. Pakan percobaan mempunyai kandungan lisin berbeda, yaitu 1,77%; 2,27%; 2,77%; 3,27%; 3,77%; dan 4,27%. Ikan diberi pakan percobaan 2 kali sehari pada level satiasi selama 63 hari. Hasil percobaan menunjukkan bahwa bobot ikan akhir, persen pertambahan bobot, laju pertumbuhan spesifik, efisiensi pakan, retensi protein, dan kandungan protein tubuh ikan dipengaruhi oleh kandungan lisin pakan. Kadar optimum lisin dalam pakan untuk benih ikan kerapu bebek dihitung dengan regresi broken line berdasarkan data persen pertambahan bobot. Dari perhitungan ini diperoleh bahwa kebutuhan lisin untuk benih ikan kerapu bebek mencapai 2,77% dalam pakan atau setara dengan 5,63% dari protein pakan.The experiment to find out an amino acid lysine requirement for growth of  humpback grouper  juvenile has been conducted in 18 polycarbonate tanks, 100 liters volume. Each tank is equipped with flow-through water system. Twelve juveniles of humpback grouper (4.4 ± 0.3 gram in body weight), which were produced in hatchery, were randomly selected, and stock in each tank. Fish fed with experimental diets twice everyday at satiation level for 63 days. Experimental diets were prepared as dry pellet with casein and fish meal as the intact protein sources, and the mixture of crystalline amino acids to reach protein level of 49% and the composition of amino acid similar to the amino acid composition of whole body protein of humpback grouper, except for lysine content. Basal diet (diet-1) contains 1.77% lysine that was supplied from casein and fish meal. Graded level (0.5%) of crystalline lysine was added to the basal diet to get the final lysine level in each diet of 1.77%, 2.27%, 2.77%, 3.27%, 3.77%, and 4.27%. The experiment was designed according to completely random design (CRD) with 6 treatments (lysine levels) and three replicates for each treatment. Result of the experiment showed that dietary lysine content influenced final weight, weight gain, specific growth rate, feed efficiency, protein retention, and body protein content of  humpback grouper juvenile. Optimum dietary lysine for  humpback grouper juvenile was calculated using broken line regression analysis. Optimum dietary lysine requirement for growth of juvenile humpback grouper is 2.77% or equal to 5.63% of dietary protein.
MANAJEMEN PAKAN INDUK KERAPU MACAN, Epinephelus fuscoguttatus UNTUK PENINGKATAN PEMIJAHAN DAN KUALITAS TELUR Tony Setiadharma; Agus Prijono; Nyoman Adiasmara Giri; Tridjoko Tridjoko
Jurnal Riset Akuakultur Vol 3, No 1 (2008): (April 2008)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1170.083 KB) | DOI: 10.15578/jra.3.1.2008.13-18

Abstract

Percobaan ini dilakukan untuk mengetahui kesinambungan pemijahan dan peningkatan kualitas telur melalui perbaikan manajemen pemeliharaan induk ikan kerapu macan (Epinephelus fuscoguttatus). Induk kerapu macan berukuran panjang 50,20—82,50 cm dan bobot 3,50—12,00 kg yang dipelihara dalam 2 tangki volume 30 ton, masingmasing diisi 12 ekor induk terdiri atas 4 ekor jantan dan 8 ekor betina. Sebagai perlakuan dalam penelitian adalah komposisi pakan yang berbeda yaitu A. Pakan + (vitamin E,C, dan vitamin mix), dan B. Pakan. Pakan yang diberikan berupa ikan rucah dan cumi segar sebanyak 3% bobot total/hari. Percobaan ini dilakukan selama 8 bulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbedaan pemberian pakan segar berpengaruh terhadap frekuensi pemijahan dan kualitas telur yang dihasilkan. Pada perlakuan A memperlihatkan proses reproduksi yang lebih baik dan terjadi pemijahan sebanyak 11 kali dengan jumlah total telur 18.492.000 butir dengan hatching rate 75,0%— 92,0% dan Indek Aktivitas Kehidupan Larva (SAI) 3,80—5,68. Perlakuan B terjadi pemijahan sebanyak 7 kali pada periode bulan Maret sampai November dengan jumlah total telur yang dibuahi sebanyak 10.390.000 butir dengan hatching rate 50,0%— 75,0% dan SAI larva 0,28—4,90. Hasil pengamatan perkembangan gonad selama penelitian untuk kedua perlakuan sangat bervariasi antara 110—520 µm.The purpose of the present study was to know the effect of different management in rearing spawning and eggs quality of grouper broodstock, Epinephelus fuscoguttatus. Twelve fish total length 50.20—82.50 cm and 3.50—12.00 kg in body weight consisted, eight females and four males were reared in three 30 m³ concrete tanks and fed with experimental diet. Two treatments were (A) Fed+ (Vitamin E,C, and vitamin mix) and (B) Feed. The result of the experiment showed that fish in treatment A gave better results in terms of eggs quality, stage of reproduction, and spawning of 11 times in April to November with fecundity of 18,492,000; hatching rate of 75.00%—92.00% and SAI of larvae 3.80—5.68; composed to 7 times of spawn with fecundity of 10,390,000; hatching rate of 50.00%—75.00% and Survival Activity Index of larvae (SAI) 0.28—4.90 for treatment B. Gonad of development during the experiment showed egg diameter of 110—520 mm.
Kebutuhan Vitamin C Untuk Pertumbuhan dan Meningkatkan Ketahanan Benih Kerapu Macan (Epinephelus fuscoguttatus) Nyoman Adiasmara Giri; Fris Johnny; Ketut Suwirya; Muhammad Marzuqi
Jurnal Riset Akuakultur Vol 1, No 1 (2006): (April 2006)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (742.8 KB) | DOI: 10.15578/jra.1.1.2006.21-27

Abstract

Penelitian untuk mengetahui kebutuhan vitamin C untuk pertumbuhan dan ketahanan benih ikan kerapu macan (Epinephelus fuscoguttatus) telah dilakukan, menggunakan 18 buah bak polikarbonat volume 100 liter yang dilengkapi dengan sistem air mengalir dan aerasi. Benih kerapu macan dengan bobot rata-rata 23,0 ± 0,1 gram ditebar dalam bak penelitian dengan kepadatan 12 ekor per bak. Ikan diberi pakan penelitian 2 kali sehari pada level satiasi selama 13 minggu. Pakan penelitian diformulasi dengan kandungan nutrien yang sama kecuali kandungan vitamin C. Pada formula pakan ditambahkan vitamin C (L-ascorbyl-2-phosphate Magnesium, APM) dengan dosis berbeda, yaitu 0, 15, 30, 60, 120, dan 250 mg/kg pakan. Pakan dibuat dalam bentuk pelet dan dikeringkan menggunakan freeze dryer. Penelitian dirancang menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan 6 perlakuan beda kandungan vitamin C dalam pakan dan setiap perlakuan terdiri atas 3 ulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ikan yang diberi pakan tanpa penambahan vitamin C pertumbuhannya, kadar hemoglobin dan hematokrit darah, aktivitas fagositik, dan indeks fagositiknya adalah paling rendah dibandingkan dengan kelompok ikan lainnya. Dari hasil ini disimpulkan bahwa diperlukan penambahan vitamin C sebanyak 30 mg/kg pakan untuk pertumbuhan ikan yang baik dan penambahan vitamin C sebanyak 60—120 mg/kg pakan untuk kesehatan ikan kerapu macan.The experiment to determine dietary vitamin C requirement for good growth of tiger grouper has been conducted in 18 polycarbonate tanks, 100 liters volume. Each tank is equipped with flow-through water system. Twelve juvenile of tiger grouper (23.0 ± 0.1 gram in body weight), which were produced in hatchery, were randomly selected and stocked in each tank. Fish fed by experimental diets twice everyday at satiation level for 13 weeks. Experimental diets were formulated to contain the same level of nutrients (protein, lipid, and energy), except for vitamin C. Graded level of vitamin C (L-ascorbyl-2-phosphate Magnesium, APM) were supplemented to experimental diet at the level of 0, 15, 30, 60, 120, and 250 mg/kg diet. Diets were prepared as pellet and dried using freeze dryer. The experiment was designed according to complete random design (CRD) with 6 treatments (vitamin C levels) and three replicates for each treatment. Result of the experiment showed that growth, blood hemoglobin and hematocrite, phagocytic activity, and phagocytic index of fish fed diet without supplemental vitamin C were the lowest. This result indicates that vitamin C is essential for tiger grouper. Tiger grouper juvenile requires supplemental 30 mg vitamin C (APM)/kg diet for good growth or 60—120 mg vitamin C for good health condition.
PEMATANGAN GONAD INDUK KERAPU SUNU, Plectropomus leopardus, DENGAN HORMON LHRH-ANALOG Ketut Suwirya; Agus Priyono; Nyoman Adiasmara Giri; Tony Setiadharma
Jurnal Riset Akuakultur Vol 1, No 3 (2006): (Desember 2006)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (463.594 KB) | DOI: 10.15578/jra.1.3.2006.411-417

Abstract

Budi daya ikan kerapu sunu masih mengandalkan pasokan benih dari alam, padahal keberadaanya tergantung musim. meningkatnya kebutuhan benih untuk budidaya maka perlu dilakukan pembenihan secara buatan untuk mengantisipasi kebutuhan benih yang berkesinambungan
PENGARUH VITAMIN B6 DALAM PAKAN TERHADAP SISTEM KEKEBALAN BENIH IKAN KERAPU BEBEK, Cromileptes altivelis Fris Johnny; Nyoman Adiasmara Giri; Ketut Suwirya; Des Roza
Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia Vol 11, No 1 (2005): (Vol. 11 No. 1 2005)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, BRSDM KP.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2696.031 KB) | DOI: 10.15578/jppi.11.1.2005.73-79

Abstract

Percobaan pemberian vitamin B6 dalam pakan ikan telah dilakukan di laboratorium patologi Balai Besar Riset perikanan Budidaya Laut, Gondol-Bali. Tujuan Percobaan ini adalah untuk mengetahui pengaruh vitamin B6 dengan dosis yang berbeda dalam pakan ikan terhadap sistem kekebalan benih ikan kerapu bebek.
PERANAN FOSFOLIPID DALAM PAKAN PADA PEMIJAHAN DAN PENINGKATAN KUALITAS TELUR IKAN KERAPU BATIK (Epinephelusmicrodon) Nyoman Adiasmara Giri; Tony Setiadharma; Bejo Slamet
Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia Vol 9, No 2 (2003): (Vol, 9 No. 2 2003)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, BRSDM KP.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (4793.592 KB) | DOI: 10.15578/jppi.9.2.2003.1-7

Abstract

Penelitian teknologi pembenihan ikan kerapu balik, Epinephelus microdon dimulai dengan percobaan pematangan gonad dan pemijahan.
PENGARUH N-3 HUFA PAKAN TERHADAP PERTUMBUHAN BENIH KERAPU MACAN, Ephinepelus fuscoguttatus Ketut Suwirya; Nyoman Adiasmara Giri; Muhammad Marzuqi
Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia Vol 9, No 4 (2003): Vol. 9 No. 4 2003)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, BRSDM KP.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3707.129 KB) | DOI: 10.15578/jppi.9.4.2003.19-24

Abstract

Asam lemak n-3 HUFA adalah esensial bagi ikan-ikan laut. Kebutuhan asam lemak n-3 HUFA pada ikan berbeda menurut jenis dan ukuran ikan
PENGGUNAAN BAKTERI PROBIOTIK Alteromonas sp. BY-g DALAM PEMELIHARAAN LARVA UDANG MELALUI PAKAN ALAMI DAN BUATAN Haryanti Haryanti; Gusti Ngurah Permana; Sari Budi Moria; Nyoman Adiasmara Giri; Ketut Sugama
Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia Vol 8, No 5 (2002): (Vol.8 No.5 2002)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, BRSDM KP.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (9662.689 KB) | DOI: 10.15578/jppi.8.5.2002.55-66

Abstract

Upaya untuk menyederhanakan dan mengefisiensikan penggunaan bakteri slrain Alteromonas sp. BY-9 melalui pakan alami maupun pakan buatan telah dilakukan
RESPON IKAN KERAPU BEBEK, Cromileptes altivens TERHADAP IMU NOSTIMULAN PEPTIDOGLYCAN MELALUI PAKAN PELET Fris Johnny; lsti Koesharyani; Des Roza; Tridjoko Tridjoko; Nyoman Adiasmara Giri; Ketut Suwirya
Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia Vol 7, No 4 (2001): (Vol. 7 No. 4 2001)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, BRSDM KP.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (4203.142 KB) | DOI: 10.15578/jppi.7.4.2001.52-56

Abstract

Suatu percobaan untuk meningkatkan kekebalan non-spesifik pada ikan kerapu bebek dengan menggunakan imunostimulan peptidoglycan dalam pakan pelet telah dilakukan di Balai Besar Riset Perikanan Budidaya Laut Gondol.
KEBUTUHAN PROTEIN UNTUK PERTUMBUHAN YUWANA KEP|TING BAKAU, Scylla paramamosain Nyoman Adiasmara Giri; Yunus Yunus; Ketut Suwirya; Muhammad Marzuqi
Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia Vol 8, No 5 (2002): (Vol.8 No.5 2002)
Publisher : Pusat Riset Perikanan, BRSDM KP.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (4937.022 KB) | DOI: 10.15578/jppi.8.5.2002.31-36

Abstract

Budi daya kepiting belum berkembang baik terutama karena terbatasnya benih serla belum tersedianya pakan buatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kebutuhan protein pakan bagi pertumbuhan yuwana kepiting bakau (Scylla paramamosarn) sebagai data dasar untuk mengembangkan pakan buatan.