Claim Missing Document
Check
Articles

Found 27 Documents
Search

PENGGUNAAN BERBAGAI JENIS MULSA DAN PEMUPUKAN TERHADAP INTENSITAS SERANGAN ORGANISME PENGGANGGU TANAMAN DAN HASIL KACANG PANJANG (Vigna sinensi L.) Anan Pamuji; Insan Wijaya; Bejo Suroso
AGRITROP Vol 16, No 1 (2018): Agritrop : Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32528/agr.v16i1.1557

Abstract

Teknik  budidaya tanaman kacang panjang saat ini yaitu teknik budidaya menggunakan mulsa. Mulsa adalah material penutup tanah pada tanaman  budidaya dimaksudkan untuk menjaga kelembaban tanah , menekan pertumbuhan gulma dan melindungi dari serangan OPT  (Organisme pengganggu tanaman) sehingga tanaman dapat tumbuh dengan baik, Untuk mendapatkan hasil tanaman budidaya yang maksimal pemberian pupuk juga harus dilakukan. Penggunaan berbagai jenis mulsa dan pupuk diharapkan dapat berpengaruh terhadap intensitas serangan OPT dan hasil  tanaman kacang panjang. Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Jember, Jl.Karimata, Kabupaten Jember, ,Pada tanggal 10 November 2017 sampai dengan 14 Februari 2018.  Metode penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok Faktorial. Ada 2 faktor,  faktor 1 jenis mulsa terdiri dari (M1) tanpa mulsa, (M2) mulsa kacang tanah ,(M3) mulsa plastik (M4) mulsa jerami . Faktor 2 Jenis pupuk; (P1) NPK Phonska, (P2) Urea,SP36,KCl, (P3) ZA, SP36, KCl. Hasilnya menunjukkan bahwa mulsa plastik berpengaruh sangat baik terhadap intentensitas kerusakan pada daun, kepadatan populasi hama, total jumlah buah sehat dan berat panen pertanaman, Jenis pupuk tidak berpengaruh terhadap intensitas serangan daun dan hasil tanaman. Interaksi penggunaan mulsa plastik dan pupuk NPK phonska memberikan pengaruh yang baik terhadap variabel total jumlah buah yang sehat.
EFIKASI PUPUK ORGANIK CAIR (POC) BUAH PEPAYA (Carica papaya L.) TERHADAP PRODUKTIVITAS TANAMAN MENTIMUN (Cucumis sativus L.) Rijalul Fikri Al Mubarok; Bagus Tripama; Bejo Suroso
AGRITROP Vol 17, No 1 (2019): Agritrop: Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32528/agritrop.v17i1.2189

Abstract

Mentimun (Cucumis sativus L.) merupakan sayuran yang banyak dikonsumsi masyarakat karena merupakan sumber gizi, vitamin dan mineral yang dibutuhkan tubuh serta memiliki berbagai manfaat untuk kesehatan manusia, Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh pemberian POC buah pepaya (Carica papaya L.) terhadap pertumbuhan dan produktivitas tanaman mentimun (Cucumis sativus L.). Penelitian dilaksanaan di Desa Kedungrejo, Kecamatan Rowokangkung, Kabupaten Lumajang. Waktu 3 bulan mulai Desember 2018 sampai  Februari 2019, dengan ketinggian tempat +60 meter di atas permukaan laut. Rancangan yang digunakan  rancangan Acak Kelompok Non Faktorial  dengan satu faktor diulang 3 kali, yaitu dosis POC pepaya , terdiri dari 10 taraf yaitu P0 : Kontrol, P1 : 10ml/l, P2 : 20 ml/l, P3 : 30 ml/l, P4 : 40 ml/l, P5 : 50ml/l, P6 : 60 ml/l, P7 : 70 ml/l, P8 : 80 ml/l, P9 : 90 ml/l. Hasil penelitian menunjukkan perlakuan dosis POC pepaya berpengaruh nyata pada variabel pengamatan tinggi tanaman umur 14 hst dan panjang buah mentimun. Berpengaruh sangat nyata pada diameter buah, jumlah buah per tanaman, jumlah buah per plot, berat buah per tanaman, berat buah per plot. Tidak berpengaruh nyata pada, berat berangkasan basah, dan berat berangkasan kering tanaman mentimun.
Pembuatan Pakan Alternatif Ternak Sapi Melalui Fer-mentasi Gedebog Untuk Cadangan Musim Kemarau Syamsul Hadi; Henik Prayuginingsih; Bejo Suroso; Oktarina Oktarina; Taufiq Timur Warisaji
JIWAKERTA: Jurnal Ilmiah Wawasan Kuliah Kerja Nyata Vol 3, No 1 (2022): Juni
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32528/jiwakerta.v3i1.8041

Abstract

Permintaan akan daging ternak sapi pada tahun 2021 ini cenderung semakin banyak sejalan dengan bertambahnya laju pertumbuhan penduduk di Kabupaten Bondowoso yang mencapai  sebesar 0,52 persen. Pada tahun yang sama  jumlah ternak sapi di Kabupten Bondowoso sebanyak 234.300 ekor dan sebagian berada di Kecamatan Pakem yaitu sebanyak 9.214 ekor yang tersebar salah satunya di Desa Pakem dengan jumlah sekitar lebih dari 700 ekor. Kondisi ini tentunya membutuhkan ketersediaan pakan ternak yang cukup memadai agar pertumbuhan dan perkembangan ternak sapi akan berlangsung normal, terutama pada saat musim kemarau.  Oleh karena itu, tujuan program pengabdian pada masyarakat ini secara ekonomi untuk meningkatkan keuntungan dan efisiensi biaya produksi ternak sapi. Metode pelaksanaan ini berupa rekayasa teknologi dan sosial melalui pelatihan dengan pendekatan partisipatif  dan pendampingan. Pelatihan dimaksud adalah berupa pelatihan pada aspek teknis pembuatan pakan alternatif  fermentasi gedebog dan  manajemen pakan. Proses  pendampingan kepada mitra peternak bertujuan untuk menjamin terlaksananya program sesuai pedoman dan tercapainya  indikator keberhasilan program. Hasil evaluasi di lapangan menunjukkan tingkat keberhasilan program dengan uraian sebagai berikut: a) rata-rata perkembangan produksi (bobot kambing) per bulan mencapai 21,99%, b) efisiensi biaya produksi penggemukan ternak sebelum program (1,21) sesudah program (1,90), dan  tingkat keuntungan sesudah pelaksanaan program naik sebesar 91.31%, dan c) mitra  tidak kesulitan untuk memberikan pakan ternak rumput pada musim kemarau, karena  cukup hanya dengan satu sampai dua kali per minggu, sehingga dapat  mengurangi waktu untuk mencari rumput pada musim penghujan sebesar ± 35%. 
Pendampingan Pengelolaan Kotoran Hewan Menjadi Pupuk Organik Dan Biogas Di Dusun Tetelan Desa Seputih Kecamatan Mayang Kabupaten Jember Syamsul Hadi; Bejo Suroso; Insan Wijaya; Abdul Jalil
JIWAKERTA: Jurnal Ilmiah Wawasan Kuliah Kerja Nyata Vol 2, No 2 (2021): Desember
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (683.246 KB) | DOI: 10.32528/jiwakerta.v2i2.6734

Abstract

Kawasan kecamatan pinggira Kota Jember pada tahun 2019 memiliki kepadatan penduduk rata- rata 1200 jiwa/km2  dengan pekerjaan rutin sebagai petani sapi memiliki masalah dalam pengelolaan kotorannya. Maka akumulasi kotoran sapi yang banyak akan menimbulkan dampak baik dari segi sosial maupun kesehatan. Kesehatan menimbulkan rawan penyakit, dari segi sosial menimbulkan bau, ketidaknyamanan dan lainnya. Solusi yang diberikan adalah merancang pembuatan pupuk organik bokashi dan biogas skala kecil yang memiliki dua fungsi, yaitu fungsi mengurangi kotoran sapi dan memberikan nilai tambah. Mengurangi kotoran sapi artinya volumenya berkurang dan baunya juga berkurang sehingga potensi menimbulkan penyakit dapat diminimalisir. Adapun nilai tambahnya adalah menghasilkan gas yang kemudian dapat dimanfaatkan untuk memasak sehingga mengurangi biaya pembelian gas elpiji bagi para petani. Selain itu, manfaat lainnya adalah petani tidak perlu mengeluarkan modal untuk pembelian pupuk kimia (sistesis) karena kotoran ternaknya juga menghasilkan pupuk organik yang dapat mengembalikan kesuburan lahan yang selama ini sudah mengalami degradasi. Tahapan kegiatan meliputi pembuatan rancangan tabung biogas, pembuatan tabung biogas, pelatihan dan pendampingan, monitoring dan evaluasi. 
Budidaya Kelinci Sistem Kandang Ranch semi Baterai serta Pemanfaatan Limbah Kelinci pada Pertanian di Desa Pontang Kecamatan Ambulu Kabupaten Jember Atok Ainur Ridho; Insan Wijaya; Bejo Suroso; Oktarina Oktarina
JIWAKERTA: Jurnal Ilmiah Wawasan Kuliah Kerja Nyata Vol 3, No 2 (2022): Desember
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32528/jiwakerta.v3i2.9134

Abstract

Ranting Muhammadiyah Pontang adalah salah satu wadah dan pengembangan masyarakat di desa Pontang, Kecamatan Ambulu Kabupaten Jember yang bergerak khususnya dalam bidang keagamaan. Kegiatan yang diarahkan pada tumbuhnya kewirausahaan bagi para anggota Ranting Muhammadiyah Pontang belum banyak dilakukan. Wilayah desa Pontang sebagai daerah pertanian dan memiliki jumlah  masyarakat usia produktif yang banyak memiliki potensi untuk mengembangkan suatu usaha berbasis sumber daya lokal. Kegiatan pengabadian yang dilakukan oleh tim ini bertujuan mengembangkan keterampilan masyarakat Ranting Muhammadiyah Pontang melalui budidaya kelinci sistem kandang ranch semi batrai serta pemanfaatan limbah kelinci pada pertanian. Bentuk kegiatan ini berupa penyuluhan dan pelatihan Budidaya kelinci sistem kandang ranch semi baterai serta pemanfaatan kotoran limbah sebagai penyedia unsur hara tanaman pertanian, serta manajemen pemasaran. Kegiatan penyuluhan dilakukan dengan metode ceramah tentang potensi Masyarakat untuk berwirausaha, potensi limbah kelinci menjadi material yang bernilai ekonomis dan sistem perkandangan yang ideal dan efektif dalam budidaya kelinci. Sementara pelatihan ditekankan pada teknik perkandangan dan budidaya.   Setelah kegiatan pelatihan selesai kemudian dilakukan kegiatan pendampingan sampai perserta pelatihan yaitu Ranting Muhammadiyah Pontang mampu menjalankan materi pelatihan. Hasil kegiatan yang diperoleh adalah Ranting Muhammadiyah mendapatkan pengetahuan tentang sistem perkandangan kelinci yang ideal, manajemen pemasaran,  manajemen pemeliharaan kelinci yang benar, serta mampu memahami dan memanfaatkan limbah kelinci sebagai asupan nutrisi pada tanaman pertanian serta terbentuknya   usaha produk anakan kelinci dan daging kelinci dan kedepan memiliki produk olahan berbasis bahan baku daging kelinci.
Pemanfaatan Potensi PGPR Dari Akar Bambu Dan Pemberian Pupuk Kandang Sapi Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Kedelai Edamame (Glycin max (L.) Merrill) Frestika Wanantari; Bejo Suroso; Insan Wijaya
AGRITROP Vol 20, No 2 (2022): Agritrop: Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32528/agritrop.v20i2.8586

Abstract

Permasalahan yang timbul dari budidaya kedelai Edamame yaitu pengembangannya sangat padat modal dengan masukan yang tinggi baik pupuk, pestisida dan bahan lain-lainnya, sehingga hal ini mengakibatkan biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi sangat tinggi dan produk yang dihasilkan dimungkinkan mengandung residu kimia yang tinggi. Selain itu, produksi yang kurang maksimal serta kesuburan tanah yang kurang membuat produksi hasil edamame rendah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh konsentrasi PGPR, dosis pupuk kandang sapi, dan interaksi antara konsentrasi PGPR dan dosis pupuk kandang sapi terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman kedelai edamame (Glycin max (L.) Merrill). Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2021 – Januari 2022 di Lahan Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Jember. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok Faktorial (RAKF) yang terdiri dari dua faktor. Dua faktor tersebut yaitu konsentrasi PGPR (P) dalam 4 taraf, yaitu : P0 = 0 ml/lt, P1 = 40 ml/lt, P2 = 80 ml/lt, P3 = 120 ml/lt dan dosis pupuk kandang sapi (K) dalam 3 taraf, yaitu K0 = 0 gr/plot, K1 = 4000 gr/plot, K3 = 6000 gr/plot yang masing – masing diulang 3 kali. Hasil penelitian menunjukkan perlakuan konsentrasi PGPR dan dosis pupuk kandang sapi berpengaruh terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman edamame, dan terdapat interaksi antara perlakuan konsentrasi pemberian PGPR dan dosis pemberian pupuk kandang sapi
PENGUJIAN MUTU PERKECAMBAHAN DAN BIBIT TIGA JENIS KOPI (Coffea sp.) PADA BEBERAPA KOMBINASI TEKNIK PEMATAHAN DORMANSI Yudha Hermawan; Bejo Suroso; Insan Wijaya; Ari Wibowo
Agrika Vol 17, No 1 (2023)
Publisher : Badan Penerbitan Universitas Widyagama Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31328/ja.v17i1.4581

Abstract

ABSTRAK Tanaman kopi (Coffea sp.) menjadi komoditas ekspor unggulan yang dilestarikan oleh Indonesia karena memiliki nilai ekonomis bernilai tinggi di pasaran dunia. Saat proses budidaya kopi sering terjadi pada biji yang mengalami dormansi atau masa istirahat sehingga sulit dapat berkecambah meskipun ditempatkan pada situasi yang ideal. Perlu dilakukan pemberian perlakuan teknik pemecahan dormasi untuk mempercepat proses perkecambahan. Penelitian bertempat di Laboratorium Pemuliaan Tanaman Puslitkoka. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap Faktorial (RALF) yang terdiri dari 2 faktor. Faktor pertaman tiga jenis kopi (Coffea sp.) terdiri dari J1 (Arabika), J2 (Robusta), J3 (Liberika).Faktor kedua adalah beberapa kombinasi teknik pematahan dormansi T0 (kontrol), T1 (Giberelin 100 ppm), T2 (Suhu 40ºC + Giberelin 100 ppm), T3 (H2SO4 + giberelin 100 ppm), T4 (KNO3 + Giberelin 100 ppm). Hasil penelitian menunjukkan bahwa Interaksi jenis benih kopi dan teknik pematahan dormansi berpengaruh nyata terhadap waktu perkecambahan dan indeks vigor benih, tetapi tidak berpengaruh nyata pada indeks mutu bibit kopi. Perlakuan J1T4 (kopi Arabika yang diberi perlakuan KNO3 + giberelin 100 ppm) merupakan perlakuan terbaik pada parameter waktu perkecambahan dan indeks vigor benih, berturut-turut sebesar 4,8 hari dan 614,0.  Indeks mutu bibit kopi Liberika (J3) memiliki nilai tertinggi yaitu 0,034 sedangkan terendah pada kopi Arabika (J1) yaitu 0,016.  ABSTRACT The coffee plant (Coffea sp.) is a leading export commodity which is conserved by Indonesia because it has high economic value in the world market. During the coffee cultivation process, seeds often experience dormancy or a resting period, making it difficult to germinate even if placed in an ideal situation. It is necessary to give dormancy breaking technique treatment to speed up the germination process. The research took place at the Puslitkoka Plant Breeding Laboratory. The study used a Completely Randomized Factorial Design (RALF) which consisted of 2 factors. The first factor was three types of coffee (Coffea sp.) consisting of J1 (Arabika), J2 (Robusta), J3 (Liberika). The second factor was several combinations of dormancy breaking techniques T0 (control), T1 (Giberelin 100 ppm), T2 (temperature 40ºC + Gibberellin 100 ppm), T3 (H2SO4 + gibberellin 100 ppm), T4 (KNO3 + Gibberellin 100 ppm). The results showed that the interaction between coffee seed types and dormancy breaking techniques had a significant effect on germination time and seed vigor index, but had no significant effect on coffee seedling quality index. The J1T4 treatment (Arabica coffee treated with KNO3 + gibberellin 100 ppm) was the best treatment in terms of germination time and seed vigor index parameters, respectively 4.8 days and 614.0. The Liberika coffee seed quality index (J3) has the highest value, namely 0.034, while the lowest is for Arabica coffee (J1), namely 0.016.
Respon Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Terung (Solanum melongena L.) Terhadap Pemberian Pupuk Oraganik CairAzolla (Azolla Pinata) Dan Pupuk P Moh Trio Candra Alfiandi; Hudaini Hasbi; Bejo Suroso
National Multidisciplinary Sciences Vol. 1 No. 2 (2022): Proceeding SEMARTANI 1
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (517.412 KB) | DOI: 10.32528/nms.v1i2.65

Abstract

Terong sangat digemari oleh masyarakat karena selain rasanya yang enak juga bisa dibuat dari asinan dan manisan terong serta dapat dijadikan sebagai sumber nutrisi untuk menunjang kesehatan masyarakat. Salah satu upaya untuk meningkatkan produksi tanaman terung adalah dengan perbaikan teknik budidaya yaitu dengan melakukan pemupukan. Penggunaan pupuk organik bisa menjadi solusi dalam mengurangi aplikasi pupuk anorganik yang berlebihan karena bahan organik mampu memperbaiki sifat fisika, kimia, dan biologi tanah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dosis POC azolla dan dosis pupuk P terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman terung. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dua faktor dan diulang 3 kali. Faktor pertama adalah dosis POC azolla: A0: 0 ml/tanaman, A1: 100 ml/tanaman, A2: 200 ml/tanaman, A3: 300 ml/tanaman. Faktor kedua adalah pupuk P anorganik: P1:22,2 g/m2 Sp36, P2: 27,75 g/m2 Sp36, dan P3: 33,3 g/m2 Sp36. Data dianalisis menggunakan ANOVA dan uji lanjut DMRT taraf 5%. Hasil penelitian menunjukkan perlakuan POC azolla dosis 200 ml/tanaman, dosis pupuk 27,75 g/m2 Sp36 merupakan perlakuan terbaik pada variabel pertumbuhan maupun produksi tanaman terung. Interaksi POC azolla dosis 200 ml/tanaman dengan pupuk anorganik P dosis 100 kg/ha merupakan interaksi terbaik di antara kombinasi perlakuan lainnya.
Invigorasi Osmoconditioning Terhadap Viabilitas Dan Vigor Benih Kedelai Varietas Biosoy 1 Dengan Masa Simpan Lebih Dari 6 (Enam) Bulan Niyah Nala Kumala Sari; Bejo suroso; Insan Wijaya
National Multidisciplinary Sciences Vol. 1 No. 2 (2022): Proceeding SEMARTANI 1
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (331.639 KB) | DOI: 10.32528/nms.v1i2.75

Abstract

Benih kedelai cepat mengalami kemunduran apabila disimpan pada kondisi lingkungan yang kurang menguntungkan. Invigorasi osmoconditioning merupakan salah satu teknik untuk memperbaiki mutu benih yang mengalami kemunduran. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh jenis larutan, lama proses invigorasi osmoconditioning serta interaksi antara jenis larutan dan lama proses invigorasi osmoconditioning dalam meningkatkan viabilitas dan vigor benih kedelai varietas Biosoy 1 dengan masa simpan lebih dari 6 ( enam) bulan. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan dua faktor yang diteliti yaitu lama perendaman (L) dan jenis larutan invigorasi osmoconditioning (J). Faktor pertama lama perendaman sejumlah 3 taraf yaitu 3 jam (L1) , 6 jam (L2), dan 9 jam (L3). Sedangkan faktor kedua jenis larutan invigorasi osmoconditioning sejumlah 3 taraf yaitu Aquades (J0), KNO3 3% (J1) dan PEG 6000 15% (J2). Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor tunggal lama perendaman pada proses invigorasi osmoconditioning, yaitu perendaman selama 3 jam memberikan hasil yang terbaik terhadap parameter viabilitas ( daya berkecambah) 50,00%. Faktor tunggal jenis larutan pada proses invigorasi osmoconditioning yaitu perendaman PEG 6000 15% memberikan hasil yang terbaik terhadap parameter viabilitas (daya berkecambah) 51,67% , kecepatan tumbuh 11,63%, keserempakan tumbuh 38,75% dan potensi tumbuh maksimum 67,50%. Untuk interaksi lama perendaman dengan jenis larutan , perlakuan perendaman PEG 6000 15% selama 3 jam memberikan nilai yang terbaik terhadap parameter potensi tumbuh maksimum yaitu sebesar 73,75 %. Sedangkan parameter panjang akar dan hypokotil menunjukkan berbeda tidak nyata
Pendugaan Nilai Heritabilitas Sorgum (Sorghum bicolor (L.) Moench) Lokal Jember Hasil Mutasi Sinar Gamma Akbar Rafsanjani; Iskandar Umarie; Bejo Suroso; Hidayah Murtiyaningsih; Laras Sekar Arum
National Multidisciplinary Sciences Vol. 2 No. 3 (2023): Proceeding SEMARTANI 2
Publisher : Universitas Muhammadiyah Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32528/nms.v2i3.302

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui tingkat keragaman genetik dan fenotip dari sorgum varietas lokal hasil mutasi sinar gamma. (2) Untuk mengetahui tingkat heritabilitas dari sorgum varietas lokal hasil mutasi sinar gamma. Dalam penelitian ini menggunakan rancangan acak kelompok (RAK) faktor tunggal yaitu genotipe sorgum lokal Jember hasil mutasi sinar gamma Faktor kedua yaitu dosis iradiasi sinar gamma. Hasil penelitian menunjukan nilai (KKG) dan (KKF) dari karakter agronomis tinggi tanaman, diameter batang, jumlah anakan, Panjang penikel, jumlah biji, berat total biji dan berat 1000 biji memiliki nilai yang tinggi, sedangkan umur berbunga dan jumlah daun memiliki nilai yang rendah. Karakter komponen hasil yang memiliki kriteria heritabilitas tinggi adalah tinggi tanaman, jumlah daun, diameter batang, umur berbunga, panjang penikel, berat 1000 biji, jumlah anakan dan jumlah biji sedangkan karakter berat total biji memiliki kriteria heritabilitas sedang. karakter yang memiliki nilai KKG dan heritabilitas tinggi lebih besar dipengaruhi oleh faktor genetik. Dengan demikian, penampilan fenotipe karakter tersebut akan terekspresi sebagai pengaruh genetik dan sedikit dipengaruhi lingkungan.