Claim Missing Document
Check
Articles

Rancang Bangun Temporary Air Conditioner Berbasis Penyimpanan Energi Termal Es Audi Riansyahputra; Suwandi Suwandi; Tri Ayodha Ajiwiguna
eProceedings of Engineering Vol 4, No 3 (2017): Desember, 2017
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Salah satu sistem pendinginan yang digunakan di penyejuk udara adalah pemanfaatan Penyimpanan Energi Termal Es (Ice Thermal Energy Storage/ITES). Pemanfaatan ITES pada penyejuk udara dilakukan dengan sistem terpusat (Central System Air Conditioner). Pada penelitian ini, dirancang penyejuk udara sementara (temporary air conditioner) berbasis penyimpanan energi termal es sebagai sistem yang mandiri dengan prinsip pertukaran kalor fluida antara air dan udara pada sistem. Pada awal penelitian dilakukan pemodelan sebagai referensi pengujian sistem dengan batas nilai kesalahan 10 %. Pengujian sistem dilakukan dengan massa es 1, 2, dan 3 kg dengan laju aliran air 0.3, 0.4, 2, dan 3 LPM. Hasil sistem berupa suhu udara akan dibandingkan dengan hasil pemodelan. Ketika nilai kesalahan lebih dari 10 % maka dilakukan perbaikan model dengan penambahan faktor heat-loss. Pada hasil pengujian didapatkan nilai suhu udara keluar dari penukar kalor paling rendah yaitu 8 oC dengan massa es 3 kg pada laju aliran 3 LPM, sementara untuk nilai kesalahan pemodelan dengan pengujian setelah dilakukan koreksi adalah 2.81 %. Pada tinjauan waktu kerja sistem, sistem dengan laju aliran 0,3 dan 0,4 LPM mampu bekerja selama ± 3 jam sampai dengan suhu udara keluar penukar kalor sama dengan suhu lingkungan
Pemanfataan Heat Pipe - Heatsink Fan Untuk Sistem Pengukuran Performansi Modul Pendingin Termoelektrik Yayu Gandis Canceria; Tri Ayodha Ajiwiguna; Asep Suhendi
eProceedings of Engineering Vol 5, No 3 (2018): Desember 2018
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Modul termoelektrik merupakan suatu alat pendingin yang didasari oleh efek peltier yang berfungsi sebagai pompa kalor, di mana apabila diberi arus searah maka akan terjadi perbedaan temperatur (∆𝑇). Dalam penelitian ini dilakukan perancangan alat ukur dan pengujiannya dengan memanfaatkan heat pipe-heatsink fan untuk mendapatkan nilai koefisien performansi dan kapasitas pendinginan dari empat modul termoelektrik yang akan di uji (tipe TEC-12706, TEC-12703, TEC-12710, dan SP1484). Pada proses pengujian alat, terdapat tiga parameter yang diukur yaitu arus dan tegangan dengan multimeter dan temperatur dengan termokopel tipe T. Data logger dipasang untuk menyimpan data temperatur setiap saat. Titik acuan pada bagian sisi panas modul termoelektrik dijaga pada temperatur 50 oC dengan menggunakan heat pipe-heatsink fan. Dari hasil pengujian, termoelektrik tipe TEC-12706 memiliki nilai koefisien performansi terbaik yaitu sebesar 0.57±0.05 pada kapasitas pendingin sebesar 7.15±0.82 Watt dengan rentang arus dari 1.1 sampai dengan 2 A. Hal ini dikarenakan TEC-12706 yang diuji memiliki nilai yang kecil pada faktor manufaktur, maka menyebabkan koefisien performansi nya besar. TEC12706 memiliki koefisien terbesar juga dikarenakan faktor figure of merit (Z) dimana merupakan parameter seberapa baik sebuah modul termoelektrik yang dapat digunakan, faktor tersebut bergantung dan berbanding lurus pada nilai koefisien Seeback dan hambatan panas dari sebuah modul termoelektrik. Sehingga TEC-12706 mampu untuk melakukan penjagaan di temperatur 50 oC. Kata Kunci: Termoelektrik, kapasitas pendinginan, koefisien performansi Abstract Thermoelectric module is a cooling device based on the peltier effects that serves as a heat pump. When it is given direct current, there will be temperature difference. (∆𝑇). This study conducted design of measuring and testing instrument using heat pipe-heatsink fan to obtain performance coefficient value and cooling capacity from four thermoelectric modules that would be tested (TEC-12706 type, TEC-12703, TEC-12710, and SP1484). In the process of testing, there were three measured parameters, which where current and voltage with multimeter and temperature with T-type thermocouple. Data logger installed to store temperature data on each state. The reference point on the heat side of the module was kept at the temperature 50oC using heat pipe-heatsink fan. The test result showed that TEC-12706 thermoelectric type had the best performance coefficient value of 0.57±0.05, in cooling capacity of 7.15±0.82 Watt with current range 1.1 to 2 A. This was because tested TEC12706 had a low value on manufacture factor, then it caused a high performance coefficient. TEC-12706 had the largest coefficient also because of figure of merit (Z) factor which was a parameter of how well a thermoelectric module could be used, the factor depended and it was directly proportional to the Seeback coefficient value and the heat resistance of a thermoelectric module. So that TEC-12706 was able to keep temperature of 50oC. Keywords: cooling capacity, performance coefficient, thermoelectric
Perbandingan Wet Dan Dry Digester Terhadap Produksi Biogas Dengan Substrat Sampah Rumah Tangga : Comparison Of Wet And Dry Digester On Biogas Production With Household Waste Substrate Handri Morteza; Suwandi Suwandi; Tri Ayodha Ajiwiguna
eProceedings of Engineering Vol 6, No 1 (2019): April 2019
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Konstruksi biogas mobile menjadi salah satu solusi dalam penggunaan biogas skala rumah tangga yang murah dan mudah pengoperasiannya serta dapat digerakkan dengan bebas dan mudah. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk membandingan wet dan dry digester terhadap produksi biogas rumah tangga mobile. Dilakukan penelitian pendahuluan dengan tujuan untuk mengetahui temperatur yang dapat dicapai dengan menggunakan sistem wet digester dan dry digester dengan variasi dengan insulator dan tanpa insulator. Dry digester memiliki produksi biogas lebih tinggi dibandingkan dengan wet digester. Dry digester dengan insulator rockwool memiliki produksi biogas tertinggi sebesar 49,1 - 50,2 liter. Wet digester dengan insulator rockwool memiliki produksi biogas terendah sebesar 25,88 – 30,76 liter. Namun wet digester dengan insulator rockwool memiliki produksi gas methana tertinggi sebesar 31,76%. Digester dengan EM4 weight ratio 9% memiliki produksi biogas lebih tinggi dibandingkan dengan EM4 weight ratio 5 dan 7%. Wet dan dry digester dengan EM4 weight ratio 9% memilki produksi biogas sebesar 30,76 – 31 liter dan 47,60 – 50,2 liter. Wet digester dengan EM4 weight ratio 9% memiliki produksi gas methana tertinggi sebesar 31,76%. Kata Kunci: Biogas, Sampah Rumah Tangga, Biogas Mobile, EM4 (Effective microorganisms), Wet Digester, Dry Digester Abstract Biogas mobile construction is one of the solutions in using household scale biogas which is cheap and easy to operate and can be moved freely and easily. This research was conducted with the aim of comparing wet and dry digesters to biogas production of mobile households. Preliminary research was conducted with the aim to determine the temperature that can be achieved by using a wet digester and dry digester system with variations with insulators and without insulators. Dry digester has higher biogas production compared to wet digester. Dry digester with rockwool insulator has the highest biogas production of 49,1 – 50,2 liters. Wet digester with rockwool insulator has the lowest biogas production of 25,88 – 30,76 liters. However, wet digester with rockwool insulator has the highest methane gas production of 31,76%. Digester with an EM4 weight ratio of 9% has higher biogas production compared to EM4 weight ratio 5 and 7%. Wet and dry digester with an EM4 weight ratio of 9% has biogas production of 30,76 - 31 liters and 47,60 – 50,2 liters. Wet digester with an EM4 weight ratio of 9% has the highest methane gas production of 31,76%. Keywords: Biogas, Household Waste, Mobile Biogas, EM4 (Effective microorganisms), Wet Digester, Dry Digester
Studi Pengaruh Pemasangan Ventilasi Mekanik Terhadap Kadar Co2 Dalam Ruangan Yang Menggunakan Ac Split Jovika Alitsha Hasibuan; Tri Ayodha Ajiwiguna; Saladin Prawirasasra
eProceedings of Engineering Vol 6, No 1 (2019): April 2019
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Sistem ventilasi merupakan salah satu faktor penting dalam sebuah bangunan atau ruangan demi menciptakan kenyaman ruang dari segi fisika (temperatur, kelembapan, dan sirkulasi udara) bagi penggunanya. Ruang kelas atau ruang rapat merupakan contoh ruangan yang digunakan oleh banyak orang dalam waktu yang sama. Banyaknya pengguna di dalam ruangan tersebut dapat meningkatkan kadar karbondioksida (CO2) di dalam ruangan tersebut. Ruang kelas atau ruang rapat yang menggunakan air conditioner (AC) memiliki kemungkinan yang lebih tinggi untuk terjadinya penularan penyakit karena pintu dan jendela yang ditutup untuk menjaga kestabilan temperatur di dalam ruangan. Pada penelitian ini dirancang sebuah konfigurasi sistem untuk mengukur kadar gas karbondioksida (CO2) di dalam ruangan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemasangan ventilating fan dan exhaust fan di dalam sebuah ruangan terhadap penurunan kadar gas karbondioksida (CO2) di dalam ruangan. Pada penelitian ini menggunakan sensor gas karbondioksida (CO2) MQ-135 dan tabung gas karbondioksida (CO2) sebagai pengganti gas karbondioksida (CO2) yang diemisikan oleh pengguna ruangan. Pengambilan data dilakukan dengan membuat empat kondisi antara ventilating fan dan exhaust fan dan selanjutnya akan dibandingkan penurunan kadar gas karbondioksida (CO2) yang efektif di antara empat kondisi fan tersebut. Kata kunci : kenyamanan ruang, ventilating fan, exhaust fan, sensor MQ-135, gas karbondioksida (CO2) Abstract The ventilation system is one of the important factors in a building or room to create a comfortable space in terms of physics (temperature, humidity, and air circulation) for its users. Classrooms or meeting rooms are examples of rooms used by many people at the same time. The number of users in the room can increase the levels of carbon dioxide (CO2) in the room. Classrooms or meeting rooms that use air conditioner (AC) have a higher possibility for disease transmission because doors and windows are closed to maintain temperature stability in the room. In this study a system configuration was designed to measure the levels of carbon dioxide (CO2) gas in the room. This study aims to determine the effect of installation of ventilating fans and exhaust fans in a room on decreasing levels of carbon dioxide (CO2) in the room. In this study using a carbon dioxide sensor (CO2) MQ-135 and a tube of carbon dioxide gas (CO2) as a substitute for carbon dioxide gas (CO2) emitted by users of the room. Data retrieval was performed by making four conditions between the ventilating fan and exhaust fan and then will be compared to decreased levels of carbon dioxide (CO2) which is effective between the four conditions of the fan. Keywords : comfortable space, ventilating fan, exhaust fan, MQ-135 sensor, carbon dioxide gas (CO2)
Evaluasi Numerik Tangki Penyimpanan Panas Dengan Verifikasi Eksperimen Yohanes Brahmantyo Mahardhika; Tri Ayodha Ajiwiguna; Fatahah Dwi Ridhani
eProceedings of Engineering Vol 6, No 1 (2019): April 2019
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ABSTRAK Penelitian ini membahas tentang evaluasi secara numerik peristiwa perpindahan panas pada tangki penyimpanan energi termal yang menggunakan air sebagai media. Tangki penyimpanan energi termal memiliki dimensi dengan diameter 30 cm dan tinggi 50 cm. Pada penelitian ini, diasumsikan tangki diisolasi oleh lapisan polyfoam sebagai insulator termal dengan berbagai kondisi ketebalan. Tangki diletakkan pada kondisi temperatur udara sekitar sebesar 25 °C dan kondisi awal air di dalam tangki adalah 80 °C. Evaluasi secara numerik dilakukan dalam waktu 4 jam, yang hasilnya akan diverifikasi dengan hasil percobaan. Berdasarkan proses verifikasi yang dilakukan, nilai error evaluasi numerik yang diperoleh sebesar 8 %, 1,9 %, 1,5 %, 2,1 %, 2,7 % dengan nilai heatloss sebesar 19,3 J/s, 11,8 J/s, 8,6 J/s, 7,7 J/s, 2,9 J/s untuk kondisi sistem dengan ketebalan insulator termal sebesar 0, 0,5, 1, 2, 5 cm. Kata Kunci : tangki penyimpanan energi termal, perpindahan panas, laju kalor, insulator termal. ABSTRACT This study discusses the numerical evaluation of heat transfer on thermal storage tank with water as medium. The dimension of tank is 30 cm diameter and 50 cm height. For study case, the tank is insulated by polyfoam layer with various thickness. The tank is located in 25 °C of ambient temperature and the initial condition of water inside the tank is 80 °C. The numerical evaluation is conducted for 4 hours. For validation, the result is than compared with the experiment. The error of numerical evaluation are obtained 8 %, 1.9 %, 1.5 %, 2.1 %, 2.7 % and the heatloss are 19.3 J/s, 11.8 J/s, 8.6 J/s, 7.7 J/s, 2.9 J/s for 0, 0.5, 1, 2, 5 cm thickness of insulation layer respectively. Keywords : thermal energy storage tank, heat transfer, heat rate, thermal insulation.
Evaluasi Karakteristik Variasi Lilitan Terhadap Respon Dinamik Dan Distribusi Temperatur Pada Tungku Fleksibel Poros Tunggal Yanky Newalse; Reza Fauzi Iskandar; Tri Ayodha Ajiwiguna
eProceedings of Engineering Vol 6, No 1 (2019): April 2019
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Penelitian yang dilakukan adalah evaluasi karakteristik variasi lilitan terhadap respon dinamik dan distribusi temperatur pada tungku fleksibel poros tunggal. Penelitian ini dilakukan dengan dua metode pengambilan data yaitu secara perhitungan dan eksperimen. Pengujian secara eksperimen, difokuskan pada titik tengah pengukuran, hingga diperoleh keadaan tunak secara alami. Pada 200 lilitan filamen pemanas, hasil pengukuran suhu yang didapatkan adalah 179℃, jika pada 250 lilitan filamen pemanas adalah 114℃, lalu pada 300 lilitan filamen pemanas adalah 113.8℃. Pada penelitian ini, juga dilakukan pemodelan dalam bentuk persamaan fungsi transfer dan menentukan nilai parameter-parameter karakteristik seperti rise time (Tr),time constan (𝜏), dan settling time (Ts) pada data eksperimen adalah 1746 detik, 795 detik, 3180 detik untuk 200 lilitan filamen pemanas, lalu 1575.41 detik, 717 detik, 2868 detik untuk 250 lilitan filamen pemanas dan 1792.93 detik, 816 detik, 3264 detik untuk 300 lilitan filamen pemanas. Pada persamaan fungsi transfer, nilai openloop gain (k) dan time constan (𝜏) untuk masing-masing variasi lilitan adalah 7.98, 4.25, 3.88 dan 1036 detik, 1235 detik, 1260 detik, dimana nilai k dan 𝜏 diperoleh secara manual. Kata Kunci : Karakteristik Tungku Pemanas, Filamen Pemanas,Fungsi Transfer Abstract The purpose of the research to evaluation characteristics of coil variations on dynamic response and temperature distribution on flexible single core pot. This research uses two methods, they are calculation and experiment. Experimental testing, focused on the midpoint of measurement, until natural steady state is obtained. On 200 heating coil , the result is 179℃, if using 250 heating coil the result is 114℃, and then if using 300 heating coil the result is 113.8℃. In this study, modeling was also carried out in the form of transfer function equations and determining the value of characteristic parameters such as rise time (Tr), constan time (τ), and setting time (Ts) in experimental data including 1746 seconds, 795 seconds, 3180 seconds for 200 heating filament coil, then 1575.41 seconds, 717 seconds, 2868 seconds for 250 heating filament coil and 1792.93 seconds, 816 seconds, 3264 seconds for 300 heating filament coil. In the equation of the transfer function, the value of openloop gain (k) and time constan (𝜏) for each coil variation is 7.98, 4.25, 3.88 and 1036 seconds, 1235 seconds, 1260 seconds, where the k and 𝜏 value is obtained manually. Keynote : Furnace Characteristic, Heating filament,Transfer Function
Alat Penyimpanan Vaksin Portabel Zuhal Sigit Rinaldi; Tri Ayodha Ajiwiguna; Asep Suhendi
eProceedings of Engineering Vol 6, No 1 (2019): April 2019
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Vaksin merupakan cairan dengan zat tertentu yang berfungsi untuk merangsang sistem imun tubuh untuk mempertahankan tubuh dari virus tertentu. Di Indonesia, proses pembuatan dan distribusi vaksin ini dikelola oleh kementerian kesehatan Republik Indonesia. Salah satu cara dalam pendistribusian vaksin ini dengan menggunakan kotak penyimpanan yang diberikan pendingin pada sisi dalam penyimpanan vaksin. Kotak penyimpanan yang dibuat merupakan kotak berbahan styrofoam dengan dimensi 50 × 40 × 32 cm dengan ketebalan 3 cm. Sistem pengambilan vaksin berada di atas kotak sedangkan bagian dalam digunakan sekat untuk membatasi antara sumber pendingin dengan kotak penyimpanan vaksin. Secara eksperimen untuk mendinginkan kotak selama 2 hari, diperoleh laju aliran kalor dari sistem yang sudah didesain adalah 8,4 watt. Dengan demikian, untuk mempertahankan sistem pada rentang suhu 2 – 8 oC diperlukan es batu sebesar 4 Kg sebagai sumber pendingin. Sedangkan secara perhitungan diperoleh laju aliran kalor sebesar 13,24 watt. Dengan demikian diperlukan es batu sebesar 6,3 kg sebagai sumber pendingin. Namun, untuk mencapai tujuan tersebut digunakan es batu dengan massa 7,5 Kg. Hal ini terjadi karena perhitungan dilakukan dengan asumsi sistem terisolasi sempurna sedangkan realitanya masih ada pertukaran kalor. Selain itu, perhitungan laju aliran kalor dari arah atas dan bawah tidak diperhitungkan. Kata kunci : Vaksin, laju aliran kalor Abstract Vaccines are fluids with functions that can be used for certain viruses. In Indonesia, the process of making and distributing vaccines is regulated by the health ministry of the Republic of Indonesia. One way of distributing vaccines is by using the same storage box on the inside of storing vaccines. Storage boxes made into boxes made of styrofoam with dimensions of 50 × 40 × 32 cm with a thickness of 3 cm. The system uses a system to use to choose to hang as vaccine storage. It takes more than 2 days, obtained heat flow flow from the system that has been designed is 8.4 watts. Thus, to maintain the system in a temperature range of 2-8 oC, ice cubes of 4 Kg are needed as a source. While the speed produces a flow of heat of 13,24 watts. Thus an ice cube of 6,3 kg is needed as a source. However, to reach certain destinations ice cubes with a mass of 7.5 Kg. This happens because the calculation is done with a perfect system and in reality there is still a heat exchange. In addition, the flow velocity from the upper and lower directions is not taken into account . Keywords: Vaccine, heat flow flow
Pengaruh Tegangan Terhadap Kapasitas Pelepasan Kalor Kondensor, Kapasitas Pendinginan Evaporator Dan Efisiensi Pada Sistem Refrigerasi Kompresi Uap Adrian Muhammad Irwansyah; Tri Ayodha Ajiwiguna; M. Ramdlan Kirom
eProceedings of Engineering Vol 6, No 2 (2019): Agustus 2019
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

AbstrakBangunan komersial mengkonsumsi energi yang sangat besar hanya untuk sistem tata udara/HVAC (Heating,Ventilating and Air Conditioning). Oleh karena itu dibutuhkan suatu cara untuk memperhemat energi pada sistemtersebut. Salah satu sistem yang banyak digunakan dikehidupan sehari-hari yaitu Sistem Refrigerasi Kompresi Uap(SRKU). Salah satu cara untuk meningkatkan efisiensi yaitu menggunakan konduksi kalor yang lebih baik seperti airsebagai objek yang dapat mengurangi temperatur tambahan[4]. Pada studi ini, akan dilakukan analisis pengaruhtegangan terhadap kapasitas pelepasan kalor kondensor, kapasitas pendinginan evaporator dan efisiensi pada sistemrefrigerasi kompresi uap (SRKU). Agar dapat terukur, maka sistem ini dibuat menggunakan air sebagai objek yangdigunakan oleh kondensor maupun evaporator untuk pendinginan tambahan, kemudian air disirkulasikan pompamenuju heat exchanger dan kembali ke tampungan yang berbeda. Hasil penelitian ini adanya kenaikan tegangan padafan cooler sebesar 4,5 volt, 6,5 volt, 8,5 volt, 10,5 volt dan 11,9 volt menyebabkan kenaikan kapasitas pelepasan kalorkondensor masing-masing sebesar 0,043466418 KW, 0,060852985 KW, 0,104319402 KW, 0,104319402 KW dan0,1130127 KW yang berdampak kapasitas pendinginan pun ikut naik masing-masing sebesar 0,052159701 KW,0,069546268 KW, 0,104319402 KW, 0,113012686 KW dan 0,1130127 KW. Setiap tegangan input pada fan coolerdinaikan maka efisiensi Sistem Refrigerasi Kompresi Uap pun akan naik masing-masing sebesar 1,19%, 1,28%,1,45%, 1,46% dan 1,61%. Hal ini terjadi adanya kenaikan tegangan yang menyebabkan fan cooler berputar lebih cepatsehingga suhu air yang keluar dari heat exchanger lebih dingin.Kata kunci: Hemat Energi, SRKU, Sistem Refrigerasi, Efisiensi. Abstract Commercial buildings spend amounts of energy only for air conditioning/HVAC systems (Heating, Ventilation andAir Conditioning). Therefore we need a way to save energy on the system. One of system that is widely used in dailylife is the Vapor Compression Refrigeration System. One of way to increase efficiency is to use better heat conductionsuch as water as an object that can reduce additional temperatures[4]. In this study, an analysis effect of voltage forcapacity of releases heat condenser, cooling capacity evaporator and efficiency in vapor compression refrigerationsystem. In order to be measured, this system was made using water as an object used by a condenser or evaporator foraddition, then the pump is circulated to the heat exchanger and returned to a different reservoir. The results of thisstudy, there is voltage increase on fan cooler of 4.5 volt, 6.5 volt, 8.5 volt, 10.5 volt and 11.9 volt causing an increasein capacity of releases heat condenser each of 0,043466418 KW, 0,60852985 KW, 0.104319402 KW, 0,104319402KW and 0,1130127 KW which had an impact on cooling capacity each of 0,052159701 KW, 0,069546268 KW,0,104319402 KW, 0,113012686 KW and 0,1130127 KW. Each input of voltage on fan cooler was increased, so theefficiency of the Vapor Compression Refrigeration System will increase each of 1.19%, 1.28%, 1.45%, 1.46% and1.61%. This happens because of voltage increase which causes the cooling fan to spin faster so that the temperatureof the air coming out of the heat exchanger was cooler. Key word: Saving Energy, SRKU, Refrigeration System, Efficiency.
Analisis Efisiensi Termal Pada Kolektor Panas Matahari Terkonsentrasi Tipe Heliostat Atika Rizkiyatul Faizah; M. Ramdlan Kirom; Tri Ayodha Ajiwiguna
eProceedings of Engineering Vol 6, No 2 (2019): Agustus 2019
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Indonesia merupakan negara yang beriklim tropis dan terletak di garis khatulistiwa sehingga berpotensitinggi untuk memanfaatkan energi matahari. Salah satu pemanfaatannya yaitu kolektor panas matahariterkonsentrasi tipe heliostat. Pada penelitian ini akan dilakukan perhitungan nilai efisiensi termal terhadaptipe kolektor tersebut dengan menerapkan beberapa variasi, yaitu menggunakan dan tidak menggunakancermin sebagai reflektor cahaya, menggunakan tabung warna hitam dan perak sebagai receiver panasuntuk menguji kemampuan penyerapan kalor, lima variasi intensitas dari 60 W/m– 136 W/m, serta duavariasi massa air yaitu 0,5 kg dan 1 kg. Pengujian dilakukan di dalam ruang laboratorium denganmemanfaatkan simulator matahari sebagai sumber radiasi dan dilakukan selama 30 menit untuk setiapvariasi. Pada pengujian ini diambil data suhu air, massa air yang hilang, dan intensitas cahaya. Setelahmendapatkan data tersebut, kemudian dilakukan perhitungan kalor radiasi, kalor serap, dan efisiensitermal. Untuk setiap percobaan pada variasi intensitas cahaya yang sama memiliki nilai kalor radiasi yangsama. Kalor serap terbesar terjadi ketika intensitas cahaya 136 W/m, massa air 1 kg, menggunakan cermindan tabung hitam, yaitu sebesar 8.736 Joule. Sedangkan nilai efisiensi terbesar didapatkan ketika intensitascahaya 61 W/m, massa air 1 kg, menggunakan cermin dan tabung hitam, yaitu sebesar 60 %. Kata kunci : Efisiensi Termal, Kolektor Panas MatahariAbstract Indonesia is a country that has a tropical climate and is located on the equator so that it has a highpotential for utilizing solar energy. One of the uses is that the solar heat collector is concentrated in theheliostat type. In this study the calculation of the value of thermal efficiency on the type of collector will becarried out by applying several variations, namely using and not using a mirror as a light reflector, usingblack and silver tubes as heat receivers to test heat absorption capabilities, five variations in intensity of 60 W/m- 136 W/m, as well as two variations of water mass, namely 0,5 kg and 1 kg. Tests were carried outin the laboratory room by utilizing the sun simulator as a radiation source and carried out for 30 minutesfor each variation. In this test data on water temperature, water mass lost, and light intensity were taken.After getting the data, then the calculation of heat radiation, heat absorbency, and thermal efficiency. Foreach experiment on the same variation in light intensity it has the same radiation calorific value. The largest absorption heat occurs when the light intensity is 136 W/m, the mass of water is 1 kg, using a mirror andblack tube, which is equal to 8.736 Joules. While the greatest efficiency value is obtained when the light intensity is 61 W/m, the mass of water is 1 kg, using a mirror and black tube, which is equal to 60 %. Keywords : Solar Heat Collector, Thermal Efficiency 
Pembuatan Dan Evaluasi Kinerja Penukar Kalor Tipe Cross Flow Untuk Pendingin Central Processing Unit (cpu) Komputer Ardisurya Ardisurya; M. Ramdlan Kirom; Tri Ayodha Ajiwiguna
eProceedings of Engineering Vol 6, No 2 (2019): Agustus 2019
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

AbstrakPenukar kalor adalah suatu alat yang digunakan sebagai pertukaran kalor antar fluida dengan temperaturyang berbeda. Penukar kalor memiliki beberapa tipe yang berbeda dan memiliki jenis aliran yangberbeda. Penelitian ini memiliki rumusan masalah mengenai cara menganalisis nilai koefisienperpindahan kalor dan menganalisis nilai efektivitas. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mendapatkannilai koefisien perpindahan kalor dan efektivitas penukar kalor tersebut. Jenis aliran yang digunakan padapenelitian ini menggunakan cross flow dengan variasi jarak antar pelat pada penukar kalor. Data yangdiperoleh yaitu hot inlet temperature, hot outlet temperature, cold inlet temperature, dan cold outlettemperature. Setelah dilakukan analisis data, diperoleh nilai koefisien perpindahan kalor terbesar ada padavariasi jarak antar pelat 1,5 cm yakni sebesar 1,5962 kW/m2.oC dan yang terkecil ada pada variasi jarakantar pelat 0,5 cm yakni sebesar 0,7242 kW/m2.oC. Sementara nilai efektivitas terbesar ada pada variasijarak antar pelat 0,5 cm yakni sebesar 65,5851% sedangkan nilai efektivitas terkecil ada pada variasi jarakantar pelat 1,5 cm yakni sebesar 61,9787%. Kata kunci : temperatur, cross flow, jarak antar plat, koefisien perpindahan kalor, efektivitas AbstractHeat exchangers are devices that facilitate the exchange of heat between two fluids that are at differenttemperatures. Heat exchanger have many different types and have different type of flow. This researchexplain how to analyze heat transfer coefficient and effectiveness of heat exchanger. Purpose of thisresearch are to acquire heat transfer coefficient and effectiveness. In this research, cross flow is used withvariation of distance between plates. Acquired data are hot inlet temperature, hot outlet temperature, coldinlet temperature, and cold outlet temperature. After analyze the data, the highest of heat transfercoefficient at 1,5 cm distance of plates is 1,5962 kW/m2.oC and the lowest of heat transfer coefficient at 0,5cm distance of plates is 0,7242 kW/m2.oC. Meanwhile, the higest of effectiveness at 0,5 cm distance of platesis 65,5851% and the lowest of effectiveness at 1,5 cm is 61,9787%. Keywords: temperature, cross flow, distance of plates, heat transfer coefficient, effectiveness
Co-Authors Abrar Ismardi Adrian Muhammad Irwansyah Ahmad Qurthobi Anbar Trisyawati Nur Zahra Andre Farlianto Anindya Nur Azizah Aprilianto, Khoirul Tri Aqilah, Falih Ardisurya Ardisurya Asep Suhendi Atika Rizkiyatul Faizah Audi Riansyahputra Ayu, Christina Putri Benny Sarihot Tua Silalahi Daulat Kliston Simatupang Dian Gunawan Dyan Franco Sinulingga Eddy Ariffin Eky Irmansyah Faiz Auliya Ramadhan Fatahah Dwi Ridhani Galih Putra Anugrah Hafizh Farras Putra Haldoko, Faisal Handri Morteza Hanifa, Firda Rizki Nur Hilda Hamdah Husniyyah Ilyas, Moh. Faiz M Ismudiati Puri Handayani J. W. Paletekan Jovika Alitsha Hasibuan Karim, Tsabitul Azmi Abdul Kiki Azura Kirom, Mukhammad Ramdlan M Saladin Prawirasasra Mochamad Firman Muzaqi Alhaq Mochamad Roffa Firdaus Moh Riswandha Imawan Muh. Al Furqan Syafiuddin Muhamad Ramdlan Kirom Muhammad Iqbal Muhammad Zaky Mubarok, Muhammad Zaky Mutma’innah, Febria Citra Nafliyah, Sururun Narulita Andriyani Natasha Salsabila Novika Fithrah Ulfa Nur Putrialita Nurwulan Fitriyanti Nuzul Hesty Pranita Porman Pangaribuan Ramdan, M. Rafi Reza Fauzi Iskandar Rifqi Firdaus Rio Nugroho Rizal Amirah Dalal Amran Rizal Murdi Saputro Rozan Widhi Jatnika S. Suwandi Saladin Prawirasasra Salsa, Nabiela Ika Sawaludin, Kartama Aji Shaloom, Leony Anastasya Shaloom, Mukhammad Ramdlan Sucika Nandiati Suprayogi Suprayogi Susetyo Agung Prabowo Suwandi Suwandi Weli Wahyudi Yan Dewa Prabawa Yandi Firdaus Yanky Newalse Yayu Gandis Canceria Yohanes Brahmantyo Mahardhika Zuhal Sigit Rinaldi