Prihatini, Fitria
STIKes Persada Husada Indonesia

Published : 22 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 22 Documents
Search

Asuhan Keperawatan Pasien yang Mengalami Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Serebral dengan Stroke Non Hemoragik di RSAU dr. Esnawan Antariksa Nur Amnah; Fitria Prihatini
Jurnal Persada Husada Indonesia Vol 10 No 37 (2023): Jurnal Persada Husada Indonesia
Publisher : STIKes Persada Husada Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56014/jphi.v10i37.369

Abstract

Stroke non hemoragik adalah stroke yang di sebabkan karena penyumbatan pembuluh darah di otak oleh thrombosis maupun emboli sehingga suplai glukosa dan oksigen ke otak berkurang dan terjadi kematian sel atau jaringan otak yang disuplai. Faktor resiko terjadinya stroke non hemoragik yaitu usia lanjut, hipertensi, diabetes melitus, penyakit jantung, hiperkolesterolemia, merokok dan kelainan pembuluh darah otak. Tujuan umum dalam melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien yang mengalami ketidakefektifan perfusi jaringan serebral dengan stroke non hemoragik. Dari asuhan keperawatan yang dilakukan ditemukan 5 diagnosa keperawatan pada pasien 1 yaitu ketidakefektifan perfusi jaringan serebral berubungan dengan tekanan darah tinggi, pola nafas tidak efektif berhubungan dengan hambatan upaya nafas, gangguan komunikasi verbal berhubungan dengan penurunan sirkulasi serebral, gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan gangguan neuromuscular, defisit perawatan diri berhubungan dengan kelemahan. Pada pasin 1 ditemukan 3 diagnosa keperawatan yaitu ketidakefektifan perfusi jaringan serebral berhubungan dengan tekanan darah tinggi, gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan gangguan neuromuscular, ansietas berhubungan dengan kurang terpapar informasi. Pada tahap evaluasi pada diagnosa keperawatan yang dimilki oleh kedua pasien sudah dilakukan sesuai perencanaan dan evaluasi yang didapatkan teratasi sesuai dengan kriteria waktu 3x24 jam. Meninggikan kepala elevasi 30o yang sudah dilakukan oleh peneliti ternyata efektif dalam membantu mengatasi ketidakefektifan perfusi jaringan serebral yang membantu menstabilkan tekanan darah pada pasien stroke non hemoragik.
Asuhan Keperawatan pada Nn. R dan Nn. I yang Mengalami Isolasi Sosial dengan Skizofrenia Paranoid di Ruang Cempaka Rumah Sakit Jiwa Dr. Soeharto Heerdjan Jakarta Faujiah, Eneng Rifki; Prihatini, Fitria; Herlina, Herlina
Jurnal Persada Husada Indonesia Vol 10 No 38 (2023): Jurnal Persada Husada Indonesa
Publisher : STIKes Persada Husada Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56014/jphi.v10i38.372

Abstract

Skizofrenia adalah suatu keadaan dimana individu mengalami kesulitan dengan persepsinya terhadap kehidupan, kesulitan dalam menjalin hubungan dengan orang lain, serta kesulitan dalam menentukan sikap bagi dirinya sendiri. Salah satu gejala negatif dari skizofrenia adalah menarik diri dari lingkungan. Subyek dalam studi kasus ini menggunakan 2 klien isolasi sosial di ruang Elang RSJ Dr. Soeharto Heerdjan Jakarta. Tujuannya untuk memperoleh gambaran asuhan keperawatan pada klien jiwa dengan isolasi sosial pada skizofrenia paranoid. Desain dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan analisis studi deskriptif. Hasil dari penelitian yang dilakukan pada klien I (Tn. S) dan klien II (Tn. F), pada penelitian ini keduanya ditemukan diagnosa medis yang sama yaitu skizofrenia paranoid. Setelah dilakukan pengkajian kedua klien ditemukan masalah keperawatan yang sama, diantaranya isolasi sosial, gangguan sensori persepsi halusinasi: pendengaran, harga diri rendah, Koping keluarga tidak efektif, Regimen terapi in efektif, Risiko Prilaku kekerasan dan hanya defisit perawatan diri yang hanya ada pada klien I (Tn. S). Selanjutnya melakukan strategi pelaksanaan 1 membina hubungan saling percaya, mengedukasi klien tentang keuntungan dan kerugian bersosialisasi, serta melatih klien berkenalan denga 1 orang. Strategi pelaksanaan 2 melatih berkenalan dengan 2 orang. Strategi pelaksanaan 3 mengajarkan berkenalan dengan 3 orang atau lebih. Strategi pelaksanaan 4 mengajarkan bersosialisasi secara kelompok. Kesimpulan; asuhan keperawatan pada Tn.S & Tn.F dilakukan pada klien saja tetapi juga melakukan asuhan keperawatan pada keluarganya juga, karena kesembuhan pasien sangat didukung oleh keluarga. Saran untuk keluarga agar mengikut sertakan klien dalam kegiatan dan melibatkan klien dalam diskusi keluarga.
Asuhan Keperawatan Pada Tn. A dan Tn. H Yang Mengalami Masalah GSP Halusinasi Pendengaran dengan Skizofrenia Paranoid di Rumah Sakit Jiwa Dr. Soeharto Heerdjan Jakarta Wahyuni, Desy; Prihatini, Fitria
Jurnal Persada Husada Indonesia Vol 10 No 38 (2023): Jurnal Persada Husada Indonesa
Publisher : STIKes Persada Husada Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56014/jphi.v10i38.374

Abstract

Abstrak Skizofrenia adalah sekelompok gangguan psikotik dengan distorsi khas pola pikir, kadang-kadang mempunyai perasaan bahwa dirinya sedang dikendalikan oleh kekuatan dari luar dirinya, waham yang kadang-kadang aneh, gangguan persepsi, afek abnormal yang terpadu dengan situasi nyata atau sebenarnya, dan autisme (Zahnia & Wulan Sumekar, 2016). Pada tanggal 31 Januari 2023 di Rumah Sakit Jiwa Dr. Soeharto Heerdjan Jakarta di ruang perkutut di dapatkan data pasien halusinasi berjumlah 35 orang. Halusinasi merupakan gejala yang sering muncul pada penderita gangguan jiwa dan memiliki kaitan erat dengan early psychosis akibat trauma pada masa kanak-kanak.Halusinasi biasanya muncul akibat perubahan orientasi realitas, pasien merasakan stimulus yang sebenarnya tidak ada. Tujuan umum dalam melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien yang mengalami gangguan sensori persepsi halusinasi: pendengaran di Rumah Sakit Jiwa Dr. Soeharto Heerdjan Jakarta . Dalam karya tulis ilmiah ini, penulis menggunakan metode penelitian kualititatif deskriptif pendekatan studi kasus dengan intervensi pada masalah asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan sensori persepsi halusinasi: pendengaran. penelitian ini ditemukan 5 diagnosa yang sama pada Tn. A dan Tn. H yaitu gangguan sensori persepsi halusinasi, isolasi sosial, harga diri rendah, regiment terapi in efektif, dan risiko perilaku kekerasan, dan 1 diagnosa berbeda yaitu Tn. A mengalami koping keluarga, sedangkan Tn. H terjadi koping individu tidak efektif. Tahap selanjutnya yaitu melakukan strategi pelaksanaan 1 mengidentifikasi halusinasi dan mengajarkan cara menghardik, strategi pelaksanaan 2 mengajarkan mengontrol halusinasi dengan bercakap-cakap, dan strategi pelaksanaan 3 mengontrol halusinasi dengan cara melakukan kegiatan. Tidak ditemukan kesenjangan antara teori dan hasil pengkajian kedua pasien tersebut.
Asuhan Keperawatan Pada Tn.I dan Tn.E Yang Mengalami Risiko Perilaku Kekerasan Dengan Skizofrenia di Ruang Nuri Rumah Sakit Jiwa Dr. Soeharto Heerdjan Jakarta Sari, Wilda Oktalia; Prihatini, Fitria; Herlina, Herlina
Jurnal Persada Husada Indonesia Vol 10 No 38 (2023): Jurnal Persada Husada Indonesa
Publisher : STIKes Persada Husada Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56014/jphi.v10i38.376

Abstract

Risiko perilaku kekerasan merupakan salah satu respon marah diekspresikan dengan melakukan ancaman, mencederai diri sendiri maupun orang lain. Skizofrenia menimbulkan perubahan persepsi, emosi, dan tingkah laku yang mengarah ke perilaku kekerasan yang dapat berbahaya dengan diri sendiri maupun orang lain disekitarnya. Berdasarkan hasil pencarian dari Our World in Data 2019 terdapat 829.735 skizofrenia di Indonesia, sedangkan pada kasus risiko perilaku kekerasan di ruang Nuri terdapat 60 kasus. Tujuan umum pelaksanaan asuhan keperawatan pada Tn.I dan Tn.E dengan risiko perilaku kekerasan pada skizofrenia diruang Nuri Rumah Sakit Jiwa Dr. Soeharto Heerdjan Jakarta. Desain penelitian yang digunakan pada karya tulis ilmiah ini adalah kualitatif dan deskriptif. Hasil pengkajian dilakukan pada 2 pasien yaitu Tn.I dan Tn.E ditemukan persamaan diagnosa keperawatan yaitu: Risiko perilaku kekerasan, Gangguan sensori persepsi: halusinasi, isolasi sosial, harga diri rendah, regiment terapi in efektif. Perbedaan diagnosa antara 2 pasien yaitu koping keluarga in efektif dan koping individu in efektif. Dan yang lebih diperhatikan yaitu Tn.E. Tahapan selanjutnya yaitu perencanaan dilakukan tindakan strategi pelaksanaan 1,2, dan 3 tetapi ada pengulangan strategi pelaksanaan ditahap 2 pada Tn.I dan Tn.E. Pada tahap evaluasi dari diagnosa keperawatan yang dimiliki oleh kedua pasien yaitu belum teratasi, tetapi kedua pasien sudah memiliki perkembangan tahap mengontrol emosi sesuai dengan tujuan dan kriteria hasil yang sudah ditetapkan. Pada saran, semoga dapat digunakan sebagai buku dan jurnal keperawatan jiwa di perpustakaan.
Asuhan Keperawatan pada Tn. A & Tn. V yang Mengalami Risiko Perilaku Kekerasan dengan Skizofrenia di Rumah Sakit Jiwa Dr. Soeharto Heerdjan Jakarta BSY, Sidna Nurhalisza; Prihatini, Fitria; Elwindra, Elwindra
Jurnal Persada Husada Indonesia Vol 10 No 39 (2023): Jurnal Persada Husada Indonesia
Publisher : STIKes Persada Husada Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56014/jphi.v10i39.377

Abstract

Risiko perilaku kekerasan merupakan akibat atau komplikasi dari halusinasi jika tidak ditangani. Perilaku kekerasan merupakan salah satu respon marah yang diungkapkan melalui ancaman, mencederai orang lain, dan atau merusak lingkungan. Berdasarkan data yang didapatkan, penderita halusinasi di ruang Kasuari sebanyak 99,7%, data ini juga mencakup data risiko perilaku kekerasan. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif deskriptif, yaitu dengan wawancara, observasi dan pemeriksaan fisik serta dengan melakukan telaah dokumen. Tujuan umum dalam melaksanakan asuhan keperawatan pada klien risiko perilaku kekerasan. Dari hasil pengkajian ditemukan 5 diagnosa pada Tn. A dan 3 diagnosa pada Tn. V. 3 diantaranya sama yaitu risiko perilaku kekerasan, gangguan sensori persepsi halusinasi, dan harga diri rendah. Pada Tn. A ditemukan 2 diagnosa berbeda yaitu koping keluarga in efektif dan regiment terapi in efektif. Pada perencanaan serta pelaksanaan dilakukan strategi pelaksanaan risiko perilaku kekerasan, yaitu strategi pelaksanaan 1 mengontrol Perilaku Kekerasan dengan latihan fisik tarik nafas dalam serta memukul bantal/kasur, SP 2 mengontrol PK dengan meminum obat, dan SP 3 meminta, menolak dan mengungkapkan perasaan dengan cara baik. Pada Tn. V dan Tn. A dilakukan intervensi yang sama pada diagnosa risiko perilaku kekerasan, sedangkan pada Tn. A dilakukan juga SP halusinasi, SP 1 mengontrol halusinasi dengan menghardik, SP 2 mengontrol halusinasi dengan obat, dan SP 3 mengontrol halusinasi dengan bercakap-cakap. Pada Tn. V tidak dilakukan karena klien merasa tidak mengalami halusinasi. Kedua klien bisa mengikuti arahan yang dilakukan penulis. 2 diagnosa pada Tn. A tidak terdapat pada teori yaitu koping keluarga in efektif dan regiment terapi in efektif.
Asuhan Keperawatan Pada Nn. R dan Nn.I Yang Mengalami Masalah Gangguan Sensori Persepsi Halusinasi Pendengaran Pada Skizofrenia Paranoid di Ruang Cempaka Rumah Sakit Jiwa Dr. Soeharto Heerdjan Jakarta Fitriningsih, Falia Al; Prihatini, Fitria; Vestabilivy, Evi
Jurnal Persada Husada Indonesia Vol 11 No 40 (2024): Jurnal Persada Husada Indonesia
Publisher : STIKes Persada Husada Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56014/jphi.v11i40.389

Abstract

Paranoid schizophrenia is a neurological disease with the main symptoms of extreme spectacles accompanied by delusions of greed or grandiosity. Hallucinations are one of the sensory perception disorders, where there is a five-sensory experience without any sensory stimulation or a false sense perception. Auditory hallucinations are hearing voices or complete conversations between two or more people in which the patient is told to do something that is sometimes dangerous. Auditory hallucinations are influenced by 2 factors, namely predisposition and precipitation. The research used is a qualitative descriptive research method with intervention. From the results of the study, it was found that Ms.R's predisposing factors were socio-cultural and environmental, while Ms.I's were psychological, socio-cultural, and environmental. The precipitating factors for both patients are biological, psychological, and socio-cultural. There were 7 similar deaths found in Ms. In the planning, implementation strategies were carried out for sensory perception disorders, auditory hallucinations, and self-care deficits in both patients. Both patients can carry out strategies for controlling hallucinations, rebuking them by drinking, controlling hallucinations by taking medication and implementing strategies for self-care deficits. After breastfeeding treatment, patients can control hallucinations by shouting, taking the medication regularly, having conversations, and carrying out activities as well as maintaining personal hygiene and grooming. Advice to nurses to continue to carry out therapeutic communication with patients.
Asuhan Keperawatan pada Bayi Ny. G & Ny. F yang Mengalami Resiko Kekurangan Nutrisi dengan Bayi Baru Lahir Normal di RSUD dr. Chasbullah Abdulmadjid Kota Bekasi Manshur, Ihya Tadjmali; Umar, Ahmad Farid; Prihatini, Fitria
Jurnal Persada Husada Indonesia Vol 11 No 40 (2024): Jurnal Persada Husada Indonesia
Publisher : STIKes Persada Husada Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56014/jphi.v11i40.390

Abstract

A normal newborn is a baby born in the back of the head through the vagina without using tools, at a gestational age of 37 weeks to 42 weeks, with a body weight of 2500-4000 grams, an Apgar score of >7, and no congenital defects. This research design uses qualitative research, namely research that attempts to describe a symptom, event, or incident that is happening now. Descriptive qualitative research with intervention is research that aims to explain the problem that will be addressed and what will be observed in the research. Descriptive research is research that presents a complete picture of the social setting and relationships contained in the research. Treatment of the risk of nutritional deficiencies must be carried out properly so that the risk of nutritional deficiencies can be avoided. Mothers of newborns and their families must also be educated about the risks of nutritional deficiencies, especially for mothers of newborns who are in their first pregnancy, and families who have no experience. Appropriate and correct actions and caring for newborns at risk of nutritional deficiencies. Priority nursing diagnoses for Mrs. G and baby Mrs. F, namely ineffective breastfeeding related to inadequate breast milk supply. The conclusion is that after carrying out nursing actions for 3 x 24 hours, observing the milk supply, and providing nursing techniques in nursing diagnoses for client 1 and client 2 has been resolved. Suggestion: to improve skills in providing nursing care for normal newborn babies.
Asuhan Keperawatan pada Klien yang Mengalami Masalah Harga Diri Rendah pada Skizofrenia Paraniod di Ruang Kasuari RSJ Dr. Soeharto Heerdjan Jakarta Trisongko, Didi; Prihatini, Fitria; Elwindra, Elwindra
Jurnal Persada Husada Indonesia Vol 11 No 41 (2024): Jurnal Persada Husada Indonesia
Publisher : STIKes Persada Husada Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56014/jphi.v11i41.393

Abstract

Low Self-Esteem is a feeling of shame or inferiority due to shortcomings in oneself. Caused by negative judgments from self and others in the same environment. Of all schizophrenic clients, 40% had self- concept problems: low self-esteem. The purpose of the study was to conduct nursing care on low self- esteem problems with schizophrenia in the Cassowary room of Dr. Soeharto Heerdjan Mental Hospital, Jakarta. The design used a case study with the subject of 2 clients with the same nursing problem and diagnosis i.e. self-concept problem: low self-esteem with schizophrenia. Data collection using interviews, observation and physical examination. The results of the research after being carried out SP1 and SP2 both clients can achieve result criteria such as: in SP1 tidying the mattress, sweeping, mopping the floor, friendly facial expressions, good eye contact between clients and hospital nurses. The client is able to answer greetings well. In SP2 clients are also able to perform scheduled activities such as sweeping, mopping floors, making mattresses and a positive list of environments: being able to interact with fellow clients and nurses. The conclusion of the application of SP1 and SP2 is that the client is able to increase his self-esteem. The author's suggestion hopes that the next SP can be done for families with family activities present so that the problem of low self-esteem is more effective in achieving it. The result of this study is that problems can be overcome. Identify and train client skills, teach interacting with others and maintain personal hygiene. It is recommended that mental health program holders counsel clients and families on how to reduce the risk of recurrence in clients: implement strategies to implement low self- esteem in clients and families.
Asuhan Keperawatan Pada Ny. S & Ny. E yang Mengalami Risiko Infeksi Post Partum Sectio Caesarea dengan Indikasi Bayi Letak Lintang di Ruang Dahlia RSUD dr. Chasbullah Abdulmadjid Kota Bekasi Sindu, Karmila; Agustina, Agustina; Prihatini, Fitria
Jurnal Persada Husada Indonesia Vol 11 No 41 (2024): Jurnal Persada Husada Indonesia
Publisher : STIKes Persada Husada Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56014/jphi.v11i41.394

Abstract

Post partum caesarean section is a surgical procedure to deliver the fetus through an incision in the abdomen and uterine wall. The post partum period is a period of recovery, starting from the end of labor until the uterus returns to its pre-pregnancy state. Nursing care for clients who are at risk of infection in post partum caesarean section which will be carried out on April 10 - April 14 2023. This research method is descriptive qualitative, with the aim of obtaining an overview of the implementation of client data in nursing care for clients who are at risk of infection in post partum sectio caesarea in the Dahlia and Ponek rooms at RSUD dr. Chasbullah Abdulmadjid Bekasi City. This research was carried out using a nursing care approach which includes assessment, diagnosis, planning, implementation, evaluation and documentation with data collection carried out through physical examination, interviews and observation. From the nursing care provided, there were 5 nursing diagnoses for Mrs. S and 4 nursing diagnoses for Mrs. E. There was only one difference in diagnosis in Mrs. S, namely a knowledge deficit about baby care, while in Mrs. E there was no diagnosis of a knowledge deficit about baby care. At the evaluation stage, the diagnosis of Mrs. S and Mrs. E was carried out according to the planning and the final evaluation was completed according to the 3x24 hour time criteria. Collaborative administration of antibiotics such as ceftriaxone with a dose of 1 gram then changing the bandage 3 days post sc and recommending consuming foods high in protein such as (egg whites) which has been carried out by researchers has proven to be effective in helping to overcome the risk of infection in both clients, Mrs. S and Mrs. E.
Asuhan Keperawatan pada Ny. A dan Ny. D yang Mengalami Gangguan Rasa Nyaman Nyeri dengan Post Sectio Caesarea atas Indikasi Masalah Sosial di RSUD Kota Bekasi Sari, Shindi Kartika; Agustina, Agustina; Prihatini, Fitria
Jurnal Persada Husada Indonesia Vol 11 No 42 (2024): Jurnal Persada Husada Indonesia
Publisher : STIKes Persada Husada Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56014/jphi.v11i42.403

Abstract

Nursing care for post partum caesarean section is delivery through an incision in the abdominal wall and uterine wall provided that the uterus is intact and the fetus weighs above 500 grams. This research uses a descriptive qualitative research method, with the aim of obtaining an overview of the implementation of nursing care for clients who experience pain in post Sectio Caesarea and to reduce pain in post Sectio Caesarea clients at the Bekasi City Regional Hospital. The results of the assessment of the two patients, namely Mrs. A and Mrs. D there are three similar diagnoses in patients, namely acute pain related to physical injurious agents, activity intolerance related to weakness, and risk of infection related to the effects of invasive procedures, nursing planning includes goals, outcome criteria, action plans and problem priorities in accordance with the theory in Mrs. A and Mrs. D. The first priority nursing diagnosis is acute pain related to a physical injurious agent. In general, it went smoothly because of good cooperation between the family and the room nurse who helped a lot in implementing the intervention. After carrying out 3x24 hour nursing actions, observing pain and providing deep breathing relaxation techniques, the nursing diagnosis for client 1 and client 2 was resolved. From the results of the study, only 3 diagnoses were the same as the theory, 2 different diagnoses, namely anxiety and ineffective breastfeeding because there were no visible signs and symptoms of these diagnoses.