Claim Missing Document
Check
Articles

Found 19 Documents
Search

PERBANDINGAN KEMAMPUAN DAUN CENGKEH DAN DAUN PEPAYA TERHADAP MORTALITAS LARVA AEDES AEGEPTY DI KOTA TERNATE Sakriani, Sakriani; Hidayat, Nur Ilma; Dianita, Nuke
Jurnal Kesehatan Poltekkes Ternate Vol 9 No 1 (2016): Jurnal Kesehatan Poltekkes Ternate, Mei 2016
Publisher : UPPM Politeknik Kesehatan Kemenkes Ternate, Maluku Utara, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (478.785 KB) | DOI: 10.32763/juke.v9i1.101

Abstract

Latar Belakang. Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu penyakit menular yang masih menjadi masalah yang dihadapi Indonesia. Penangan DBD dilakukan dengan mengendalikan vektornya. Salah satu usaha pengendalian vektor adalah pada usia jentik (larva), baik dengan cara biologi yaitu menggunakan musuh-musuh alami maupun dengan cara kimiawi yang menggunakan zat kimia berefek larvasida. Tujuan. Tujuan penelitin ini adalah untuk mengetahui perbandingan kemampuan  perasan daun cengkeh dan daun pepaya pada konsentrasi 10%, 15%, dan 20% terhadap mortalitas Aedes aegypti. Metode Penelitian. Penelitian ini adalah penelitian eksperimental dengan rancangan Post Test Only Controlled Design. Sampel pada penelitian ini adalah larva Aedes aegypti instar III. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah Simple Random Sampling. Hasil. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada konsentrasi 10%, rata-rata larva yang mati pada perasan daun cengkeh adalah 4 sedangkan pada perasan daun pepaya hanya 1. Pada konsentrasi 15%, rata-rata larva yang mati pada perasan daun cengkeh adalah 10 sedangkan pada perasan daun pepaya hanya 1. Pada konsentrasi 20%, rata-rata larva yang mati pada perasan daun cengkeh adalah 10 sedangkan pada perasan daun pepaya hanya 1. Kesimpulan. Rata-rata larva yang mati pada perasan daun cengkeh di tiap  konsentrasi lebih banyak dibandingkan dengan perasan daun pepaya. Pada kontrol, tidak ada larva yang mati sama sekali.
GAMBARAN HIGIENE SANITASI PENGOLAHAN MAKANAN DI RUMAH MAKAN YANG ADA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KOTA Jamaluddin, Sakriani
Jurnal Kesehatan Poltekkes Ternate Vol 9 No 1 (2016): Jurnal Kesehatan Poltekkes Ternate, Mei 2016
Publisher : UPPM Politeknik Kesehatan Kemenkes Ternate, Maluku Utara, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (497.858 KB) | DOI: 10.32763/juke.v9i1.128

Abstract

Rumah makan adalah salah satu bangunan tempat-tempat umum dengan ruang lingkup kegiatannya menyediakan makanan dan minuman untuk umum. Oleh karena itu, rumah makan harus memenuhi persyaratan kebersihan dan kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran higiene sanitasi rumah makan yang ada di wilayah kerja Puskesmas Kota. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Jumlah sampel pada penelitian ini sebanyak 31 rumah makan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada variabel lokasi dan bangunan, fasilitas sanitasi, dapur, ruang makan dan gudang bahan makanan, bahan makanan dan makanan jadi, serta pengolahan makanan, paling banyak berisiko rendah masing-masing 51,6% dan yang berisiko tinggi masing-masing 48,4%. Untuk variabel tempat penyimpanan bahan makanan dan makanan jadi 96,8% berisiko rendah dan 3,2% berisiko tinggi penyajian makanan 45,2% berisiko rendah dan 54,8% berisiko tinggi. Peralatan 96,8% berisiko rendah dan 3,2% dan tenaga kerja 93,5% berisiko rendah dan 6,5% berisiko tinggi. Dari 31 rumah makan yang diteliti, 23 rumah makan (74,2%) masuk kategori berisiko tinggi dan 8 rumah makan (25,8%) masuk kategori risiko rendah. Disarankan bagi pemilik rumah makan agar higiene sanitasi penyajian makanan lebih diperhatikan khususnya cara penyajian makanan jadi supaya menggunakan alat yang bersih, cara membawa dan menyajikan makanan tertutup.
GAMBARAN EPIDEMIOLOGI PENYAKIT CAMPAK DI PUSKESMAS KALUMATA KOTA TERNATE TAHUN 2016 – 2017 Jamaluddin, Sakriani
Jurnal Kesehatan Poltekkes Ternate Vol 10 No 1 (2017): Jurnal Kesehatan Poltekkes Ternate, Bulan Mei 2017
Publisher : UPPM Politeknik Kesehatan Kemenkes Ternate, Maluku Utara, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (498.289 KB) | DOI: 10.32763/juke.v10i1.129

Abstract

Telah dilakukan berbagai upaya untuk penanggulangannya termasuk penggunaan vaksin campak tetapi malah terjadi peningkatan kasus campak. Perlu dilakukan surveilans epidemiologi penyakit campak guna penyediaan data sebagai informasi untuk penanganan yang lebih baik. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif, penelitian ini menggambarkan secara epidemiologi kasus campak di wilayah kerja Puskesmas Kalumata 2016 – 2017. Unit analisis dalam penelitian ini adalah data hasil pencatatan kasus campak tahun 2016 dan 2017 pada formulir laporan C1. Terjadi peningkatan kasus dari tahun 2016 ke tahun 2017, yakni dari 73 menjadi 143 kasus. Penderita campak terbanyak pada kelompok umur 0 – 5 tahun, penderita campak didominasi jenis kelamin perempuan, penyebarannya terbanyak di Kelurahan Kalumata, dan sebagian besar penderita penah mendapatkan vaksin.
Application Of Tapai Mol Usage Of Composting In Moya Urban Village Of Ternate City Purwiningsih, Dwi Wahyu; Sakriani, Sakriani; Dianita, Nuke
PROMOTIF: Jurnal Kesehatan Masyarakat Vol 7, No 2 (2017): PROMOTIF - DESEMBER
Publisher : PROMOTIF: Jurnal Kesehatan Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (826.062 KB) | DOI: 10.31934/promotif.v7i2.544

Abstract

     Sampah adalah limbah yang bersifat padat terdiri dari zat organik dan anorganik. Sampah organik mengandung zat seperti karbohidrat, protein, lemak, mineral dan vitamin. Berdasarkan penelitian Purwiningsih, dkk (2017) MOL yang mempercepat pengomposan adalah MOL Tapai Ubi. Tujuan Kegiatan : mengolah sampah organik yang bersumber dari rumah tangga bersama masyarakat dalam memanfatkannya sebagai bahan kompos. rencana kegiatan pengabdian masyarakat adalah: Melakukan identifikasi masalah yang berhubungan dengan pengelolaan sampah di rumah tangga. Melakukan pendampingan masyarakat dalam pembuatan kompos dengan menggunakan MOL Tapai Ubi. Pemanatauan dan diskusi dilaksanakan pada  saat pelaksanaan pendampingan dilaksanakan. Diskusi ini ditujukan untuk memberi pendampingan  saat pembuatan kompos berlangsung. Sedangkan pemantauan dimaksudkan untuk mengetahui tingkat kemampuan masyarakat dalam pembuatan kompos. Kegiatan ini berjalan dengan baik dan mendapat tanggapan yang positif dari seluruh masyarakat. Diskusi yang sangat antusias dari masyarakat sangat membantu pengayaan dan pendalaman wawasan masyarakat, ini menunjukan betapa besar antusias masyarakat akan pentingnya sanitasi pengolahan sampah rumah tangga menjadi kompos. Secara keseluruhan kegiatan Pengmas dalam pembuatan kompos dengan menggunakan MOL Tapai Ubi sebagai ativator untuk berbagai komponen masyarakat dinilai berhasil. Keberhasilan ini selain diukur dari ketiga komponen di atas, juga dapat dilihat dari kepuasan masyarakat setelah mengikuti kegiatan.
HYGIENE PRACTICE AND SANITATION ON MICROBIOLOGICAL QUALITY OF SMOKED FISH IN SMOKING PLACES IN TERNATE 2017 Sakriani, Sakriani
PROMOTIF: Jurnal Kesehatan Masyarakat Vol 7, No 2 (2017): PROMOTIF - DESEMBER
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Muhammadiyah Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1119.454 KB) | DOI: 10.31934/promotif.v7i2.542

Abstract

Ikan Fufu merupakan ikan asap khas Kota Ternate, jika pengelolaannya tidak tepat akan berdampak pada kesehatan individu maupun kesehatan lingkungan. Tujuan: Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui higiene dan sanitasi tempat pengasapan ikan di Kota Ternate. Penelitian ini dilakukan di 12 tempat pembuatan Ikan Fufu yang ada di Kota Ternate. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian observasional deskriptif. Angka lempeng total pada semua ikan yang telah diperiksa sesuai ambang batas, Hasil: ALT pada semua ikan yang telah diperiksa berkisar 4x10 hingga 6,69x104 koloni/g. Bahan baku yang digunakan baik secara fisik, suhu penyimpanan sesuai dengan yang seharusnya (0 s.d -5oC), tidak dilakukan penyimpanan ikan yang telah diolah, dan ikan diangkut dengan kendaraan yang bersih. Kesimpulan: Pengolahan ikan asap yang dilakukan menghasilkan kualitas ikan asap yang baik secara mikrobiologi. Saran: Pada penelitian berikutnya dilakukan pengukuran mengenai lama pengasapan dan ikan yang diukur adalah ikan yang telah dipasarkan. 
Knowledge And Attitude of Store Owners In Kampung Pisang Urban Village Towards Expired Food Sakriani, Sakriani; Wahyu Purwiningsih, Dwi; M. Saleh, Fatmah; A. K. Stoffel, Hardiyanti
International Journal of Health, Economics, and Social Sciences (IJHESS) Vol 1, No 1 (2019): October
Publisher : Universitas Muhammadiyah Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31934/ijhess.v1i1.902

Abstract

Food poisoning and infectious disease that were caused by food tend to be increased. One of the causes was food expired intake. The purpose of the study was to know the knowledge and attitude of stall owners toward expired food. This was an observational study. Sample size of the study 30 respondents. The result suggested that 50% of 30 respondents has a good level of knowledge and the rest 50% has enough knowledge about food expired, none of respondents has a poor level of knowledge. It could be concluded that both respondent whose knowledge level was good and enough were same. All respondent has a good attitude towards food expired. It would be better if the next study explores about consumer knowledge and behavior towards food expired because the final decision of food expired consumption is on the consumer hand.
Hygiene Practice And Sanitation On Microbiological Quality Of Smoked Fish In Smoking Places In Ternate 2017 Sakriani Sakriani
Promotif : Jurnal Kesehatan Masyarakat Vol. 7 No. 2: DESEMBER 2017
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Muhammadiyah Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1119.454 KB) | DOI: 10.56338/pjkm.v7i2.542

Abstract

Ikan Fufu merupakan ikan asap khas Kota Ternate, jika pengelolaannya tidak tepat akan berdampak pada kesehatan individu maupun kesehatan lingkungan. Tujuan: Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui higiene dan sanitasi tempat pengasapan ikan di Kota Ternate. Penelitian ini dilakukan di 12 tempat pembuatan Ikan Fufu yang ada di Kota Ternate. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian observasional deskriptif. Angka lempeng total pada semua ikan yang telah diperiksa sesuai ambang batas, Hasil: ALT pada semua ikan yang telah diperiksa berkisar 4x10 hingga 6,69x104 koloni/g. Bahan baku yang digunakan baik secara fisik, suhu penyimpanan sesuai dengan yang seharusnya (0 s.d -5oC), tidak dilakukan penyimpanan ikan yang telah diolah, dan ikan diangkut dengan kendaraan yang bersih. Kesimpulan: Pengolahan ikan asap yang dilakukan menghasilkan kualitas ikan asap yang baik secara mikrobiologi. Saran: Pada penelitian berikutnya dilakukan pengukuran mengenai lama pengasapan dan ikan yang diukur adalah ikan yang telah dipasarkan. 
Application Of Tapai Mol Usage Of Composting In Moya Urban Village Of Ternate City Dwi Wahyu Purwiningsih; Sakriani Sakriani; Nuke Dianita
Promotif : Jurnal Kesehatan Masyarakat Vol. 7 No. 2: DESEMBER 2017
Publisher : Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Muhammadiyah Palu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (826.062 KB) | DOI: 10.56338/pjkm.v7i2.544

Abstract

     Sampah adalah limbah yang bersifat padat terdiri dari zat organik dan anorganik. Sampah organik mengandung zat seperti karbohidrat, protein, lemak, mineral dan vitamin. Berdasarkan penelitian Purwiningsih, dkk (2017) MOL yang mempercepat pengomposan adalah MOL Tapai Ubi. Tujuan Kegiatan : mengolah sampah organik yang bersumber dari rumah tangga bersama masyarakat dalam memanfatkannya sebagai bahan kompos. rencana kegiatan pengabdian masyarakat adalah: Melakukan identifikasi masalah yang berhubungan dengan pengelolaan sampah di rumah tangga. Melakukan pendampingan masyarakat dalam pembuatan kompos dengan menggunakan MOL Tapai Ubi. Pemanatauan dan diskusi dilaksanakan pada  saat pelaksanaan pendampingan dilaksanakan. Diskusi ini ditujukan untuk memberi pendampingan  saat pembuatan kompos berlangsung. Sedangkan pemantauan dimaksudkan untuk mengetahui tingkat kemampuan masyarakat dalam pembuatan kompos. Kegiatan ini berjalan dengan baik dan mendapat tanggapan yang positif dari seluruh masyarakat. Diskusi yang sangat antusias dari masyarakat sangat membantu pengayaan dan pendalaman wawasan masyarakat, ini menunjukan betapa besar antusias masyarakat akan pentingnya sanitasi pengolahan sampah rumah tangga menjadi kompos. Secara keseluruhan kegiatan Pengmas dalam pembuatan kompos dengan menggunakan MOL Tapai Ubi sebagai ativator untuk berbagai komponen masyarakat dinilai berhasil. Keberhasilan ini selain diukur dari ketiga komponen di atas, juga dapat dilihat dari kepuasan masyarakat setelah mengikuti kegiatan.
PERBANDINGAN KEMAMPUAN DAUN CENGKEH DAN DAUN PEPAYA TERHADAP MORTALITAS LARVA AEDES AEGEPTY DI KOTA TERNATE Sakriani Sakriani; Nur Ilma Hidayat; Nuke Dianita
Jurnal Kesehatan Vol 9 No 1 (2016): Jurnal Kesehatan Published By Poltekkes Ternate, Mei 2016
Publisher : UPPM Poltekkes Kemenkes Ternate

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (478.785 KB) | DOI: 10.32763/juke.v9i1.101

Abstract

Latar Belakang. Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu penyakit menular yang masih menjadi masalah yang dihadapi Indonesia. Penangan DBD dilakukan dengan mengendalikan vektornya. Salah satu usaha pengendalian vektor adalah pada usia jentik (larva), baik dengan cara biologi yaitu menggunakan musuh-musuh alami maupun dengan cara kimiawi yang menggunakan zat kimia berefek larvasida. Tujuan. Tujuan penelitin ini adalah untuk mengetahui perbandingan kemampuan perasan daun cengkeh dan daun pepaya pada konsentrasi 10%, 15%, dan 20% terhadap mortalitas Aedes aegypti. Metode Penelitian. Penelitian ini adalah penelitian eksperimental dengan rancangan Post Test Only Controlled Design. Sampel pada penelitian ini adalah larva Aedes aegypti instar III. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah Simple Random Sampling. Hasil. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada konsentrasi 10%, rata-rata larva yang mati pada perasan daun cengkeh adalah 4 sedangkan pada perasan daun pepaya hanya 1. Pada konsentrasi 15%, rata-rata larva yang mati pada perasan daun cengkeh adalah 10 sedangkan pada perasan daun pepaya hanya 1. Pada konsentrasi 20%, rata-rata larva yang mati pada perasan daun cengkeh adalah 10 sedangkan pada perasan daun pepaya hanya 1. Kesimpulan. Rata-rata larva yang mati pada perasan daun cengkeh di tiap konsentrasi lebih banyak dibandingkan dengan perasan daun pepaya. Pada kontrol, tidak ada larva yang mati sama sekali.
GAMBARAN HIGIENE SANITASI PENGOLAHAN MAKANAN DI RUMAH MAKAN YANG ADA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KOTA Sakriani Jamaluddin
Jurnal Kesehatan Vol 9 No 1 (2016): Jurnal Kesehatan Published By Poltekkes Ternate, Mei 2016
Publisher : UPPM Poltekkes Kemenkes Ternate

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (497.858 KB) | DOI: 10.32763/juke.v9i1.128

Abstract

Rumah makan adalah salah satu bangunan tempat-tempat umum dengan ruang lingkup kegiatannya menyediakan makanan dan minuman untuk umum. Oleh karena itu, rumah makan harus memenuhi persyaratan kebersihan dan kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran higiene sanitasi rumah makan yang ada di wilayah kerja Puskesmas Kota. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Jumlah sampel pada penelitian ini sebanyak 31 rumah makan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada variabel lokasi dan bangunan, fasilitas sanitasi, dapur, ruang makan dan gudang bahan makanan, bahan makanan dan makanan jadi, serta pengolahan makanan, paling banyak berisiko rendah masing-masing 51,6% dan yang berisiko tinggi masing-masing 48,4%. Untuk variabel tempat penyimpanan bahan makanan dan makanan jadi 96,8% berisiko rendah dan 3,2% berisiko tinggi penyajian makanan 45,2% berisiko rendah dan 54,8% berisiko tinggi. Peralatan 96,8% berisiko rendah dan 3,2% dan tenaga kerja 93,5% berisiko rendah dan 6,5% berisiko tinggi. Dari 31 rumah makan yang diteliti, 23 rumah makan (74,2%) masuk kategori berisiko tinggi dan 8 rumah makan (25,8%) masuk kategori risiko rendah. Disarankan bagi pemilik rumah makan agar higiene sanitasi penyajian makanan lebih diperhatikan khususnya cara penyajian makanan jadi supaya menggunakan alat yang bersih, cara membawa dan menyajikan makanan tertutup.