Claim Missing Document
Check
Articles

Found 16 Documents
Search

EFEK PEMUASAAN PADA MASA DARA TERHADAP POLA PRODUKSI TELUR DAN DISTRIBUSI WAKTU OVIPOSISI PADA BURUNG PUYUH Zurahmah, Nani
Jurnal Ilmu Peternakan dan Veteriner Tropis (Journal of Tropical Animal and Veterinary Science) Vol 5 No 1 (2010): JURNAL ILMU PETERNAKAN
Publisher : Fakultas Peternakan Universitas Papua

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (182.326 KB)

Abstract

The research is aimed to investigate the effect of fasting at grower period (3 to 6 week of age) on pattern of egg production and distribution of oviposition time in Japanese quail. Three hundreds and forty female of Japanese quails at 3 week of age were used in this research. The treatments were (1) without fasting or control, (2) skip-a-day fasting, (3) nighttime fasting: 18.00 p.m to 06.00 a.m.; and (4) daytime fasting: 06.00 a.m to 18.00 p.m. Data collected were age of the onset of laying (sexual maturity) until 12 weeks of age. The results showed that (1) the peak of egg production of control group was faster (10 weeks of age) and higher (89,3%) than the quails of groups fasting at grower period, but the peak of egg production was maintained longger than control group; (2) there was a fact that the egg production compensation was happened in fasting groups at grower period; (2) in quails group of daytime fasting at was grower period the distribution of oviposition time was relative smoother between periode observed: 12.00 – 18.00 p.m., 18.00 – 24.00 p.m. and 00.00 – 06.00 a.m., than other treatments.
PENGAMATAN PERTUMBUHAN KAMBING PERANAKAN ETAWAH YANG DIPELIHARA INTENSIF DI KABUPATEN MANOKWARI Zurahmah, Nani
Jurnal Ilmu Peternakan dan Veteriner Tropis (Journal of Tropical Animal and Veterinary Science) Vol 8 No 2 (2018): Jurnal Ilmu Peternakan dan Veteriner Tropis (Journal of Tropical Animal and Veter
Publisher : Fakultas Peternakan Universitas Papua

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (424.901 KB) | DOI: 10.30862/jipvet.v8i2.16

Abstract

This study aims to observe the growth of Peranakan Etawah goats (PE goat) that are maintained intensive in Manokwari regency. The research material used was 50 PE goats that were born from 42 parents. The research method used is suvei with case study technique. The sample of pregnant goat used was taken by purposive sampling. The observed variables were birth weight, body weight 90 days and daily weight gain of goats studied. Data on the results of the study were analyzed using the t-test to compare growth of the goats observed by type of birth (single vs twin) and sex (male vs female). The results of statistical analysis showed that birth weight (3.01 ± 0.44 kg) and body weight 90 days (9.09 ± 1.77 kg) in single-birth-type PE goats were higher (P <0.05) than birth weight ( 2.76 ± 0.44kg) and body weight of 90 days (8.07 ± 1.67kg) in twin goat birth type. However, the single birth weight of single-birthed PE goats (65.58 ± 17.53g) was statistically not different (P> 0.05) with the multiple births (58.96 ± 19.23g). Also known that birth weight (3.16 ± 0.47 kg) and body weight 90 days (9.22 ± 1.77 kg) in male PE goats was higher (P <0.05) than birth weight (2.68 ± 0.29kg) and body weight 90 days (8.27 ± 1.71kg) in the female. While the weight of male goat PE (64.26 ± 18.86g) was statistically not different (P> 0.05) with the female (62.18 ± 17.79g).
Respon Pertumbuhan Ayam Kampung yang Diberi Feed Suplemen Broiler Vita Zurahmah, Nani
Jurnal Pengembangan Penyuluhan Pertanian Vol 17, No 31 (2020): juli 2020
Publisher : UPPM Politekik Pembangunan Pertanian Yogyakarta Magelang (Polbangtan Yoma)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36626/jppp.v17i31.417

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui respon pertumbuhan ayam kampung umur 60 sampai 120 hari yang diberi pakan suplemen Broiler Vita melalui air minum. Dalam penelitian ini 40 ekor ayam kampung umur 60 hari dibagi menjadi dua kelompok yaitu 20 ekor ayam sebagai kelompok kontrol (tanpa pemberian Broiler Vita dalam air minum) dengan bobot badan 704,5 ± 64,2 g dan 20 ekor ayam sebagai kelompok perlakuan (ditambah Broiler Vita dalam air minum) dengan berat badan 706,0 ± 66,8 g. Ayam penelitian ini ditimbang pada 120 hari dan pertambahan bobot badan hariannya dihitung dari umur 60 sampai 120 hari. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan uji t dua sampel independen pada tingkat signifikansi 95%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bobot badan 120 hari pada kelompok kontrol dan perlakuan berturut-turut adalah 1499 ± 204 g dan 1562 ± 245 g, sedangkan pertambahan bobot badan harian umur 60 sampai 120 hari pada kelompok kontrol dan perlakuan berturut-turut 13,23 ± 2,98 g dan 14,27 ± 3,48 g. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bobot badan 120 hari dan pertambahan bobot badan harian 60 sampai 120 hari pada kelompok perlakuan tidak lebih tinggi (P> 0,05) dibandingkan ayam kelompok kontrol pada penelitian ini. Variasi genetik yang tinggi dari ayam kampung diduga sebagai faktor yang menyebabkan pemberian feed suplemen Broiler Vita tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap pertumbuhannya.
PENDUGAAN BOBOT BADAN CALON PEJANTAN SAPI BALI MENGGUNAKAN DIMENSI UKURAN TUBUH Nani Zurahmah; Enos The
Buletin Peternakan Vol 35, No 3 (2011): Buletin Peternakan Vol. 35 (3) Oktober 2011
Publisher : Faculty of Animal Science, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21059/buletinpeternak.v35i3.1088

Abstract

Penelitian bertujuan untuk menemukan penduga terbaik bagi bobot badan (BB) calon pejantan (jantan muda) sapi Bali dari dimensi ukuran tubuhnya: lingkar dada (LD), panjang badan (PB) dan tinggi badannya (TB). Tiga puluh satu calon pejantan sapi Bali (umur 1,5 sampai 2 tahun) digunakan dalam penelitian ini. Analisis Best Subsets Regression digunakan untuk menemukan model pendugaan bobot badan terbaik bagi calon pejantan sapi Bali. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lingkar dada merupakan penduga bobot badan terbaik bagi calon pejantan sapi Bali bila pendugaan dilakukan hanya menggunakan satu peubah bebas, melalui formula: BB = 2,62 LD – 192. Bila pendugaan bobot badan tersebut menggunakan dua peubah bebas, maka lingkar dada dan panjang badan calon pejantan sapi Bali merupakan penduga terbaik, melalui formula: BB = 2,36 LD + 0,78 PB – 236. Pendugaan bobot badan calon pejantan sapi Bali umur 1,5 sampai 2 tahun menggunakan tiga peubah bebas (LD, PB, dan TB), dapat dilakukan menggunakan formula berikut: BB = 2,30 LD + 0,733 PB + 0,139 TB – 237, namun akan jauh lebih efisien dan efektif bila pendugaan bobot badan tersebut menggunakan formula: BB = 2,36 LD + 0,78 PB – 236, karena tingkat akurasi formula tersebut lebih baik. Formula-formula tersebut sangat baik diaplikasikan pada peternakan tradisional di suatu wilayah dalam rangka memilih calon pejantan yang baik untuk wilayah tersebut.(Kata kunci: Calon pejantan sapi Bali, Bobot badan, Dimensi ukuran tubuh)
Tingkah Laku (Behavior) Ayam Kampung Super yang Diberikan Fitobiotik dengan Teknologi Nanoenkapsulasi dari Minyak Buah Merah (Pandanus conoideus) Jumriani Herpina Andira; Nani Zurahmah; Maria Herawati
Journal of Livestock Science and Production Vol 5, No 1 (2021): Journal of Livestock Science and Production
Publisher : Universitas Tidar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31002/jalspro.v5i1.5631

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kesejahteraan ayam kampung super yang diberikan fitobiotik dengan teknologi nanoenkapsulasi dari minyak buah merah (Ipandanus Conoideus) tentang pemanfaatan minyak buah merah sebagai fitobiotik pengganti antibiotic,. Antibiotik yang merupakan growth promotor selama ini digunakan oleh peternak untuk meningkatkan kinerja pertumbuhan dan kesehatan ayam. penggunaan antibiotik dapat meninggalkan residu resistensi pada produk peternakan dan apabila dikonsumsi oleh manusia maka akan menyalurkan residu. Salah satu alternatif untuk menggantikan antibiotik sebagai growth promotor yang aman dan tanpa meninggalkan residu pada ternak dan produknya adalah dengan menggunakan hasil tanaman atau yang sering dikenal dengan nama fitobiotik Penelitian ini dilaksanakan untuk memanfaatkan potensi sumber daya alam yang menjadi ciri khas papua yaitu buah merah, agar bisa di manfaatkan dan bisa menjadi peluang usaha yang sangat baigus bagi peternak untuk  dan melihat tingkah laku ayam yang diberikan fitobiotik dengan teknologi nanoenkapsulasi Formula penelitian teknologi nanoenkapsulasi di campurkan pada 500ml air dengan beberapa perlakuan yaitu : P0 : air tanpa adiktif, P2 : air + minyak buah merah 2,5%, P2 : air + 2,5% nanoenkapsulasi minyak buah merah, P3 : air + 5% nanoenkapsulasi minyak buah merah, P4 : air + 10% nanoenkapsulasi minyak buah merah. Pada penelitian ini dapat dilihat bahwa pemberian fitobiotik dengan menggunakan teknologi nanoenkapsulasi tidak mengurangi tingkat kesejahteraan unggas. Dan perlakuan terbaik yaitu P2 (air + 12,5 ml Fitobiotik Nanoenkapsulasi Minyak Buah merah)
Pengaruh Pemberian Fermentasi Buah Maja (Aegle marmelos) sebagai Probiotik untuk Pertumbuhan Ayam Kampung Di Kampung Udapi Hilir Distrik Prafi Kabupaten Manokwari Provinsi Papua Barat Susan Carolina Labatar; Agus Supriyanto; Nani Zurahmah
Journal of Livestock Science and Production Vol 5, No 1 (2021): Journal of Livestock Science and Production
Publisher : Universitas Tidar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31002/jalspro.v5i1.5632

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian fermentasi buah maja sebagai probiotik untuk pertumbuhan ayam kampung yang diaplikasikan dalam air minum sabagai bahan untuk meningkatkan pertumbuhan ayam kampung. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap pola searah dengan 3 perlakuan dan 6 ulangan untuk tiap perlakuan dengan jumlah 36 ekor ayam kampung. Setiap ulangan terdiri dari 2 ekor ayam kampung sebagai unit percobaan. Perlakuan terdiri dari P0 = pakan BR 2 + minum: air biasa, P1 = pakan BR 2 + 10% air minum fermentasi maja, dan P2 + 15% air minum fermentasi maja. Hasil pengaruh pemberian fermentasi buah maja sebagai probiotik menunjukan bahwa perlakuan tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap konsumsi pakan, konsumsi air minum,  bobot badan dan FCR (Feed Convertion Ratio). Terjadi peningkatan pada konsumsi air minum yang telah di berikan fermentasi buah maja diduga mempengaruhi sistem pencernaan pada ayam kampung yang mana fermantasi buah maja ini juga berfungsi sebagai probiotik yang mampu memperbaiki kondisi pencernaan pada ayam kampung.
PENGAMATAN PERTUMBUHAN KAMBING PERANAKAN ETAWAH YANG DIPELIHARA INTENSIF DI KABUPATEN MANOKWARI Nani Zurahmah
Jurnal Ilmu Peternakan dan Veteriner Tropis (Journal of Tropical Animal and Veterinary Science) Vol. 8 No. 2 (2018): Jurnal Ilmu Peternakan dan Veteriner Tropis (Journal of Tropical Animal and Vet
Publisher : Fakultas Peternakan Universitas Papua

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30862/jipvet.v8i2.16

Abstract

This study aims to observe the growth of Peranakan Etawah goats (PE goat) that are maintained intensive in Manokwari regency. The research material used was 50 PE goats that were born from 42 parents. The research method used is suvei with case study technique. The sample of pregnant goat used was taken by purposive sampling. The observed variables were birth weight, body weight 90 days and daily weight gain of goats studied. Data on the results of the study were analyzed using the t-test to compare growth of the goats observed by type of birth (single vs twin) and sex (male vs female). The results of statistical analysis showed that birth weight (3.01 ± 0.44 kg) and body weight 90 days (9.09 ± 1.77 kg) in single-birth-type PE goats were higher (P <0.05) than birth weight ( 2.76 ± 0.44kg) and body weight of 90 days (8.07 ± 1.67kg) in twin goat birth type. However, the single birth weight of single-birthed PE goats (65.58 ± 17.53g) was statistically not different (P> 0.05) with the multiple births (58.96 ± 19.23g). Also known that birth weight (3.16 ± 0.47 kg) and body weight 90 days (9.22 ± 1.77 kg) in male PE goats was higher (P <0.05) than birth weight (2.68 ± 0.29kg) and body weight 90 days (8.27 ± 1.71kg) in the female. While the weight of male goat PE (64.26 ± 18.86g) was statistically not different (P> 0.05) with the female (62.18 ± 17.79g).
EFEK PEMUASAAN PADA MASA DARA TERHADAP POLA PRODUKSI TELUR DAN DISTRIBUSI WAKTU OVIPOSISI PADA BURUNG PUYUH: THE EFFECT OF FASTING AT GROWER PERIOD ON PATTERN OF EGG PRODUCTION AND DISTRIBUTION OF OVIPOSITION TIME IN JAPANESE QUAIL Nani Zurahmah
Jurnal Ilmu Peternakan dan Veteriner Tropis (Journal of Tropical Animal and Veterinary Science) Vol. 5 No. 1 (2010): JURNAL ILMU PETERNAKAN
Publisher : Fakultas Peternakan Universitas Papua

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The research is aimed to investigate the effect of fasting at grower period (3 to 6 week of age) on pattern of egg production and distribution of oviposition time in Japanese quail. Three hundreds and forty female of Japanese quails at 3 week of age were used in this research. The treatments were (1) without fasting or control, (2) skip-a-day fasting, (3) nighttime fasting: 18.00 p.m to 06.00 a.m.; and (4) daytime fasting: 06.00 a.m to 18.00 p.m. Data collected were age of the onset of laying (sexual maturity) until 12 weeks of age. The results showed that (1) the peak of egg production of control group was faster (10 weeks of age) and higher (89,3%) than the quails of groups fasting at grower period, but the peak of egg production was maintained longger than control group; (2) there was a fact that the egg production compensation was happened in fasting groups at grower period; (2) in quails group of daytime fasting at was grower period the distribution of oviposition time was relative smoother between periode observed: 12.00 – 18.00 p.m., 18.00 – 24.00 p.m. and 00.00 – 06.00 a.m., than other treatments.
PENGARUH PEMUASAAN TERHADAP UMUR PERMULAAN BERTELUR DAN BOBOT TELUR PERTAMA PADA BURUNG PUYUH (Coturnix coturnix japonica) Nani Zurahmah
Jurnal Penyuluhan Pertanian Vol 6 No 1 (2011)
Publisher : Politeknik Pembangunan Pertanian Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (36.01 KB) | DOI: 10.51852/jpp.v6i1.307

Abstract

This experiment was conducted to investigate the effect of fasting at grower period (3 to 6 weeks of age) on the onset of laying (sexual maturity age) and the first egg weight of Japanese quail (Coturnix coturnix japonica). Three hundred and forty female of Japanese quails at 3 week of age were used in this experiment. The treatments were P0 (without fasting or control), P1 (skip-a-day fasting), P2 (nighttime fasting: 18.00 p.m to 06.00 a.m.), and P3 (daytime fasting: 06.00 a.m to 18.00 p.m.). The fasting treatments affected significantly (P<0.01) on delaying the onset of laying (sexual maturity) (P0 = 40.6 days; P1 = 49.2 days; P2 = 45.3 days; P3 = 45.2 days), but did not affect the first egg weight (P0 = 8.8 g; P1 = 9.7 g; P2 = 8.8 g; P3 = 9.7 g).
Tingkah Laku (Behavior) Ayam Kampung Super yang Diberikan Fitobiotik dengan Teknologi Nanoenkapsulasi dari Minyak Buah Merah (Pandanus conoideus) Jumriani Herpina Andira; Nani Zurahmah; Maria Herawati
Journal of Livestock Science and Production Vol 5, No 1 (2021): Journal of Livestock Science and Production
Publisher : Universitas Tidar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31002/jalspro.v5i1.5631

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kesejahteraan ayam kampung super yang diberikan fitobiotik dengan teknologi nanoenkapsulasi dari minyak buah merah (Ipandanus Conoideus) tentang pemanfaatan minyak buah merah sebagai fitobiotik pengganti antibiotic,. Antibiotik yang merupakan growth promotor selama ini digunakan oleh peternak untuk meningkatkan kinerja pertumbuhan dan kesehatan ayam. penggunaan antibiotik dapat meninggalkan residu resistensi pada produk peternakan dan apabila dikonsumsi oleh manusia maka akan menyalurkan residu. Salah satu alternatif untuk menggantikan antibiotik sebagai growth promotor yang aman dan tanpa meninggalkan residu pada ternak dan produknya adalah dengan menggunakan hasil tanaman atau yang sering dikenal dengan nama fitobiotik Penelitian ini dilaksanakan untuk memanfaatkan potensi sumber daya alam yang menjadi ciri khas papua yaitu buah merah, agar bisa di manfaatkan dan bisa menjadi peluang usaha yang sangat baigus bagi peternak untuk  dan melihat tingkah laku ayam yang diberikan fitobiotik dengan teknologi nanoenkapsulasi Formula penelitian teknologi nanoenkapsulasi di campurkan pada 500ml air dengan beberapa perlakuan yaitu : P0 : air tanpa adiktif, P2 : air + minyak buah merah 2,5%, P2 : air + 2,5% nanoenkapsulasi minyak buah merah, P3 : air + 5% nanoenkapsulasi minyak buah merah, P4 : air + 10% nanoenkapsulasi minyak buah merah. Pada penelitian ini dapat dilihat bahwa pemberian fitobiotik dengan menggunakan teknologi nanoenkapsulasi tidak mengurangi tingkat kesejahteraan unggas. Dan perlakuan terbaik yaitu P2 (air + 12,5 ml Fitobiotik Nanoenkapsulasi Minyak Buah merah)