Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search
Journal : Jurnal Profesi Insinyur Indonesia

Analisis Tegangan Tembus Minyak Jarak dan Minyak Shell Diala B Sebagai Isolasi Cair Transformator Diantari, Retno Aita; Sofwan, Aghus; Susanty, Aries
Jurnal Profesi Insinyur Indonesia Vol 2, No 4 (2024): JPII
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jpii.2024.24586

Abstract

Salah satu bagian terpenting dari transformator adalah minyak transformator. Minyak pada transformator berfungsi sebagai isolasi dan pendingin. Minyak yang digunakan pada minyak transformator ini secara umum menggunakan minyak mineral atau minyak shell diala B yang berasal dari minyak bumi. Minyak mineral merupakan isolasi cair yang tidak ramah lingkungan, sebab minyak ini secara biologis sulit terdegradasi dan persediaannya terbatas. Oleh karena itu, saat ini sudah mulai dilakukan penelitian dengan menggunakan minyak nabati yaitu minyak jarak dimana minyak jarak ini secara biologis mudah terdegradasi, sehingga lebih ramah lingkungan. Untuk mengetahui karakteristik tegangan tembus, baik minyak mineral shell diala B, minyak jarak dan campuran minyak mineral shell diala B dan minyak jarak, dilakukan pengujian di Laboratorium Teknologi dan Peralatan Tegangan Tinggi IT PLN Jakarta. Standar nilai tegangan tembus berdasarkan SPLN’49-1982 dan IEC No. 56 tahun 1991, nilai tegangan tembus minimal sebesar 30 kV/2,5 mm. Hasil pengujian menunjukkan bahwa tegangan tembus minyak mineral shell diala B, minyak jarak dan pencampuran antara keduanya mencapai standar minimal tegangan tembus. Nilai tegangan tembus terbesar pada pencampuran minyak mineral shell diala B dan minyak jarak 50%:50% dengan rata-rata tegangan tembus sebesar 53 kV dan kekuatan dielektrik tertinggi yaitu 212 kV/cm. Semakin besar tegangan tembus, maka semakin besar pula kekuatan dielektriknya. Kata kunci: minyak shell diala B, minyak jarak, tegangan tembus, kekuatan dielektrik, SPLN 49-1982
Desain Proteksi Kubikel 20 kV pada Gardu Distribusi Pelanggan Tegangan Menengah di PT PLN (Persero) Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan (UP3) Bali Utara Saputra, I Gede Dharma; Sofwan, Aghus; Isnanto, R. Rizal
Jurnal Profesi Insinyur Indonesia Vol 2, No 4 (2024): JPII
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jpii.2024.24575

Abstract

PLN adakalanya dalam menyalurkan tenaga listrik ke pelanggan rumah tangga dan industri menggunakan jaringan distribusi yang sama, sehingga keandalan jaringan harus terjaga dengan baik. Pada pelanggan tegangan menengah (TM) menggunakan level tegangan yang sama dengan jaringan distribusi yaitu 20 kV. Gangguan pada instalasi milik pelanggan TM dapat menyebabkan proteksi pada jaringan distribusi bekerja atau membuat jaringan trip (terputus), sehingga penyaluran tenaga listrik terhenti, baik kepada pelanggan rumah tangga dan industri. Maka dari itu pada pelanggan TM, tenaga listrik disalurkan melalui kubikel 20 kV yang dilengkapi dengan relay proteksi. Dengan relay tersebut, gangguan pada instalasi milik pelanggan TM dapat dilokalisir. Agar relay dapat berfungsi dengan baik perlu dibuat desain dan perhitungan proteksi yang tepat. Proteksi didesain untuk bekerja pada gangguan overcurrent (arus lebih), ground fault (gangguan ke tanah) dan proteksi thermal (overload). Perhitungan proteksi akan menggunakan data-data daya pelanggan, kapasitas trafo pelanggan dan rasio CT yang digunakan, kemudian menggunakan beberapa persamaan untuk menentukan nilai setting yang tepat. Dari daya pelanggan akan didapatkan nilai arus nominal (In), dan dari hasil desain untuk In pada nilai 105%, 120% dan 150% termasuk kategori beban pemakaian lebih, sedangkan untuk In dengan nilai 400% masuk kategori gangguan overcurrent. Untuk setting ground fault, mengacu besar nilai arus maksimum trafo pelanggan (Ine), dengan cara membatasi arus netral sebesar 20% dari Ine. Kata kunci: kubikel 20 kV, relay proteksi, overcurrent, ground fault, proteksi thermal
Metode Pemilihan Tindak Lanjut Pemeliharaan Pemutus Tegangan (PMT) 150 kV Berdasarkan Nilai Condition Assesment Factor (CAF) dan Certainty Level (CL) Yulianto, Eko; Sofwan, Aghus; Windarta, Jaka
Jurnal Profesi Insinyur Indonesia Vol 2, No 4 (2024): JPII
Publisher : Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/jpii.2024.24582

Abstract

Kebutuhan pelanggan listrik di Indonesia untuk mendapatkan keandalan pasokan listrik semakin besar dengan semakin meningkatnya kegiatan ekonomi yang bergantung kepada pasokan listrik. Dalam memastikan keandalan pasokan listrik, salah satu lokasi yang sangat penting untuk dilakukan pengujian rutin adalah gardu induk 150 kV, di mana salah satu material transmisi utamanya Pemutus Tegangan (PMT) memiliki fungsi sebagai saklar sehingga memerlukan evaluasi kondisi kesehatannya. Salah satu metode evaluasi kesehatan PMT 150 kV yang dikembangkan [A11] oleh PT PLN Divisi Transmisi berdasarkan data hasil pengujian rutin dinamakan Condition Assessment Factor (CAF) serta Certainty Level (CL). Hasil dari nilai CAF menunjukkan kondisi kesehatan keseluruhan dari PMT yang dinilai, berdasarkan standar PLN digunakan batasan nilai 1-9 di mana nilai 1 kondisi buruk dan nilai 9 kondisi sangat baik. Untuk hasil nilai CL menggunakan satuan persentase dengan nilai 100% merupakan kondisi seluruh pengujian terpenuhi sedangakan nilai di bawahnya menunjukkan beberapa pengujian belum dilaksanakan. Kombinasi antara nilai CAF dan CL akan digunakan sebagai pengambilan keputusan dalam menghasilkan bentuk tindak lanjut yang tepat pada proses pemeliharaan PMT 150 kV. Kata kunci: condition assessment factor, pemutus tegangan, certainty level, pemeliharaan