Gardha Rias Arsy
ITEKES Cendekia Utama Kudus

Published : 8 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

Penerapan APD (Alat Pelindung Diri) Lengkap Untuk Menunjang Kesehatan Dan Keselamatan Kerja di Pabrik Tahu “Rukun” Desa Dadirejo Kecamatan Margorejo Kabupaten Pati Gardha Rias Arsy; Anita Dyah Listyarini; Emma Setyo Wulan; Devi Setya Putri; Nila Putri Purwandari; Vera Fitriana; Serla Lidya; Eva Isyeh Wulandari
Jurnal Pengabdian Kesehatan Vol 5, No 2 (2022): Jurnal Pengabdian Kesehatan
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) STIKES Cendekia Utama Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31596/jpk.v5i2.224

Abstract

Kesehatan kerja adalah spesialisasi dalam ilmu kesehatan atau kedokteran beserta prakteknya yang bertujuan, agar pekerja atau masyarakat pekerja beserta memperoleh derajat kesehatan yang setinggi-tingginya, baik fisik, atau mental, maupun sosial, dengan usaha-usaha preventif dan kuratif, terhadap penyakit atau gangguan kesehatan yang diakibatkan faktor-faktor pekerjaan dan lingkungan kerja, serta terhadap penyakit-penyakit umum. Yang meliputi sasarannya yaitu manusia dan medisnya. Keselamatan kerja adalah keselamatan yang bertalian dengan mesin, pesawat, alat kerja, bahan, dan proses pengolahannya, landasan tempat kerja dan lingkungannya serta cara-cara melakukan pekerjaan. Keselamatan kerja menyangkut segenap proses produksi distribusi baik barang maupun jasa.  Penerapan penggunaan APD (Alat pelindung diri) penting dilakukan sebagai tanggung jawab pabrik untuk melindungi tenaga kerja dari bahaya keselamatan kerja dan kesehatan. APD tidak hanya digunakan pada petugas rumah sakit atau petugas kesehatan saja, namun setiap karyawan yang bekerja di area pabrik harus menggunaka APD juga. Pengggunaan alat perlindungan diri ini bertujuan untuk melindungi kulit atau badan dari kontak langsung dengan karyawan lain. Alat pelindung diri meliputi sarung tangan, masker, perlindungan mata, topi, gaun dan apron. Salah satu alat perlindungan diri yang digunakan untuk mencegah kontaminasi dengan yang lain adalah minimal penggunaan sarung tangan dan masker.
PENGALAMAN RESILIENSI PADA LANSIA PENYINTAS COVID 19 Gardha Rias Arsy; Nila Putri Purwandari
The Shine Cahaya Dunia Ners Vol 7, No 02 (2022): The Shine Cahaya Dunia Ners
Publisher : LPPM An Nuur Purwodadi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35720/tscners.v7i02.357

Abstract

Latar belakang: Penyintas covid 19 masih bergejala hingga lebih dari 60 hari setelah onset pertama muncul. Kondisi ini dikenal sebagai long covid. Terdapat banyak sekali lansia yang mengalami long covid dan menjadi penyintas covid 19. Para pasien lansia tersebut membutuhkan baik dukungan perawatan medis, perawatan paliatif, dukungan sosial serta spiritual. Pada proses perjalanan para lansia melawan corona virus tidak mudah. Banyak yang mengalami gangguan cemas, depresi, ketidakberdayaan, stres, trauma dan gangguan psikososial lainnya. Keadaan tersebut sering kali masih dirasakan meski mereka sudah dinyatakan sembuh. Perlunya perawatan paliatif berkelanjutan dan perawatan kesehatan mental untuk membangun resiliensi pada diri para pasien lansia. Resiliensi yang baik menjadi sistem pertahanan kesehatan jiwa pada pasien. Mereka yang memiliki resiliensi pada dirinya dapat menghadapi kesulitan hidup dengan tenang dan tetap sehat secara psikologis maupun fisik. Fenomena-fenomena dari para pasien lansia yang menjadi penyintas covid 19 dan memiliki resiliensi pada dirinya tidak dapat digambarkan secara kuantitatif, karena setiap pengalaman dari partisipan yang memiliki resiliensi secara psikologis berbeda satu dengan yang lainnyaMetode: Metode penelitian dengan menggunakan pendekatan studi fenomenologi interpretatif. Partisipan dalam studi fenomenologi interpretatif ini adalah 9 partisipan yang telah memenuhi kriteria dalam penelitian ini. Pelaksanaan penelitian ini menggunakan teknik analisis data Interpretative Phenomenology Analysis (IPA) dalam proses analisisnya. Partisipan dalam penelitian ini adalah Lansia Penyintas covid 19 yang sudah mengalami resiliensi. Pemilihan partisipan dalam penelitian ini menggunakan teknik purpose sampling sesuai dengan kriteria yang telah dipilih oleh peneliti.Hasil: Dalam penelitian ini menghasilkan 5 tema, diantaranya: Merasa trauma dengan pengalaman masa kritis covid 19, Berduka ditinggal berpulang pasangan hidup, Butuh waktu untuk dapat menerima keadaan, Menerima ketentuan Tuhan dengan terpaksa, Berusaha bnagkit dari keterpurukanKesimpulan: Berdasarkan hasil penelitian pada para lansia penyintas covid 19 dapat difahami bahwa tidak mudah mereka untuk dapat bangkit dari masa-masa sulit akibat pandemi covid 19. Banyak amarah, kekecewaan, stres, trauma, insomnia, hingga berduka karena kehilangan orang tercinta. Hal tersebut dapat dilampaaui oleh para partisipan lansia penyintas covid 19 karena adanya dukungan keluarga, dukungan masyarakat serta lingkungan sosial, pola pikir positif, rasa mencintai diri sendiri, serta keyakinan dan kekuatan spiritualiatas membentuk resiliensi.Kata Kunci : Resiliensi, Lansia, Long Covid, Penyintas Covid 19
PENGALAMAN RESILIENSI PADA LANSIA PENYINTAS COVID 19 Gardha Rias Arsy; Nila Putri Purwandari
The Shine Cahaya Dunia Ners Vol 7, No 02 (2022): The Shine Cahaya Dunia Ners
Publisher : Universitas An Nuur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35720/tscners.v7i02.357

Abstract

Latar belakang: Penyintas covid 19 masih bergejala hingga lebih dari 60 hari setelah onset pertama muncul. Kondisi ini dikenal sebagai long covid. Terdapat banyak sekali lansia yang mengalami long covid dan menjadi penyintas covid 19. Para pasien lansia tersebut membutuhkan baik dukungan perawatan medis, perawatan paliatif, dukungan sosial serta spiritual. Pada proses perjalanan para lansia melawan corona virus tidak mudah. Banyak yang mengalami gangguan cemas, depresi, ketidakberdayaan, stres, trauma dan gangguan psikososial lainnya. Keadaan tersebut sering kali masih dirasakan meski mereka sudah dinyatakan sembuh. Perlunya perawatan paliatif berkelanjutan dan perawatan kesehatan mental untuk membangun resiliensi pada diri para pasien lansia. Resiliensi yang baik menjadi sistem pertahanan kesehatan jiwa pada pasien. Mereka yang memiliki resiliensi pada dirinya dapat menghadapi kesulitan hidup dengan tenang dan tetap sehat secara psikologis maupun fisik. Fenomena-fenomena dari para pasien lansia yang menjadi penyintas covid 19 dan memiliki resiliensi pada dirinya tidak dapat digambarkan secara kuantitatif, karena setiap pengalaman dari partisipan yang memiliki resiliensi secara psikologis berbeda satu dengan yang lainnyaMetode: Metode penelitian dengan menggunakan pendekatan studi fenomenologi interpretatif. Partisipan dalam studi fenomenologi interpretatif ini adalah 9 partisipan yang telah memenuhi kriteria dalam penelitian ini. Pelaksanaan penelitian ini menggunakan teknik analisis data Interpretative Phenomenology Analysis (IPA) dalam proses analisisnya. Partisipan dalam penelitian ini adalah Lansia Penyintas covid 19 yang sudah mengalami resiliensi. Pemilihan partisipan dalam penelitian ini menggunakan teknik purpose sampling sesuai dengan kriteria yang telah dipilih oleh peneliti.Hasil: Dalam penelitian ini menghasilkan 5 tema, diantaranya: Merasa trauma dengan pengalaman masa kritis covid 19, Berduka ditinggal berpulang pasangan hidup, Butuh waktu untuk dapat menerima keadaan, Menerima ketentuan Tuhan dengan terpaksa, Berusaha bnagkit dari keterpurukanKesimpulan: Berdasarkan hasil penelitian pada para lansia penyintas covid 19 dapat difahami bahwa tidak mudah mereka untuk dapat bangkit dari masa-masa sulit akibat pandemi covid 19. Banyak amarah, kekecewaan, stres, trauma, insomnia, hingga berduka karena kehilangan orang tercinta. Hal tersebut dapat dilampaaui oleh para partisipan lansia penyintas covid 19 karena adanya dukungan keluarga, dukungan masyarakat serta lingkungan sosial, pola pikir positif, rasa mencintai diri sendiri, serta keyakinan dan kekuatan spiritualiatas membentuk resiliensi.Kata Kunci : Resiliensi, Lansia, Long Covid, Penyintas Covid 19
DUKUNGAN KELUARGA PADA PERAWATAN PASIEN GANGGUAN JIWA POST RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT Anita Dyah Listyarini; Tessa Wahyu Dana; Gardha Rias Arsy; Sri Hindriyastuti
The Shine Cahaya Dunia Ners Vol 8, No 02 (2023): The Shine Cahaya Dunia Ners
Publisher : Universitas An Nuur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35720/tscners.v8i02.401

Abstract

ABSTRAK Latar belakang: Gangguan jiwa sudah menjadi masalah yang sangat serius. Peran keluarga sangat dibutuhkan terhadap proses penyembuhan atau pengobatan pasien gangguan jiwa, karena seluruh pasien gangguan jiwa yang dalam perawatan wajib berada di tengah keluarga. Peran keluarga sebagai  pemberi  dukungan  sangat penting  dalam  menangani  serta  mencegah  gejala  kekambuhan  karena  mereka bertanggung  jawab  memberikan  perawatan  secara langsung kepada  pasien gangguan jiwa dalam segala situasi. Manajemen perawatan pasien gangguan jiwa tidak hanya bertujuan mencapai perbaikan klinis jangka pendek dan remisi jangka panjang tetapi juga mempertahankan fungsi fisik dan mental bersamaan dengan meningkatkan kualitas hidup serta pemulihan pasien. Fokus utama perawatan adalah memaksimalkan kualitas hidup, fungsi adaptif serta membantu pasien dalam mencapai tujuan hidup  pribadi  (dalam  pekerjaan,  perumahan  serta  hubungan pribadi Metode :Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif kuantitatif. Penelitian ini dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Tunjungan dengan jumlah sample sebanyak 98. Hasil: Menggunakan analisis deskriptif diperoleh 14,3% keluarga pasien gangguan jiwa memberikan dukungan yang kurang baik, sedangkan 52% keluarga memberikan dukungan yang cukup baik dan terdapat 33,7% pada kategori baik. Kesimpulan: keluarga yang memberikan dukungan keluarga untuk pasien gangguan jiwa post rawat inap di rumah sakit rata rata cukup baik. Saran dari peneliti agar keluarga tetap memberikan dukungan kepada anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa. 
GAMBARAN TINGKAT STRES PADA SANTRI BARU DI PONDOK PESANTREN ROUDLOTUSYSYUBBAN DESA TAWANGREJO WINONG PATI Siti Roihanah; Gardha Rias Arsy
Jurnal Profesi Keperawatan Vol 9, No 2 (2022): Jurnal Profesi Keperawatan
Publisher : Institut Teknologi Kesehatan Cendekia Utama Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31596/jprokep.v9i2.127

Abstract

ABSTRAKKewajiban santri untuk tinggal di pondok pesantren memaksa santri untuk menjalani gaya hidup yang berbeda dengan di rumah, beban santri tidaklah ringan, kegiatan santri di pondok pesantren sangat padat dan telah disesuaikan dengan peraturan yang ada dari bangun tidur hingga tidur kembali. Kehidupan yang beragam ini membuat para santri harus bisa meyesuaikan diri dengan kondisi lingkungan yang ada di pondok pesantren. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran tingkat stres pada santri baru dengan menggunkaan teknik pengambilan sampel yaitu total sampling dengan jumlah 40 responden menggunakan kuesioner. Hasil penelitian yang telah dilakukan pada 40 responden menunjukkan bahwa mayoritas santri baru mengalami gangguan stres dengan kategori berat yaitu sebesar 11 (27,5%) responden, kategori sedang yaitu sebanyak 8 (20,0%) responden dan dalam kategori tingkat stres sangat berat sebanyak 6 (15,0%) responden. Sehingga dari sini dapat disimpulkan bahwa tingkat sres santri baru di pondok pesantren Roudlotusysyubban adalah dalam tingkat berat yaitu sebesar 11 (27,5%) responden. Kata Kunci: Stres, Santri Baru, Pondok Pesantren. 
HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEIKUTSERTAAN VAKSIN COVID-19 PADA LANSIA DI DESA PASURUAN LOR KECAMATAN JATI KABUPATEN KUDUS Bayu Setyo Nugroho; Gardha Rias Arsy; Anita Dyah Listyarini; Sri Hindriyastuti
Jurnal Profesi Keperawatan Vol 10, No 1 (2023): Jurnal Profesi Keperawatan (JPK)
Publisher : Institut Teknologi Kesehatan Cendekia Utama Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31596/jprokep.v10i1.146

Abstract

ABSTRAKMasalah kesehatan yang membahayakan masyarakat saat ini adalah corona virus. Virus COVID-19 ditransmisikan antara orang ke orang melalui kontak erat dan percikan (droplet). Upaya untuk mencegah penularan covid adalah dengan vaksinasi. Pelaksanaan vaksin belum sesuai target pemerintah, dikarenakan persepsi masyarakat yang kurang baik tentang vaksin. Lansia dengan fisik yang sudah mulai menurun, membutuhkan tempat vaksinasi yang mudah, dekat dan terjangkau. Dukungan keluarga sangat penting dalam pelaksanaan vaksin covid 19. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan dukungan keluarga dengan keikutsertaan vaksin covid-19 pada Lansia di Desa Pasuruan Lor Kecamatan Jati Kabupaten Kudus. Jenis penelitian bersifat korelasional dengan desain potong lintang. Populasi penelitian ini adalah lansia yang menjadi target sasaran vaksin bulan September 2021 di Desa Pasuruan Lor Kecamatan Jati Kabupaten Kudus. Teknik sampling dengan purposive sampling sehingga besar sampel sebanyak 86 responden. Pengumpulan data dengan kuesioner. Analisa data secara statistik dengan analisis chi square. Hasil analisa chi square mendapatkan nilai p 0,000.  Terdapat hubungan signifikan antara hubungan dukungan keluarga dengan keikutsertaan vaksin covid-19 pada lansia di Desa Pasuruan Lor Kecamatan Jati Kabupaten Kudus pada taraf signifikansi 5%.Kata Kunci : Dukungan Keluarga, Vaksin, Covid 19, Lansia
ASPEK KUALITAS HIDUP DAN SPIRITUAL ORANG DENGAN HIV/AIDS (ODHA) YANG MENJALANI PERAWATAN PALIATIF: LITERATURE REVIEW Gardha Rias Arsy; Nila Putri Purwandari; Maulida Fatma Sari
Jurnal Profesi Keperawatan Vol 10, No 2 (2023): Jurnal Profesi Keperawatan (JPK)
Publisher : Institut Teknologi Kesehatan Cendekia Utama Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31596/jprokep.v10i2.165

Abstract

ABSTRAK Latar Belakang : HIV (Human immunodeficiency Virus) merupakan virus yang menyerang kekebalan  tubuh manusia, sedangkan AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome) adalah  sindrom kekebalan tubuh oleh infeksi HIV. Di Indonesia virus HIV/AIDS dianggap sebagai suatu aib, masyarakat lebih memilih menghindari ODHA bahkan berdampak hingga orang – orang terdekat ODHA seperti orang tua, saudara dan teman. Tujuan : Mengetahui aspek keperawatan paliatif komunitas yang berhubungan dengan kualitas hidup orang dengan HIV/AIDS (ODHA). Metode : Menganalisis artikel dan dilakukan penelusuran melalui google scholar, Journals SINTA, PubMed dengan menggunakan kata kunci “Paliatif HIV/AIDS”, “Keperawatan komunitas HIV/AIDS”, “Keperawatan HIV/AIDS”. Hasil : Pada penelitian ke 20 artikel, 10 artikel nasional dan 10 artikel internasional di atas menunjukkan beberapa aspek yang berhubungan dengan kualitas hidup orang dengan HIV/AIDS (ODHA). Kesimpulan : Jenis kelamin, tingkat pendapatan, lama diagnosis, durasi terapi ART, tingkat dukungan keluarga, tingkat stigma, tingkat depresi dan informasi yang berkaitan dengan HIV/AIDS, dapat mempengaruhi kualitas hidup ODHA.Kata  Kunci : Kualitas Hidup, HIV, AIDS
PENGARUH TERAPI TERTAWA TERHADAP PENURUNAN TINGKAT STRESS PADA MAHASISWA S1 KEPERAWATAN DI SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN CENDEKIA UTAMA KUDUS Sri Hindriyastuti; Gardha Rias Arsy; Emma Setiyo Wulan; Maretha Nuzula Fachrunnisa
Jurnal Profesi Keperawatan Vol 10, No 1 (2023): Jurnal Profesi Keperawatan (JPK)
Publisher : Institut Teknologi Kesehatan Cendekia Utama Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31596/jprokep.v10i1.142

Abstract

ABSTRAK Latar belakang: Terapi Tertawa merupakan metode terapi dengan menggunakan humor dan tawa untuk membantu individu menyelesaikan masalah, baik dalam bentuk gangguan fisik maupun gangguan mental. Penggunaan tawa dalam terapi akan menghasilkan perasaan lega pada individu. Ini disebabkan tawa secara alami menghasilkan pereda stres dan rasa sakitTujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh antara pemberian terapi tertawa dengan penurunan tingkat stress pada mahasiswa S1 Keperawatan tingkat akhir di STIKES Cendekia Utama KudusMetode: Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif menggunakan kuasi eksperiment dengan rancangan penelitian pre and post test design tanpa group kontrol. Sampel pada penelitian ini adalah sebanyak 17 responden.Hasil: Hasil penelitian uji Paired T-Test menunjukkan bahwa ada pengaruh antara terapi tertawa dengan penurunan tingkat stress pada mahasiswa dengan p value = 0,000.Simpulan: Ada pengaruh yang signifikan antara terapi tertawa dengan penurunan tingkat stress pada mahasiswa S1 Keperawatan di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Cendekia Utama Kudus. Kata Kunci: Terapi Tertawa, Tingkat Stress, Mahasiswa Tingkat Akhir