Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

Uji Kinerja Alat Penjerap Warna dan pH Air Gambut Menggunakan Arang Aktif Tempurung Kelapa Suhendra, .; Apriani, Winda; Sundari, Ellys Mei
POSITRON Vol 6, No 1 (2016)
Publisher : Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Univetsitas Tanjungpura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (744.141 KB) | DOI: 10.26418/positron.v6i1.16991

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk melakukan uji kinerja alat penjerap warna dan pH air gambut serta membuktikan lama waktu air mengalir dari kolom penjerap terhadap perubahan warna dan pH air gambut. Air gambut sebagai bahan uji berasal dari 3 lokasi yang berbeda. Pengukuran dilakukan saat air gambut mengalir keluar dari kolom penjerap pada menit ke 0, 10, 30, 60 dan 120 menit. Uji kinerja alat penjerap warna dan pH air gambut menghasilkan rata-rata debit aliran air sebesar 1.340 mL/menit, waktu kontak air dengan karbon aktif pada kolom penjerap sekitar 65 detik. Berdasarkan hasil pengujian, alat ini terbukti dapat melakukan penjerapan warna dan meningkatkan nilai pH air gambut. Kolom penjerap efektif digunakan untuk menjerap warna selama sekitar 60 menit atau dapat digunakan pada air gambut sebanyak 80, 4 Liter, serta dapat digunakan selama 120 menit untuk meningkatkan nilai pH air gambut atau dapat digunakan pada air gambut sebanyak 160,8 liter. Hasil uji kinerja alat penjerap warna dan pH air gambut menunjukkan bahwa penjerapan warna dan kenaikan pH terbaik diperoleh pada perlakuan T1 yaitu waktu aliran air keluar dari kolom penjerap pada 0 menit. Sampel A mengalami penurunan kadar warna dari 414 Pt-Co. menjadi 244 Pt-Co., dengan penjerapan warna 41,06%, sedangkan nilai pH mengalami kenaikan sebesar 1,26. Sampel B mengalami penurunan kadar warna dari 667 Pt-Co. menjadi 474 Pt-Co., dengan penjerapan warna 28,94%, sedangkan nilai pH mengalami kenaikan sebesar 1,55. Sampel C mengalami penurunan kadar warna dari 1537 Pt-Co. menjadi 1084 Pt-Co., dengan penjerapan warna 29,47%, sedangkan nilai pH mengalami kenaikan sebesar 1,23.
PENGARUH JENIS ARANG AKTIF AMPAS TEBU, TATAL KAYU DAN TEMPURUNG KELAPA TERHADAP KEMAMPUAN PENJERAPAN WARNA AIR SUNGAI SAMBAS Winda Apriani; Indra Perdana; Sri Puji Saraswati
ASEAN Journal of Systems Engineering Vol 2, No 2 (2014): ASEAN Journal of Systems Engineering
Publisher : Master in Systems Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (246.297 KB)

Abstract

The availability of clean water still poses problems in Indonesia. The need of clean water for Sambas City people still depends on river water. This river water comes from Sambas River which has bright yellow color (73.6 TCU), exceeding the allowed maximum level for clean water in accordance with the Regulation of Health Affairs No.416/MEN.KES/PER/IX/1990, which is 50 TCU, with low turbidity (23.3 TCU) and low pH (4.34). The characteristics of this river water indicate that the water color of Sambas River is true color. Level of this type of water color can be degraded by adsorption process using activated charcoal. It is easy to find raw materials of activated charcoal from waste sources containing carbon in Indonesia, especially West Kalimantan, such as bagasse, wood chips and coconut shell. Therefore, this research was conducted to identify the influence of activated charcoal types of bagasse, wood chips and coconut shell which are used as adsorbent to adsorp the color of Sambas river water and to identify the optimum dosage and duration of the process.Activated charcoal was made of bagasse, wood chip and coconut shell through pyrolysis process at a temperature of 5000C for 3.5 hours followed by chemical activation process using H3PO4 5% for 24 hours. The water was from Sambas river, Tanjung Mekar Village, Sambas, West Kalimantan. The adsorption process employed various types of activated charcoal (bagasse, wood chips and coconut shell); dosage (1, 2, 3, 4 and 5%b/v); and contact time (10, 15, 30, 60, 90, 120 and 180 minutes).The results indicated that different types of activated charcoal material in the adsorption process give different color level. The best treatment of batch process with 500 ml of Sambas river water was from the adsorption using activated charcoal of bagasse with an optimum dosage of 2% b/v and optimum contact duration of 90 minutes. It produced water color level between 50.00-52.00 TCU (meeting the standard of the Regulation of Health Affairs No.416/MEN.KES/PER/IX/1990).
Penerapan Teknologi Tepat Guna dalam Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman dan Penanganan Pasca Panen Padi di Desa Tebas Sungai daud perdana; Hamdi; Winda Apriani
JURNAL PATANI: Pengembangan Teknologi Informasi dan Pertanian Vol 4 No 1 (2020): JURNAL POLTESA
Publisher : PPPM POLTESA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (333.857 KB) | DOI: 10.47767/patani.v4i1.7

Abstract

ABSTRAK Kabupaten Sambas merupakan salah satu sentra utama produksi padi di Kalimantan Barat. Kabupaten ini berada di wilayah perbatasan antara Indonesia dan Malaysia. Desa Tebas Sungai merupakan satu diantara sentra padi yang pernah gagal panen diakibatkan serangan tikus pertanian pada bulan Juli 2016. Mitra kegiatan Penerapan Penerapan Teknologi Tepat Guna kepada Masyarakat ini adalah Kelompok Tani Candra Mekar dan Sari Melati Kencana yang berada di Desa Tebas Sungai Kecamatan Tebas Kabupaten Sambas. Kelompok ini relatif tertinggal dibanding kelompok tani lainnya di kecamatan disebabkan kurangnya bantuan di bidang pertanian. Persoalan yang dihadapi mitra secara umum adalah serangan hama tikus, serangan hama wereng coklat, penggerek batang, lembing batu, tungro, blas, dan hawar, kurang jumlah dan efektifnya penggunaan mesin perontok padi, ketersediaan pupuk subsidi yang sangat terbatas, dan irigasi belum bisa dilakukan dengan baik akibat terbatasnya pompa. Solusi yang disepakati dari permasalahan prioritas mitra adalah pengendalian tikus pertanian, pengendalian hama serangga menggunakan perangkap serangga (light trap), serta pembuatan dan pengelolaan mesin perontok padi untuk penanganan pasca panen. Target luaran kegiatan ini antara lain: 1) Program pengendalian tikus pertanian menghasilkan luaran alat perangkap tikus pertanian berjumlah 10 set, terselesaikan 10 set; 2) Program pengendalian hama serangga menggunakan perangkap serangga menghasilkan luaran 10 set, sudah tercapai 10 set; dan 3) Program pembuatan dan pengelolaan mesin perontok padi menghasilkan luaran mesin perontok padi sebanyak 2 unit, terealisasi 2 unit; 4) Publikasi pada jurnal ber-ISSN DIPAMAS; dan 5) Publikasi kegiatan pada media massa (online 1 kali terealisasi 4 kali, CSMTV 1 kali sudah terealisasi dan telah diupload pula di youtube.com, dan surat kabar/media massa realisasi 2 kali versi cetak). Kegiatan PPTTG ini melalui tahapan-tahapan: 1) Program pengendalian tikus pertanian; 2) Program pengendalian hama serangga; dan 3) Program pembuatan dan pengelolaan mesin perontok padi. Secara ekonomi, adanya penerapan teknologi melalui PPTTG akan mencegah kerugian dalam usahatani padi (akibat serangan tikus sawah), mengefektifkan pencegahan serangan hama (melalui perangkap hama/light trap), dan mengefisienkan biaya pasca panen padi (dengan alat perontok padi). Secara keseluruhan dampak ekonominya dapat menyebabkan peningkatan pendapatan petani padi sawah sehingga diharapkan mampu mensejahterakan ekonomi masyarakat tani. Secara sosial, dampak yang didapat dari penerapan teknologi adalah adanya ketenteraman di masyarakat karena adanya alat yang mencegah terjadinya kerugian dalam pengusahaan budidaya tanaman padi, serangan hama maupun penyakit yang dibawa oleh hama, dan tidak lagi terjadi rebutan antrian terhadap mesin perontok padi karena telah ada alat yang diberikan kepada kelompok. Kata kunci: hama, padi, perangkap serangga
Uji Performansi pada Mesin Pengurai Sabut Kelapa dengan Modifikasi Pisau Pengurai Suhendra Suhendra; Winda Apriani; Irma Fahrizal
Jurnal Engine: Energi, Manufaktur, dan Material Vol 6, No 2 (2022)
Publisher : Proklamasi 45 University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30588/jeemm.v6i2.1239

Abstract

Coconut coir can be processed into cocopeat and coco fiber. In the chopping process, the chopping mechanism has a critical role that will determine the results of the chopping off of coconut coir. Based on these conditions, in this study, the development of a chopping mechanism was carried out by modifying the chopper blade to improve the chopper of coconut coir. The purpose of this study was to modify the coconut coir chopper blade, perform performance tests and calculate the increased performance after modification. Modification of the chopper mechanism on the coconut coir chopper machine is done by replacing the type of chopper blade with an iron rod with a diameter of 4 mm which is sharpened at the end. The test data includes data on the capacity of coconut coir chopping, the percentage of cocopeat, the percentage of coco fiber, the percentage of unprocessed coconut coir, the percentage of material loss, and the increase in performance after modification. The modified coconut coir chopper mechanism has specifications of 240 mm long, 100 mm diameter, 39 blades, and ± 14 mm high. The test was carried out at a rotary speed of the chopper mechanism of 720 rpm. Based on the test result, the capacity of chopping coconut coir using a modified coconut coir chopper machine is 7,93 kg/hour, producing 45,57% cocopeat, 36,15% coco fiber, 13,15% coconut coir unprocessed and the loss reached 5,13%. Modifications on the chopper blade are proven to increase the performance of the coconut coir chopper machine by 297%.
Pelatihan Pemanfaatan Limbah Tenun dengan Teknik Patchwork bagi Komunitas Pengrajin Tenun Diah Mahmuda; Winda Apriani; Ee Zurmansyah; Pande Putu Agus Santoso
JPKMI (Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Indonesia) Vol 3, No 4: November (2022)
Publisher : ICSE (Institute of Computer Science and Engineering)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36596/jpkmi.v3i4.490

Abstract

Abstrak: Kerajinan tenun merupakan salah satu produk unggulan industri mikro masyarakat Desa Sumber Harapan, Kabupaten Sambas. Sudah sejak lama limbah kain tenun dibiarkan menumpuk di gudang atau dibakar sehingga menimbulkan asap dan gas yang mencemari lingkungan. Tujuan dari kegiatan ini adalah memberikan transfer ilmu dan wawasan terkait dengan pemanfaatan limbah kain tenun sambas yang dapat diolah kembali menjadi produk baru bernilai jual dengan teknik patchwork. Mitra dalam kegiatan pengabdian ini adalah komunitas pengrajin tenun dari Desa Sumber Harapan, Kabupaten Sambas. Metode pelaksanaan pengabdian berupa sosialisasi program kepada mitra, membagi mitra menjadi kelompok kecil yang beranggotakan 4-5 orang dan membagikan alat dan bahan serta modul. Materi pelatihan berupa teknik dasar patchwork, dimulai dari pemilihan kain, penghitungan kebutuhan kain, pembuatan cetakan pola, pemindahan pola ke kain, pemotongan kain, pembuatan HST (half square triangle) dan flying geese, penjahitan potongan kain, perataan kampuh, penjahitan barisan blok, pembuatan bingkai (border) hingga pembuatan sambungan antarblok (sashing). Selanjutnya seluruh mitra dibimbing untuk praktik secara mandiri dan mengerjakan proyek kelompok. Hasilnya mitra mampu mengaplikasikan ilmu dan mengembangkan keterampilannya dalam memanfaatkan dan mengolah limbah kain tenun menjadi berbagai produk yang bernilai ekonomi seperti foodmat, placemat, alas kulkas, dan totebag. Aneka kreasi produk yang dihasilkan kedepannya diharapkan bisa menjadi sumber pendapatan tambahan bagi para pengrajin tenun Desa Sumber Harapan.Abstract: Weaving craft was one of the superior products of the micro-industry community of Sumber Harapan Village, Sambas Regency. For a long time, woven fabric waste has been allowed to accumulate in warehouses or be burned, causing smoke and gases that pollute the environment. The purpose of this community service activity was to provide knowledge transfer and insight related to the utilization of sambas woven waste which can be reprocessed into new products using patchwork techniques. Partners in this service activity were the community of weaving craftsmen from Sumber Harapan Village, Sambas Regency. The method of community services implementation was socializing the program to partners, dividing partners into small groups consisting of 4-5 people and distributing tools, materials and modules. The training materials are in the form of basic patchwork techniques, starting from fabric selection, calculating fabric needs, making pattern prints, transferring patterns to fabric, cutting fabric, making HST (half square triangle) and flying geese, sewing pieces of fabric, smoothing seams, sewing block rows, making frames (borders) to making connections between blocks (sashing). Furthermore, all partners are guided to practice independently and work on group projects. As a result, partners can apply their knowledge and develop their skills in utilizing and processing woven waste into various products of economic value such as food mats, placemats, refrigerator mats, tote bags, and masks. The various product creations produced are expected to be a source of additional income for the weaving craftsmen of Sumber Harapan Village.
Pengaruh Karakter Kewirausahaan Terhadap Inovasi Pengolahan Hasil Perikanan Pada Anggota Kelompok Usaha Bersama (KUB) di Kecamatan Pemangkat Harmoko Harmoko; Winda Apriani
Eqien - Jurnal Ekonomi dan Bisnis Vol 12 No 04 (2023): Eqien Journal Of Economics and Business
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi DR KH EZ Mutaqien

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34308/eqien.v12i04.1589

Abstract

The business of fishery processing becomes an economic booster in Pemangkat coastal area. It was due in part to individual characteristics integrated with the business group, which is certainly having an entrepreneurial spirit. Thus, the entrepreneurship characteristics in joint ventures need attention. The present research aims to determine the effect of innovation entrepreneurship characteristics on joint venture members in Pemangkat districts. The research was obtained on 6 business groups, consisting of 9 respondents per group using a random method. Thus, the total samples were 54 respondents. The research used linear regression analysis. The dependent variable was the fishery processing innovation, whereas the independent variables were motivation, the confidence in being successful, and the attitude toward professions. Results showed that the entrepreneurship characteristics affected motivation and professional attitude in fishery processing. The implication of the result was the fishery processing community had encouragement to be confident in their profession given in training, guidance, or workshop.
Pengembangan Alat Angkut TBS Kelapa Sawit dengan Sistem Timbangan dan Pencurahan Bahan Apriani, Winda; Nopriandy, Feby; Suhendra, Suhendra; Rianto, Ari
TURBO [Tulisan Riset Berbasis Online] Vol 12, No 2 (2023): TURBO: Jurnal Program Studi Teknik Mesin
Publisher : Universitas Muhammadiyah Metro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24127/trb.v12i2.2893

Abstract

Sistem pengangkutan buah kelapa sawit dari dalam kebun merupakan salah satu permasalahan utama yang dihadapi oleh petani. Kondisi lahan yang becek serta tidak adanya jalur angkut dalam kebun menyebabkan buah kelapa sawit sulit diangkut. Upaya mengatasi permasalahan ini dilakukan dengan merekayasa alat angkut TBS kelapa sawit yang cocok digunakan pada lahan becek. Rekayasa alat angkut TBS kelapa sawit telah dilakukan sebelumnya, namun masih terdapat kekurangan yang perlu dikembangkan. Melalui penelitian ini, dilakukan pengembangan alat angkut TBS kelapa sawit dengan menambahkan sistem timbangan dan pencurahan bahan. Tahapan penelitian meliputi rekayasa sistem timbangan dan pencurahan bahan, uji verifikasi, uji fungsional dan uji kinerja alat angkut. Lintasan yang digunakan dalam uji kinerja berjarak 100 m dengan beban angkut 200 kg. Data yang diukur adalah kecepatan dan kapasitas pengangkutan. Hasil uji fungsional menunjukkan bahwa sistem timbangan dan pencurahan bahan dapat berfungsi dengan baik. Tingkat akurasi sistem timbangan mencapai 97,19%, sedangkan sistem pencurahan bahan efektif digunakan untuk beban dibawah 150 kg. Pada posisi transmisi 1 rata-rata diperoleh kapasitas sebesar 3.208 kg/jam dengan kecepatan angkut 0,446 m/s, sedangkan pada transmisi 2 rata-rata kapasitas yang dihasilkan adalah 5.337 kg/jam dengan kecepatan angkut 0,741 m/s.
Uji Performansi Alat Angkut TBS Kelapa Sawit Menggunakan Penggerak Engine Setiawan, Budi; Suhendra, Suhendra; Nopriandy, Feby; Apriani, Winda
TURBO [Tulisan Riset Berbasis Online] Vol 12, No 2 (2023): TURBO: Jurnal Program Studi Teknik Mesin
Publisher : Universitas Muhammadiyah Metro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24127/trb.v12i2.2454

Abstract

Permasalahan pengangkutan tandan buah segar (TBS) kelapa sawit merupakan faktor penting dalam sistem perkebunan kelapa sawit, karena persentase buah kelapa sawit yang hilang saat pengangkutan cukup tinggi. Salah satu solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah membuat sistem pengangkutan kelapa sawit mekanis. Melalui penelitian ini direkayasa alat angkut TBS kelapa sawit berpenggerak engine untuk mengatasi pengangkutan TBS kelapa sawit di lahan perkebunan. Berdasarkan hasil rekayasa, spesifikasi alat angkut TBS kelapa sawit berdimensi panjang 1520, lebar 800 dan tinggi 740 mm, bobot mesin 80 kg, sistem transmisi puli – sabuk V dengan tambahan gearbox, motor penggerak bensin 7,5 HP, rangka terbuat dari baja karbon profil L 40 x 40 mm, diameter luar roda penggerak 40 cm, dan diameter poros roda 25 mm. Berdasarkan hasil uji kinerja, diperolah kecepatan putar operasional engine sebesar 1.673 rpm, pada transmisi 1 menghasilkan kecepatan putar 54,1 rpm sedangkan pada transmisi 2 menghasilkan kecepatan putar 85,6 rpm. Berdasarkan hasil pengujian kecepatan angkut alat dengan beban standar 200 kg diperoleh kecepatan angkut sebesar 0,481 m/s pada transmis 1, dan 0,781 m/s pada transmisi 2. Kapasitas angkut pada transmisi 1 sebesar 3.463,2 kg/jam, sedangkan pada transmisi 2 kapasitas angkut alat sebesar 5.625 kg/jam.
Uji Performansi Mesin Pengisi Bumbu Pasta Semi Otomatis untuk Bubur Pedas Instan Suhendra; Feby Nopriandy; Winda Apriani
Jurnal Engine: Energi, Manufaktur, dan Material Vol. 8 No. 2 (2024)
Publisher : Proklamasi 45 University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30588/jeemm.v8i2.1925

Abstract

The main problem faced by the instant bubur pedas business unit is the filling of pasta seasoning in the packaging. The packaging of seasoning paste is currently done manually by putting the seasoning paste into the plastic packaging using a spoon. The weakness of the manual filling technique was that it has a small filling capacity and needs to be more practical and hygienic. Through this research, an effort was made to overcome these problems by creating a semi-automatic pasta seasoning filling system. This research aims to conduct performance tests on a semi-automatic pasta seasoning filling machine for instant bubur pedas and analyze the relationship between the rotation of the stepper motor and the mass of pasta seasoning coming out of the filling machine. The performance test carried out on the machine is in the form of an analysis of packaging time and packaging capacity. The independent variable was the number of stepper motor revolutions, ranging from 1 to 20. Based on the performance test results, the highest packaging capacity was obtained at 208 packs/hour in the treatment of stepper motor rotation one time, with the number of spices released at 3.29 grams. Increasing the mass of packaged spices requires more stepper motor revolutions, increasing the time needed for each packaging cycle. The stepper motor rotation and the mass of seasoning paste coming out of the filling machine show a consistent linear relationship with a coefficient of determination (R2) value of 0.9983. These results show that this machine can maintain the consistency of the mass of seasoning released per stepper motor rotation. Keywords: bubur pedas, filling machine, paste seasoning, performance test, semi-automatic