Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

Analisis Yuridis Terhadap Putusan Hakim Mengenai Putusan Lepas Dari Segala Tuntutan Hukum (Studi Putusan Pengadilan Negeri Mandailing Natal Nomor 26/PID/2019/PN.Mdl) Cecep Priyayi; Madiasa Ablisar; Mahmud Mulyadi; Sutiarnoto Sutiarnoto
Iuris Studia: Jurnal Kajian Hukum Vol 2, No 3 (2021): Oktober 2021 - Januari 2022
Publisher : Iuris Studia: Jurnal Kajian Hukum

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55357/is.v2i3.165

Abstract

A judicial process ends with a final verdict (vonnis). The decision imposed by the judge must be in accordance with justice and legal certainty. The legal certainty itself lies on the regulations. The Indonesian Penal Code included three possibilities of jurisprudenceon Section 1 Point 11, which is in the form of adjudgment, free, or off from all legal proceedings. In the case of a decision offfrom all legal proceedings, it should be imposed by the judge if all elements of the act against the criminal law are proven, that a criminal act has occurred. However, the perpetrator, apparently, cannot be responsible (does not own a fault in a broad sense) due to certain reasons attached to the defendant as an excuse for forgiveness. The judge should have relied on evidence to prove a verdict. Accordingly, it is necessary to realize that the evidence proposedmust support confidence and be able to strengthen the judge’s stance. Otherwise, the judge shall set him free, if it is not convincing or causing doubts. But if the judge mistakenly free the guilty, then he is only going to deal with juridical accountability due to a fault of applying the law. Based on the background, then the research problem in this study were: (1) How is the legal settingagainst the criminal act of letterforgery; (2) How is the legal setting of judge’sdecision in herziene inlands reglement (HIR), the book of the law of criminal procedure(Code of Criminal Procedure) and bill of book of the law of criminal procedure (Bill of Code of Criminal Procedure); and (3) How is the analysis of the free verdict from any lawsuits, a verdict of District Court Mandailing Natal No.26/pid/2019/Pn.Mdl.The methods applied in this study was normative legal research. The nature of this study was analyticaldescriptive with legislation approach (statute approach).In normative legal research, the data used were secondary data which were obtained by conducting research on the primary, secondary,and tertiary legalmaterials. The juridical analysis of the judge's decision off from all legal proceedingsin District Court Mandailing Natal No. 26/pid/2019/Pn.Mdl, the defendant was proven to have committed the accused but not a criminal act.Based on the judge's decision and after being juridically analyzed, it can be seen that there was an error in the judge's decision, this was due to the absence of some special reasons or forgiveness in the defendant. Therefore, the judge should have decided that the defendant was found guilty of a criminal act and served his sentence in accordance with the final decision (judge's verdict).
Peran Hakim Terhadap Penerapan Diversi Sebagai Upaya Menciptakan Restoratif Justice Dalam Tindak Pidana Anak Esther Wita Simanjuntak; Madiasa Ablisar; Sutiarnoto Sutiarnoto; Marlina Marlina
Iuris Studia: Jurnal Kajian Hukum Vol 2, No 2 (2021): Juni - September
Publisher : Iuris Studia: Jurnal Kajian Hukum

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55357/is.v2i2.141

Abstract

In Law No. 11 of 2012 concerning the Juvenile Criminal Justice System, it is regulated regarding the obligations of law enforcers to seek diversion (settlement through non-formal channels) before entering all stages of the legal process. For cases of criminal acts committed by children, Restorative Justice at least aims to repair or restore criminal acts committed by children with actions that are beneficial to children, victims and their environment that involve them directly (reintegration and rehabilitation) in solving problems. This research is a normative juridical research with analytical descriptive nature. The technique of collecting secondary data was obtained by means of a literature review (Library Research), while the primary data was obtained directly in the field using the interview method. Data analysis was carried out qualitatively.
Affirmative Action HAM dalam Pemberdayaan Perempuan di Papua Elmas Yuliantri; Faisal Akbar Nasution; Mirza Nasution; Sutiarnoto Sutiarnoto
Iuris Studia: Jurnal Kajian Hukum Vol 2, No 3 (2021): Oktober 2021 - Januari 2022
Publisher : Iuris Studia: Jurnal Kajian Hukum

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55357/is.v2i3.168

Abstract

Article 28H, paragraph 2 of the 1945 Institution states that “Every person shall have the right to receive facilitation and special treatment to have the same opportunity and benegit in order to achieve equality and fairness.” Therefore, affirmative action can be used for a certain group of peopke that needs special treatment and facility.Law No.21/2001 on Special Autonomu for Papua is the Indonesian commitment to give new perspective in handling any probnlem in Papua by changing problem solving approach from security/stability approach to social/welfare approach. The realization of affirmative action can be seen from the establishment MRP (Papua People’s Assembly) as the culture representation of native Papua. It is the only State’s institution in Indonesia.Law on Special Autonomy gives the opportunity for Papua women to develop their self and position them as equal partners of men. Women’s active role in MRP is needed beacause in Papua women are still challenging against the social system and structure in the development so that they represent education and healt and Papua women empowerment fractions to realize the increase in the access ti and active role in development
Perlindungan Hukum Terhadap Pemenang Lelang Yang Dirugikan Atas Kesalahan Informasi Objek Lelang (Studi Putusan Pengadilan Tinggi Medan Nomor 157/PDT/2019/PT MDN) Aronifati Zebua; Sutiarnoto Sutiarnoto; Jelly Leviza
Jurnal Hukum dan Kemasyarakatan Al-Hikmah Vol 3, No 2 (2022): Edisi Juni 2022
Publisher : Fakultas Hukum universitas Islam Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30743/jhah.v3i2.5355

Abstract

Penerapan Pasal Tindak Pidana Yang Berasal Dari Wanprestasi Atas Giro Sebagai Jaminan Pembayaran Hutang (Studi Putusan No.2748/Pid.B/2018/PN-Mdn dan No.490/Pdt/G/2017/PN-Mdn) Ferry Nandos Tarigan; Syafruddi Kalo; Alvi Syahri; Sutiarnoto Sutiarnoto
Jurnal Pencerah Bangsa Vol 2, No 1 (2022): Juli - Desember
Publisher : Jurnal Pencerah Bangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (625.84 KB)

Abstract

Bilyet Giro merupakan surat perintah dari nasabah kepada bank yangmemelihara rekening giro nasabah tersebut untuk memindahbukukan sejumlah uang dari rekening yang bersangkutan kepada pihak penerima yang disebutkan namanya pada bank yang sama atau bank lainnya.Giro merupakan simpanan yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek, bilyet giro, sarana perintah pembayaran lainnya, atau dengan pemindahbukuan.Bagi penerbit yang menerbitkan bilyet giro kosong akan mendapat sanksi administrasi berupa pencantuman nama nasabah ke dalam Daftar Hitam PenarikanGiro Kosong, serta nasabah tersebut wajib mengembalikan sisa blanko bilyet giro yang belum digunakan. Nama nasabah yang tercantum dalam daftar hitam tersebut berakhir, dan kemudian dapat diterima kembali sebagai nasabah bank. Akan tetapi apabila si penerbit bilyet giro kosong ada indikasi dan patut diduga setelah proses penyelidikan ternyata ada unsur penipuan dapat dijatuhkan sanksi pidana sebagaimana yang diatur dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Penerapan Pasal Tindak Pidana yang Berasal dari Wanprestasi Atas Giro sebagai Jaminan Pembayaran Hutang (studi Putusan No.2748/Pid.B/2018/PN-Mdn) dan (Putusan No.490/Pdt/G/2017/PN-Mdn), yang dilakukan Hakim sudah tepat , karena hakim dalam amar putusanya menyatakan perbuatan Terdakwa Terbukti akan tetapi Perbuatan tersebut bukan merupakan Tindak Pidana dan melepaskan Terdakwa dari segala Tuntutan hukum (Ontslag van alle rechtsvervolging), dengan pertimbangan bahwa perbuatan yang dilakukan antara kedua belah pihak merupakan hubungan bisnis atau perjanjian jual beli handphone yang mausk dalam kategori ranah perdata berdasarkan kesepakatan atau perjanjian
Pemberian Bantuan Hukum Oleh Lembaga Bantuan Hukum Medan Terhadap Masyarakat Kurang Mampu di Kota Medan M. Arie Wahyudi; Syafruddin Kalo; Edi Yunara; Sutiarnoto Sutiarnoto
Locus Journal of Academic Literature Review Volume 1 Issue 5 - September 2022
Publisher : LOCUS MEDIA PUBLISHING

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56128/ljoalr.v1i5.78

Abstract

UUD 1945 menjamin persamaan di depan hukum, dimana Pasal 27 ayat 1 menyatakan, "Setiap warga negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan tanpa kecuali". Bantuan Hukum merupakan hak masyarakat miskin yang dapat diperoleh tanpa membayar (pro bono publico) sebagai penjabaran dari equality before the law. Peran dan fungsi Lembaga Bantuan Hukum Medan sangat penting untuk dapat mengakomodir pusaran semakin beragamnya permasalahan hukum yang timbul, serta meningkatnya kebutuhan hukum masyarakat dan semakin luasnya tuntutan keadilan khususnya di kota Medan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dinamika dan perkembangan bantuan hukum dan implementasinya di masyarakat serta untuk menambah pengetahuan di bidang bantuan hukum khususnya mengenai pelaksanaan pemberian bantuan hukum khususnya bagi masyarakat miskin di Kota Medan. Hasil penelitian menunjukan bahwa bantuan hukum memegang peranan penting dalam penegakan hukum dalam melindungi hak-hak hukum masyarakat yang kurang beruntung tersebut. Tanpa adanya sarana fasilitas tertentu, mustahil penegakan hukum dapat berjalan dengan lancar. Fasilitas atau sarana antara lain meliputi sumber daya manusia yang terdidik dan terampil, organisasi yang baik, peralatan yang memadai, keuangan yang memadai, dan sebagainya. Pemerintah dan lembaga bantuan hukum yang ada harus berjalan bersama dalam melakukan terobosan dalam penerapan pemberian bantuan hukum berupa penyuluhan hukum dan pendampingan langsung kepada masyarakat yang kurang mampu yang bermasalah dengan hukum dan pemerintah harus membuat peraturan daerah terkait bantuan hukum, perhatian pemerintah terhadap pendanaan yang diberikan kepada LBH Medan perlu dilakukan untuk menfasilitiasi dan memberi akses kepada masyarakat kurang mampu melalui pemberian bantuan hukum.
Implikasi Hukum Regional Comprehensive Economic Partnership Terhadap Regulasi Perdagangan Internasional di Indonesia Khairin Ulyani Tarigan; Suhaidi Suhaidi; Mahmul Siregar; Sutiarnoto Sutiarnoto
Locus Journal of Academic Literature Review Volume 2 Issue 2 - February 2023
Publisher : LOCUS MEDIA PUBLISHING

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56128/ljoalr.v2i2.131

Abstract

Tujuan penelitian ini dilakukan untuk mengetahui dan menganalisis tentang konsep Regional Comprehensive Economic Partnership kaitannya dengan perdagangan internasional, dan implikasi hukum Regional Comprehensive Economic Partnership terhadap regulasi perdagangan internasional di Indonesia. Dengan menggunakan jenis penelitian hukum normatif dan bersifat deskriptif analitis. Pendekatan yang digunakan menggunakan pendekatan perundang-undangan dan pendekatan konseptual. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa keikutsertaan Indonesia dalam perjanjian Regional Comprehensive Economic Partnership merupakan usaha pemerintah untuk mewujudkan masyarakat yang sejahtera dan makmur melalui peningkatan sektor investasi sebagaimana merupakan salah satu tujuan pemerintah Indonesia dalam Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja. Pengesahan Undang-Undang Cipta Kerja yang dilakukan sebelum ditandatanganinya RCEP menunjukkan bahwa Indonesia telah siap lebih awal untuk mewujudkan tujuan peningkatan investasi tersebut dengan mengakomodir aturan-aturan yang berkaitan dengan perdagangan internasional dalam sebuah undang-undang. Dengan demikian pemerintah hanya perlu menjalankan komitmen yang sudah disepakati dalam RCEP dengan didukung regulasi yang telah ada sebelumnya tentang perdagangan internasional dalam rangka membantu pertumbuhan ekonomi di Indonesia.
Risiko Hukum Penggunaan Smart Contract pada Ethereum di Indonesia M. Ulul Azmi; Sunarmi Sunarmi; T. Keizerina Devi Azwar; Sutiarnoto Sutiarnoto
Locus Journal of Academic Literature Review Volume 2 Issue 3 - March 2023
Publisher : LOCUS MEDIA PUBLISHING

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56128/ljoalr.v2i3.140

Abstract

Aktivitas ekonomi secara global telah beradaptasi dan melakukan digitalisasi, ekonomi digital membuat aktivitas bisnis masyarakat berubah, dari yang awalnya bersifat manual kini perlahan bertransformasi menjadi serba digital, sehingga berbagai aktivitas menjadi lebih praktis dan efesien. Dibalik kelebihan yang ditawarkan namun ada hal penting lainnya yang perlu diperhatikan yaitu mengenai risiko-risiko yang akan ditimbulkan terkait aktivitas tersebut mengingat belum adanya regulasi yang mengatur secara khusus di Indonesia. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana risiko hukum yang ditimbulkan terhadap penggunaan smart contract pada ethereum di Indonesia. Hasil yang diperoleh adalah risiko hukum penggunaan smart contract pada ethereum di Indonesia dapat ditimbulkan dari berbagai sisi mulai dari risiko hukum regulasi, risiko hukum kontrak, dan risiko kepatuhan.
Penerapan Peraturan Penanganan Pengungsi dari Luar Negeri di Kota Medan Wahyudi Chandra; Edy Ikhsan; Sutiarnoto Sutiarnoto; Chairul Bariah
Locus Journal of Academic Literature Review Volume 2 Issue 6 - June 2023
Publisher : LOCUS MEDIA PUBLISHING

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56128/ljoalr.v2i6.172

Abstract

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui dan menganalisis tentang penerapan Peraturan Presiden Nomor 125 tahun 2016 tentang Penanganan Pengungsi Luar Negeri di Kota Medan. Penelitian ini merupakan penelitian hukum normatif-empiris bersifat preskriptif, dan digunakan pendekatan perundang-undangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Penerapan Perpres nomor 125 tahun 2016 Tentang Penanganan Pengungsi Luar Negeri di Kota Medan diterapkan dengan beberapa hal seperti bantuan vaksinasi COVID-19, penempatan di luar tempat penampungan bagi Pengungsi, dan bantuan pendidikan yang diberikan Pemerintah Kota Medan kepada anak-anak pengungsi.
PENYULUHAN ANTI-DISKRIMINASI UNTUK MASA DEPAN YANG LEBIH BAIK BAGI SISWA-SISWI SMA YAYASAN PERGURUAN MARKUS MEDAN Fajar Khaify Rizky; Sutiarnoto Sutiarnoto; Jelly Leviza; Mahmud Mulyadi; Tommy Aditia Sinulingga; D. Shahreiza; Dody Safnul
Community Development Journal : Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol. 6 No. 1 (2025): Volume 6 No. 1 Tahun 2025
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/cdj.v6i1.42797

Abstract

Diskriminasi terhadap siswa dari kelompok minoritas sosial, seperti yang terjadi di SMA Swasta Markus Medan, merupakan tantangan serius dalam menciptakan lingkungan pendidikan inklusif dan adil. Ketimpangan perlakuan berdasarkan latar belakang sosial, budaya, atau kemampuan siswa menghambat perkembangan akademis, psikologis, dan hubungan sosial yang sehat. Pendidikan inklusif yang menghargai keberagaman dan memberikan dukungan yang adil sangat diperlukan untuk memastikan setiap siswa berkembang dalam lingkungan aman, nyaman, dan mendukung. Kegiatan pengabdian masyarakat menggunakan metode observasi, presentasi PowerPoint, video edukasi, serta sesi diskusi untuk meningkatkan kesadaran siswa terhadap anti-diskriminasi. Sekolah memiliki tanggung jawab menciptakan lingkungan inklusif di mana keberagaman dihargai dan setiap siswa diperlakukan secara setara. Dengan melibatkan siswa, orang tua, dan masyarakat, pendidikan dapat berperan dalam membangun budaya toleransi dan keadilan sosial. Saran untuk mengatasi isu diskriminasi mencakup penguatan kebijakan inklusif, integrasi pendidikan anti-diskriminasi dalam kurikulum, serta pelatihan rutin bagi guru dan staf sekolah. Dengan langkah-langkah ini, diharapkan diskriminasi dapat ditekan, sehingga semua siswa berkembang secara setara tanpa memandang latar belakang sosial atau budaya mereka.