Claim Missing Document
Check
Articles

Found 13 Documents
Search

Karakterisasi Kekuatan Bending dan Hidrofobisitas Komposit Serat Kulit Waru (Hibiscus tiliaceus) Kontinyu Bermatrik Pati Ubi Kayu Rianto, Ari; Soeparman, Sudjito; Sugiarto, Sugiarto
Jurnal Rekayasa Mesin Vol 2, No 2 (2011)
Publisher : Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (288.365 KB)

Abstract

The development of biopolymer becomes alternative solution of the waste problem which is mostly produced by synthetic polymer. Biopolymer cassava extract which has big potency to be developed as synthetic polymer alternative. Nevertheless, the basic characteristic which is hydrofilyc and low tensile strength makes the polymer film produced not acceptable to be used as synthetic polymer alternative. The method used in this research was continous fiber biocomposite by pressed hand lay up. The matrix was Wau wood fiber which had layer variety 1,2,3,4 and the fiber directions 0o and 90o. The matrix biocomposite uses cassava extract with addition variation of gliserol 5%,10%,15% of dry weight. The experiment testing used bending test standart ASTM C 393 (1997) and moisture test standart ASTM D570-81. From this research, it was found that the highest bending result on fiber variation 3 layers and 5 % matrix gliserol was 50,58 Mpa. The highest elongation on 15% gliserol+1 layer was 35%. The lowest moisture test occurred on 1% laye and 5% matrix was 39.3%. Keywords: Biocomposite, bending, biopolymer, Waru wood fiber , gliserol.
Pemanfaatan serat alam kulit terap sebagai bahan kombinasi pembuatan winglet sepeda motor Rianto, Ari; Anjiu, Leo Dedy; Suhendra, Suhendra
TURBO [Tulisan Riset Berbasis Online] Vol 9, No 1 (2020): Jurnal TURBO
Publisher : Universitas Muhammadiyah Metro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (349.286 KB) | DOI: 10.24127/trb.v9i1.1140

Abstract

The development of new natural fiber material as a composite reinforcing material needs to be continued. The use of natural fibers developed in this study was obtained from applied bark. The applied skin fiber is chosen as a composite reinforcing material because it has strong characteristics when pulled. This study was conducted to determine the impact strength of a combination of the arrangement of the composite layer of applied fiber and glass fiber with a polyester resin matrix in the manufacture of motorcycle winglets. The making of composite specimens was carried out by hand lay-up and pressing techniques. composite specimens tested consisted of composite A (100% fiberglass), composite B (100% applied fiber), composite C (fiberglass, applied fiber, fiberglass), and composite D (applied fiber, fiberglass, applied fiber). The treatment of the applied fiber was carried out by soaking 5% NaOH for 2 hours. Impact test specimens and procedures refer to the ASTM D256-00 standard. The results of the study obtained that the material recommended in the manufacture of motorcycle winglets is composite C, which is a combination of fiberglass, applied fiber, fiberglass. The results of the C composite impact strength testing were obtained at 2.6581 J / mm2. The impact strength of composite C increased by 79% compared to the impact strength of composite B using pure applied fiber (100% applied fiber). The large void tendency in natural fiber composites using the hand lay-up method reduces the impact strength so that fiberglass is more dominant as a determinant of the impact strength increase.Keywords : Applied fiber, impact test, winglet.
Kekuatan Mekanik Komposit Berpenguat Serat Kulit Terap Kontinu Sebagai Pengembangan Material Teknik Ramah Lingkungan Rianto, Ari; Anjiu, Leo Dedy
POSITRON Vol 8, No 1 (2018): May Edition
Publisher : Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Univetsitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1031.873 KB) | DOI: 10.26418/positron.v8i1.24029

Abstract

Telah dilakukan kajian eksperimental untuk mengetahui kekuatan tarik, kekuatan bending dan karakteristik perpatahan komposit serat kulit terap kontinu dengan perlakuan serat sebagai penguat komposit bermatriks resin polyester. Dalam penelitian ini, spesimen komposit dibuat dengan teknik hand lay-up dan pressing. Pembuatan spesimen komposit dengan penguat serat kulit terap bermatriks resin polyester dengan 3 lapisan serat terap dengan volume resin sebesar 70% sehingga resin yang digunakan sebanyak 168 g. Serat direndam selama 2 jam dalam larutan NaOH dengan konsentrasi yang bervariasi mulai dari 0%, 5%, 10%, 15%, 20%. Spesimen pengujian tarik dan bending mengacu pada standar ASTM D638-03 dan standar ASTM D 790-02. Hasil yang dicapai dari pengujian tarik yang dilakukan yaitu kekuatan tarik tertinggi pada variasi perlakuan NaOH 10 % terhadap serat terap dengan nilai sebesar 26,32 MPa meningkat 44% dari spesimen uji tanpa perlakuan NaOH dengan kekuatan tarik terendah sebesar 18,23 MPa. Nilai modulus elastisitas dan kekuatan bending tertinggi pada perlakuan perendaman dengan 15% NaOH dengan nilai berturut-turut sebesar 3,96 GPa dan 79,27 MPa. Bentuk patahan pada spesimen uji tanpa perlakuan NaOH menunjukkan banyak terjadi debonding dan pull-out dibandingkan patahan dengan perlakuan NaOH.
Rancang bangun mesin pengupas tempurung kelapa Budi Setiawan; Erwin Erwin; Ari Rianto
TURBO [Tulisan Riset Berbasis Online] Vol 10, No 1 (2021): Jurnal TURBO Juni 2021
Publisher : Universitas Muhammadiyah Metro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24127/trb.v10i1.1428

Abstract

The first work that must be done on coconuts after the coir stripping process is to strip the coconut shells. This is because the part of the coconut that is processed further is part of the coconut meat itself. Coconut shell is the hardest part of the coconut fruit. On this coconut shell, coconut meat is attached. Manually removing coconut meat will take a relatively long time, around 3-5 minutes for 1 coconut. Of course, with this time the capacity and production efficiency cannot be maximized. This research was conducted with the aim of designing and testing the capabilities of coconut shell peeling machines. This machine is operated by using 2 blades, namely a flat peeler blade as a barrier to the surface of the coconut shell and a toothed peeler to press the surface of the shell. The results of the functional testing of this machine obtained the best value at the rotational speed of the peeler teeth of 14 rpm with an average shelling time of 20.96 seconds per piece.Keywords: coconut, machine, coconut shells, shelling time.
Kajian Eksperimen Kapasitas dan Efisiensi Perontokan pada Power Thresher dengan Variasi Kecepatan Putar dan Jumlah Gigi Silinder Perontok Suhendra Suhendra; Muliadi Muliadi; Iman Syahrizal; Ari Rianto
TURBO [Tulisan Riset Berbasis Online] Vol 8, No 1 (2019): Juni 2019
Publisher : Universitas Muhammadiyah Metro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (322.529 KB) | DOI: 10.24127/trb.v8i1.913

Abstract

Penerapan teknik perontokan yang kurang tepat dapat meningkatkan kehilangan hasil. Proses perontokan secara umum dapat dilakukan menggunakan cara manual dan mekanis. Perontokan secara mekanis dilakukan menggunakan thresher dengan mekanisme perontok berupa gigi yang terpasang pada silinder perontok. Gigi perontok terbuat dari baut atau besi bulat padat biasanya dapat diatur tinggi rendahnya. Pergerakan silinder perontok dapat dihasilkan secara manual menggunakan engkol pemutar atau menggunakan engine. Kecepatan putar dan jumlah gigi pada silinder perontok merupakan parameter yang memiliki pengaruh terhadap hasil perontokan, karena parameter tersebut sering divariasikan oleh petani saat melakukan proses perontokan. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan uji kinerja pada power thresher dan membuktikan pengaruh kecepatan putar dan jumlah gigi silinder perontok terhadap kapasitas dan efisiensi perontokan pada padi varietas Sirendah. Kecepatan putar silinder perontok divariasikan menjadi 4 perlakuan yaitu 364, 446, 476 dan 512 rpm. Jumlah gigi pada silinder perontok divariasikan menjadi 4 perlakuan yaitu 40, 52, 60 dan 68 buah. Variabel tak bebas penelitian meliputi kapasitas dan efisiensi perontokan gabah pada power thresher. Berdasarkan hasil pengujian kecepatan putar silinder perontok pada power thresher sangat berbeda nyata pengaruhnya terhadap kapasitas perontokan gabah, sedangkan jumlah gigi silinder perontok sangat berbeda nyata pengaruhnya terhadap efisiensi perontokan gabah. Interaksi perlakuan kecepatan putar 512 rpm dan gigi silinder perontok  berjumlah 68 buah menghasilkan kapasitas perontokan terbaik yaitu 569 kg/jam. Interaksi perlakuan jumlah gigi perontok 52 buah pada kecepatan putar silinder perontok 446 rpm menghasilkan efisiensi perontokan terbaik yaitu sebesar 95,3%.
Analisis panjang bidang kontak perontokan lada pada mesin perontok lada tipe silinder berjaring Leo Dedy Anjiu; Suhendra Suhendra; Ari Rianto
TURBO [Tulisan Riset Berbasis Online] Vol 12, No 1 (2023): Jurnal TURBO
Publisher : Universitas Muhammadiyah Metro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24127/trb.v12i1.2310

Abstract

The threshing process is one of the problems because currently is still mostly done manually. The development of a mechanical pepper threshing system has been carried out by making a pepper threshing machine. Further development is carried out by analyzing the mechanism of pepper threshing. Based on these problems, a research was conducted to analyze the length of the threshing contact area on the pepper threshing mechanism. The independent variable of the research is the length of the threshing contact area. The dependent variables were threshing capacity, threshing efficiency and damage percentage of pepper. The length of the threshing contact area was varied namely 2, 4, 6 and 8 cm. The threshing mechanism rotational speed used is 360 rpm. The tensile strength of the spring on the threshing net is 0,22 kg/cm. The amount of pepper processed in 1 test is 0,4 kg. Based on the test result, the length of the threshing contact area is inversely proportional to the threshing capacity, and directly proportional to the treshing efficiency and the percentage of damage. The highest capacity and the smallest damage percentage were obtained at a contact area length of 2 cm, respectively 109,09 kg/hour and 10,85%. The highest threshing efficiency was obtained at a contact area length of 8 cm is 95,09%.
Analisis Kecepatan Aliran Fluida terhadap Kinerja Kolektor Surya Yang Bergerak Mengikuti Posisi Matahari Kandungan Feby Nopriandy; Suhendra Suhendra; Ari Rianto
Rona Teknik Pertanian Vol 12, No 2 (2019): Volume 12, No. 2, Oktober 2019
Publisher : Department of Agricultural Engineering, Syiah Kuala University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17969/rtp.v12i2.13524

Abstract

Metode pengeringan menggunakan surya sebagai sumber energi panas adalah metode pengeringan yang banyak digunakan. Besarnya panas yang dihasilkan tergantung dari jumlah radiasi matahari yang dapat ditangkap oleh kolektor surya. Tangkapan radiasi matahari dapat dioptimalkan dengan merekayasa kolektor surya yang dapat bergerak mengikuti posisi matahari. Kualitas produk pangan yang dikeringkan sangat dipengaruhi oleh aliran udara panas pada proses pengeringan. Berdasarkan permasalahan tersebut, perlu dilakukan kajian tentang aliran udara panas pada kolektor surya yang bergerak mengikuti posisi matahari. Penelitian menggunakan 2 buah kolektor surya yang direkayasa dengan ukuran, bentuk dan bahan yang sama dimana salah satu kolektor berada dalam kondisi tetap dan kolektor lainnya dapat bergerak mengikuti posisi matahari. Kecepatan aliran udara panas yang keluar dari saluran keluar (outlet) kolektor surya divariasikan menjadi 3 perlakuan yaitu 2 m/s, 4 m/s dan 6 m/s. Pengambilan data dimulai dari pukul 08.00 sampai pukul 16.00 dengan selang waktu pengambilan data adalah setiap 30 menit. Hasil analisis menunjukkan bahwa kecepatan udara panas pada outlet kolektor surya sangat berbeda nyata pengaruhnya terhadap nilai temperatur udara panas di dalam dan outlet kolektor surya. Kolektor surya yang bergerak mengikuti posisi matahari dapat meningkatkan performansi temperatur di dalam dan outlet kolektor surya pada berbagai kondisi kecepatan udara outlet berbanding kolektor surya tetap. Kenaikan performansi tertinggi di dalam dan outlet kolektor surya diperoleh pada kecepatan udara outlet 2 m/s masing-masing sebesar 16,29% dan 3,98%.
Analisis Statis Design Prototype Chassis Tubular Space Frame Kendaraan Listrik Berjenis Buggy Ari Rianto; Erwin Erwin; Winda Apriani; Ellys Mei Sundari
Mekanisasi : Jurnal Teknik Mesin Pertanian Vol 1 No 1 (2023): April
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat (PPPM), Politeknik Negeri Sambas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47767/mekanisasi.v1i1.566

Abstract

Akses jalan yang sempit serta kondisi jalan yang becek hingga berlumpur menjadi kendala proses pengangkutan dan mobilisasi masyarakat. Diperlukan kendaraan angkut yang ringan, kecil, dan kuat sehingga dipilih konsep kendaraan listrik berjenis buggy. Chasis yang dipilih adalah chassis jenis tubular space frame. Penelitian ini bertujuan untuk mendesain rangka, melakukan simulasi statis pada rangka serta membandingkan hasil pengujian. Metode yang digunakan dalam penelitian ini ialah proses komputasi dengan metode elemen hingga menggunakan software solidworks. Dimensi tinggi kendaraan 1400 mm, panjang 3069 mm dan lebar 1386 mm. Material yang digunakan AISI 304, AISI 1020 dan ASTM A36. Beban yang diberikan berupa beban statis yang terdiri atas beban muatan, beban baterai, beban pengendara, beban gardan dan motor utama serta beban pompa. Didapat hasil pengujian pada material AISI 304 stress maksimal 68,7 MPa, displacement 1,96 mm dan safety factor 3,013. Material AISI 1020 stress maksimal 69,5 MPa, displacement 1,87 mm dan safety factor 5,064. Material ASTM A36 stress maksimal 69 MPa, displacement 1,86 mm dan safety factor 3,623. Jenis material yang paling cocok digunakan ialah AISI 1020. Material yang dipilih mempunyai nilai safety factor yang lebih baik sehingga kuat dan mampu menahan beban yang diberikan.
Peningkatan Sifat Mekanik Komposit Berpenguat Serat Ijuk Bermatriks Resin dengan Teknik Vacuum Resin Infusion Rizki Gunawan Harahap; Ari Rianto; Winda Apriani; Ellys Mei Sundari
Mekanisasi : Jurnal Teknik Mesin Pertanian Vol 1 No 2 (2023): Oktober
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat (PPPM), Politeknik Negeri Sambas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47767/mekanisasi.v1i2.705

Abstract

Inovasi penggunaan serat alam pada pembuatan Biokomposit bermatrik resin masih terus dilakukan untuk meningkatkan sifat mekanis dari produk biokomposit itu sendiri. Pembuatan biokomposit dengan metode vacuum resin infusion bisa menjadi solusi karena memiliki banyak kelebihan dibandingkan dengan teknik konvensional (Hand lay up) khususnya yang secara langsung bisa menekan void yang terjadi dan diharapkan, memudahkan serat menyesuaikan bentuk dari molding. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh dari metode vakum infusion pada pembuatan biokomposit berpenguat serat ijuk dengan resin R108 dalam meningkatkan kekuatan mekanik komposit berpenguat serat ijuk. Metode penelitian ini menggunakan variasi lama perendaman serat ijuk pada larutan NaOH yaitu 2, 4 , dan 6 jam. Selain itu digunakan variasi susunan ijuk pada pembuatan komposit serat ijuk, yaitu susunan acak dan kontinu. Komposit yang dihasilkan dilakukan uji kekuatan impak menggunakan standar pengujian impak charpy ASTM A370. Hasil dari pengujian impak terendah ditunjukan pada komposit dengan perendaman serat ijuk selama 6 jam dan susunan acak yaitu 1,11 . Hasil dari pengujian impak tertinggi ditunjukan pada komposit dengan perendaman serat ijuk selama 4 jam dan susunan kontinu yaitu 10,02 .
Pengembangan Alat Angkut TBS Kelapa Sawit dengan Sistem Timbangan dan Pencurahan Bahan Apriani, Winda; Nopriandy, Feby; Suhendra, Suhendra; Rianto, Ari
TURBO [Tulisan Riset Berbasis Online] Vol 12, No 2 (2023): TURBO: Jurnal Program Studi Teknik Mesin
Publisher : Universitas Muhammadiyah Metro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24127/trb.v12i2.2893

Abstract

Sistem pengangkutan buah kelapa sawit dari dalam kebun merupakan salah satu permasalahan utama yang dihadapi oleh petani. Kondisi lahan yang becek serta tidak adanya jalur angkut dalam kebun menyebabkan buah kelapa sawit sulit diangkut. Upaya mengatasi permasalahan ini dilakukan dengan merekayasa alat angkut TBS kelapa sawit yang cocok digunakan pada lahan becek. Rekayasa alat angkut TBS kelapa sawit telah dilakukan sebelumnya, namun masih terdapat kekurangan yang perlu dikembangkan. Melalui penelitian ini, dilakukan pengembangan alat angkut TBS kelapa sawit dengan menambahkan sistem timbangan dan pencurahan bahan. Tahapan penelitian meliputi rekayasa sistem timbangan dan pencurahan bahan, uji verifikasi, uji fungsional dan uji kinerja alat angkut. Lintasan yang digunakan dalam uji kinerja berjarak 100 m dengan beban angkut 200 kg. Data yang diukur adalah kecepatan dan kapasitas pengangkutan. Hasil uji fungsional menunjukkan bahwa sistem timbangan dan pencurahan bahan dapat berfungsi dengan baik. Tingkat akurasi sistem timbangan mencapai 97,19%, sedangkan sistem pencurahan bahan efektif digunakan untuk beban dibawah 150 kg. Pada posisi transmisi 1 rata-rata diperoleh kapasitas sebesar 3.208 kg/jam dengan kecepatan angkut 0,446 m/s, sedangkan pada transmisi 2 rata-rata kapasitas yang dihasilkan adalah 5.337 kg/jam dengan kecepatan angkut 0,741 m/s.