Arianty Visiaty
Program Studi Bahasa Dan Kebudayaan Jepang, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Al Azhar Indonesia

Published : 13 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 13 Documents
Search

REPRESENTATION OF IDEOLOGY IN TEMPO NEWSPAPER ANCOL RECLAMATION NEWS DISCOURSE (Van Dijk Model Criticaldiscourse Analysis Study) Arianty Visiaty; Yumna Rasyid; Miftahulkhairah Anwar
Bahtera: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Vol 20 No 1 (2021): Bahtera: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra, Volume 20 Nomor 1 Januari 2021
Publisher : Program Studi Pendidikan Bahasa Program Pascasarjana Universitas Negeri Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21009/bahtera.201.6

Abstract

ABSTRACT The study aims to examine the ideological representations that appear in the news in the media. The analysis of this research uses the CDA Van Dijk concept. The data of this research is the news entitled “DKI Mengklaim Perluasan Ancol untuk Publik” published in TEMPO Newspaper, Monday July 6, 2020. From the analysis, this news shows support for the reclamation policy of the Ancol area of the DKI Jakarta Government. Besides, it is known that this news represents the ideological strategy of capitalism. Keywords: Critical Discourse Analysis; Van Dijk model; ideology
Membaca Berkelompok Kasus: Pemelajar Bahasa Jepang Orang Indonesia Arianty Visiaty
JURNAL Al-AZHAR INDONESIA SERI HUMANIORA Vol 1, No 2 (2011)
Publisher : Universitas Al Azhar Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (182.897 KB) | DOI: 10.36722/sh.v1i2.40

Abstract

Keterampilan membaca yang baik diperlukan untuk membuat skripsi. Mahasiswa tidak hanya diharapkan bisa membaca bibliografi berbahasa Inggris, tetapi juga bahasa Jepang. Akan tetapi bagi mahasiswa pemelajar bahasa Jepang yang berasal dari negara yang beraksara non-kanji, membaca bahan bacaan otentik seperti buku, koran, ataupun dokumen lainnya bukanlah hal yang mudah (terutama untuk pemelajar tingkat menengah). Fokus dari penelitian ini adalah mutual activity yang terjadi di kegiatan membaca berkelompok dan penggunaan prior knowledge. Hasil dari penelitian ini adalah mahasiswa dapat menangkap isi bacaan otentik dalam bahasa Jepang di atas level kemampuannya. Dengan membaca dalam kelompok, mahasiswa bisa saling menggunakan sumber daya yang mereka miliki sehingga mereka bisa mengerti isi bacaan lebih dalam. Dengan menggunakan bahasa ibu, mahasiswa dapat dengan mudah menggunakan prior knowledge untuk memahami isi bahan bacaan, dan dapat saling bertanya dan memberikan pendapat secara bebas. AbstractTo write a good thesis, students must have good reading skills. In the Japanese Language learner case, he/she will be required to be able to read not only textbooks or other written sources in Indonesian language and English, but also materials in Japanese. But, to Japanese language learners that come from non-kanji countries, reading authentic materials such as books, news papers, documents, etc., is not easy (more especially for intermediate level learners). The focus of this study is the mutual activity that occurs and the use of prior knowledge on group reading.The outcome of this research is that students are able to grasp authentic reading content in Japanese that is in a level that is beyond their actual ability level. By reading in groups, students can one another use resources that they each have so that their understanding towards the reading content is deeper. By using the mother language, students are easily able to raise and use their prior knowledge to understand reading materials, can ask questions towards one another, express opinions and freely have a debate.
Strategi Pembelajaran Kanji : Studi Kasus pada Pembelajar Bahasa Jepang Tingkat Pemula dan Menengah di Universitas Al Azhar Indonesia Arianty Visiaty; Vera Yulianti
JURNAL Al-AZHAR INDONESIA SERI HUMANIORA Vol 2, No 1 (2013)
Publisher : Universitas Al Azhar Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (566.005 KB) | DOI: 10.36722/sh.v2i1.116

Abstract

Abstrak – Kesulitan yang dihadapi oleh pembelajar bahasa Jepang yang berasal dari negara yang  beraksara alphabet adalah kanji. Salah satu faktor penyebabnya adalah kurangnya pengetahuan mahasiswa tentang strategi belajar kanji. Penelitian ini menfokuskan pada strategi yang dipakai oleh mahasiswa tingkat pemula maupun tingkat menengah di UAI. Hasil dari penelitian ini adalah Strategi yang digunakan oleh Kelompok Pemula kurang bervariasi, Kelompok Menengah lebih banyak menggunakan variasi pembelajaran kanji dibandingkan dengan Kelompok Pemula, Kelompok Menengah KT (Kemampuan Tinggi) lebih banyak menggunakan strategi pembelajaran kanji dibandingkan dengan Kelompok menengah KR (Kemampuan Rendah). Abstract – One of the difficulties faced by Japanese language learners who come from countries that use the alphabet letters is kanji. One of the factors that cause those difficulties is the lack of student knowledge about kanji learning strategies. This study focuses on the strategies used by beginner and intermediate level students at University of Al Azhar Indonesia. The results of this study are as mentioned below. First, learners from the beginner group do not often use strategy compared with the intermediate group. Second, learners from intermediate group use the variations of kanji learning strategies more than the beginner group. Third, learners from high ability intermediate group use kanji learning strategies more than the low ability beginner group .
Kesadaran Identitas Diri dalam Komunikasi Lintas Budaya pada Pembelajaran Percakapan Bahasa Jepang Tingkat Dasar: Identitas Muslim dan Orang Indonesia Vera Yulianti; Arianty Visiaty
JURNAL Al-AZHAR INDONESIA SERI HUMANIORA Vol 4, No 3 (2018)
Publisher : Universitas Al Azhar Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (564.947 KB) | DOI: 10.36722/sh.v4i3.274

Abstract

Abstrak – Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi kesadaran diri pembelajar bahasa Jepang mengenai identitas budaya muslim orang Indonesia pada pembelajaran bahasa Jepang tingkat dasar dan perbandingannya dengan identitas diri budaya Jepang. Responden penelitian ini adalah dua puluh satu mahasiswa tingkat 1 Universitas Al Azhar Indonesia yang sedang mengikuti kuliah percakapan bahasa Jepang 2. Seluruh responden adalah pembelajar bahasa Jepang tingkat dasar kategori A1 menurut CEFR dan 2010. Dengan menggunakan portofolio dan rubrik, pembelajar mengeksplorasi identitas dirinya sebagai muslim dan orang Indonesia berkaitan dengan tema percakapan yang ditentukan, kemudian membandingkannya dengan identitas budaya orang Jepang dengan stimulant video dan ilustrasi. Lalu, responden bercakap dengan bermain peran (role play) tema terkait, kemudian mengevaluasi kendala yang muncul. Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa identitas budaya sebagai muslim orang Indonesia yang disadari responden pada komunikasi interkultural banyak dipengaruhi oleh konsep bangsa yang beranekaragam namun satu kesatuan (Bhinneka Tunggal Ika). Keberagaman tersebut memunculkan kecenderungan orang Indonesia cenderung mudah terbuka pada orang lain, sekalipun saat bercakap-cakap dengan orang yang baru dikenal dan membicarakan topik-topik yang sifatnya pribadi sekalipun seperti indentitas pribadi dan keluarga. Lalu, identitas sebagai seorang muslim banyak muncul dalam percakapan komunikasi interkultural terutama mengenai aturan praktek ibadah sehari-hari. Penjelasan tentang praktek ibadah yang khas ini cenderung memunculkan kesulitan percakapan (pemilihan kosakata dan ungkapan) dalam bahasa Jepang bagi pembelajar tingkat dasar. Sementara identitas budaya masyarakat berkelompok (collectivistic culture) banyak mewarnai percakapan orang Jepang dalam komunikasi interkultural sehingga mereka cenderung lebih menjaga privasi diri dan kelompok.Kata Kunci - Pembelajar bahasa Jepang, Identitas budaya, Komunikasi lintas budayaAbstract – Despite intercultural communication competence as one of the important language learning process goals since globalization has started, there comes a tendency to neglect to foster cultural identity awareness in language learning process. This research is a preliminary study that explores Indonesian learner’s cultural identities awareness as well Japanese cultural identities during the process of learning the Japanese language as one of their foreign languages. The respondents are twenty-one students of Japanese language classes participating in Japanese language speaking class 1 (elementary level) at Al Azhar Indonesia University, categorized as A1 (beginner) Japanese learners by JF (Japan Foundation) standards. Through two conversation topics (“my family” and “my home town”) the respondents have been invited to mention their local custom while conversing within the topics and comparing such custom to Japanese people’s local custom. The data are collected utilizing portfolios and Likert scale pre-post questionnaire during November 2016 and analyzed descriptively. The result of this study exposed that the participants were aware of Indonesian cultural identity and Japanese cultural identity in the context of intercultural communication, namely, in the conversation of family and hometown. While having a dialogue with unfamiliar people, mainly speaking about personal information, i.e. family topic, Japanese people tend to have conversation plainly in general subtopics since Japanese people have collectivistic culture. Distinctively, since Indonesian people believe in “Unity in Diversity” (different but one), they are feasible to discuss wider subtopics despite the unfamiliar interlocutors.Keywords - Indonesian, Japanese Language Learners, Cultural Identity, Intercultural Communicative Competence
Blog sebagai Media Pembelajaran Mengarang Bahasa Jepang Arianty Visiaty
JURNAL Al-AZHAR INDONESIA SERI HUMANIORA Vol 3, No 3 (2016)
Publisher : Universitas Al Azhar Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (349.734 KB) | DOI: 10.36722/sh.v3i3.212

Abstract

Abstrak – Salah satu masalah yang dihadapi pembelajar bahasa Jepang di Indonesia adalah kurangnya kesempatan untuk berkomunikasi dalam bahasa Jepang. Salah satu media belajar untuk mengatasi hal ini adalah Blog. Penelitian ini memfokuskan pada manfaat dan kendala penggunaan blog dalam pembelajaran mengarang bahasa Jepang. Hasil dari penelitian ini adalah, 1) Manfaat dari penggunaan blog dalam pembelajaran mengarang bahasa Jepang, terdiri dari 4 kategori, yaitu manfaat yang terkait dengan pengetahuan bahasa, isi blog, komentar, serta kerjasama antar pembelajar, 2) kendala yang dihadapi pembelajar pada kegiatan blog, terdiri dari 9 kategori, yaitu kendala yang terkait dengan pengetahuan bahasa, teknologi dan jaringan, tema, komentar, waktu, koreksi, isi blog, dan kepercayaan diri. Kata Kunci: Blog, Pelajar Jepang di Indonesia Abstract – One of the problems faced by Japanese leaners is opportunity to communicate using Japanese Language. This study focuses on benefits and problems faced by learners during blog writing activities. The results of this study are as mentioned below. There are four categories of benefits on writing blog in Japanese. Those benefits are related to Japanese language knowledge, blog content, comment activities, and leaners collaboration. Therefore, there are eight categories of problems on writing blog in Japanese. Those problems are problems that related to Japanese language knowledge, blog technology and network, blog topics, comment activities, time, blog correction, blog content, and self-confidence.  Keywords – Blog, Indonesian Japanese Learners
Kegiatan Peer Response pada Kelas Mengarang Bahasa Jepang bagi Pembelajar Bahasa Jepang Tingkat Dasar Arianty Visiaty
JURNAL Al-AZHAR INDONESIA SERI HUMANIORA Vol 2, No 3 (2014)
Publisher : Universitas Al Azhar Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (358.391 KB) | DOI: 10.36722/sh.v2i3.147

Abstract

Abstrak – Salah satu kesulitan yang dihadapi pengajar dalam mengajar mengarang bahasa Jepang adalah mengoreksi. Penelitian ini berfokus pada proses ketika kegiatan peer response berlangsung. Hasil dari penelitian ini adalah: 1) topik yang banyak dibicarakan ketika kegiatan peer response berlangsung adalah tentang tata bahasa dan huruf. Sedangkan yang paling sedikit adalah topik tentang isi karangan. 2) Interaksi yang terjadi pada saat kegiatan adalah, saling mempelajari kosakata baru, saling mengevaluasi pengetahuan bahasa, dan saling memberi masukan tentang isi karangan. Abstract – One of the difficulties faced by teachers in teaching Japanese writing is correcting. This study focuses on the process when peer response activities take place. The results of this study are as mentioned below. First, a topic that often arises was about grammar and letters, and the least was the topic of the essay content. Second, the interaction that occured between learners when the activity took place was, learners learned new vocabulary eachother, learners evaluated they knowledge of language each other, and they gived each other feedback on essay content. Keywords – Peer Response, Peer Learning, Strategy, Indonesian Japanese Learners
Ekosistem dalam Puisi Membaca Tanda-Tanda Karya Taufiq Ismail Sebuah Kajian Etis Ekokritik Arianty Visiaty; Zuriyati Zuriyati; Saifur Rohman
JURNAL Al-AZHAR INDONESIA SERI HUMANIORA Vol 5, No 4 (2020)
Publisher : Universitas Al Azhar Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36722/sh.v5i4.402

Abstract

Abstrak - Kerusakan lingkungan merupakan masalah yang penting untuk diperhatikan. Kerusakan lingkungan dapat terjadi karena keseimbangan ekosistem terganggu. Salah satu media untuk menyampaikan isu dan pesan terhadap lingkungan adalah karya sastra. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji sastra dari kajian etis ekokritis terhadap puisi karya Taufiq Ismail berjudul “Membaca Tanda-tanda”. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Hasil dari penelitian ini adalah terdapat tiga sikap terhadap alam dalam puisi “Membaca Tanda-tanda”, yaitu, sikap solidaritas terhadap alam, sikap kasih sayang dan kepedulian terhadap alam, serta sikap tidak mengganggu kehidupan alam. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah, melalui kajian etis ekokritik puisi “Membaca Tanda-tanda” karya Taufiq Ismail ini dapat terlihat gambaran kerusakan alam akibat rusaknya ekosistem karena ulah manusia dan sikap manusia yang ditimbul terhadap fenomena alam tersebut.Abstract – Environmental damage is an important issue for concern. Environmental damage can occur because the balance of the ecosystem is disturbed. One of the media to convey issues and messages to the environment is literature. This research examines literature from an ecocritical ethical study of a poem by Taufiq Ismail entitled "Membaca Tanda-tanda." The method used in this research is descriptive qualitative. This research shows that there are three attitudes towards nature in the poem "Membaca Tanda-tanda": (1) an attitude of solidarity towards the environment; (2) an attitude of love and concern for nature; and (3) an attitude of not interfering with natural life. The conclusion of this research is, through the ethical study of the ecocritical poetry of Taufiq Ismail's poem "Membaca Tanda-tanda", there is a picture of natural damage due to damage to ecosystems caused by human activities and attitudes arising against these natural phenomena.Keywords – Environment, ecosystem, ecocriticism, poem
Belief Pembelajar Bahasa Jepang Orang Indonesia pada Pembelajaran Mengarang (Fokus: Kegiatan Peer Response) Arianty Visiaty
JURNAL Al-AZHAR INDONESIA SERI HUMANIORA Vol 2, No 4 (2014)
Publisher : Universitas Al Azhar Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (438.486 KB) | DOI: 10.36722/sh.v2i4.172

Abstract

Abstrak – Salah satu kesulitan yang dihadapi pengajar dalam mengajar mengarang bahasa Jepang adalah mengoreksi. Penelitian ini berfokus pada belief pembelajar bahasa Jepang orang Indonesia terhadap kegiatan peer response. Hasil penelitian ini adalah: Belief pembelajar orang Indonesia terhadap kegiatan peer response cenderung positif sebelum dan sesudah kegiatan peer response, bahkan terjadi perubahan belief setelah dilakukannya kegiatan peer response ke arah yang lebih positif, yaitu: (1) Pembelajar merasa lebih mendapatkan masukan yang bermanfaat ketika mengoreksi karangan temannya, (2) Pembelajar lebih ingin berdiskusi tentang karangannya dengan temannya, (3) dan lebih merasa ingin karangannya diperiksa teman. selain itu Belief terhadap bimbingan pengajar juga mengalami perubahan, dimana pembelajar masih ingin guru mengoreksi karangannya akan tetapi kadar ketergantungannya berkurang.Kata Kunci – Peer Response, Peer Learning, BeliefAbstract – One of the difficulties faced by teachers in teaching Japanese writing is correcting. This study focuses on Indonesian Japanese Leaners Beliefs on peer response activities. The results of this study are as mentioned below. Indonesian Japanese Learners beliefs on peer response activities tends to be positive, before and after the activities. More over, there were some beliefs that had changed into more positive after the activities. After the sudent done the activities, (1) the students felt that they had more benefit by reviewing their friend composition, (2) they want to discuss more about their composition with their friend, (3)and want to reviewed by their friend more. On the other side, they still want the teacher to review/correct their composition, but more less than before the peer response activities done.Keywords – Peer Response, Peer Learning, Belief
ANALISIS JENIS WASEI EIGO DI MEDIA SOSIAL TWITTER Anggi Prahesta Hermawan; Firdhan Raka Iryananda; Arianty Visiaty
Jurnal SORA Vol 3 No 1 (2018): Jurnal SORA
Publisher : Sekolah Tinggi Bahasa Asing Yapari-ABA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (350.289 KB)

Abstract

In this era, the internet had a mass effect on the society that causes communication behavior between person changed, especially communication in social media. Communicate in social media tend to be freer and has no boundaries that give a role to form a newborn vocabulary. But, each of social media has different character and feature, one of them is character limit on Twitter. This research focused on wasei eigo forming and use in Twitter. This paper used a qualitative descriptive method to analyze content. First, gathering data from native Japanese social media account by random searching. Second, data analysis by comparing data and theory. Third, the conclusion from the research. The purpose of this research is to understand the forming and use of wasei eigo in Twitter. The result of this research are: 1) Not all wasei eigo can be categorized in theory that written by Tanabe (1989), 2) Some of wasei eigo have the same meaning but has a different variation, 3) The other wasei eigo word has more than one type.
Karakteristik Interaksi Kegiatan Online Asynchronous Peer Response dan Face to Face Peer Response Arianty Visiaty; Mutiawanthi Mutiawanthi
Journal of Japanese Language Education and Linguistics Vol 6, No 1 (2022): Februari
Publisher : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18196/jjlel.v6i1.13551

Abstract

Perkembangan teknologi akhir-akhir ini berpengaruh ke berbagai bidang termasuk pembelajaran bahasa Jepang. Pada bidang pengajaran bahasa Jepang, perkembangan ini salah satunya dirasakan pada kegiatan peer response atau peer review pada ketarampilan menulis bahasa Jepang. Dengan perkembangan TIK kegiatan peer response dilakukan melalui media teknologi internet atau disebut juga dengan online peer response. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik kegiatan online asynchronous peer response dan face to face peer response dan lebih jauh lagi untuk menemukan model pengajaran menulis yang efektif di Indonesia. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kuantitatif dengan responden pembelajar bahasa Jepang di perguruan tinggi dengan kemampuan tingkat menengah, sebanyak 17 orang. Hasil penelitian ini adalah, ditemukannya perbedaan antara interaksi yang terjadi pada online asynchronous maupun face to face peer response. Interaksi pada face to face peer response lebih bervariasi dan aktif dibandingkan dengan online asynchronous peer response. Hal ini dapat disebabkan karena media online yang digunakan tidak tepat dan karena kemampuan bahasa Jepang untuk mengemukakan pikiran pada online asynchronous  peer response masih kurang.