Claim Missing Document
Check
Articles

Analisis Efisiensi Solar Water Heater Pada Sistem Sirkulasi Langsung Dan Tidak Langsung Nur Putrialita; Tri Ayodha Ajiwiguna; M. Ramdlan Kirom
eProceedings of Engineering Vol 6, No 2 (2019): Agustus 2019
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

AbstrakPemanfaatan energi matahari Indonesia sangat berpotensi untuk digunakan. Salah satu pemanfaatanya yaitu dengan menggunakan kolektor surya plat datar untuk pemanasair tenaga surya atau solar water heater (SWH). Pada penelitian ini bertujuan untukmembandingkan nilai efisiensi termal SWH ada sistem sirkulasi langsung dan tidak. Denganmengukur nilai intensitas radiasi, massa air, dan perubahan suhu. Variasi yang dilakukanpada penilitian ini yaitu variasi rata-rata intensitas pada 688,7 W/m2 , 391,54 W/m, dan129,04 W/m2, variasi massa air pada 3 kg, 4 kg, dan 5 kg, variasi pemakaian penukar kalor(heat exchager) dan tidak. Bedasarkan pengujian dengan menggunakan variasi tersebutdidapatkan nilai efisiensi tertingi pada sistem sirkulasi langsung yaitu 74,55% dengan massaair 5 kg dan intensitas 129,04 W/m2. Sedangkan pada sitem sirkulasi tidak langsung nilaiefisiensi tertinggi yaitu 40,36% dengan massa 5 kg dan intensitas 129,04 W/m.Kata kunci : Solar Water Heater, Sirkulasi Langsung, Sirkulasi Tidak Langsung, Efisiensi TermalAbstract The use of Indonesian solar energy is very important to use. One of the uses is to useflat plate solar collectors for solar water heaters or solar water heaters (SWH). SWH has adirect and no circulation system. By measuring the radiation radiation value, air mass, andtemperature change. Variations carried out in this study were variations in average variationat 688.7 W/m2, 391.54 W/m2, and 129.04 W/m2, variations in water mass at 3 kg, 4 kg, and 5kg, variations in the use of heat exchangers ( heat exchanger)) and not. Based on the testingusing these variations, the efficiency value in the direct circulation system is 74.55% with awater mass of 5 kg and an intensity of 129.04 W/m2. Whereas in the indirect circulationsystem the highest efficiency value is 40.36% with a mass of 5 kg and the intensity of 129.04W/m2. Keywords: solar water heater, direct circulation, indirect circulation, thermal efficiency
Analisis Efisiensi Pada Concentrated Solar Thermal Collector Tipe Parabolik Hilda Hamdah Husniyyah; Tri Ayodha Ajiwiguna; Suwandi Suwandi
eProceedings of Engineering Vol 6, No 2 (2019): Agustus 2019
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

AbstrakEnergi surya memiliki potensi yang sangat besar yang dapat digunakan untuk masa depan. Saat inipemanfaatan energi termal surya sudah banyak dilakukan, salah satu contohnya seperti solar kolektor.Solar kolektor merupakan suatu bagian dari peralatan yang dibutuhkan untuk mengubah energiradiasi matahari ke bentuk energi panas untuk berbagai keperluan. Terdapat beberapa jenis solarkolektor yang sudah pernah dilakukan, seperti solar kolektor plat datar, parabolik, dll. Pada penelitianini, akan dilakukan penelitian pada solar kolektor jenis parabolik dengan diameter 50 cm dankedalaman parabola 20 cm. Berbahan stainless steel dan dilapisi cermin fleksibel. Terdapat tabungreceiver untuk menyimpan air dengan titik fokus 10 cm dari dasar parabola. Penelitian inimemanfaatkan radiasi matahari, namun kondisi cuaca tidak mendukung sehingga dibuat simulatorradiasi matahari. Pengujian pada alat ini dilakukan selama 70 menit dengan variasi intensitas dari 700 W/𝒎𝟐 – 2000 W/𝒎𝟐 dan variasi massa air dari 100 – 600 gram. Terdapat beberapa parameter yangdiuji dalam pengujian ini, dari pengujian tersebut diambil data suhu air, massa hilang air, intensitasdan suhu lingkungan. Setelah data tersebut didapatkan, selanjutnya dilakukan perhitungan efisiensi. Efisiensi terbesar didapatkan saat intensitas 2000 W/𝒎𝟐, massa air nya 600 gram, diameter tabung 6cm dan dilapisi cermin fleksibel. Efisiensi yang didapatkan sebesar 33,038 %.Kata kunci : Kata kunci sedapat mungkin menjelaskan isi tulisan, dan ditulis dengan huruf kecil,kecuali singkatan. Kata kunci tidak lebih dari 6 kata AbstractSolar energy has enormous potential that can be used for the future and never runs out. Currently theuse of solar thermal energy has been done a lot, one example is solar collectors. Solar collectors are apart of the equipment needed to convert solar radiation energy to a form of heat energy for variouspurposes. There are several types of solar collectors that have been carried out, such as flat plate,parabolic solar collectors, etc. In this study, research will be conducted on parabolic type solar collectorswith a diameter of 50 cm and a depth of 20 cm parabolic. Made of stainless steel and flexible mirrorcoated. There is a receiver tube for storing water with a focus point of 10 cm from the base of the satellitedish. This research utilizes solar radiation, but the weather conditions do not support it so that solarradiation simulators are made. Tests on this tool were carried out for 70 minutes with variations in intensity from 700 W / 𝒎𝟐 - 2000 W / 𝒎𝟐 and variations in water mass from 100 - 600 grams. There areseveral parameters tested in this test, from which the water temperature, lost mass from water,environmental intensity and temperature were taken. After the data is obtained, efficiency calculations are then carried out. The greatest efficiency is obtained when the intensity is 2000 W /𝒎, the mass ofthe water is 600 grams, the tube diameter is 6 cm and coated with a flexible mirror. The efficiencyobtained is 33.038%.Keywords: keyword should be chosen that they best describe the contents of the paper and should betyped in lower-case, except abbreviation. Keyword should bo no more than 6 word
Studi Efisiensi Kolektor Termal Surya Jenis Pelat Datar Dengan Menggunakan Evaporator Anbar Trisyawati Nur Zahra; Tri Ayodha Ajiwiguna
eProceedings of Engineering Vol 6, No 2 (2019): Agustus 2019
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

AbstrakIndonesia yang berada di garis khatulistiwa dimana mendapatkan energi matahari sepanjang tahunsehingga sangat cocok untuk memanfatkan energi matahari. Energi matahari dapat dimanfaatkansebagai sumber energi dengan menggunakan kolektor termal surya tipe pelat datar sebagaipemanas air. Pada penelitian ini digunakan evaporator tipe pelat sebagai pelat absorber dan kanalfluida. Kolektor termal evaporator diuji diberbagai variasi untuk mendapatkan nilai efisiensi.Pengujian dilakukan diberbagai variasi intensitas dan kondisi penggunaan kaca dan tanpa kaca.Pengujian dilakukan didalam ruangan dengan menggunakan simulator radiasi sebagai penggantimatahari dengan temperatur awal air rentang 25,3oC sampai 26,3oC. Dari penelitian ini didapatkandengan menggunakan evaporator nilai efisiensi maupun temperatur akhir air yang dihasilkankolektor termal lebih tinggi dibandingkan dengan kolektor termal yang menggunakan pipatembaga. Nilai efisiensi tertinggi terdapat pada perlakuan menggunakan kaca, untuk kolektortermal evaporator nilainya sekitar 70,08% dengan nilai temperatur air akhir yang dihasilkan37,63oC, sedangkan nilai efisiensi kolektor pipa tembaga sekitar 59,98% dengan nilai temperaturakhir yang dihasilkan 36,23oC.Kata Kunci : Kolektor Termal Surya, efisiensi, evaporator, simulator radiasiAbstractIndonesia which is on the equator where it gets solar energy throughout the year is very suitablefor utilizing solar energy. Solar energy can be used as an energy source using flat plate type solarthermal collector as a water heater. In this study evaporator flat type is used as fluid canal andabsorbel plate. Tests are carried out at various intensity, use of glass, and without glass. Tests arecarried out indoors using a radiation simulator instead of the sun with temperature water startsfrom 25,3oC to 26,3oC. From this study obtained that using an evaporator the efficiency and thefinal temperature produced by the thermal collector is higher than thermal collector that usingcopper pipe. The highest efficiency value at uses glass, for the evaporator thermal collector thevalue is around 70,08% with the final water temperature value is 37.63oC, while the copper pipecollector efficiency value is around 59,98% with the final water temperature value is 36,23C.Keywords: Solar Thermal Collector, efficiency, evaporator, radiation simulator
Analisis Hasil Air Menggunkan Koneveksi Natural Pada Atmospheric Water Generator Berbasis Thermoelectric Aprilianto, Khoirul Tri; Ajiwiguna, Tri Ayodha; Kirom, M. Ramdlan
eProceedings of Engineering Vol. 12 No. 3 (2025): Juni 2025
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini mengevaluasi penggunaanAtmospheric Water Generator (AWG) berbasis termoelektrikuntuk menghasilkan air bersih. Sistem ini menggunakanmodul Peltier, pelat aluminium, heatsink, dan kipas pendinginuntuk mengkondensasikan uap air dari udara. Hasil analisismenunjukkan suhu lingkungan memiliki pengaruh terbesarterhadap produksi air, diikuti oleh kelembaban dan suhutengah plat. Model regresi linear menunjukkan bahwa 60%variasi jumlah air dapat dijelaskan oleh suhu dankelembaban, dengan standar error 3,218 dari 26 data. Sistemini menawarkan desain sederhana dan efektif dengankebutuhan perawatan minimal, menjadikannya solusi inovatifuntuk menghasilkan air bersih dalam kondisi darurat. Kata Kunci - Sistem AWG, Air Bersih, Suhu, Tempeatur
RANCANG BANGUN SISTEM KONTROL DAN INSTRUMENTASI PADA VERTICAL FIRETUBE BOILER SKALA KECIL DENGAN MENGGUNAKAN KOMPOR GAS LPG SEBAGAI ALAT EDUKASI Sawaludin, Kartama Aji; Ajiwiguna, Tri Ayodha; Fitriyanti, Nurwulan
eProceedings of Engineering Vol. 12 No. 3 (2025): Juni 2025
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sistem kontrol dan instrumentasi pada boilerdibuat agar dapat memudahkan pengguna pada saatpengoperasian alat. Sistem kontrol ditambahkan pada desainuntuk secara otomatis menambahkan air ke boiler. Sistemkontrol dapat difungsikan secara manual atau otomatis denganmengubah mode operasi untuk pompa. Sistem instrumentasimemungkinkan pengguna dapat lebih mudah untukmengetahui hasil pengukuran temperature, tekanan, danketinggian air. Berdasarkan hasil kalibrasi sensor diperolehhasil kalibrasi sensor DS18B20 sudah linear dengan nilaikorelasi R²=0,9999361, nilai error rata-rata 0,4°C, persentaseerror 0,8% dan nilai akurasi 99,2%. Kemudian untuk sensortemperatur MAX6675 thermocouple tipe K diperoleh nilaikorelasi R²=0,9998777, nilai error rata-rata 1,7°C, persentaseerror 1,3% dan nilai akurasi 98,7%. Hasil kalibrasi gelaspenduga memiliki nilai error 0,39mm. Water level pada boilerberfungsi sebagai pendeteksi ketinggian air didalam boiler.Hasil proses pemasangan water level diperoleh kapasitas L1 danL2 adalah 7,5 Liter dan 6,4 liter. Kata kunci— Boiler, Temperatur, Sistem Kontrol, SistemInstrumentasi
Pengaruh Tekanan Refrigeran Terhadap COP dari Atmospheric Water Generator Berbasis Siklus Refrigerasi Kompresi Uap Hanifa, Firda Rizki Nur; Ajiwiguna, Tri Ayodha; Fitriyanti, Nurwulan
eProceedings of Engineering Vol. 11 No. 4 (2024): Agustus 2024
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengaruh tekanan refrigeran terhadap Koefisien Performansi (COP) dari Siklus Refrigerasi Kompresi Uap (SRKU) pada Atmospheric Water Generator (AWG). AWG merupakan alat yang dapat menghasilkan air dengan teknologi dehumidifikasi. AWG menggunakan Siklus Refrigerasi Kompresi Uap (SRKU) untuk membantu proses kondensasi uap air. Penelitian dilakukan dengan melakukan pengukuran COP pada beberapa variasi tekanan refrigeran yaitu 0-5 psi, 5-15 psi, 10-20 psi, dan 15-25 psi. AWG dirancang dengan menggunakan komponen utama berupa kompresor, kondensor, pipa kapiler, dan evaporator. Data yang diukur yaitu parameter suhu, tekanan, dan konsumsi energi listrik. COP dapat dihitung dengan perbandingan antara beban pendinginan terhadap kerja kompresor. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perubahan tekanan refrigeran mempengaruhi COP dari AWG. Pada variasi tekanan 10-20 psi didapatkan nilai COP paling tinggi sebesar 3,56. Tekanan 0-5 psi, 5-15 psi, dan 15-25 psi menghasilkan nilai COP berturut-turut 3,18, 3,44, dan 3,5. Peningkatan tekanan cenderung meningkatkan efisiensi sistem, namun ada batas optimal ketika COP bernilai maksimum. Tekanan yang terlalu tinggi menyebabkan penurunan COP karena kerja kompresor meningkat. Kata kunci — atmospheric water generator, siklus refrigerasi kompresi uap, coefficient of performance, tekanan refrigerant
Pengaruh Kecepatan Udara Evaporator Terhadap COP AWG SRKU Iqbal, Muhammad; Ajiwiguna, Tri Ayodha; Fitriyanti, Nurwulan
eProceedings of Engineering Vol. 11 No. 4 (2024): Agustus 2024
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Atmospheric Water Generator (AWG) berbasis Sistem Kompresi Uap (SRKU) adalah alat yang memproduksi air dari udara atmosfer melalui proses dehumidifikasi. Sistem ini mampu menghasilkan air minum di berbagai lokasi dengan memanfaatkan sumber daya eksternal. AWG SRKU terdiri dari beberapa komponen utama yaitu evaporator, kompresor, kondensor, dan katup ekspansi. Komponen-komponen ini bekerja sama untuk mengubah uap air dari fase gas menjadi fase cair melalui mekanisme kerja dan perpindahan panas. Pada bagian evaporator, terdapat kipas yang kecepatannya dapat diatur. Perubahan kecepatan kipas ini mempengaruhi nilai Coefficient of Performance (COP) dari AWG SRKU. Kecepatan yang diatur terdiri dari 1,5 m/s dengan COP 3,88; 1,5 m/s dengan COP 3,76; dan 1,9 m/s dengan COP 3,61. Kata kunci— AWG , COP, Kecepatan, SRKU
Pengaruh Jenis Filter Air terhadap Hasil Air Atmospheric Water Generator Berbasis Sistem Refrigerasi Kompresi Uap Nafliyah, Sururun; Ajiwiguna, Tri Ayodha; Fitriyanti, Nurwulan
eProceedings of Engineering Vol. 11 No. 4 (2024): Agustus 2024
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Atmospheric Water Generator Berbasis Sistem Refrigerasi Kompresi Uap (AWG SRKU) merupakan alat yang memanfaatkan teknologi dehumidikasi untuk menghasilkan air minum. Air hasil AWG SRKU yang layak diminum harus memenuhi standar Kemenkes RI, terutama secara fisik berupa pH dan TDS air tidak melebihi baku mutu yang telah ditetapkan, yaitu nilai pH berada pada rentang 6,5-8,5 dan TDS tidak lebih dari 500 mg/l. Namun, air yang dihasilkan oleh AWG rentan terhadap kontaminasi komponen selama proses produksi air. Oleh karena itu, untuk menghasilkan air yang dapat diminum langsung, perlu dilakukan filtrasi terlebih dahulu. Pengujian parameter air dilakukan menggunakan 100 ml air dengan filter yang terdiri dari tiga lapisan, yaitu keramik, karbon aktif, dan perak. Sebelum filtrasi, parameter air menunjukkan suhu 23,5℃, pH 3,64, dan TDS 16 ppm. Setelah filtrasi, parameter air berubah menjadi suhu 23,2℃, pH 3,88, dan TDS 70 ppm. Minimnya perubahan pH dan adanya peningkatan TDS air setelah filtrasi menunjukkan ketidaksesuaian fungsi filter. Dengan demikian, penggunann jenis filter sangat mempengaruhi hasil air AWG. Pemilihan filter dapat disesuaikan dengan kebutuhan Kata kunci— Filter, pH, TDS
Pengaruh Kelembaban dan Suhu Lingkungan Terhadap Produksi Air Atmospheric Water Generator Berbasis Kompresi Uap Mutma’innah, Febria Citra; Ajiwiguna, Tri Ayodha; Fitriyanti, Nurwulan
eProceedings of Engineering Vol. 11 No. 4 (2024): Agustus 2024
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh kelembaban dan suhu lingkungan terhadap produksi air pada Atmospheric Water Generator (AWG) berbasis kompresi uap. Sistem AWG ini dirancang untuk mengoptimalkan proses dehumidifikasi dengan memanfaatkan kelembaban udara dan mengubahnya menjadi air. Metode yang digunakan melibatkan pengujian prototipe AWG di berbagai kondisi lingkungan dengan variasi kelembaban dan suhu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa produksi air meningkat seiring dengan peningkatan kelembaban dan suhu lingkungan. Pada kelembaban 74,3% dan suhu 27,4°C, produksi air mencapai 116,7 ml/jam. Analisis data dilakukan menggunakan analisis psikrometrik untuk memvalidasi hasil eksperimen. Kesimpulan dari penelitian ini menegaskan bahwa kondisi kelembaban dan suhu yang tinggi secara signifikan meningkatkan efisiensi dan output produksi air pada AWG berbasis kompresi uap, menunjukkan potensi besar untuk aplikasi di daerah dengan iklim lembap dan panas. Kata kunci— Atmospheric Water Generator (AWG), kelembaban, suhu, produksi air, psikrometrik
Pengembangan Kompor Biomassa Berbahan Dasar Semen dengan Campuran Tanah Liat dan Perlit Ilyas, Moh. Faiz M; Kirom, Mukhammad Ramdlan; Ajiwiguna, Tri Ayodha
eProceedings of Engineering Vol. 11 No. 6 (2024): Desember 2024
Publisher : eProceedings of Engineering

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penggunaan gas LPG di kalangan Masyarakat semakin meningkat. Hal tersebut menyebabkan ketersediaan energi fosil semakin menipis. Salah satu Upaya untuk masalah penggunaan bahan bakar fosil khususnya LPG adalah dengan menggunakan energi biomassa. Indonesia yang merupakan negara tropis dan memiliki perkembangan industry agrikultur yang berkembang pesat menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara yang memiliki ketersediaan sumber daya biomassa dan bio-energi yang cukup banyak. Kompor biomassa berbahan semen dapat menjadi salah satu teknologi untuk memanfaat ketersediaan biomassa yang melimpah di Indonesia dan menekan penggunaan gas LPG di kalangan Masyarakat. Pada penelitian ini dilakukan dua pengujian, pengujian pertama adalah menguji performas kompor biomassa berbahan semen dengan kompor biomassa konvensional, serta mengkaji pengaruh laju aliran udara pada kompor biomassa berbahan semen. Kedua pengujian tersebut dilakukan menggunakan metide WBT. Hasil menunjukkan bahwa kompor biomassa berbahan semen mampu mendidihkan air lebih cepat daripada kompor konvensional, meskipun efisiensi termalnya lebih rendah, yaitu 22,98% dibandingkan dengan 24,61% pada kompor konvensional. Penggunaan laju aliran udara primer yang lebih tinggi mempercepat waktu mendidih, tetapi meningkatkan konsumsi bahan bakar. Efisiensi termal tertinggi dicapai pada laju aliran udara 2,5 m/s dengan efisiensi rata-rata 21,63%. Kata kunci— Biomassa, Efisiensi Termal, LPG, WBT
Co-Authors Abrar Ismardi Adrian Muhammad Irwansyah Ahmad Qurthobi Anbar Trisyawati Nur Zahra Andre Farlianto Anindya Nur Azizah Aprilianto, Khoirul Tri Aqilah, Falih Ardisurya Ardisurya Asep Suhendi Atika Rizkiyatul Faizah Audi Riansyahputra Ayu, Christina Putri Benny Sarihot Tua Silalahi Daulat Kliston Simatupang Dian Gunawan Dyan Franco Sinulingga Eddy Ariffin Eky Irmansyah Faiz Auliya Ramadhan Fatahah Dwi Ridhani Galih Putra Anugrah Hafizh Farras Putra Haldoko, Faisal Handri Morteza Hanifa, Firda Rizki Nur Hilda Hamdah Husniyyah Ilyas, Moh. Faiz M Ismudiati Puri Handayani J. W. Paletekan Jovika Alitsha Hasibuan Karim, Tsabitul Azmi Abdul Kiki Azura Kirom, Mukhammad Ramdlan M Saladin Prawirasasra Mochamad Firman Muzaqi Alhaq Mochamad Roffa Firdaus Moh Riswandha Imawan Muh. Al Furqan Syafiuddin Muhamad Ramdlan Kirom Muhammad Iqbal Muhammad Zaky Mubarok, Muhammad Zaky Mutma’innah, Febria Citra Nafliyah, Sururun Narulita Andriyani Natasha Salsabila Novika Fithrah Ulfa Nur Putrialita Nurwulan Fitriyanti Nuzul Hesty Pranita Porman Pangaribuan Ramdan, M. Rafi Reza Fauzi Iskandar Rifqi Firdaus Rio Nugroho Rizal Amirah Dalal Amran Rizal Murdi Saputro Rozan Widhi Jatnika S. Suwandi Saladin Prawirasasra Salsa, Nabiela Ika Sawaludin, Kartama Aji Shaloom, Leony Anastasya Shaloom, Mukhammad Ramdlan Sucika Nandiati Suprayogi Suprayogi Susetyo Agung Prabowo Suwandi Suwandi Weli Wahyudi Yan Dewa Prabawa Yandi Firdaus Yanky Newalse Yayu Gandis Canceria Yohanes Brahmantyo Mahardhika Zuhal Sigit Rinaldi