Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

Penerapan APD (Alat Pelindung Diri) Lengkap Untuk Menunjang Kesehatan Dan Keselamatan Kerja di Pabrik Tahu “Rukun” Desa Dadirejo Kecamatan Margorejo Kabupaten Pati Gardha Rias Arsy; Anita Dyah Listyarini; Emma Setyo Wulan; Devi Setya Putri; Nila Putri Purwandari; Vera Fitriana; Serla Lidya; Eva Isyeh Wulandari
Jurnal Pengabdian Kesehatan Vol 5, No 2 (2022): Jurnal Pengabdian Kesehatan
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) STIKES Cendekia Utama Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31596/jpk.v5i2.224

Abstract

Kesehatan kerja adalah spesialisasi dalam ilmu kesehatan atau kedokteran beserta prakteknya yang bertujuan, agar pekerja atau masyarakat pekerja beserta memperoleh derajat kesehatan yang setinggi-tingginya, baik fisik, atau mental, maupun sosial, dengan usaha-usaha preventif dan kuratif, terhadap penyakit atau gangguan kesehatan yang diakibatkan faktor-faktor pekerjaan dan lingkungan kerja, serta terhadap penyakit-penyakit umum. Yang meliputi sasarannya yaitu manusia dan medisnya. Keselamatan kerja adalah keselamatan yang bertalian dengan mesin, pesawat, alat kerja, bahan, dan proses pengolahannya, landasan tempat kerja dan lingkungannya serta cara-cara melakukan pekerjaan. Keselamatan kerja menyangkut segenap proses produksi distribusi baik barang maupun jasa.  Penerapan penggunaan APD (Alat pelindung diri) penting dilakukan sebagai tanggung jawab pabrik untuk melindungi tenaga kerja dari bahaya keselamatan kerja dan kesehatan. APD tidak hanya digunakan pada petugas rumah sakit atau petugas kesehatan saja, namun setiap karyawan yang bekerja di area pabrik harus menggunaka APD juga. Pengggunaan alat perlindungan diri ini bertujuan untuk melindungi kulit atau badan dari kontak langsung dengan karyawan lain. Alat pelindung diri meliputi sarung tangan, masker, perlindungan mata, topi, gaun dan apron. Salah satu alat perlindungan diri yang digunakan untuk mencegah kontaminasi dengan yang lain adalah minimal penggunaan sarung tangan dan masker.
PENERAPAN TERAPI SPIRITUAL EMOSIONAL FREEDOM TECHNIQUE (SEFT) UNTUK MENURUNKAN TEKANAN DARAH PADA LANSIA : STUDI LITERATUR Vera Fitriana; Luluk Cahyanti; Alvi Ratna Yuliana; Ulfin Nurjannah
JKM (Jurnal Kesehatan Masyarakat) Cendekia Utama Vol 11, No 1 (2023): JKM (Jurnal Kesehatan Masyarakat) Cendekia Utama
Publisher : STIKES Cendekia Utama Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31596/jkm.v11i1.1455

Abstract

Hipertensi merupakan salah satu penyakit gaya hidup kurang sehat yang paling umum terjadi. Hipertensi menjadi masalah kesehatan masyarakat utama di Indonesia dunia karena frekuensi  yang  tinggi dan berisiko. Penatalaksanaan hipertensi secara umum dengan menggunakan terapi farmakalogis dan nonfarmakologis. Pengobatan hipertensi farmakologi dengan menggunakan obat-obat anti hipertensi sering digunakan sebagai terapi dibandingkan pengobatan non farmakologi. Pengobatan non farmakologi salah satunya yaitu dengan terapi Spiritual Emosional Freedom Technique (SEFT) untuk menurunkan tekanan darah dimana terapi ini merupakan salah satu bentuk terpai pikiran tubuh yang berkembang dari terapi komplementer dan alternatif. Studi literatur ini untuk mengetahui penerapan Spiritual Emosional Freedom technique (SEFT) untuk menurunkan tekanan darah pada lansia. Metode dalam penulisan studi literatur ini dengan cara mencari beberapa jurnal penelitian yang dipublikasikan melalui data base elektronik. Data base yang digunakan adalah google cendekia. Pencarian jurnal dilakukan dengan mengumpulkan tema keperawatan holistik. Tahun penerbitan jurnal yang digunakan untuk dilakukan studi literatur  adalah tahun 2012 sampai tahun 2021. Hasil dari 5 literartur jurnal yang didapatkan bahwa ada pengaruh terapi Spiritual Emosional Freedom Technique (SEFT) dalam menurunkan tekanan darah pada lansia hipertensi. Kesimpulan yang didapatkan adalah adanya pengaruh terapi Spiritual Emosional Freedom Technique (SEFT) untuk menurukan tekanan darah pada lansia.Diharapkan terapi SEFT  ini dapat dijadikan alternative untuk menurunkan hipertensi pada lansia
PENERAPAN TEKNIK KOMPRES HANGAT BAWANG MERAH TERHAAP PENURUNAN SUHU TUBUH PENDERITA DEMAM THYPOID Vera Fitriana; Luluk Cahyanti; Mareta Maharani
Jurnal Profesi Keperawatan Vol 10, No 1 (2023): Jurnal Profesi Keperawatan (JPK)
Publisher : Institut Teknologi Kesehatan Cendekia Utama Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31596/jprokep.v10i1.136

Abstract

ABSTRAKKasus demam thypoid di Jawa Tengah cenderung naik turun. Pada tahun 2014 terdapat 17.606 kasus, tahun 2015 terdapat 13.397 kasus, pada tahun 2016 menjadi 24.071 kasus. Kasus demam thypoid sendiri di Puskesmas Keling 1 pada tahun 2021 sebanyak 418 kasus. Demam thypoid penyakit yang menyerang bagian saluran pencernaan, Bakteri Salmonella thypi dapat masuk ke tubuh manusia melalui makanan atau minuman, dengan tanda gejala demam lebih dari satu minggu, mengigil, sakit kepala atau pusing, dan terdapat gangguan pada saluran cerna. Demam yang terjadi pada penderita demam thypoid dapat ditangani dengan dua cara yakni dengan cara nonfarmakologi dan farmakologi. Penanganan secara farmakologi biasanya menggunakan paracetamol dan ibuprofen, sedangkan dengan cara non farmakologi yang dapat diterapkan salah satunya dengan penerapan kompres hangat bawang merah yang mengandung enzime allinase. Tujuan dari studi kasus ini adalah untuk mengetahui gambaran Penerapan Teknik Kompres Hangat Bawang Merah Terhadap Penurunan Suhu Tubuh Penderita Demam Thypoid. Studi kasus dalam karya tulis ilmiah ini adalah studi kasus deskriptif, responden yang ikut serta dalam studi kasus ini sebayak 2 responden. Alat ukur yang dugunakan ialah Pemeriksaan darah, pemeriksaan urin, pemeriksaan widal tes, thermometer dilakukan sebelum dan sesudah dilakukan tindakan kompres, lembar SOP. Tindakan ini dilakukan sebanyak 2 kali dalam sehari, pada pagi dan sore hari. Hasil studi kasus menunjukkan kompres hangat bawang merah berpengaruh terhadap penurunan suhu tubuh penderita demam thypoid dengan penurunan  0,6 oC pada kedua responden dalam 2x pertemuan. Simpulan dari studi kasus ini, bahwa suhu tubuh penderita demam thypoid dapat turun dengan terapi non farmakologi penerapan kompres hangat bawang merah terhadap penurunan suhu tubuh penderita demam thypoid. Kata kunci : Suhu Tubuh, Demam Thypoid, Kompres Hangat, Bawang Merah.
TERAPI RELAKSASI BENSON TERHADAP PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN DIMASA PANDEMI COVID-19 Luluk Cahyanti; Devi Setya Putri; Vera Fitriana; Alvi Ratna Yuliana
Jurnal Profesi Keperawatan Vol 10, No 2 (2023): Jurnal Profesi Keperawatan (JPK)
Publisher : Institut Teknologi Kesehatan Cendekia Utama Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31596/jprokep.v10i2.160

Abstract

ABSTRAK           Coronavirus Disease 2019  (COVID-19) adalah sebuah penyakit menular yang disebabkan oleh SARS CoV-2, yang dapat menyebar antar orang melalui percikan air liur (droplet) dari orang yang terinfeksi. Prevalensi kasus positif covid-19 pada tahun 2021 di dunia sebanyak 254.256.432 kasus, sedangkan di Indonesia sekitar  4.254.443 kasus positif. Penyebaran kasus ini sangat berdampak bagi kehidupan remaja yaitu menyebabkan kecemasan. Cemas merupakan suatu perasaan yang muncul saat seseorang berada dalam keadaan yang dapat mengancam keadaan jiwa dan dapat menjadi sinyal untuk mempersiapkan diri dalam menghadapi suatu keadaan. Terapi nonfarmakologi yang dapat dilakukan untuk menurunkan kecemasan pada remaja dimasa pandemi COVID-19  yaitu terapi relaksasi benson. Terapi relaksasi benson adalah relaksasi yang menggabungkan teknik pernapasan dalam dan kata-kata atau ungkapan yang diyakini seseorang dapat menenangkan dan menurunkan beban perasaan yang dirasakan oleh seseorang dan dapat mempengaruhi kesehatannya. Tujuan dari studi kasus ini menggambarkan penerapan terapi relaksasi benson terhadap penurunan tingkat kecemasan pada remaja dimasa pandemi COVID-19. Metode penulisan menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan proses asuhan keperawatan, sampel yang diambil yaitu 2 responden. Studi kasus ini dilakukan pada tanggal 31 Januari – 5 Februari 2022, tindakan dilakukan selama 2 kali seminggu dengan durasi 10-15 menit pada setiap pertemuan. Hasil studi kasus pada responden 1 dari cemas sedang (27) menjadi cemas ringan (14), sedangkan pada responden 2 dari cemas sedang (25) menjadi cemas ringan (13). Kesimpulannya terapi relaksasi benson efektif untuk mengatasi kecemasan selama pandemi COVID-19 karena terapi relaksasi benson dapat memberikan efek mententraman hati, mengurangi rasa khawatir, cemas dan gelisah.Kata kunci: Kecemasan, COVID-19, Remaja, Terapi Relaksasi Benson
TERAPI RELAKSASI OTOT PROGESIF TERHADAP STRES PSIKOSOSIAL KELUARGA PASIEN COVID-19 Luluk Cahyanti; Vera Fitriana; Devi Setya Putri; Siska Putri Lusianti
Jurnal Profesi Keperawatan Vol 10, No 1 (2023): Jurnal Profesi Keperawatan (JPK)
Publisher : Institut Teknologi Kesehatan Cendekia Utama Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31596/jprokep.v10i1.139

Abstract

ABSTRAKCorona virus-19 (COVID-19) yaitu penyakit menular yang disebabkan oleh corona virus baru yang dialami oleh individu yang terinfeksi virus COVID-19. Penyakit yang disebabkan virus corona atau dikenal COVID-19 adalah suatu jenis yang baru dan ditemukan diakhir tahun 2019 dan sebelum tidak pernah teridentifikasi menyerang manusia merupakan penyakit yang menginfeksi saluran pernafasan akut. Covid-19 mengakibatkan munculnya permasalahan secara fisik maupun psikologis, dampak secara psikologis salah satunya yang muncul adalah stress psikososial. stres psikososial dapat menimbulkan banyak keluhan, dalam keadaan akut dapat berupa bentuk kegelisahan, dalam bentuk kronis dapat berupa gangguan fisik maupun mental seperti depresi, kebosanan, kelelahan dan dapat menimbulkan kematian. Dalam menangani stress psikososial diperlukan terapi secara farmakologis dan non farmakologis.Terapi farmakologis yang diberikan berupa obat anti cemas axiolytic golongan benzodiazepine seperti diazepam, lorezepam, alprazolam dan anti depresi seperti fluoxetine, sertraline (Zoloft). Terapi non farmakologis yang dapat digunakan dalam menurunkan kecemasan adalah relaksasi nafas dalam, hipnosis lima jari dan relaksasi otot progresif. Salah satu terapi non farmakologis yang digunakan dalam menurunkan stress psikososial keluarga pasien covid-19 adalah terapi relaksasi otot progesif. Relaksasi otot progresif  adalah suatu keterampilan yang dapat dipelajari dan digunakan untuk mengurangi atau menghilangkan ketegangan dan mengalami rasa nyaman tanpa tergantung pada hal/subjek diluar dirinya. Relaksasi otot progresif ini digunakan untuk melawan rasa cemas, stres, atau tegang. Tujuan pokok teknik relaksasi adalah untuk menahan terbentuknya respon stress psikososial terutama dalam sistem saraf dan hormon. Metode yang digunakan dalam studi kasus ini adalah metode deskriptif. Pada akhirnya teknik relaksasi dapat membantu  mencegah atau  meringankan gejala fisik akibat stres ketika tubuh bekerja berlebihan dalam menyelesaikan masalah sehari-hari.Kata kunci: Covid-19, Stres Psikososial, Relaksasi Otot Progesif
PENGARUH TERAPI MUSIK KLASIK DALAM PENURUNAN TINGKAT STRES PADA SISWA: STUDI LITERATUR Alvi Ratna Yuliana; Luluk Cahyanti; Vera Fitriana; Anggara Febrimilajianti
Jurnal Profesi Keperawatan Vol 10, No 2 (2023): Jurnal Profesi Keperawatan (JPK)
Publisher : Institut Teknologi Kesehatan Cendekia Utama Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31596/jprokep.v10i2.169

Abstract

ABSTRAKRemaja merupakan masa transisi dari kanak-kanak menjadi dewasa yang meliputi perubahan biologis, psikologis dan sosial. Perubahan tersebut menjadi penyebab remaja mengalami stres, terutama pada remaja yang sedang dalam tahap belajar dan menghadapi ujian biasanya remaja akan mengalami stres yang tinggi. Tekanan yang di hadapi remaja saat menghadapi ujian biasa di sebut stres   akademik.   Stres   akademik   diidentifikasikan   dengan   banyak   tugas, kompetisi antar siswa, serta kegagalan menghadapi ujian. Dalam menurunkan tingkat stres akademik terdapat berbagai metode yang digunakan , salah satunya adalah terapi musik klasik. Musik klasik adalah musik yang komposisinya lahir dari budaya Eropa dan digolongkan melalui periodisasi tertentu. Terapi musik klasik mempunyai fungsi menenangkan pikiran dan sebagai pengontrol emosi, hal ini di karenakan musik klasik menghasilkan gelombang alfa serta gelombang beta dalam gendang telinga yang memberikan ketenangan, efek rileks, dan membuat otak menerima masukan baru. Terapi musik klasik juga berfungsi mengatur hormon-hormon yang berhubungan dengan stres. Tujuan penelitian ini sebagai gambaran studi literatur pengaruh terapi musik klasik dalam menurunkan tingkat stres pada siswa. Metode penelitian yang digunakan menggunakan studi literatur, yaitu metode pengummpulan data  yang di  ambil  dari  studi pustaka dengan  mencari  dan  mengumpulkan  data  sekunder  berdasarkan  beberapa artikel jurnal, buku, serta karya tulis ilmiah yang di publikasikan. Hasil yang di dapatkan dalam berbagai jurnal yang telah di analisa, di dapatkan bahwa terapi musik klasik dapat menurunkan tingkat stres pada siswa. Pemberian terapi musik klasik dengann durasi waktu 20 menit dalam jangka waktu 2 bulan menunjukan hasil yang signifikan menurunkan stres.Kata kunci: terapi music klasik, tingkat stres, remaja 
PENERAPAN TERAPI MUSIK KLASIK DAN RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH Vera Fitriana; Alvi Ratna Yuliana; Luluk Cahyanti; Muhammad Hanifa Arizal
Jurnal Profesi Keperawatan Vol 10, No 2 (2023): Jurnal Profesi Keperawatan (JPK)
Publisher : Institut Teknologi Kesehatan Cendekia Utama Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31596/jprokep.v10i2.163

Abstract

ABSTRAKHipertensi merupakan peningkatan tekanan darah arterial abnormal yang berlangsung secara terus-menerus. Salah satu penyebab terjadinya hipertensi adanya faktor resiko riwayat keluarga yang pernah menderita hipertensi, stres, perokok dan mengonsumsi garam yang berlebihan. Dampak hipertensi jika tidak segera di atasi dapat berakibat fatal pada penderitanya, peningkatan tekanan darah tidak hanya beresiko tinggi karena penyakit jantung, tetapi juga menderita penyakit lain seperti  penyakit ginjal, stres berat, tumor otak, kehamilan, kelainan hormonal dan kontrasepsi oral semakin tinggi tekanan darah, semakin besar resikonya. Hipertensi dapat ditangan dengan farmakologi dan nonfarmakologi yang dapat dilakukan untuk menurunkan tekanan darah, salah satu terapi nonfarmakologi yaitu dengan terapi musik klasik dan relaksasi nafas dalam yang efektif menurunkan tekanan darah. Tujuan studi kasus ini bertujuan untuk mengetahui penerapan terapi musik klasik dan relaksasi nafas dalam terhadap penurunan tekanan darah. Metode yang digunakan dalam studi kasus ini adalah metode evaluasi tindakan dengan penerapan terapi musik klasik dan relaksasi nafas dalam dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan dan data pada studi kasus diperoleh melalui observasi, wawancara dan studi dokumentasi. Hasil studi kasus bahwa menunjukan adanya penurunan tekanan darah pada penderita hipertensi. Pada responden 1 tekanan darah 150/100 mmHg setelah di berikan terapi turun menjadi 120/80 mmHg, sedangkan responden 2 tekanan darah 153/100 mmHg setelah diberikan terapi turun menjadi 122/80 mmHg. Simpulan terapi musik klasik dan relaksasi nafas dalam efektif dalam membantu menurunkan tekanan darah. Hal ini menunjukan adanya penurunan tekanan darah pada kedua responden. Kata kunci : Hipertensi, Relaksasi nafas Dalam, Terapi Musik Klasik