Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

KEARIFAN LOKAL TRADISIONAL MASYARAKAT NELAYAN PADA PERMUKIMAN MENGAPUNG DI DANAU TEMPE SULAWESI SELATAN Naing, Naidah; Santosa, Happy Ratna; Soemarno, Ispurwono
Local Wisdom : Jurnal Ilmiah Kajian Kearifan Lokal Vol 1, No 1 (2009): November 2009
Publisher : Merdeka Malang University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26905/lw.v1i1.1362

Abstract

Masyarakat nelayan yang bermukim pada rumah mengapung di Danau Tempe memiliki kearifan lokal berupa hukum adat yang bersumber pada keyakinan dan berkembang melalui proses adaptasi yang telah diwariskan dari generasi ke generasi. Kearifan lokal ini diyakini dapat menciptakan keselarasan, keserasian, keseimbangan dan kelestarian antara manusia, lingkungan permukiman dan lingkungan alam di Danau Tempe. Jika tradisi dan hukum adat ini dilanggar, maka akan merusak keseimbangan sistem kehidupan di lingkungan danau, sehingga Macoa Tappareng sebagai ketua adat akan memberikan sangsi kepada setiap orang yangmelakukan pelanggaran tersebut. Metode penelitian kualitatif dengan pendekatan etno-arsitektur digunakan untuk menggali kearifan tradisi masyarakat nelayan yang bermukim pada permukiman mengapung yang alamiah di Danau Tempe. Teknik analisis Model Spradley dipakai dalam menguraikan bentuk-bentuk kearifan lokal yang telah diwariskan secara turun-temurun. Hasil penelitian menggambarkan adanya kekuatan hukum adat sangat dominan mempengaruhi perilaku dan kehidupan masyarakat nelayan dalam bermukim di floating house, beraktifitas sosial, budaya dan beraktifitas ekonomi diatas air. Pembagian area privat, semi privat dan area publik di lingkungan Danau Tempe adalah kearifan tradisi yang telah dilakukan oleh beberapa generasi. Jika terjadi pelanggaran terhadap hukum adat, diyakini akan merusak keseimbangan hidup nelayan dan merusak kelestarian lingkungan, sehingga dikenakan sangsi-sangsi yang oleh masyarakat setempat dikenal dengan istilah idosa (di hukum) dengan melakukan upacara Maccerak Tappareng secara perorangan yang dipimpin oleh Macoa Tappareng. Hal ini di yakini sebagai bentuk permohonan maaf masyarakat nelayan atas kesalahan perlakukan terhadap lingkungan alamdi Danau Tempe.
Pendampingan Perancangan Eksterior Menara Masjid Baiturrohiem di Perum Wisma Kedung Asem Indah Kharismawan, Rabbani; Soemardiono, Bambang; Mahendra, Angger Sukma; Nugroho, Setyo; Septanti, Dewi; Sumartinah, Happy Ratna; Sudarma, Erwin; Krisdianto, Johanes; Muchlis, Nurfahmi; Defiana, Ima
Sewagati Vol 8 No 2 (2024)
Publisher : Pusat Publikasi ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j26139960.v8i2.818

Abstract

Menara masjid telah lama digunakan sebagai tanda dan alat untuk menunjukkan keberadaan masjid dalam suatu lingkungan. Selain membantu menyuarakan adzan, menara juga berfungsi sebagai elemen yang meningkatkan keindahan visual sebuah masjid. Walaupun Masjid Baiturrohiem telah mengalami pengembangan besar sejak tahun 2010, namun masih belum memiliki menara yang mencerminkan dengan baik keagungan masjid saat ini. Oleh karena itu, pada tahun 2020, dimulai upaya untuk memulai pembangunan menara yang lebih representatif. Sayangnya, hingga saat ini, tim Takmir dan panitia pembangunan masih belum memiliki dokumen arsitektural yang diperlukan untuk mendukung penyelesaian proyek pembangunan menara ini. Proses ini dimulai dengan melakukan survei lokasi, kemudian dilanjutkan dengan perencanaan dan akhirnya disusul dengan pembuatan gambar kerja yang dibutuhkan. Tujuan dari program pengabdian masyarakat ini adalah untuk memberikan pendampingan perancangan dalam eksterior Menara Masjid Baiturrohiem hingga menghasilkan dokumen rancang yang akan diserahkan ke panitia Pembangunan Menara masjid untuk dijadikan acuan dalam desain eksterior Menara. Dengan demikian, perancangan eksterior menara masjid ini diharapkan akan memberikan kebanggaan warga Perum Wisma Kedung Asem Indah di masa depan.
PERGESERAN TERITORI SEBAGAI BENTUK ADAPTASI PADA TERAS RUMAH AKIBAT PENGEMBANGAN PARIWISATA DI KAMPUNG PELANGI, KOTA SEMARANG Ratnasari, Vincentia Aprilia; Sumartinah, Happy Ratna; Septanti, Dewi
Jurnal Arsitektur ARCADE Vol 4 No 3 (2020): Jurnal Arsitektur ARCADE November 2020
Publisher : Prodi Arsitektur UNIVERSITAS KEBANGSAAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstract: Tourism has the opportunity to be able to give a good influence on several aspects (economic, social, cultural, and environmental), so it makes one of the strategies of the Semarang City government to be used to solve the problems of slums in Kampung Wonosari. Kampung Wonosari which was changed into a tourist village, and changed its name to Kampung Pelangi. In addition to the positive effects obtained, but there are also negative effects due to changes in the function of the village. One of the negative influences is that there is a shift in territorial occupancy because people have to share their space with visitors. From this phenomenon, this research will raise the issue of territorial shift as a form of adaptation due to the development of tourism in the village. Based on these problems the purpose of this study is to determine the form of territory shifting from the form of adaptation that occurred. This research method uses a descriptive qualitative method. So we get realistic results from the object of shifting territory on the porch as a form of adaptation to follow the development of the village into a tourist attraction.
PERKEMBANGAN MORFOLOGI KAWASAN CAGAR BUDAYA DARMO SURABAYA TAHUN 1905-1943 Perkasa, Muhammad Ilham; Soemardiono, Bambang; Santosa, Happy Ratna
Jurnal Arsitektur ARCADE Vol 6 No 3 (2022): Jurnal Arsitektur ARCADE November 2022
Publisher : Prodi Arsitektur UNIVERSITAS KEBANGSAAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstract: Surabaya City has undergone rapid development characterized by changes in its physical form. A renowned Darmo heritage landscape has been experiencing such things. But none of the research had uncovered the morphological development of Darmo historic landscape. Even if, Darmo is a historic residential area and became the only masterwork in Surabaya by Henri Maclaine Pont, a renowned Dutch architect. Thus, the purpose of this study is to understand the Darmo Area further from the perspective of the area wholeness used in the urban morphological study by identifying the historical stages of morphological development. The strategy used is historical-interpretative which involves data collection methods of archival studies, literature studies, and in-depth interviews with experts. Meanwhile, the method of analysis used is historical diachronic analysis. The results of the study seemingly suggest that the Darmo Area has three major morphological stages, namely the pre and planning period, the development period, and extension. It shows the generative process of the area, and this can be the basis for historic urban landscape management. Hence, these morphological elements should be conserved altogether as urban morphology entities to ensure the unity of the Darmo historic landscape.Abstrak: Kota Surabaya telah mengalami perkembangan yang pesat, ditandai dengan perubahan bentuk fisiknya. Yang menjadi perhatian, kawasan cagar budaya Darmo mengalami hal tersebut. Namun belum ada penelitian yang mengungkap perkembangan morfologi kawasan bersejarah Darmo. Padahal, Darmo merupakan kawasan hunian bersejarah dan menjadi satu-satunya karya di Surabaya oleh Henri Maclaine Pont, seorang arsitek ternama Belanda. Dengan demikian, tujuan dari penelitian ini adalah memahami Kawasan Darmo lebih jauh dari perspektif keutuhan kawasan yang digunakan dalam studi morfologi perkotaan dengan mengidentifikasi tahapan sejarah perkembangan morfologi. Strategi yang digunakan adalah sejarah-interpretatif yang melibatkan metode pengumpulan data studi kearsipan, studi literatur, observasi, dan wawancara mendalam dengan para ahli. Sedangkan metode analisis yang digunakan adalah analisis sejarah diakronik. Hasil kajian menunjukkan bahwa Kawasan Darmo memiliki tiga tahapan sejarah besar, yaitu periode praperencanaan dan perencanaan, periode pengembangan, dan perluasan. Terlihat proses generatif kawasan dan hal ini dapat menjadi dasar pengelolaan kawasan cagar budaya. Oleh karena itu, elemen-elemen morfologi harus dilestarikan bersama sebagai kesatuan morfologi perkotaan untuk menjamin kesatuan Kawasan Darmo.
EKSPLORASI POLA ADAPTASI PENGUNGSI WANITA MADURA DI PENAMPUNGAN SEMENTARA RUSUNAWA JEMUNDO, SIDOARJO Argarini, Tri Okta; Setijanti, Purwanita; Sumartinah, Happy Ratna
Jurnal Arsitektur ARCADE Vol 7 No 3 (2023): Jurnal Arsitektur ARCADE September 2023
Publisher : Prodi Arsitektur UNIVERSITAS KEBANGSAAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstract: Refugees are usually accommodated in temporary shelters with limited conditions. Shelters are usually set up as a temporary solution, which UNHCR says their conditions are like living in limbo (uncertainty). However, unlike the usual shelters, the Sampang refugees, who are included in the category of internally displaced people, are being temporarily accommodated in the Jemundo Rusunawa. Moreover, they have been in the residence for almost 11 years. In addition to getting access to basic needs, the condition of the shelter is in the form of a permanent building that is suitable for renting out to the surrounding community. Do these conditions make it easier for Sampang refugees to adapt? While many theories say that refugees, especially women, experience difficulties when they are in a new environment, for example related to their domestic and social activities. This research explores the adaptation pattern of Sampang women refugees who have a strong culture and spirituality in getting used to new housing, which not only has a different pattern, but also has levels. The qualitative method was chosen to make it easier to explore the natural settings of these women. Data were obtained through observation and interviews, which were then analyzed using thematic analysis. The results show that they create the atmosphere of their home by expanding domestic space into spaces that have opportunities and are agreed upon by the community.Keyword: Adaptation Pattern, Female Refugees, Rusun Abstrak: Pengungsi biasanya ditampung pada hunian sementara dengan kondisi yang terbatas. Tempat penampungan biasa didirikan sebagai solusi sementara, dimana UNHCR menyebut kondisi mereka seperti hidup didalam limbo (ketidakpastian). Namun berbeda dengan penampungan biasanya, pengungsi Sampang, yang termasuk dalam ketegori internally displaced people ini, ditampung sementara di Rusunawa Jemundo. Apalagi mereka sudah berada pada hunian tersebut selama hampir 11 tahun. Selain mendapat akses kebutuhan dasar, kondisi penampungan berupa gedung permanen yang layak disewakan bagi masyarakat sekitar. Apakah kondisi yang demikian membuat pengungsi Sampang lebih mudah beradaptasi?. Sementara banyak teori yang mengatakan bahwa pengungsi, khususnya wanita, mengalami kesulitan saat berada di lingkungan baru, misalnya  terkait dengan kegiatan domestik maupun kegiatan sosial mereka. Penelitian ini menggali pola adaptasi pengungsi wanita Sampang yang memiliki kebudayaan dan spiritualitas yang kental melakukan pembiasaan pada hunian baru, yang tidak hanya memiliki pola yang berbeda, tetapi juga bertingkat. Metode kualitatif yang dipilih untuk mempermudah menggali natural setting dari para wanita tersebut. Data didapatkan melalui observasi dan wawancara, yang kemudian dianalisis menggunakan analisis tematik. Hasil menunjukkan mereka menciptakan suasana rumahnya dengan memperluas ruang domestik pada ruang-ruang yang berpeluang dan disepakati bersama komunitas.Kata Kunci: Pola Adaptasi, Pengungsi Wanita, Rusun
Communal Culture Value on Housing Transformation: Empirical Exploration from Indonesia Ernawati, Rita; Setijanti, Purwanita; Santosa, Happy Ratna
EMARA: Indonesian Journal of Architecture Vol. 10 No. 1 (2025): August 2025 ~ October 2025
Publisher : Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29080/eija.v10i1.2076

Abstract

Culture became important consideration in housesing design. House form is the consequence of a whole range of socio-cultural factor, not simply physical factor. Housing is more than a place to live, however also preserving certain values. The aim of this research is to reveal the significant relation of housing transformation and communal culture value. This study applies the case study approach through a qualitative analysis of the housing transformation phenomenon. Housing transformation is a process of adjusting space to fulfill certain functions based on the needs of the users, that fit with the culture value expression of the inhabitants. This resarch formulated four significant factor determine housing transformation factor in kampung, that are economic condition, housing condition, occupant condition and kampung improvement. House transformation was related to the communal cultural values ​​since the construction process to utilization. The mutual understanding on make the process of housing transformation can be carried out without causing conflicts over the use of space in kampung. House construction is also carried out with the support of neighbors since the exsistance of togetherness and gotong royong. In terms of creating better image of the kampung, solidarity velue was important to encorage the community working together improving kampung and their house. The mutual cooperation, community understanding, togetherness and solidarity were important in maintaining the commitment and social value among the inhabitants to live and grow together. Kampung is a model of settlement where the communal values are important in sustaining the harmony of urban living.