Claim Missing Document
Check
Articles

Found 18 Documents
Search

Peluang Pengembangan Peternakan di Irian Jaya Krishna Agung Santosa; Arinto (Arinto)
Buletin Peternakan Vol 19, No 1 (1995): Buletin Peternakan Vol. 19 (1) Juni 1995
Publisher : Faculty of Animal Science, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21059/buletinpeternak.v19i1.1717

Abstract

Artikel dalam bentuk PDF
Model Optimasi Sebagai Dasar Penetapan Daya Tampung Ternak Ruminansia di Daerah Aliran Sungai Krishna Agung Santosa
Buletin Peternakan Vol 17, No 1 (1993): Buletin Peternakan Vol. 17 (1) Juni 1993
Publisher : Faculty of Animal Science, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21059/buletinpeternak.v17i1.1737

Abstract

Artikel dalam bentuk PDF
Urban Farming to Ensure Food Security and to Generate Cash Income During the Covid-19 Pandemic: A Case Study in Bausasran Urban Village Indonesia Himmah Mahmudah; Subejo; Krishna Agung Santosa
Jurnal Inotera Vol. 9 No. 2 (2024): July - December 2024
Publisher : LPPM Politeknik Aceh Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31572/inotera.Vol9.Iss2.2024.ID367

Abstract

The Covid-19 pandemic proved to be a momentum for the Gemah Ripah Farmer Group (GRFG), even though with a small area of land, they were able to continue providing food through urban farming. They were able to inspire the growth of vegetable villages and received several awards for their contributions. This research aims to analyze the implementation of urban farming so that it can serve as food security and cash income during the Covid-19 pandemic. The research was conducted in Bausasran urban village, Danurejan sub-district, Yogyakarta province, Indonesia. The present study was conducted using a qualitative method with a case study approach, where data were collected through semi-structured interviews, observations, discussions, and documentation studies. The results show that the implementation of urban farming in the GRFG is effective as an alternative solution in providing and maintaining food availability during the pandemic, since vegetables and fruits are ready to be picked from the garden at any time. It reduces food expenditures and generates cash income for its members through the sale of processed urban agriculture products and educational tourism. This study provides an example of how innovative urban farming can help strengthen the economy of a community.
Kesenjangan Kebutuhan antara Pemerintah dan Masyarakat dalam Program Pembangunan: Analisa Felt Needs dan Action Needs dalam Relokasi Perikanan Karamba di Nambo, Kota Kendari Rusmiah, Nyai; Raya, Alia Bihrajihant; Santosa, Krishna Agung
Jurnal Kawistara Vol 14, No 3 (2024)
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/kawistara.92892

Abstract

Kesenjangan kebutuhan antara pemerintah dan masyarakat sering kali menjadi rintangan bagi program-program pembangunan, terutama program yang secara langsung berbentuk relokasi fisik terhadap suatu kelompok masyarakat. Hal ini terjadi dalam kontroversi seputar relokasi budidaya karamba untuk mendukung program Kotaku di Kota Kendari. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kesenjangan antara kebutuhan yang dirasakan oleh masyarakat dan kebutuhan tindakan oleh pemerintah dalam relokasi karamba. Analisis data menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan pendekatan studi kasus tunggal. Hasil penelitian menemukan bahwa kebutuhan masyarakat dari aspek fisik secara kualitatif berbeda dengan kebutuhan tindakan Pemerintah, meskipun secara kuantitatif terpenuhi. Aspek fisik ini meliputi sarana dan prasarana dalam bentuk: kebutuhan kriteria lokasi baru, jaring, jumlah petakan dan ukuran karamba, jalan titian, desain bangunan, dan mesin pengontrol air. Ini adalah kegagalan dalam memenuhi kebutuhan fisik meskipun terlihat jelas pemerintah telah berupaya memenuhi kebutuhan non-fisik melalui proses diskusi, informasi kajian kelayakan lokasi, dan penyesuaian jadwal relokasi. Namun, hal ini tidak cukup karena pemerintah dianggap tidak dapat memberikan informasi yang memadai tentang kajian kelayakan bangunan, data produktivitas ikan di lokasi baru, pengawasan untuk pengaturan kepemilikan asset, serta kebutuhan pendampingan teknis untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan pembudidaya mulai dari cara budidaya ikan yang baik, mengatasi penyakit ikan, membuat pakan alternatif, meningkatkan pengetahuan tentang fungsi kelompok, analisis kajian ekonomi budidaya dan akses ke lembaga permodalan. Kesenjangan ini menyoroti pentingnya menghubungkan antara kebutuhan yang dirasakan oleh pemerintah dan masyarakat dalam program pembangunan, yang memerlukan relokasi fisik terhadap suatu penduduk.
Kesenjangan Kebutuhan antara Pemerintah dan Masyarakat dalam Program Pembangunan: Analisa Felt Needs dan Action Needs dalam Relokasi Perikanan Karamba di Nambo, Kota Kendari Rusmiah, Nyai; Raya, Alia Bihrajihant; Santosa, Krishna Agung
Jurnal Kawistara Vol 14, No 3 (2024)
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/kawistara.92892

Abstract

Kesenjangan kebutuhan antara pemerintah dan masyarakat sering kali menjadi rintangan bagi program-program pembangunan, terutama program yang secara langsung berbentuk relokasi fisik terhadap suatu kelompok masyarakat. Hal ini terjadi dalam kontroversi seputar relokasi budidaya karamba untuk mendukung program Kotaku di Kota Kendari. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kesenjangan antara kebutuhan yang dirasakan oleh masyarakat dan kebutuhan tindakan oleh pemerintah dalam relokasi karamba. Analisis data menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan pendekatan studi kasus tunggal. Hasil penelitian menemukan bahwa kebutuhan masyarakat dari aspek fisik secara kualitatif berbeda dengan kebutuhan tindakan Pemerintah, meskipun secara kuantitatif terpenuhi. Aspek fisik ini meliputi sarana dan prasarana dalam bentuk: kebutuhan kriteria lokasi baru, jaring, jumlah petakan dan ukuran karamba, jalan titian, desain bangunan, dan mesin pengontrol air. Ini adalah kegagalan dalam memenuhi kebutuhan fisik meskipun terlihat jelas pemerintah telah berupaya memenuhi kebutuhan non-fisik melalui proses diskusi, informasi kajian kelayakan lokasi, dan penyesuaian jadwal relokasi. Namun, hal ini tidak cukup karena pemerintah dianggap tidak dapat memberikan informasi yang memadai tentang kajian kelayakan bangunan, data produktivitas ikan di lokasi baru, pengawasan untuk pengaturan kepemilikan asset, serta kebutuhan pendampingan teknis untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan pembudidaya mulai dari cara budidaya ikan yang baik, mengatasi penyakit ikan, membuat pakan alternatif, meningkatkan pengetahuan tentang fungsi kelompok, analisis kajian ekonomi budidaya dan akses ke lembaga permodalan. Kesenjangan ini menyoroti pentingnya menghubungkan antara kebutuhan yang dirasakan oleh pemerintah dan masyarakat dalam program pembangunan, yang memerlukan relokasi fisik terhadap suatu penduduk.
Farmers' Behavior to Increase Innovation Capacity in The Special Region of Yogyakarta Within Framework of Agricultural Innovation System Mustapit, Mustapit; Hariadi , Sunarru Samsi; Santosa, Krishna Agung
HABITAT Vol. 36 No. 1 (2025): April
Publisher : Department of Social Economy, Faculty of Agriculture , University of Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21776/ub.habitat.2025.036.1.2

Abstract

Agricultural innovation is needed to increase agricultural productivity. The Special Region of Yogyakarta is a farming area that needs to increase its farmers' capacity to innovate because, for the last 2 years, rice productivity has decreased and is below the national average rice productivity. This study aims to analyze the influence of farmers' personal factors (attitude towards innovation, self-efficacy, and motivation) and agricultural environmental factors (the role of farmer groups, the role of agricultural extension workers, the role of input and crop traders, the role of research institutions and the role of the government) on farmers' behavior to increase the capacity to innovate within framework of the agricultural innovation system. This research is survey research with a quantitative method approach. The data analysis method was conducted with structural equation modeling (SEM) analysis. The analysis results show that personal factors have no significant effect in shaping the behavior of The Special Region of Yogyakarta farmers in increasing the innovation capacity in agriculture.  Farmers' attitudes towards innovation in low rice commodities, negative self-efficacy, and motivation have no effect in shaping farmers' behavior in increasing the capacity to innovate in agriculture. Environmental factors significantly influence farmers' behavior in increasing the capacity to innovate in agriculture. The role of farmer groups, agricultural extension workers, traders, research institutions, and the government will influence the behavior of farmers in improving innovative, adaptive, and absorptive capacity. There is no relationship between personal factors and environmental factors, with a low correlation coefficient.
Motivasi Petani dalam Menanam Padi Varietas Baru: Peran Penyuluh Pertanian terhadap Keberlanjutan Budidaya Padi Rojolele Srinuk di Klaten, Jawa Tengah Widodo, Arwida Albarizki; Hariadi, Sunnaru Samsi; Santosa, Krishna Agung
Jurnal Kawistara Vol 15, No 1 (2025)
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/kawistara.100014

Abstract

Pada tahun 2013, Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) bekerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Klaten di Jawa Tengah untuk membudidayakan padi varietas baru hasil perbaikan dari Rojolele indukan (lama) melalui proses radiasi benih. Sebagai inovasi varietas baru, padi Rojolele Srinuk dikenal sebagai produk unggulan karena teksturnya yang pulen, aromanya yang harum, dan masa tanamnya yang singkat. Padi Rojolele Srinuk dijual dengan harga lebih tinggi karena kualitasnya. Namun, usaha untuk memperkenalkan varietas tanaman baru selalu menjadi tantangan dan berpengaruh terhadap motivasi petani. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui motivasi petani dan peran penyuluh pertanian terhadap keberlanjutan budidaya padi Rojolele Srinuk di Kabupaten Klaten. Total responden dalam penelitian ini sebanyak 203 responden dengan kriteria petani yang membudidayakan padi Rojolele Srinuk. Pemilihan sampel petani menggunakan metode multistage random sampling. Metode penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dan dianalisis menggunakan Analisis Jalur (Path Analysis). Hasil penelitian menunjukkan bahwa motivasi petani dan peran penyuluh pertanian memiliki pengaruh yang signifikan terhadap keberlanjutan budidaya padi Rojolele Srinuk dengan alfa 10%, memiliki besar pengaruh tertinggi, dan nilai probability mendekati 0,000. Petani yang memiliki motivasi terhadap padi Rojolele Srinuk memengaruhi perilaku petani sehingga petani melakukan budidaya padi Rojolele Srinuk. Penyuluh pertanian dalam budidaya padi Rojolele Srinuk berperan penting sebagai penghubung antara petani dengan Dinas Pertanian Kabupaten Klaten.
Motivasi Petani dalam Menanam Padi Varietas Baru: Peran Penyuluh Pertanian terhadap Keberlanjutan Budidaya Padi Rojolele Srinuk di Klaten, Jawa Tengah Widodo, Arwida Albarizki; Hariadi, Sunnaru Samsi; Santosa, Krishna Agung
Jurnal Kawistara Vol 15, No 1 (2025)
Publisher : Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/kawistara.100014

Abstract

Pada tahun 2013, Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) bekerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Klaten di Jawa Tengah untuk membudidayakan padi varietas baru hasil perbaikan dari Rojolele indukan (lama) melalui proses radiasi benih. Sebagai inovasi varietas baru, padi Rojolele Srinuk dikenal sebagai produk unggulan karena teksturnya yang pulen, aromanya yang harum, dan masa tanamnya yang singkat. Padi Rojolele Srinuk dijual dengan harga lebih tinggi karena kualitasnya. Namun, usaha untuk memperkenalkan varietas tanaman baru selalu menjadi tantangan dan berpengaruh terhadap motivasi petani. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui motivasi petani dan peran penyuluh pertanian terhadap keberlanjutan budidaya padi Rojolele Srinuk di Kabupaten Klaten. Total responden dalam penelitian ini sebanyak 203 responden dengan kriteria petani yang membudidayakan padi Rojolele Srinuk. Pemilihan sampel petani menggunakan metode multistage random sampling. Metode penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dan dianalisis menggunakan Analisis Jalur (Path Analysis). Hasil penelitian menunjukkan bahwa motivasi petani dan peran penyuluh pertanian memiliki pengaruh yang signifikan terhadap keberlanjutan budidaya padi Rojolele Srinuk dengan alfa 10%, memiliki besar pengaruh tertinggi, dan nilai probability mendekati 0,000. Petani yang memiliki motivasi terhadap padi Rojolele Srinuk memengaruhi perilaku petani sehingga petani melakukan budidaya padi Rojolele Srinuk. Penyuluh pertanian dalam budidaya padi Rojolele Srinuk berperan penting sebagai penghubung antara petani dengan Dinas Pertanian Kabupaten Klaten.