Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

REKONSTRUKSI FUNGSI BAGAS GODANG DAN SOPO GODANG SEBAGAI CULTURE HERITAGE DI TANAH MANDAILING Heri Effendi
Jurnal Education and Development Vol 6 No 2 (2018): Vol.6.No.2.2018
Publisher : Institut Pendidikan Tapanuli Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1749.52 KB) | DOI: 10.37081/ed.v6i2.682

Abstract

Fungsi bangunan Bagas Godang dan Sopo Godang merupakan warisan budaya yang begitu kuat bagi masyarakat Mandailing sebagai corak fisik yang mempunyai banyak nilai kehidupan. Keadaan dewasa ini menjadi problematika atas lunturnya fungsi bangunan Bagas Godang dan Sopo Godang yang dipengaruhi oleh globalisasi yang begitu cepat terhadap kemajuan. Perlunya rekonstruksi sebagai pembangunan kembali fungsi untuk dapat mengiringi arus perkembangan zaman. Tujuannya agar fungsi bangunan Bagas Godang dan Sopo Godang godang tetap berdiri sebagaimana mestinya daluhu. Pendekatan yang dipakai adalah kualitatif deskriptif dengan metode studi kasus lapangan. Hasil kajian ini menggambarkan beberapa upaya yang dilakukan yaitu Pertama, penguatan kembali identitan lokal masyarakat Mandailing, melalui internalisasi nilai-nilai filosofiss dalihan na tolu pada gernerasi penerus agar identitas kelokalan mereka tidak hilang di telas masa. Kedua, penguatan kembali peran raja adat, peran dan tanggung jawab raja adat sangatlah besar, karena berhubungan dengan kepemimpinan suatu kaum, pengautan peran raja adat tersebu dengan memposisikan dan mengembalikan marwahnya melalui kerjasama dan penghargaan ditengah kaummnya. Ketiga, membangun kerjasama yang sinergi antara pemerintahan adat dengan pemerintah, hal ini penting karena langkah strategis bagi kelangsungan mata rantai adat dari masa ke masa.
ANALISIS KARAKTERISTIK MAHASISWA DALAM MODEL PEMBELAJARAN SEJARAH ISLAM BERBASIS KEBHINNEKAAN (PSI-BK) SEBAGAI DAYA TANGKAL RADIKALISME DI PERGURUAN TNGGI Heri Effendi; Siti Aisyah; Muspardi .; Muhammad Sahnan; H. Muslim
Jurnal Education and Development Vol 7 No 4 (2019): Vol.7.No.4.2019
Publisher : Institut Pendidikan Tapanuli Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1117.692 KB) | DOI: 10.37081/ed.v7i4.1414

Abstract

Pada era revolusi Industri 4.0 Perguruan Tinggi memiliki peranan yang sangat strategis sebagai pusat pengembangan Ilmu Pengetahuan memiliki tanggung jawab moral dalam mendesain budaya dan peradaban suatu bangsa yang berbasis pada nilai-nilai etika moral, dan akhlak, kampus juga menjadi tempat bertemunya mahasiswa dengan beragam perbedaan, mulai dari latar belakang, suku, ras, dan agama, beragam lintasan perbedaan tersebut berkumpul dalam satu wadah komunitas intelektual. Dengan keragaman tersebut kampus menjadi garda terdepan dalam menjaga dan mengawal ideologi dan kebhinnekaan. Radikalisme yang dulunya hanya diarahkan kepada kelompok masyarakat kurang terdidik. Kini sudah meluas hingga kelompok terpelajar atau mahasiswa di perguruan tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran tentang konsep Pembelajaran Sejarah Islam Berbasis Kebhinnekaan (PSI-BK) sebagai daya tangkal radikalisme di Perguruan Tinggi. Selanjutnya untuk mencapai tujuan dan target yang telah dijelaskan dalam penelitian ini, dilaksanakan penelitian pengembangan model Sugiyono, dengan langlah-langlah : (1) potensi dan masalah), (2) pengumpulan data, (3) desain produk, (4) validasi desain, (5) perbaiki desaian, (6) Uji coba produk, (7) revisi produk, (8) uji coba produk, (9) revisi produk, (10) pembuatan produk masal. Analisis potensi dan masalah telah dilakukan observasi, wawancara dan angket kepada mahasiswa. Subjek dan lokasi penelitian ini adalah Mahasiswa Prodi Pendidikan Sejarah di Institut pendidikan Tapanuli Selatan dan mahasiswa Prodi PPKn dan PGSD Universitas Bung Hatta Padang. Sesuai target penelitian pada tahun pertama (tahun 2019), dari hasil analisis karakteristik mahasiswa, maka diperlukan rancangan model yang memuat proses pembelajaran sebagai berikut: (1) pengorganisasian mahasiswa secara hetrogen, (2) pengorganisasian mahasiwa untuk berbagi inspirasi (3) Hasil need assesment mengungkapkan responden setuju perlunya pengembangan model pembelajaran sejarah Islam berbasis kebhinnekaan (PSI-BK) sebagai daya tangkal radikalisme di Perguruan Tinggi untuk ditindaklanjuti dengan uji validasi ahli dan uji coba dalam penelitian berikutnya pada lingkup yang lebih luas.
ANALISIS KEBUTUHAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL BERBASIS MASALAH (KBM) DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH DI SMA MELALUI FILM DOKUMENTER TERSELEKSI UNTUK MENDUKUNG INTEGRASI BANGSA Siti Aisyah; Heri Effendi
Jurnal Education and Development Vol 9 No 3 (2021): Vol.9.No.3.2021
Publisher : Institut Pendidikan Tapanuli Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1008.147 KB) | DOI: 10.37081/ed.v9i3.2897

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kebutuhan model pembelajaran kontekstual berbasis masalah dalam pembelajaran sejarah di SMA melalui film dokumenter terseleksi untuk mendukung integrasi bangsa melalui analisis studi literatur dan survei lapangan. Penelitian dilakukan dengan pendekatan kualitatif deskriptif. Teknik pengumpulan data menggunakan studi literatur dan wawancara. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif. Hasil penelitian menunjukan (1) Studi literatur yang dilakukan meliputi dua hal yaitu analisis kurikulum dengan mengkaji Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tahun 2016 mengenai kurikulum 2013 untuk mengetahui kebutuhan kurikulum pada mata pelajaran sejarah terkait model pembelajaran dan analisis teoretis dengan mengkaji beberapa literatur mengenai model pembelajaran dan karakteristik mata pelajaran sejarah yang digunakan dalam mendukung pengembangan model pembelajaran (KBM). (2) Survei lapangan dilakukan melalui wawancara dengan guru mata pelajaran sejarah di Sekolah Menengah Atas Negeri 2, Sekolah Menengah Atas Negeri 3 dan Sekolah Menengah Atas Negeri 4 Padangsidimpuan. Pada intinya guru telah melaksanakan pembelajaran berbasis contektual , tetapi tidak didasari pada pemahaman pelaksanaan pendidikan. (3) Dirumuskan sintak model pembelajaran (KBM) yakni (1) Student orientation, (2) Visualization Problem , (3) Relating, (4) Experience, (5) Applying, (6) Cooperating, (7) Transferring, (8) Clarification.
ANALISIS PEMBELAJARAN SEJARAH DI PONDOK PESANTREN (Studi Kasus Siswa Kelas X MAS Darul Ikhlas Abdul Manap Siregar) Muhammad Adika Nugraha; Abdi Tanjung; Heri Effendi
Genta Mulia : Jurnal Ilmiah Pendidikan Vol 11, No 2 (2020): Genta Mulia : Jurnal Ilmiah Pendidikan
Publisher : STKIP Bina Bangsa Meulaboh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat struktur pembelajaran sejarah secara totalitas dari awal perencanaan, pelaksanaan, hingga evaluasi akhir. Metode yang digunakan dalam penelitian ini merupakan metode kualitatif dengan menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis maupun lisan. Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pembelajaran sejarah di Pondok Pesantren Haji Abdul Manap Siregar siswa kelas X IPS dalam perencanaan pembelajaran sejarah tergambar bahwa guru membuat suatu perencanaan pembelajaran bertumpu pada kurikulum nasional dan kemudian mengimprovisasinya dengan nilai-nilai agama, kemudian pelaksanaan pembelajaran guru memberikan metode yang menarik dengan membentuk kelompok kerja serta memberikan media gambar seperti peta yang relevan digunakan dan evaluasi pembelajaran sejarah dilakukan secara rutin dengan merujuk pada hasil belajar siswa sebagai dasar perbaikan pembelajaran berikutnya. Kata-kata kunci : Pembelajaran, Sejarah, Pesantren
Kontekstualisasi Fungsi Bagas Godang dan Sopo Godang Sebagai Sumber Pembelajaran Sejarah Lokal Heri Effendi
Diakronika Vol 18 No 2 (2018): DIAKRONIKA
Publisher : Universitas Negeri Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (567.373 KB) | DOI: 10.24036/diakronika/vol18-iss2/66

Abstract

This article aims to describe and analyze the functions of Bagas Godang and Sopo Godang as a source of learning the local history of students in the School. Basically the function of Bagas Godang and Sopo Godang is an identical symbol of civilized society as a center of government, and custom development, as well as education and character building centers Naposo Nauli Bulung (youth and young women) in the Land of Mandailing. The existence of the functions of Bagas Godang and Sopo Godang as culture heritage Mandailing plays an important role in the transformation of the philosophical values ​​of Dalihannatolu in Naposo Nauli Bulung (youth and young women) in the context of Globalization Now. The method used in this study is the Historical method through several stages, namely: (1) Heuristics, (2) criticism, (3) interpretation, (4) Historiography. While the techniques used to obtain data through field studies are interviews in a structured and in-depth manner, analyzing various source books, newspapers, and archival material related to the issues discussed. The results showed that the content and constants of Bagas Godang and Sopo Godang were relevant as sources of learning local history in schools. Through the contextualization of learning as follows: first, the utilization of the functions of Bagas Godang and Sopo Godang as culture heritage in learning the local history of students through field studies, secondly, the Constellation of the functions of Bagas Godang and Sopo Godang in learning local history through the use of used goods as an integrated creative media character values, third digitizing the function of Bagas Godang and Sopo Godang as a heritage culture in learning the history of local students in high school.
Inovasi Pendidikan Di Pesantren: Transformasi Dan Tantangan Di Era 5.0 Nora Afnita; Nofitayanti Nofitayanti; Wisda Rahmadinur; Dedi Zulkarnain Pulungan; Heri Effendi; Joni Indra Wandi
Journal Education And Islamic Studies Vol 1 No 2 (2023): Journal Education And Islamic Studies
Publisher : Institut Agama Islam Sumatera Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55062//JEDIES.2023.v1i1.335/4

Abstract

This research explores educational innovation in Islamic boarding schools (pesantren) and the challenges they face in the era of 5.0. Pesantren, as traditional educational institutions in Indonesia, have undergone significant changes in their efforts to remain relevant in an increasingly interconnected and modern world. In this context, the study takes a qualitative approach to understand how pesantren integrate technology, design integrated curricula, and adopt innovative teaching approaches to meet the demands of the 5.0 era. The research findings reveal that many pesantren have initiated the process of educational innovation. They have integrated digital technology into learning, designed integrated curricula with an emphasis on religious and general subjects, and adopted project-based learning approaches. This educational transformation aims to prepare students with 21st-century skills that are relevant, such as digital literacy, problem-solving, and creativity. However, the study also identifies several challenges faced by pesantren. Technology integration remains a hurdle, especially in rural areas where access and training are inadequate. Teacher training in the use of technology and innovative teaching methods is essential, and preserving traditional values while advancing education is a challenge that requires creative thinking. In conclusion, this research provides a comprehensive overview of the efforts of pesantren in educational innovation in the face of the 5.0 era. While there are challenges to be overcome, positive steps have been taken to ensure that pesantren remain relevant educational institutions in Indonesian society.
TAJUK MODERASI BERAGAMA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SMA DAN SMK DI KABUPATEN SIJUNJUNG Asraf Kurnia; Udin Supriadi; Munawar Rahmat; Siti Aisyah; Muslim Muslim; Heri Effendi
JURNAL EDUCATION AND DEVELOPMENT Vol 12 No 1 (2024): Vol 12 No 1 Januari 2024
Publisher : Institut Pendidikan Tapanuli Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37081/ed.v12i1.5500

Abstract

Islamic Religious Education Teachers are a fundamental factor that should be imbued with tolerance in the right manner. Therefore, the value of religious moderation needs to be internalized within Islamic Religious Education (PAI) teachers. This research aims to determine the religious moderation of PAI teachers in high schools (SMA) and vocational schools (SMK) in Sijunjung District. The research method used is descriptive quantitative, with data collection through questionnaires. The aspects examined include: religious moderation of PAI teachers towards minority Islamic sects, religious moderation of PAI teachers towards non-Muslims, and religious moderation of PAI teachers towards local culture (Minangkabau Natural Culture). The research population consists of PAI teachers in SMA and SMK in Sijunjung District, with a sample size of 22 individuals. The research was conducted in August 2023 and indicates that the majority of respondents tend to be moderate. Dominantly moderate responses were obtained regarding religious moderation of PAI teachers towards the local Minangkabau Natural Culture. In contrast, dominant intolerant responses were obtained regarding religious moderation of PAI teachers towards minority Islamic sects and other religions. They view Sunni Muslims as the correct form of Islam, while minority Muslims such as Shia and Ahmadiyya are considered deviant. They also hold the belief that only Muslims can be considered believers, while those of other faiths are considered non-believers, despite the fact that paradise and hell are ultimately determined by Allah's prerogative. They also oppose retail businesses and outsiders, such as people from different ethnic backgrounds, opening businesses in the Minangkabau region.