Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search
Journal : Jurnal Syntax Imperatif : Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan

Transformasi Makna Sabar Bagi Terapis (Studi Fenomenologis di Yayasan Budi Mulya Kecamatan Cililin Kabupaten Bandung Barat) Saepulloh Saepulloh
JURNAL SYNTAX IMPERATIF : Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan Vol 1 No 4 (2020): Jurnal Syntax Imperatif : Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan
Publisher : Rifa'Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36418/syntax-imperatif.v1i4.46

Abstract

Autis adalah anak yang memiliki hambatan dalam proses sosial, komunikasi, perilaku dan bahasa. Setiap anak autis memiliki kondisi yang berbeda-beda, untuk kondisi autis berat memiliki perilaku tantrum yang berlebihan, yaitu sering menunjukkan perilaku negatif pada orang-orang di sekitarnya terutama pada para terapis. Oleh sebab itu, dalam mendidik anak autis dibutuhkan kesabaran yang ekstra. Sebagaimana fenomena yang peneliti temukan di YayasanBudi Mulya menunjukkan bahwa beberapa terapis sering mendapatkan perlakuan negatif dari anak-anak autis yang diterapinya. Adapun beberapa bentuk perilaku negatif yaitu meninju, memukul dan mancakar terapis. Untuk itu penelitian ini bertujuan untuk memahami signifikasi sabar bagi masing-masing para terapis. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif-fenomenologis. Fenomenologi menekankan pengalaman subjektifitas atau pandangan berfikir yang menekankan pada pengalaman- pengalaman subjektif manusia dan interpretasi-interpretasi dunia subyek. Peneliti menggunakan empat subyek yaitu terapis yang bekerja diYayasan Budi Mulya Kecamatan Cililin Kabupaten Bandung Barat. Metode pengumpulan data menggunakan wawancara mendalam, observasi dandokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa subjek memaknai sabar: (1) menerima semua kondisi, muncul perilau sabar berawal dari rasa sayang dan ketulusan serta tetap tenang dalam menghadapi perilaku anak autis. (2) menerima dengan ikhlas apapun ujian yang Allah berikan dan selalu berprasangka baik (husnudzon) terhadap semua masalah. (3) dapat menahan diri dan emosi atas perilaku negatif dari anak-anak autis, misalnya saat mereka refleks memukul ataupun melakukan hal negatif lainnya yang dapat menyakiti fisik terapis, untuk tidak membalas perlakuan tersebut. (4) dapat mengatur emosi dengan cara berusaha menekan egonya.
Pola Didik Orangtua dalam Pembinaan Akhlak Anak (Studi Kasus pada Orangtua Single Parent di Kecamatan Haurgeulis) Saepulloh Saepulloh
JURNAL SYNTAX IMPERATIF : Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan Vol 2 No 1 (2021): Jurnal Syntax Imperatif : Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan
Publisher : Syntax Corporation Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36418/syntax-imperatif.v2i1.65

Abstract

Tulisan ini mengkaji pola didik orang tua dalam pembinaan akhlak. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dan objek penelitian adalah sebagian keluarga di salah satu kabupaten yang ada di Jawa Barat, dimana keluarga yang memenuhi keriteria yaitu keluarga yang “utuh”, dan memiliki anak usia sekolah yang berakhlakul karimah dan disiplin, keluarga single parent dan keluarga “tidak utuh” serta memiliki anak sekolah yang kurang berakhlak baik dan tidak disiplin diri. Data yang terkumpul dianalisis secara reduktif fenomenologis dan editik selama pengumpulan data berlangsung. Kegiatan meliputi mereduksi data, menyajikan data, menarik kesimpulan, dan melaksanakan verifikasi. Dalam mereduksi data pada penelitian ini, penulis melakukan upaya untuk “kembali” kepada yang telah ada terdahulu. Hasil penelitian menunjukan bahwa sebagian besar orang tua cenderung mendidik anak-anak mereka dengan pola otoriter, namun demikian sebagian dari mereka juga menggunakan pola didik demokratis dan bebas. Demikian juga sebagian besar orang tua melakukan pembinaan akhlak kepad anak-anaknya, namun demikian, sebagian dari mereka juga kurang dalam membina akhlak anak-anaknya. Dari hasil analisis penelitian ini dapat disingkapkan sruktur dasar yang membuat anak-anak memiliki dan mengembangkan akhlak yang mulia merupakan kesatuan utuh dari masing-masing pembinaan orang tua. Hubungan pola didik orang tua dalam pembinaan akhlak anak dengan tingkatan apresiasi anak berdasarkan kata hati, nalar dan naluri terjadi karena pasang surutnya kewibawaan dan kepercayaan terhadap orang tua dapat menggetarkan dawai kata hatinya sehingga kewibawaan dan kepercayaan orang tua memiliki medan pesona mental roundrtrip secara psikologis dan emosional, serta nilai-nilai agama harus bermakna secara ekumeni transendentaldalam kerangka hubungan dengan Allah dan sesama manusia.
Penerapan Teori Behaviorisme dalam Membentuk Karakter Disiplin Anak Usia Dini Saepulloh Saepulloh
JURNAL SYNTAX IMPERATIF : Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan Vol. 4 No. 6 (2024): Jurnal Syntax Imperatif: Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan
Publisher : Syntax Corporation Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36418/syntax-imperatif.v4i6.329

Abstract

Pendidikan anak usia dini merupakan momen tepat yang tidak akan terulang lagi dalam kehidupan manusia, hal tersebut untuk membekali dan meningkatkan potensi yang dimiliki anak, serta dapat menumbuhakan rasa disiplin pada anak yang akan berkembang sampai dewasa. Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan (Library Research), yang berarti menggunakan buku-buku, artikel jurnal, dan dokumen lain sebagai sumber data. Filsafat behaviorisme menganggap perilaku individu sebagai proses hasil belajar yang dapat diubah sesuai dengan lingkungan belajar dan dibantu dengan kekuatan untuk mempertahankan perilaku pada hasil belajar yang sesuai. Oleh karena itu, belajar adalah mengambil pengetahuan yang sudah ada dan mengaitkannya dengan pengetahuan yang baru.