Claim Missing Document
Check
Articles

Found 27 Documents
Search

MUTU KELAS UNGGULAN MADRASAH ALIYAH DARUL ULUM BANYUANYAR PELENGAAN PAMEKASAN Solichin, Mohammad Muchlis
JURNAL TADRIS STAIN PAMEKASAN Vol 9, No 2 (2014)
Publisher : STAIN Pamekasan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tulisan ini bermaksud untuk mendeskripsikan tentangmutu kelas unggulan di Madrasah Aliyah Darul Ulum Banyuanyar.Madrasah ini merupakan satu satu madrasah di pesantren yangmelakukan pelbagai langkah inovatif dalam penyelenggaraan kelasunggulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) Penyelenggaraankelas unggulan dilatarbelakangi oleh pertimbangan ideologis-religius. 2) Mutu lulusan kelas unggulan dapat dilihat dari prestasi kejuaraan,kemampuan siswa dalam berbahasa asing, prestasi dalam Ujian Akhirdan diterimanya siswa pada beberapa perguruan tinggi ternama. 3)Faktor pendukung kelas unggulan adalah kemampuan guru dalampembelajaran dan semangat pengasuh untuk menghasilkan lulusanyang bermutu.
KEMANDIRIAN PESANTREN DI ERA REFORMASI Solichin, Mohammad Muchlis
NUANSA: Jurnal Penelitian Ilmu Sosial dan Keagamaan Islam Vol 9, No 1 (2012)
Publisher : STAIN PAMEKASAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (506.563 KB) | DOI: 10.19105/nuansa.v9i1.27

Abstract

Sebagai lembaga pendidikan Islam, pesantren mendapat tantangan yang tidak ringan baik dari kalangan internal ummat Islam maupun pihak ekternal. Di era reformasi, tantangan tersebut semakin kuat, ketika kran demokrasi dibuka selebarlebarnya. Pesantren menjadi lahan subur pihak-pihak yang berkepentingan untuk mendapatkan keuntungan sesaat. Keadaan ini membuat banyak pesantren yang kehilangan kemandiriannya. Maka dari itu, penelitian ini bermaksud untuk mengetahui bagaimana pandangan pengasuh pesantren tentang kemandirian pesantren, bagaimana mempertahankan kemandiriannya, dan apa saja kendala pesantren dalam mempertahankan kemandiriaannya. Dalam hal ini, metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan jenis studi kasus. Hasil penelitian dapat ditegaskan sebagai berikut: pertama, pandangan Pengasuh Pondok Pesantren Al-Amin tentang kemandirian adalah tiadanya ketergantungan pesantren dengan pihak ekternal dalam berbagai aktivitasnya. Kedua, Pondok Pesantren al-Amin mempertahankan kemandiriannya dengan upaya-upaya, yaitu secara sosial politik; berupaya tetap berada di atas semua golongan dan kekuatan sosial politik di luar pesantren. Upaya secara ekonomi; mengembangkan berbagai badan usaha yang dengannya dapat membiayai kegiatan pendidikannya. Upaya secara pendidikan; melaksanakan kurikulum yang dirancang oleh pihak internal pesantren. Sedangkan kendala Pondok Pesantren dalam mempertahankan kemandiriannya adalah intervensi pihak eksternal, kurang kuatnya sumber daya manusia, dan kurangnya sarana dan prasarana pesantren.
INOVASI PEMBELAJARAN DI PESANTREN: PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS Solichin, Mohammad Muchlis
NUANSA: Jurnal Penelitian Ilmu Sosial dan Keagamaan Islam Vol 10, No 1 (2013)
Publisher : STAIN PAMEKASAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (340.202 KB) | DOI: 10.19105/nuansa.v10i1.168

Abstract

Pesantren merupakan lembaga pendidikan di Indonesia, yang tumbuh dan berkembang sejak ratusan tahun lalu, masih eksis dan dibutuhkan kehadirannya di tengah masyarakat Muslim Indonesia.Tantangan sekaligus rangsangan bagi pesantren adalah datang dari kaum reformis Muslim, yang sejak awal abad ke-20 meyakini, bahwa untuk menjawab tantangan pemerintah kolonial Belanda dengan cara mengadakan perubahan dalam pendidikan Islam. Respon pendidikan pesantren terhadap sekolah dan madrasah yang didirikan oleh kaum refomis Islam adalah “menolak sambil mencontoh”. Hasil penelitian menunjukkan, bahwa 1) Landasan berpikir pengembangan pembelajaran bahasa Inggris di Pondok Pesantren Puncak Darus Salam didasarkan pada pemikiran pengasuh Pondok Pesantren tersebut. 2) Pengembangan pembelajaran bahasa Inggris didasarkan pada pemikiran, bahwa semua Muslim berkewajiban untuk menyebarkan dan menyampaikan Islam kepada seluruh ummat manusia, di manapun berada. Bahasa Inggris diyakini sebagai bahasa yang harus dikuasi, mengingat bahasa Inggris merupakan bahasa internasional dan digunakan oleh sebagian besar bangsa-bangsa di dunia ini. 2) Proses Pengembangan Pembelajaran bahasa Inggris di Pondok Pesantren Puncak Darus Salam Darwis adalah sebuah lembaga khusus yang didirikan di bawah naungan Pondok Pesantren Darus Salam Puncak. Kendala pengembangan Pembelajaran Bahasa Inggris di Pondok Pesantren Darus Salam Puncak Darwis adalah Kurangnya Fasilitas pembelajaran karena kurangnya dana, kurangnya kesadaran sebagian orang tua atau wali santri dalam mengawal dan memotivasi putera-puterinya mengikuti pengembangan pembelajaran bahasa Inggeri di pesantren.
INOVASI PEMBELAJARAN DI PESANTREN: PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS Solichin, Mohammad Muchlis
NUANSA: Jurnal Penelitian Ilmu Sosial dan Keagamaan Islam Vol 10, No 1 (2013)
Publisher : STAIN PAMEKASAN

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19105/nuansa.v10i1.169

Abstract

Pesantren merupakan lembaga pendidikan di Indonesia, yang tumbuh dan berkembang sejak ratusan tahun lalu, masih eksis dan dibutuhkan kehadirannya di tengah masyarakat Muslim Indonesia.Tantangan sekaligus rangsangan bagi pesantren adalah datang dari kaum reformis Muslim, yang sejak awal abad ke-20 meyakini, bahwa untuk menjawab tantangan pemerintah kolonial Belanda dengan cara mengadakan perubahan dalam pendidikan Islam. Respon pendidikan pesantren terhadap sekolah dan madrasah yang didirikan oleh kaum refomis Islam adalah “menolak sambil mencontoh”. Hasil penelitian menunjukkan, bahwa 1) Landasan berpikir pengembangan pembelajaran bahasa Inggris di Pondok Pesantren Puncak Darus Salam didasarkan pada pemikiran pengasuh Pondok Pesantren tersebut. 2) Pengembangan pembelajaran bahasa Inggris didasarkan pada pemikiran, bahwa semua Muslim berkewajiban untuk menyebarkan dan menyampaikan Islam kepada seluruh ummat manusia, di manapun berada. Bahasa Inggris diyakini sebagai bahasa yang harus dikuasi, mengingat bahasa Inggris merupakan bahasa internasional dan digunakan oleh sebagian besar bangsa-bangsa di dunia ini. 2) Proses Pengembangan Pembelajaran bahasa Inggris di Pondok Pesantren Puncak Darus Salam Darwis adalah sebuah lembaga khusus yang didirikan di bawah naungan Pondok Pesantren Darus Salam Puncak. Kendala pengembangan Pembelajaran Bahasa Inggris di Pondok Pesantren Darus Salam Puncak Darwis adalah Kurangnya Fasilitas pembelajaran karena kurangnya dana, kurangnya kesadaran sebagian orang tua atau wali santri dalam mengawal dan memotivasi putera-puterinya mengikuti pengembangan pembelajaran bahasa Inggeri di pesantren.
Pesantren Resistance to Modern Education System and It’s Implication to Culture of Learning: a Study on Pondok Pesantren Al-Is'af Kalabaan, Guluk-Guluk, Sumenep, Jawa Timur Solichin, Mohammad Muchlis
ADDIN Vol 13, No 1 (2019): ADDIN
Publisher : LPPM IAIN Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21043/addin.v13i1.5664

Abstract

Pesantren (Islamic boarding school) grew as traditional Islamic education institutions since the beginning of Islam arrival to Indonesia. The kiai in the traditional pesantren educated the student set of classical Islamic text books those organized by the method sorogan and bandongan. In the early 20th century, pesantrens have got challenge with school education system that introduced by Dutch Colonial Government in the first 1900s. The challenge to pesantren also came from Muslim Reformist which also performed modern educational system in their schools and madrasah. Facing the challenge, most of pesantren modernized their educational system by performing schools and madrasah affiliated to the Indonesian government. There were only a few pesantrens those rejected the of modern educational system. Pesantren al- Is’af rejected the school education system and had ben keeping the sustainability of traditional education of Islamic knowledge teaching learning. The rejection brought about the effort of the pesantren in sthrengtening teaching learning classical Islamic textbook (kitab kuning) with sorogan and bandongan methods. Some of the text books had taugt the rule of santri learning. There were many rules, norms and belief that resulted the culture of learning in Pesantren.
Pesantren Resistance to Modern Education System and It’s Implication to Culture of Learning: a Study on Pondok Pesantren Al-Is'af Kalabaan, Guluk-Guluk, Sumenep, Jawa Timur Solichin, Mohammad Muchlis
ADDIN Vol 13, No 1 (2019): ADDIN
Publisher : LPPM IAIN Kudus

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21043/addin.v13i1.5664

Abstract

Pesantren (Islamic boarding school) grew as traditional Islamic education institutions since the beginning of Islam arrival to Indonesia. The kiai in the traditional pesantren educated the student set of classical Islamic text books those organized by the method sorogan and bandongan. In the early 20th century, pesantrens have got challenge with school education system that introduced by Dutch Colonial Government in the first 1900s. The challenge to pesantren also came from Muslim Reformist which also performed modern educational system in their schools and madrasah. Facing the challenge, most of pesantren modernized their educational system by performing schools and madrasah affiliated to the Indonesian government. There were only a few pesantrens those rejected the of modern educational system. Pesantren al- Is’af rejected the school education system and had ben keeping the sustainability of traditional education of Islamic knowledge teaching learning. The rejection brought about the effort of the pesantren in sthrengtening teaching learning classical Islamic textbook (kitab kuning) with sorogan and bandongan methods. Some of the text books had taugt the rule of santri learning. There were many rules, norms and belief that resulted the culture of learning in Pesantren.
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM BERBASIS KESETARAAN GENDER Solichin, Mohammad Muchlis
TADRIS: Jurnal Pendidikan Islam Vol 1 No 1 (2006)
Publisher : State Islamic Institute of Madura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (48.183 KB) | DOI: 10.19105/tjpi.v1i1.193

Abstract

Dalam realitas aktual kehidupan masyarakat Muslim telah terjadi proses ketimpangan dalam relasi gender yang betul-betul berlawanan dengan semangat fitri Islam yang sangat menjunjung tinggi dan mendambakan kesetaraan gender, kesetaraan laki-laki dan perempuan. Ketimpangan dimaksud seringkali dijustifikasi oleh tafsir ajaran agama, sehingga untuk mengubahnya, sangat diperlukan kemauan secara kultural dan struktural dalam mengubah paradigma pendidikan agama Islam menuju equalitas gender. Tulisan ini berusaha mendeskripsikan pendidikan agama berbasis kesetaraan gender dengan mengemukakan beberapa model strategi dalam aplikasinya.
BELAJAR DAN MENGAJAR DALAM PANDANGAN AL-GHAZÂLÎ Solichin, Mohammad Muchlis
TADRIS: Jurnal Pendidikan Islam Vol 1 No 2 (2006)
Publisher : State Islamic Institute of Madura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (70.551 KB) | DOI: 10.19105/tjpi.v1i2.202

Abstract

Al-Ghazâlî merupakan tokoh pemikir Islam yang banyak memberikan karya monumental dalam berbagai kajian keislaman. Beliau dikenal luas sebagai seornag tokoh sufi, oleh karenanya tidak heran jika pemikirannya banyak diilhami oleh nilai-nilai tasawwuf, termasuk hasil pemikirannya dalam bidang pendidikan. Dalam hal belajar dan mengajar misalnya, al- Ghazâlî terinspirasi dengan pola kehidupan sufi, yaitu bagaimana seorang anak didik dan pendidik melaksanakan aktivitas belajar mengajarnya berdasarkan perspektif ajaran Islam. Sebagai titik tolak dari kedua aktivitas itu al-Ghazâlî menyatakan bahwa kegiatan belajar mengajar itu harus diniatkan sebagai aktivitas ibadah kepada Allah dan mencari keridhaan- Nya.
FITRAH; KONSEP DAN PENGEMBANGANNYA DALAM PENDIDIKAN ISLAM Solichin, Mohammad Muchlis
TADRIS: Jurnal Pendidikan Islam Vol 2 No 2 (2007)
Publisher : State Islamic Institute of Madura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (78.691 KB) | DOI: 10.19105/tjpi.v2i2.219

Abstract

Salah satu tujuan pendidikan Islam adalah membentuk manusia paripurna melalui pembiasaan, penanaman, pemberian hadiah (reward) dan hukuman (punishment). Tujuan pendidikan Islam sebagaimana diatas dapat diwujudkan dengan upaya mengarahkan, membimbing anak didik dan--yang lebih penting dari itu--menumbuhkembangkan potensi-potensi alamiah yang diterima anak sejak ia dilahirkan. Potensi-potensi itulah yang dikenal--dalam pendidikan Islam--sebagai fitrah. Fitrah dengan berbagai derivasinya dikembangakan melalui proses pembelajaran dalam pendidikan Islam dengan menekankan keseimbangan antara fitrah lahiriyah dan fitrah bâthiniyah.
ISLAMISASI ILMU PENGETAHUAN DAN APLIKASINYA DALAM PENDIDIKAN ISLAM Solichin, Mohammad Muchlis
TADRIS: Jurnal Pendidikan Islam Vol 3 No 1 (2008)
Publisher : State Islamic Institute of Madura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (59.493 KB) | DOI: 10.19105/tjpi.v3i1.226

Abstract

Islamisasi ilmu pengetahuan sejak kelahirannya mengundang para ahli untuk memperbincangkannya. Kalangan cendekiawan Muslim yang berpendapat pentingnya ilmu pengtahuan meyakini bahwa ilmu pengetahuan sangat urgen untuk diislamkan, mengingat ilmu pengetahuan—dalam pandangan mereka—telah teracuni nilai-nilai ideologi dan filosofi Barat yang banyak bertentangan dengan ajaran Islam. Adalah al-Faruqi dan al-Attas—dua tokoh sentral—ide islamisasi ilmu pengetahuan yang secara getol mempropagandakan ide itu dengan tujuan mengembalikan ilmu pengetahuan yang dinilai telah keluar dari kerangka aksiologisnya. Dalam pikiran mereka, ilmu pengetahuan yang berkembang saat ini bukan lagi untuk kemanfaatan manusia tapi telah mengarah kepada kerusakan dan kehancuran umat manusia.