Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

KUAT TEKAN DAN TARIK BELAH BETON MENGGUNAKAN BAHAN DENGAN PRINSIP 3R (REDUCE, REUSE, AND RECYCLE) Wijoyo, Joko Hadinoto; Sambowo, Kusno Adi; Kristiawan, Stefanus Adi
Jurnal Teknik Sipil Vol 1, No 1 (2013): Jurnal Teknik Sipil
Publisher : Jurnal Teknik Sipil

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

AbstrakPenggantian sebagian atau secara total semen dengan bahan lain yang lebih ramah lingkungan dalam proses pembuatan beton menjadi pilihan alternatif. Green Concrete adalah suatu konsep yang bertujuan untuk mengilhami para praktisi konstruksi agar dalam pembuatan beton yang diperhatikan adalah beton tersebut itu ramah lingkungan, sesuai dengan peruntukannya dan tidak menghabiskan sumber daya alam serta berwawasan pada masa depan sehingga tercipta suatu kondisi dimana akan terjadi pembangunan yang berkelanjutan (sustainable development). Setelah pengujian pada umur 28 hari, kekuatan beton akan meningkat relatif kecil terhadap kuat karakteristiknya. Tetapi limbah benda uji beton tersebut harus dipecahkan terlebih dulu agar memiliki ukuran dan bentuk yang menyerupai dengan agregat kasar. Percobaan penelitian ini yaitu mengganti ketiga unsur penyusunnya (semen, agregrat halus, dan agregat kasar) sebagian telah diganti dengan bahan/material lain (fly ash, abu sekam, abu batu dan limbah benda uji beton) secara bersamaan. Berdasarkan uraian diatas tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui beton dengan variasi tersebut masih memenuhi kuat tekan yang disyaratkan.Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimental laboratorium berupa pembuatan benda uji silinder beton dan dilakukan pengujian pada umur 28 hari. Variasi perbandingan fly ash dan abu sekam sebagai pozolan 0% FA + 0% AS, 10% FA + 10% AS, dan 20% FA + 20% AS.Variasi kadar abu batu 0 %, 25%, dan 50%. Pemakaian 100% limbah benda uji beton sebagai agregat kasar. Jenis pengujian yang dilakukan yaitu uji kuat tekan dan tarik belah beton.Hasil penelitian ini dinilai dari kuat tekan beton, efisiensi ekonomis, dan efisiensi harga per MPa menunjukkan bahwa variasi optimum adalah KT6, yang mempunyai kuat tekan rata-rata sebesar 254,43 kg/cm² serta memiliki nilai efisiensi ekonomis 27,35% atau sebesar Rp. 149.744,- dari beton normal. Hasil perhitungan efisiensi harga per MPa variasi KT6 mempunyai nilai 18,91% atau Rp. 15.940,- per MPa.Kata kunci: Beton, Pozolan, Abu Batu, Limbah beton, Kuat Beton
THE APPLICATION OF ASBUTON AND POLYMER MODIFIED BITUMEN FOR PAVEMENT MIXTURE DESIGN AT HOT AND ARID REGION I. D. Matar, Mohammed; Setyawan, Agus; Sambowo, Kusno Adi
Jurnal Teknik Sipil Vol 2, No 1 (2014): Jurnal Teknik Sipil
Publisher : Jurnal Teknik Sipil

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

 AbstractMany of the studies have been done in finding other alternative material in order to using as polymer modified bitumen in asphalt mixes and Rock Asphalt on improvement its properties, highway quality And increase the ability to withstand changes in temperature in hot and arid regions Current rapid increases in traffic volume and legal weight increased loads on the road structure Different temperatures will make the asphalt less resilient to stresses inflicted It could reduce the service life and increase the cost of maintenance of the road. The mechanical properties of the asphalt paving mixtures were characterized at three testing permanent deformation, fatigue and cracking that is forcing engineers to consider these issue attempts to improve the quality and characteristics of asphalt pavement using additives. Many of the studies have been done in finding other alternative material in order to using as polymer modified bitumen in asphalt mixes and Rock Asphalt on improvement its properties, highway quality And increase the ability to withstand changes in temperature in hot and arid regions.In this study, the laboratory works can be divided into three stages: The First Stage, make tests in the laboratory on the following Aggregate materials, to know the physical properties and the possibilityknow their physical properties and specifications. The Third Stage, a total of 108 samples prepared from Asphalt (60/70 pen), ASBUTON and Polymer Modified Bitumen (Starbit E-55) all of them separately. Including Marshall Stability T of their use in the mixture. The Second Stage, make tests in the laboratory on the following bituminous materials: Asphalt 60/70 pen, ASBUTON and Polymer Modified Bitumen (Starbit E-55) all of them separately, to est (MS) to get OBC, (UCS), (ITS) with at (30ºC, 40ºC, 60ºC) and Permeability Test. The objective of that is a comparing the results of laboratory tests to know the best stable and resilient material at different temperatures. In comparison with the results of Marshall Test, it is noticed that Starbit E-55 mixture was more stable than Asphalt 60/70 pen and ASBUTON mixtures; the density of the Asphalt 60/70 pen mixture was higher than the density of the Starbit E-55 and ASBUTON mixtures respectively. The results of Permeability test shows that the Asphalt 60/70 pen mixture was less permeable than Starbit E-55 and ASBUTON mixtures respectively. The result of ITS and UCS test shows that Asphalt 60/70 pen mixture was higher performance than Starbit E-55 and ASBUTON mixtures at (30°C). Asphalt 60/70 pen mixture was less sensitive to temperature changes compare with Starbit E-55 and ASBUTON mixtures.Keywords: AC , Asphalt 60/70 pen, ASBUTON, PMB ( Starbit E-55), ITS test & UCS test @ (30 ºC , 40 ºC , 60 ºC), permeability test.
Sifat Mekanik dan Durabilitas Polypropylene Fiber Reinforced Geopolymer Concrete (PFRGC) Cahyadi, Dany; Sambowo, Kusno Adi; Kristiawan, Stefanus Adi
Jurnal Teknik Sipil Vol 1, No 1 (2013): Jurnal Teknik Sipil
Publisher : Jurnal Teknik Sipil

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

AbstrakDalam rangka mengurangi emisi CO2 dan pemanasan global yang terjadi saat ini, telah dilakukan beberapa penelitian beton yang mengarah kepada pengembangan “beton hijau” yang salah satunya yaitu beton geopolimer. Seperti halnya beton normal, beton geopolimer memiliki kecenderungan retak terutama retak yang diakibatkan oleh susut beton. Untuk meminimalkan terjadinya retak susut pada beton geopolimer dapat ditambahkan fiber pada campuran beton geopolimer.Kelemahan lain dari beton gepolimer dengan bahan dasar fly ash adalah lambatnya waktu pengikatan dan kebutuhan perawatan dengan panas (heat curing). Untuk memperbaiki kelemahan tersebut, Vijai. K, dkk (2012) melakukan penelitian dengan mengganti 10% dari fly ash dengan Ordinary Portland Cement (OPC) pada campuran beton geopolimer untuk meningkatkan kekuatan pada campuran Geopolymer Composite Concrete (GCC). Permasalahan lain yaitu saat ini semen yang dijual di pasaran adalah semen PCC (Portland Composite Cement) dan semen PPC (Portland Pozzolan Cement), sedangkan OPC hanya dijual dalam bentuk curah dan jumlah banyak dengan minimal pemesanan 100 zak. Berdasarkan uraian diatas tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui sifat mekanis dan durabilitas beton geopolimer dengan penambahan polypropylene fiber dan penggantian 10% dari fly ash dengan semen PCC.Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimental laboratorium berupa pembuatan benda uji mortar dan beton. Variasi kadar binder 100%FA:0%PCC, 90%FA:10%PCC, dan 0%FA:100%PCC. Variasi kadar PP fiber 0%, 0,025%, 0,05% dan 0,075% dari berat mortar. Jenis pengujian yang dilakukan yaitu uji sifat mekanis (kuat tekan dan kuat lentur (MOR)), drying shrinkage, porositas, X-ray difraction (XRD) dan Scanning Electron Miscroscopy (SEM).Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar PP fiber optimum untuk kuat tekan mortar yaitu pada kadar 0,025% dan kuat lentur (MOR) pada kadar 0,05%. Penggunaan PP fiber sebesar 0,025% sebesar 6,70% pada variasi kadar binder 100% FA : 0% PCC, sedangkan untuk MOR mengalami peningkatan sebesar 6,60% pada variasi kadar binder 0% FA : 100% PCC (beton normal). Sedangkan untuk kuat lentur (MOR) dengan PP fiber 0,05% sebesar 10,91% dicapai oleh proporsi kadar binder 100% FA : 0% PCC. Pengaruh penggantian 10% FA dengan PCC, kuat tekan dan kuat lentur (MOR) beton geopolimer dengan campuran 90% FA : 10% PCC memiliki kuat tekan yang lebih tinggi dibandingkan dengan campuran geopolimer normal. Penggunaan PP fiber sebesar 0,025% dapat mengurangi susut sebesar 27,7% (100% FA : 0% PCC).Kata kunci: Beton, Geopolimer, Polypropilene Fiber, Durabilitas beton
COMPRESSIVE STRENGTH AND MODULUS OF ELASTICITY OF STEEL FIBER REINFORCED CONCRETE (SFRC) UNDER DIFFERENT TEMPERATURE CONDITIONS Akesh, Sami Saleem; Sambowo, Kusno Adi; As’ad, Sholihin
Jurnal Teknik Sipil Vol 2, No 1 (2014): Jurnal Teknik Sipil
Publisher : Jurnal Teknik Sipil

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

AbstractSFRC consists of concrete matrix with steel fibers that serve as reinforcement, which is useful to reduce the brittle nature of concrete. The use of steel fibers in this study aimed to determine the effect of steel fibers in the concrete compressive strength and modulus of elasticity. Temperature can affect properties of concrete, then in addition to determine the effect of steel fiber will do heat treatment at a certain temperature.This research was experimental methods and used cylindrical specimen with a diameter of 15 cm and a high of 30 cm. Specimens were 75 samples. Samples were SFRC containing fibers of 0%, 0.75% and 1:25%. Some samples were exposed in various temperature, ambient temperature, 200?C, 400?C, 600?C and 800?C. Compressive strength and modulus of elasticity were tested at 28 days and soon after elevated temperature exposed on samples.The test result that the compressive strength of concrete with steel fiber addition decreased compared to plain concrete. The modulus elasticity of samples increases with the amount of steel fibers in the concrete mix. The SFRC 0%, 0.75% and 1:25% compressive strength values are 39.066 MPa, 28.875 MPa and 31.705 MPa respectively while the modulus of elasticity 6322.353 MPa, 7697.876 MPa and 8873.661 Mpa respectively. After the temperature treatment of the specimen, the results of which are shown in the increasing temperature of the concrete, the compressive strength and modulus of elasticity decreased significantly. The highest compressive strength at temperatures of 800?C, shown in plain copkncrete with a value of 16,419 MPa, whereas elastic modulus obtained in 1:25% SFRC with a value of 2015,357 Mpa.Keywords: SFRC, Steel fiber, temperature, compressive strength. Modulus elasticity
PENGARUH FIRE SAFETY MANAGEMENT TERHADAP KEHANDALAN BANGUNAN DALAM MENGANTISIPASI BAHAYA KEBAKARAN PADA BANGUNAN RUMAH SUSUN DI MAKASSAR Rahmad, Anwar; Kristiawan, Stefanus Adi; Sambowo, Kusno Adi
Jurnal Teknik Sipil Vol 1, No 1 (2013): Jurnal Teknik Sipil
Publisher : Jurnal Teknik Sipil

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK Fire Safety Management  tidak hanya memahami gedung dan meyakinkan staf pengelola untuk pelatihan dalam masalah penanggulangan kebakaran, tetapi harus dilakukan juga pemeliharaan dan perawatan secara teratur alat-alat kebakaran dengan bantuan mekanikal secara tetap dan tidak tetap. Tidak efektif dan efisien fire safety management mengakibatkan kegagalan penanggulangan bahaya kebakaran. Fire safety management dalam penanggulangan bahaya kebakaran secara efektif dan efisien mampu menanggulangi secara mandiri baik, instalasi proteksi kebakaran langsung maupun oleh petugas gedung, yang bertujuan untuk memperoleh jaminan akan unsur keselamatan jiwa bagi penghuni/pengguna bangunan, keselamatan harta benda, jaminan tidak terganggunya proses produksi dan informasi keselamatan lingkungan, pada realisasinya mencakup tindakan mencegah penyalaan api, membatasi penjalaran api, mendeteksi dan memadamkan api pada tahap awal, mempermudah penyelamatan penghuni dan meminimalisir kerusakan akibat kebakaran.Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara mendata hasil laporan sistem fire safety management dengan mengisis kuesioner yang telah disusun secara sistematis. Dalam kuesioner tersebut fire safety management mencakup sebelum terjadi kebakaran, saat terjadi kebakaran, dan setelah terjadi kebakaran yang akan dianalisa untuk mencari korelasi terhadap kehandalan bangunan yang diukur dari unsur bangunan atau lama hotel beroperasi di dalam mengantisipasi bahaya kebakaran melalui penggunaan fire safety management dalam bangunan rumah susun di Kota Makassar. Kata Kunci: Fire safety management, kehandalan sarana kebakaran, umur bangunan operasi waduk,
PENGARUH LIMBAH PLASTIK JENIS PET DAN PP DENGAN TANAH DIATOMAE SEBAGAI SUBTITUSI AGREGAT HALUS DALAM PAVING BLOCK Haryani, Melinda Putri; Sambowo, Kusno Adi; Anisah
Jurnal Pensil : Pendidikan Teknik Sipil Vol 10 No 3 (2021): Jurnal Pensil : Pendidikan Teknik Sipil
Publisher : LPPM Universitas Negeri Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21009/jpensil.v10i3.23200

Abstract

Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari pemanfaatan limbah plastik PET, limbah plastik PP dan tanah diatomae sebagai bahan pengganti pasir sehingga dapat diketahui mutu yang mampu dicapai dan kesesuaiannya dengan SNI 03-0691-1996 mengenai paving block secara fisis maupun mekanis. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan benda uji paving block menggunakan limbah plastik PET, limbah plastik PP dan tanah diatomae sebagai bahan pengganti pasir dalam populasinya terdapat 5 presentase yaitu 0% (control), 5%, 10%, 15%, dan 20% dengan jumlah benda uji setiap variasi adalah 14 buah. Benda uji pada penelitian ini berukuran 210 mm x 105 mm x 80 mm berbentuk balok yang dicetak menggunakan mesin press vibrator. Setelah selesai pencetakan, benda uji dilakukan perawatan (curing) di dalam bak air selama ±28 hari. Kemudian dilakukan pengujian untuk mengetahui mutu benda uji sesuai dengan SNI 03-0691-1996 mengenai paving block, berupa uji tampak dan ukuran, uji kuat tekan, uji daya serap air, dan uji ketahanan terhadap Natrium Sulfat. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, diperoleh hasil kuat tekan pada substitusi agregat halus buatan dengan variasi 0% (control), 5%, 10%, 15%, dan 20% berturut-turut 17,708 Mpa (Mutu B), 18,479 Mpa (Mutu B), 18,722 Mpa (Mutu B), 17,936 Mpa (Mutu B), dan 14,749 Mpa (Mutu C). Pada uji daya serap air hanya paving block dengan variasi 20% yang masuk ke dalam mutu C, kemudian pada pengujian ketahanan aus seluruh benda uji masuk ke dalam mutu A. Sementara untuk uji ketahanan terhadap Natrium Sulfat, hanya variasi 0% dan 5% yang tidak lolos uji. Dari hasil pengujian menunjukan bahwa penggunaan limbah plastik PET, limbah plastik PP, dan tanah diatomae sebagai agregat halus buatan yang disubstitusi ke agregat halus alami pada variasi 10% mampu mencapai mutu B yang digunakan sebagai peralatan parkir. Kata kunci: Limbah Plastik PET, Limbah Plastik PP, Tanah Diatomae, Agregat Halus, Paving Block, SNI 03-0691-1996 Abstract This study aims to determine the effect of the utilization of PET plastic waste, PP plastic waste and diatomaceous earth as a substitute for sand so that the quality that can be achieved and its conformity with SNI 03-0691-1996 regarding paving blocks physically and mechanically can be determined. This study uses an experimental method with paving block specimens using plastic as a substitute for sand in the population there are 5 percentages, namely 0% (control), 5%, 10%, 15% and 20% with the number of specimens for each variation is 14 pieces. The test object in this study measuring 210 mm x 105 mm x 80 mm in the form of a block printed using a vibrator press machine. After completion of printing, the specimens were treated (cured) in a water bath for ±28 days. Then a test was carried out to determine the quality of the test object in accordance with SNI 03-0691-1996 regarding paving blocks, in the form of appearance and size test, compressive strength test, water absorption test, and resistance test to Sodium Sulfate. Based on the research that has been done, the results of the compressive strength of artificial fine aggregate substitution with variations of 0% (control), 5%, 10%, 15% and 20% respectively 17.708 Mpa (Quality B), 18.479 Mpa (Quality B) , 18,722 Mpa (Quality B), 17,936 Mpa (Quality B), and 14,749 Mpa (Quality C). In the water absorption test, only paving blocks with a variation of 20% were categorized as C quality, then all the paving block are included in quality A in wear resistance testing. Meanwhile, for the sodium sulfate resistance test, only 0% and 5% variations did not pass the test. The test results show that the use of PET plastic waste, PP plastic waste, and diatomaceous earth as artificial fine aggregate which is substituted for natural fine aggregate at a variation of 10% is able to achieve B quality which is used as parking equipment. Keywords: Waste PET Plastic, PP Plastic Waste, Diatomaceous Earth, Fine Aggregate, Paving Block, SNI 03-0691-1996
TINJAUAN DURABILITAS BETON BERPORI SEBAGAI PERKERASAN JALAN YANG RAMAH LINGKUNGAN Sari, Fitria Munita; Setyawan, Ary; Sambowo, Kusno Adi
Matriks Teknik Sipil Vol 1, No 2 (2013): Juni 2013
Publisher : Program Studi Teknik Sipil FT UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (341.738 KB) | DOI: 10.20961/mateksi.v1i2.37559

Abstract

Pembangunan jalan secara umum menggunakan perkerasan lentur dan perkerasan kaku yang kedap air menyebabkan berkurangnya lahan hijau yang berdampak pada berkurangnya daerah resapan air. Penggunaan beton berpori diharapkan dapat meresapkan air ke dalam tanah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya nilai porositas, kekakuan, dan susut beton berpori, serta untuk mengetahui kelayakan beton berpori sebagai bahan konstruksi jalan yang ramah lingkungan. Penelitian yang dilakukan menggunakan metode eksperimen yang dilakukan di laboratorium, yaitu dengan mengurangi proporsi agregat halus pada mix desain beton normal. Agregat batu pecah yang dipakai yaitu ukuran seragam 1-2 cm. Agregat halus dalam uji pendahuluan dengan proporsi 5%, 10% dan 30% dari proporsi agregat halus beton normal. Setelah diketahui proporsi yang tepat maka akan diuji porositas, kekakuan, susut dengan variasi f.a.s 0,30; 0,35; dan 0,40. Dari hasil pengujian beton berpori menggunakan 30% pasir dengan variasi f.a.s 0,30; 0,35; dan 0,40. Porositas tertinggi terjadi pada campuran 30% pasir dan f.a.s 0,40 yaitu sebesar 20,807% (untuk metode beton normal) dan sebesar 27,696% (untuk metode VIM). Nilai kekakuan tertinggi terjadi pada f.a.s. 0,35 yaitu sebesar 3,199 KN/mm. Sedangkan nilai susut paling besar terjadi pada f.a.s 0,4 yaitu sebesar 1881,81 microstrain.
KAJIAN KAPASITAS LENTUR BALOK BETON BERTULANGAN BAMBU WULUNG DENGAN TAKIKAN TIDAK SEJAJAR Mukti, Fajar Hari; Budi, Agus Setiya; Sambowo, Kusno Adi
Matriks Teknik Sipil Vol 1, No 4 (2013): Desember 2013
Publisher : Program Studi Teknik Sipil FT UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (348.312 KB) | DOI: 10.20961/mateksi.v1i4.37519

Abstract

Salah satu produk olahan bijih besi adalah tulangan baja. Akan tetapi, bijih besi adalah sumber daya alam tak terbarukan yang keberadaannya suatu saat akan habis. Untuk mengatasi masalah tersebut, dicoba pemakaian tulangan bambu yang murah dan berkekuatan tinggi sebagai alternatif pengganti tulangan baja. Penelitian ini bertujuan untuk mencari kapasitas lentur balok beton bertulangan bambu. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan 6 buah benda uji. Pengujian lentur balok menggunakan metode four point loading. Benda uji berupa balok beton berukuran P = 1700 mm, L = 100 mm, dan H = 150 mm. Tiga buah balok menggunakan tulangan bambu bertakikan tidak sejajar berdimensi p = 1600 mm, b = 15 mm, t = 5.2 mm, takikan berdimensi aT = 6 mm, hT = 3 mm, dan jarak antar takikan = 100 mm. Tiga balok lainnya menggunakan tulangan baja berdiameter ø = 10 mm dan p = 1600 mm. Kuat tekan beton yang digunakan adalah fc' = 16.411 MPa. Pengujian dilakukan ketika beton mencapai umur 28 hari. Hasil pengujian menunjukkan bahwa balok beton bertulangan bambu memiliki kapasitas lentur rata-rata sebesar 92.125 kgm dan dari hasil hitungan analisis sebesar 68.5513 kgm. Pengujian pada balok bertulangan baja menghasilkan nilai kapasitas lentur rata-rata sebesar 497.625 kgm dan dari hasil hitungan analisis sebesar 366.7077 kgm. Nilai faktor reduksi kekuatan balok beton bertulangan bambu wulung (?) diambil sebesar 0.44. Hal ini karena selain mengalami mekanisme lentur tanpa aksial, tulangan bambu yang digunakan juga dapat mengalami kembang-susut, reaksi kimia dalam campuran beton dapat mempengaruhi kekuatan tulangan bambu, dan konsentrasi serat bambu yang belum tentu seragam.
PELATIHAN AUTODESK INFRAWORKS BAGI SISWA SMKN 1 CIKARANG BARAT UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN DESAIN JALAN Sambowo, Kusno adi; Aprilin S, Ririt; Agphin Ramadhan, M; Attala Andriansyah, Muhamad; Trisna Widyantara, Vico; Rijal Basyir, Muhammad; Nur Haniyyah, Syadila; Sekar Arum Sari, Dinda
Jurnal Pengabdian Masyarakat Fakultas Teknik : Jurnal Abditek Vol. 2 No. 01 (2022): Jurnal Pengabdian Masyarakat Fakultas Teknik: Jurnal Abditek
Publisher : LPPM Universitas Negeri Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The Covid-19 pandemic has caused many obstacles to the learning process in SMK. Not only the teaching and learning process, the implementation of internship, which are usually carried out in the field, cannot be carried out. On the other hand, the skills of Vocational High School students' competence in Design, Modelling, and Building Information need to be improved so that they are not limited to subjects given at school. In the subject of Software Applications and Building Interior Design, students are taught to operate software to design buildings. These design skills need to be improved, not only in buildings but also in infrastructure, such as roads. This community service activity aims to improve road design skills using Autodesk Infraworks software. The activity was carried out for eight days by providing material, starting from the introduction of the basics of operating Autodesk Infraworks to the stage of making storyboards. Through this activity, participants have been able to design roads using Autodesk Infraworks software. It is evidenced by the results of practice tests, pre-tests, and post-tests that the participants have done.