Claim Missing Document
Check
Articles

UJI POTENSI SARI BUAH BELIMBING WULUH (Averrhoa bilimbi L.) DALAM MENGHAMBAT PERTUMBUHAN BAKTERI Aeromonas hydrophila SECARA IN VITRO Ari Andika; Sunarto .; Rachimi .
Jurnal Ruaya : Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmu Perikanan dan Kelautan Vol 5, No 1 (2015): Jurnal Ruaya : Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmu Perikanan dan Kelautan
Publisher : UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONTIANAK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (60.307 KB) | DOI: 10.29406/rya.v5i1.495

Abstract

Penelitian ini bertujuanuntuk mengetahui konsentrasi terbaik dari sari buah belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L.) dalam menghambat pertumbuhan bakteri Aeromonas hydrophila secara in vitro.Pelaksanaan penelitian ini dilakukan di Laboratorium Budidaya Perairan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Muhammadiyah Pontianak. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 3 ulangan dengan konsentrasi sari buah belimbing wuluhantara lain adalah perlakuan A (kontrol), B (0,125 g/ml), C (0,5 g/ml), dan D (1 g/ml). Parameter pengamatan yang dilakukan adalahmengukur daya hambat pada kertas cakram yang telah dicelupkan dengan sari buah belimbing wuluh pada masing-masing konsentrasi. Hasil dari pengamatan menunjukansari buah belimbing wuluh pada kosentrasi 1 g/mlmemiliki daya hambat yang maksimal untuk menghambat pertumbuhan bakteri Aeromonas hydrophila secara in vitro. Hal ini dikarenakan sari buah belimbing wuluh mengandung zat antibakteri yaitu flavonoid dan fenol yang dapat merusak sel-sel bakteri Aeromonas hydrophila. Kata kunci : Belimbing wuluh, Aeromonas hydrophila, in vitro
PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP LARVA IKAN TENGADAK (Barbonymus schwanenfeldii) YANG DIPELIHARA PADA WARNA WADAH YANG BERBEDA Rachimi .; Farida .; Hidayatullah .
Jurnal Ruaya : Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmu Perikanan dan Kelautan Vol 4, No 2 (2014): Jurnal Ruaya : Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmu Perikanan dan Kelautan
Publisher : UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONTIANAK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (96.029 KB) | DOI: 10.29406/rya.v4i2.485

Abstract

Penelitian ini bermaksud untuk mengetahui pertumbuhan dan kelangsungan hidup larva ikan tengadak yang dipelihara pada warna wadah yang berbeda. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan 5 perlakuan dan tiga kali  ulangan dengan warna wadah perlakuan antara lain adalah perlakuan A  (transparan),  B (biru), C (hijau), D (kuning), E (orange). Parameter pengamatan yang dilakukan meliputi pertumbuhan, kelangsungan hidup, tingkah laku, respon pakan dan kualitas air. Berdasarkan hasil penelitian pertumbuhan dan kelangsungan hidup larva  ikan tengadak yang dipelihara pada warna wadah yang berbeda dapat disimpulkan bahwa perlakuan E (orange) memberikan hasil yang tertinggi. Hasil penelitian perlakuan E (orange) adalah pertumbuhan berat (0,554%), pertumbuhan panjang (6,208%), kelangsungan hidup (71,67%) dan tingkah laku larva yang terbaik. Kata kunci : Ikan  tengadak,  larva, pertumbuhan, kelangsungan hidup, tingkah laku, respon pakan, rotifer warnaWadah
PENGARUH PENAMBAHAN MAGGOT (Hermetia illucens) DALAM RANSUM PAKAN BUATAN TERHADAP LAJU PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP BENIH IKAN TENGADAK (Barbonymus schwanenfeldii) Eka Indah Raharjo; Rachimi .; Paulinus Paul
Jurnal Ruaya : Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmu Perikanan dan Kelautan Vol 3, No 1 (2014): Jurnal Ruaya : Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmu Perikanan dan Kelautan
Publisher : UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONTIANAK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (121.147 KB) | DOI: 10.29406/rya.v3i1.476

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengatahui persentase penambahan maggot yang optimal dalam formulasi pakan buatan untuk mendukung pertumbuhan dan kelangsungan hidup benih ikan tengadak (Barbonymus schwanenfeldii). Pelaksanaan penelitian ini dilakukan di Laboratorium Budidaya Perairan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Muhammadiyah Pontianak serta Balai Riset Standarisasi Industri Kota Pontianak. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 5 perlakuan dan 3 ulangan dengan persentase penambahan tepung maggot antaralain adalah perlakuan A (kontrol), B (Penambahan tepung maggot 10%), C (penambahan tepung maggot 20%), D (penambahan tepung maggot 30%), E (penambahan tepung maggot 40%). Parameter yang diamati meliputi Retensi protein (RP), Laju pertumbuhan spesifik (SGR), Rasio konversi Pakan (FCR)  Kelangsungan Hidup (SR) dan Pengukuran  parameter kualitas air sebagai data penunjang. Hasil penelitian menunjukkan penambahan tepung maggot sebanyak 20% menghasilkan nilai tertinggi untuk laju pertumbuhan spesifik sebesar 3,36%, retensi protein sebesar 16,94%, rasio konversi pakan sebesar 1,05%, dan kelangsungan hidup 100% yang berbeda sangat nyata (P<0,05) dengan penambahan tepung maggot 10%, 30%, 40% dan tanpa penambahan tepug maggot (kontrol). Kata kunci : tengadak, jumlah penambahan, pakan, tepung maggot.
PENGARUH CACING SUTRA (Tubifex sp) DENGAN FREKUENSI YANG BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN TOMAN (Channa micropltes CV.) Eva Setiawati; Eko Dewantoro; Rachimi .
Jurnal Ruaya : Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmu Perikanan dan Kelautan Vol 2, No 2 (2013): Jurnal Ruaya : Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmu Perikanan dan Kelautan
Publisher : UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONTIANAK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (63.737 KB) | DOI: 10.29406/rya.v2i2.269

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui frekuensi dan efesiensi yang terbaik dalam pemberian pakan sehingga diketahui pertumbuhan yang optimal terhadap benih toman. Frekuensi yang berbeda dalam pemberian pakan memiliki pengaruh yang nyata terhadap pertumbuhan harian dan efisensi pakan terhadap benih toman. Frekuensi yang berbeda dalam pemberian pakan pada perlakuan D merupakan perlakuan terbaik yang menghasilkan pertumbuhan harian (2,02%) dan efesiensi pakan (11,94%) paling tinggi dari perlakuan lainnya.Kata Kunci: Toman, Pertumbuhan, Cacing Sutra
PENGARUH KOMBINASI MEDIA AMPAS KELAPA SAWIT DAN DEDAK PADI TERHADAP PRODUKSI MAGGOT (Hermetia illucens) Eka Indah Raharjo; Rachimi .; Abah Muhamad
Jurnal Ruaya : Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmu Perikanan dan Kelautan Vol 4, No 2 (2016): Jurnal Ruaya : Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmu Perikanan dan Kelautan
Publisher : UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONTIANAK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (93.679 KB) | DOI: 10.29406/rya.v4i2.702

Abstract

ABSTRAK Maggot  merupakan  larva  dari  serangga  Black  soldier  fly  (Hermetia  illucens),  memiliki kandungan protein kasar cukup tinggi berkisar antara 30-45%, mengandung asam lemak esensial (linoleat dan linolenat) dan 10 macam asam amino esensial, Kelebihan lain maggot black soldier fly  ini dibandingkan dengan serangga yang umumnya adalah dari segi kebersihan  lalat  ini  tidak seperti  lalat rumah dan pakan utama black soldier fly adalah sari bunga. Kelebihan dari maggot black  soldier  fly  adalah  memiliki  kandungan  anti  mikroba  dan  anti  jamur,  sehingga  tidak membawa  agen  penyakit. Maggot  dapat  digunakan  sebagai  bahan  substitusi  tepung  ikan  dan dapat  diberikan  dalam  bentuk  segar  pada  ikan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan kombinasi media ampas kelapa sawit dan dedak padi yang tepat terhadap produksi maggot. Sedangkan untuk manfaat dari penelitian ini adalah untuk mengetahui persentase ampas kelapa sawit dan dedak padi terbaik terhadap jumlah produksi maggot. Serta sebagai sumber informasi untuk para petani ikan dalam melakukan usaha budidaya maggot.Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan 3 ulangan. Adapun perlakuan yang diterapkan adalah sebagai berikut : Perlakuan A : ampas sawit 50% dedak padi 50%, Perlakuan B: ampas kelapa sawit 25% dedak padi 75%, Perlakuan C : ampas kelapa sawit 75% dedak padi 25%, Perlakuan D : ampas kelapa sawit 85% dedak padi 15%. Hasil penelitian kombinasi media ampas kelapa sawit dan dedak padi berdasarakan hasil Analisis Varian (ANAVA) menunjukan bahwa kombinasi media pada perlakuan A 50 % amapas kelapa sawit dan 50 % dedak padi menghasilkan rata-rata produksi maggot terbaik yaitu 262,67 gram, sedangkan hasil uji lanjut dengan uji jarak berganda Duncan multipel range test menunjukan adanya perbedaan yang nyata terhadap berat produksi maggot antar kombinasi yang digunakan dalam penelitian. Kandungan nutrisi maggot tebaik terdapat pada perlakuan B dengan protein kasar 50,03%, air 76,44%, abu 8,61 %, lemak kasar 20,57 % dan serat kasar 8,45 %. Kata Kunci : maggot, ampas kelapa sawit, dedak padi, produksi
PENGGUNAAN AMPAS TAHU dan KOTORAN AYAM UNTUK MENINGKATKAN PRODUKSI MAGGOT (Hermetia illucens) Eka Indah Raharjo; Rachimi .; Muhammad Arief
Jurnal Ruaya : Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmu Perikanan dan Kelautan Vol 4, No 1 (2016): Jurnal Ruaya : Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmu Perikanan dan Kelautan
Publisher : UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONTIANAK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (160.651 KB) | DOI: 10.29406/rya.v4i1.692

Abstract

ABSTRAKMaggot merupakan organisme yang berasal dari telur black soldier yang mengalami metamorfosis pada fase kedua setelah fase telur dan sebelum fase pupa yang kemudian berubah menjadi lalat dewasa. sebagai pakan ikan maggot memiliki dua fungsi yaitu sebagai salah satu sumber protein yang dapat mensubtitusi tepung ikan dan sebagai pellet altematif yaitu maggot dapat langsung diubah menjadi pellet. Istilah "maggot" mulai dikenal pada pertengahan tahun 2005. Maggot dapat tumbuh pada bahan organik yang membusuk di wilayah temperate dan tropis. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan kombinasi media ampas tahu  dan kotoran ayam  yang  baik  terhadap produksi maggot. Sedangkan untuk manfaat dari penelitian ini adalah untuk mengetahui persentase ampas tahu dan  kotoran ayam  terbaik terhadap jumlah produksi maggot. Serta sebagai sumber informasi untuk para petani ikan dalam melakukan budidaya maggot sebagai pakan alternatif. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan 3 ulangan. Adapun perlakuan yang diterapkan adalah sebagai berikut: Perlakuan A. ampas tahu 100%; B. ampas tahu 50% kotoran ayam 50%; Perlakuan C. ampas tahu 75% kotoran ayam 25%; Perlakuan D. ampas tahu 25% kotoran ayam 75%. Hasil penelitian kombinasi media ampas tahu dan kotoran ayam berdasarakan hasil Analisis Varian (ANAVA) menunjukan bahwa kombinasi media pada perlakuan B ampas tahu 50% kotoran ayam 50%,  menghasilkan rata-rata produksi maggot terbaik yaitu 76,60 gram, sedangkan hasil uji lanjut dengan uji jarak berganda Duncan multipel range test menunjukan adanya perbedaan yang sangat nyata terhadap berat produksi maggot antar kombinasi yang digunakan dalam penelitian. Kandungan nutrisi maggot tebaik terdapat pada perlakuan B dengan protein kasar 34,34%, air 4,51%, abu 25,65 %, dan lemak kasar 3,54 %. Kata Kunci : maggot, ampas tahu, kotoran ayam, produksi ABSTRACT Maggot is an organism derived from eggs black soldier who experienced a metamorphosis in the second phase after phase before the egg and pupa which then turns into adult flies. as fish feed maggot has two functions: as a source of protein that can be substituted for fish meal and as an alternative pellets that maggot can be directly converted into pellets. The term "maggot" became known in mid-2005 Maggot can grow on decaying organic matter in temperate and tropical regions. The purpose of this study was to determine the combination of media tofu and feses chicken was good against maggot production. As for the benefits of this research was to determine the percentage of tofu and feses chicken is the best of the amount of production maggot. As well as resources for fish farmers in doing maggot farming as an alternative feed.  This study uses a completely randomized design (RAL) with 4 treatments three replications. The treatment used is as follows: Treatment A: tofu 100%, B: tofu 50% feses chicken 50%, Treatment C: tofu 75% feses chicken 25%, Treatment D: tofu 25% feses chicken 75% ,. The results of the study media combinations tofu and feses chicken on the terms of the results of variant analysis (ANOVA) showed that the combination of media in treatment B tofu and feses chicken 50% to 50%, resulting in an average production of maggot best is 76.60 grams, while the results of a further test with Duncan's multiple range test multiple range test showed that there was a very real difference to the weight of maggot production between the combination used in the study. The content of nutrients contained in the best maggot treatment B with 34.34% crude protein, water 4.51%, ash 25.65% and 3.54% crude lipid. Keywords: maggot, tofu, feses chicken, production
PENGARUH VITAMIN C PADA PAKAN BUATAN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP BENIH IKAN TENGADAK (Barbonymus Schwanenfeldii) Rachimi .; Hambali .; Sunarto .
Jurnal Ruaya : Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmu Perikanan dan Kelautan Vol 3, No 1 (2014): Jurnal Ruaya : Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmu Perikanan dan Kelautan
Publisher : UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONTIANAK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (150.791 KB) | DOI: 10.29406/rya.v3i1.281

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengatahui persentase penambahan vitamin C yang optimal dalam formulasipakan buatan untuk mendukung pertumbuhan dan kelangsungan hidup benih ikan tenga dak (Barbonymus schwanenfeldii). Pelaksanaan penelitian ini dilakukan di Laboratorium Budidaya Perairan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Muhammadiyah Pontianak serta Balai Riset Standarisasi Industri Kota Pontianak. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 5 perlakuan dan 3 ulangan dengan persentase penambahan vitamin C antaralain adalah perlakuan A (kontrol), B (Penambahan vitamin C 50%), C (penambahan vitamin C 100%), D (penambahan vitamin C 150%), E (penambahan vitamin C 200%). Parameter yang diamati meliputi Laju pertumbuhan spesifik (SGR), laju konumsi pakan harian (LKPH), jumah konsumsi pakan harian (JKPH), Retensi protein (RP), efesiensi Pakan (EP) Kelangsungan Hidup (SR) dan Pengukuran parameter kualitas air sebagai data penunjang. Hasil penelitian menunjukkan penambahan vitamin C sebanyak 50% menghasilkan nilai tertinggi untuk laju pertumbuhan spesifik sebesar 1,95%, laju konsumsi pakan harian 79,58%, jumlah konsumsi pakan harian 2,35%, retensi protein sebesar 6,78%, efesiensi pakan 2,02%, dan kelangsungan hidup 100% yang tidak berpengaruh  nyata (P<0,05) dengan penambahan vitamin C 50%, 100%, 150%, 200%dan tanpa penambahan tepug maggot (kontrol). Kata kunci : Vitamin C, Pakan, Pertumbuhan, Kelangsungan, Tengadak.
PENGGUNAAN SERBUK DAUN KRATOM (Mitragyna speciosa Korth)SEBAGAI ANESTESI DALAM PROSES TRANSPORTASI BENIH IKAN TENGADAK (Berbonymusscwanenfeldii) Ahad Ridwan; Rachimi .; Farida .
Jurnal Ruaya : Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmu Perikanan dan Kelautan Vol 5, No 2 (2017): Jurnal Ruaya : Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmu Perikanan dan Kelautan
Publisher : UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONTIANAK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (122.713 KB) | DOI: 10.29406/rya.v5i2.718

Abstract

Transportasi benih ikan sangat berpengaruh besar dalam hal kematian massal pada ikan, hal ini dikarenakan didalam perjalanan ikan mengalami goncangan serta oksigen yang tersedia selama pengangkutan tidak mencukupi terutama di daerah  yang waktu tempuhnya lama.Salahsatu usahauntukmengurangi kematian benihtengadak yang di sebabkan stress adalah dengan upaya pembiusan atau anestesi pada ikan selama transportasi. Salah satu bahan alami yang potensial digunakan sebagai anestesi alami adalah daun kratom. Kandungan utama dari daun kratom ini adalah  alkaloid indol, yaitu mitraginin  (66,2%) dan  7-hidroksimitraginin (2,0%). Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penggunaan serbuk daun  kratom yang tepat sebagai anestesi dalam proses transportasi basah dengan sistem tertutup benih ikan tengadak.Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari4 perlakuan dan 3 kali ulangan yaitu kontrol, pemberian serbuk daun kratom 0,15/ liter, 0,20/liter dan 0,25iter. Hasil penelitian diperoleh bahwa pemberian serbuk 0,25 memberikan pengaruh yang terbaik terhadap tingkat kelangsungan hidup benih ikan tengadak dibandingkan perlakuan lainnya. Setelah dilakukan analisisa data, ternyata perlakuan memberikan pengaruh yang nyata terhadap masa sedatif, masa induksi,kelangsungan hidup, dan biomassa. Kata Kunci :  benih ikan tengadak, masa sedatif, induksi, kelangsungan hidup, biomassa
IMOTILISASI BENIH IKAN JELAWAT (Leptobarbus hoevani) MENGGUNAKAN KONSENTRASI LARUTAN DAUN BANDOTAN (Ageratum conyzoides) YANG BERBEDA PADA TRANSPORTASI TERTUTUP Farida .; Rachimi .; Jefrry ramadhan
Jurnal Ruaya : Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmu Perikanan dan Kelautan Vol 5, No 1 (2015): Jurnal Ruaya : Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmu Perikanan dan Kelautan
Publisher : UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONTIANAK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (106.518 KB) | DOI: 10.29406/rya.v5i1.496

Abstract

Transportasi benih ikan jelawat (Leptobarbus hoevani) merupakan kegiatan penting dalam keberhasilan pembesaran ikan jelawat. Pemanfaatan bahan pembius lokal seperti daun bandotan (Ageratum conyzoides) dilakukan untuk mengantisipasi permasalahan transportasi basah berupa aktivitas metabolisme benih yang tinggi yang menyebabkan stres dan sintasan benih menjadi rendah. Penelitian bertujuan untuk mengetahui konsentrasi larutan daun bandotan yang paling baik untuk teknik imotilisasi dan pengaruhnya terhadap tingkat sintasan benih ikan jelawat. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap dengan perlakuan A (0 ml/L), B (2 ml/L larutan daun bandotan), C (4ml/L larutan daun bandotan), dan D (6 ml/L larutan ekstrak daun bandotan), masing-masing perlakuan 3 ulangan. Parameter yang diamati adalah masa induksi, masa sedatif, tingkat kelangsungan hidup dan kualitas air (amoniak,suhu, oksigen terlarut dan pH). Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi larutan daun bandotan antar perlakuan berbeda nyata (P>0,01) terhadap periode masa induksi, masa sedatif dan sintasan setelah trasportasi. Konsentrasi yang sesuai untuk teknik imotilisasi sebesar 4 mg/L dengan tingkat kelangsungan hidup benih 73,33%. Kata kunci: daun bandotan, ikan jelawat, imotilisasi, induksi, sedatif, kelangsungan hidup
PENGARUH EKSTRAK DAUN KETEPENG (Cassia alata L. ) TERHADAP PENCEGAHAN JAMUR SAPROLEGNIA SP. PADA TELUR IKAN GURAME (Osphronemus gouramy) Agung Tri Bowo; Sunarto .; Rachimi .
Jurnal Ruaya : Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmu Perikanan dan Kelautan Vol 2, No 2 (2013): Jurnal Ruaya : Jurnal Penelitian dan Kajian Ilmu Perikanan dan Kelautan
Publisher : UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONTIANAK

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (144.892 KB) | DOI: 10.29406/rya.v2i2.258

Abstract

Tujuan penelitian  ini  adalah  untuk  mengetahui pengaruh ekstrak daun ketepeng terhadap pencegahan jamur saprolegnia.sp pada telur ikan gurame. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 5 perlakuan 3 kali ulangan. Perlakuan yang akan diberikan yaitu Perlakuan A (kontrol),  B (10 ppm), C(30  ppm) D (60 ppm), E ( 90 ppm).  Variabel pengamatan dan analisis adalah : telur yang terserang jamur, daya tetas telur, kelangsungan hidup larva, dan kualitas air. Hasil penelitian menunjukan ekstrak daun ketepeng dengan konsentrasi 60 ppm menunjukkan hasil terbaik dalam menghambat pertumbuhan jamur saprolegnia sp, sedangkan B (10 ppm) memberikan daya tetas telur ikan gurame dan kelangsungan hidup larva yang tinggi pada telur ikan gurame. Kata kunci :  Ekstrak Daun Ketepeng, Pencegahan Jamur Saprolegnia sp.,Telur Ikan Gurame