Nur Ulina M. Br. Turnip
Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam

Published : 10 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

SOSIALISASI PEMANFAATAN EKSTRAK DAUN SAWO MANILA (Manilkara Zapota) SEBAGAI ANTIBAKTERI TERHADAP BAKTERI Streptococcus Mutans Nur Ulina M. Br. Turnip; Nia Yoseva Sirait; Aminah Syarifuddin; Novandi Purba
JURNAL PENGMAS KESTRA (JPK) Vol 1 No 2 (2021): Jurnal Pengmas Kestra (JPK)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LP2M) Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (409.413 KB) | DOI: 10.35451/jpk.v1i2.899

Abstract

Daun sawo manila merupakan salah satu tanaman yang dapat digunakan sebagai obat tradisional. Daun sawo manila mengandung senyawa metabolit sekunder flavonoid, fenolik, tanin, saponin, yang bersifat sebagai antibakteri. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui aktivitas antibakteri pada ekstrak daun sawo manila (Manilkara zapota) terhadap bakteri Streptoccocus mutans. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorium. Sampel yang digunakan diperoleh dari daun sawo diekstraksi dengan metode maserasi menggunakan pelarut etanol. Metode yang digunakan dalam uji daya hambat antibakteri menggunakan difusi cakram dengan 6 kelompok perlakuan yang terdiri dari konsentrasi 50%, 60%, 70%, 80%, serta Amoxicillin sebagai kontrol positif dan DMSO sebagai kontrol negatif diulang sebanyak 4 kali pengulangan. Parameter yang diamati adalah diameter zona hambat pertumbuhan bakteri Streptococcus mutans. Analisis data menggunakan One way-ANOVA. Hasil penelitian menunjukkan ekstrak etanol daun sawo manila memiliki kemampuan daya hambat antibakteri pada konsentrasi 50% (15,85 mm), 60% (16,45 mm), 70% (17,05 mm), 80% (17,45 mm). Kesimpulan dari penelitian ini membuktikan bahwa ekstrak etanol daun sawo manila memiliki aktivitas daya hambat antibakteri terhadap bakteri Streptococcus mutans.
WORKSHOP OF FORMULATION LIQUID SOAP FROM CELERY (Apium graveolens L) LEAF EXTRACT TO MOISTURIZING SKIN Nur Ulina M. Br. Turnip
JURNAL PENGMAS KESTRA (JPK) Vol. 2 No. 1 (2022): Jurnal Pengmas Kestra (JPK)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LP2M) Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (266.882 KB) | DOI: 10.35451/jpk.v2i1.1128

Abstract

Kerusakan kulit umumnya terjadi pada lapisan stratum korneum atau memiliki nama lain barrier yaitu lapisan kulit terluar yang memiliki pertahanan pertama dalam menghalangi dan sinar UV yang masuk ke lapisan kulit. Tujuan dari kegiatan seminar ini untuk mensosialisasikan ekstrak daun seledri dengan konsentrasi 10%, 15%, dan 20% dapat melembabkan kulit. Metode pemuatan sediaan dilakukan dengan pemeriksaan organoleptik, homogenitas, uji iritasi, uji tinggi busa dan uji kelembapan pada sediaan sabun cair dari ekstrak daun seledri. Hasil yang didapatkan dari Uji kelembapan sabun cair yang mengandung ekstrak daun seledri berfungsi untuk melembabkan kulit pada konsentrasi 20%. Kesimpulan: Ekstrak daun seledri dapat diformulasikan dalam sediaan sabun cair untuk melembabkan kulit 61,1% pada konsentrasi 20% semakin tinggi konsentrasi maka semakin lembab kulit.
TRAINING IN THE PRODUCTION OF ANTI-ACNE CREAM EXTRACTS OF CELERY (APIUM GRAVEOLENS L.) HERBAL EXTRACTS AND COUNSELING ON ITS INHIBITORY TESTS ON BACTERIA GROWTH PROPIONIBACTERIUM ACNES: TRAINING IN THE PRODUCTION OF ANTI-ACNE CREAM EXTRACTS OF CELERY (APIUM GRAVEOLENS L.) HERBAL EXTRACTS AND COUNSELING ON ITS INHIBITORY TESTS ON BACTERIA GROWTH PROPIONIBACTERIUM ACNES Turnip, Nur Ulina M. Br.; Yanti, Tri Damai
JURNAL PENGMAS KESTRA (JPK) Vol. 2 No. 2 (2022): Jurnal Pengmas Kestra (JPK)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LP2M) Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (417.028 KB) | DOI: 10.35451/jpk.v2i2.1452

Abstract

Herba seledri (Apium graveolens L) merupakan salah satu tanaman obat yang mengandung flavonoid dan tanin yang berperan sebagai antibakteri. Salah satu bakteri penyebab jerawat adalah bakteri Propionibacterium acnes. Pada penelitian ini ekstrak herba seledri diformulasikan dalam bentuk sediaan krim karena krim mudah diaplikasikan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ekstrak herba seledri dapat diformulasikan menjadi sediaan krim dan mengetahui aktivitas antibakteri terhadap bakteri Propionibacterium acnes. Penelitian ini menggunakan metode penelitian eksperimental laboratorium, Krim dibuat dengan konsentrasi 5%, 10%, 15%, Selanjutnya dilakukan pengujian sifat mutu fisik diantaranya adalah uji organoleptis, uji pH sediaan, uji homogenitas, Uji Daya Sebar dan uji bakteri dengan propionibacterium acnes dengan menggunakan metode difusi cakram menggunakan kertas cakram. Dengan menggunakan kontrol positif vitacid 0.025% dan kontrol negatif Blanko. Data yang diperoleh kemudian dianalisis menggunakan uji One way ANOVA satu arah. Hasil penelitian menunjukkan pengujian bahwa sifat fisik mutu sediaan krim memberikan hasil yang baik dan memenuhi syarat sediaan krim. Hasil uji aktivitas anti bakteri sediaan krim memberikan diameter rata- rata daya hambat sebesar F1 5%, (4,11 mm) lemah pada F2 10% ( 7,16 mm) sedang, dan F3 15% (11,20 mm) kuat. Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh maka dapat disimpulkan bahwa sedian krim antijerawat dengan konsentrasi ekstrak herba seledri 15% mempunyai daya hambat yang paling kuat terhadap bakteri Propionibacterium acne adalah 11,20 mm. Uji SPSS one way Anova menunjukan p <0,05 yang berarti terdapat perbedaan daya hambat pada berbagai konsentrasi ekstrak terhadap pertumbuhan bakteri Propionibacterium acnes penyebab jerawat.
UJI EFEKTIVITAS ANTIBAKTERI SEDIAAN SALEP DARI EKSTRAK DAUN KERSEN (Muntingia calabura L.) TERHADAP BAKTERI Staphylococcus aureus Turnip, Nur Ulina M. Br.; ., Nurdianti; Dwicahya, Cucu Arum
Jurnal FARMASIMED (JFM) Vol 2 No 2 (2020): Jurnal Farmasimed (JFM)
Publisher : Fakultas Farmasi Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35451/jfm.v2i2.373

Abstract

Salah satu penyebab infeksi adalah bakteri, seperti Staphylococcus aureus. Daun kersen telah banyak digunakan untuk mengobati penyakit yang disebabkan oleh bakteri. Daun kersen telah diteliti memiliki aktivitas antibakteri terhadap bakteri Staphylococcus aureus. Tujuan penelitian ini: membuat formulasi sediaan salep ekstrak daun kersen, dan melihat apakah sediaan salep memiliki aktivitas antibakteri terhadap bakteri Staphylococcus aureus. Metode penelitian yang dilakukan pada penelitian ini bersifat True experimental, meliputi tahapan: pembuatan ekstrak daun kersen dengan metode maserasi menggunakan pelarut etanol 96%, formulasi salep dibuat dengan dasar salep: vaselin, adeps lanae, dan propilen glikol. Dibuat dalam tiga konsentrasi yaitu: F I dengan 100 mg, F II dengan 200 mg, dan F III dengan 300 mg. Selanjutnya dilakukan evaluasi sediaan berupa evaluasi stabilitas fisik dan homogenitas, dan uji aktivitas dengan bakteri Staphylococcus aureus dengan menggunakan metode difusi agar menggunakan kertas cakram. Hasil menunjukkan bahwa salep memiliki kestabilan fisik dan homogenitas yang baik selama 10 hari penyimpanan pada suhu kamar. Uji aktivitas antibakteri sediaan salep menunjukkan bahwa diameter hambat F I memiliki rata-rata 14,35 mm, F II memiliki rata-rata 16,50 mm dan F III memiliki rata-rata 19,29 mm. Berdasarkan hasil yang diperoleh maka dapat disimpulkan bahwa sediaan salep ekstrak daun kersen memiliki daya hambat terhadap bakteri Staphylococcus aureus. Pada peneliti selanjutnya diharapkan agar memperhatikan daerah tumbuh daun kersen yang akan digunakan sebagai sapel penelitian dan melakukan perbandingan pengujian aktivitas antibakteri antara daun kersen dengan daun yang lainnya terhadap bakteri Staphylococcus aureus.
UJI AKTIVITAS EKSTRAK ETANOL DAUN LABU SIAM (SECHIUM EDULE (JACQ.) SWARTZ) TERHADAP AKTIVITAS ANTIBAKTERI STAPHYLOCOCCUS AUREUS Cahya, Cucu Arum Dwi; Priasa, Ayunda; M. Br. Turnip, Nur Ulina
Jurnal FARMASIMED (JFM) Vol 3 No 1 (2020): Jurnal Farmasimed (JFM)
Publisher : Fakultas Farmasi Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35451/jfm.v3i1.499

Abstract

Labu siam merupakan tumbuhan jenis labu-labuan yang dapat dimakan buah dan pucuk mudanya. Tumbuhan labu siam mengandung senyawa metabolit sekunder antara flavonoid, alkaloid, saponin. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh ekstrak daun labu siam (Sechium edele (Jacq.) Swartz) terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode eksperimental murni. Metode yang digunakan dalam uji aktivitas antibakteri adalah metode difusi dengan kertas cakram. Konsentrasi yang digunakan pada ekstrak daun labu siam terdiri dari konsentrasi 20%, 40%,dan 60%. Hasil skrining fitokimia menunjukkan bahwa ekstak daun labu siam mengandung saponin, flavonoid, dan tanin. Pengaruh pemberian ekstrak daun labu siam terhadap Staphylococcus aureus ditandai dengan terbentuknya zona hambat pada konsentrasi 20%, 40%, dan 60% secara berurutan dengan rerata diameter sebesar 6,6 mm; 8,5 mm; 10,3 mm. Hasil uji One-Way ANOVA didapatkan nilai sig 0,000 (sig<0,05) dan berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh konsentrasi ekstrak daun labu siam terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus. Konsentrasi 60% yang paling efektif dalam menghambat pertumbuhan bakteri dengan potensi kuat dalam menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus dengan mengunakan metode difusi. Disarankan pada peneliti selanjutnya untuk melakukan uji aktivitas antibakteri pada bagian tumbuhan yang lain seperti bunga, batang dan akar.
ANTIBACTERIAL ACTIVITY TEST OF ETHANOL EXTRACT OF MANILA SAWO LEAVES (MANILKARA ZAPOTA) AGAINST BACTERIA STREPTOCOCCUS MUTANS) Turnip, Nur Ulina M. Br.; Sirait, Nia Yoseva; ., Sunariati
Jurnal FARMASIMED (JFM) Vol 4 No 2 (2022): Jurnal Farmasimed (JFM)
Publisher : Fakultas Farmasi Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35451/jfm.v4i2.1022

Abstract

Daun sawo manila merupakan salah satu tanaman yang dapat digunakan sebagai obat tradisional. Daun sawo manila mengandung senyawa metabolit sekunder flavonoid, fenolik, tanin, saponin, yang bersifat sebagai antibakteri. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui aktivitas antibakteri pada ekstrak daun sawo manila (Manilkara zapota) terhadap bakteri Streptoccocus mutans. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorium. Sampel yang digunakan diperoleh dari daun sawo diekstraksi dengan metode maserasi menggunakan pelarut etanol. Metode yang digunakan dalam uji daya hambat antibakteri menggunakan difusi cakram dengan 6 kelompok perlakuan yang terdiri dari konsentrasi 50%, 60%, 70%, 80%, serta Amoxicillin sebagai kontrol positif dan DMSO sebagai kontrol negatif diulang sebanyak 4 kali pengulangan. Parameter yang diamati adalah diameter zona hambat pertumbuhan bakteri Streptococcus mutans. Analisis data menggunakan One way-ANOVA. Hasil penelitian menunjukkan ekstrak etanol daun sawo manila memiliki kemampuan daya hambat antibakteri pada konsentrasi 50% (15,85 mm), 60% (16,45 mm), 70% (17,05 mm), 80% (17,45 mm). Kesimpulan dari penelitian ini membuktikan bahwa ekstrak etanol daun sawo manila memiliki aktivitas daya hambat antibakteri terhadap bakteri Streptococcus mutans.
ACTIVITY TEST ETHANOL EXTRACT MATOA (POMETIA PINNATA) ANTINFLAMMATION AGAINST MALE RATS INDUCED CARAGENAN Turnip, Nur Ulina M. Br.; Panjaitan, Yudika Levanda
Jurnal FARMASIMED (JFM) Vol 5 No 1 (2022): Jurnal Farmasimed (JFM)
Publisher : Fakultas Farmasi Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35451/jfm.v5i1.1280

Abstract

Matoa merupakan salah satu tanaman dari famili Sapindaceae yang tersebar di daerah tropis, termasuk Indonesia. Tanaman matoa banyak digunakan masyarakat dalam pengobatan tradisional. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui efek antiinflamasi ekstrak etanol daun matoa (Pometia pinnata) terhadap mencit putih jantan yang di induksi karagenan. Penelitian ini adalah penelitian eksperimental yang dibagi menjadi 5 kelompok yaitu kontrol positif (Natrium Diklofenak 6,5 mg/kgBB), kontrol negatif (Na-CMC 0,5%) dan tiga dosis yang diuji yaitu 100 mg/kgBB, 200 mg/kgBB dan 300 mg/kgBB. Metode dalam penelitian ini adalah dengan induksi karagenan 0,1 ml sebagai iritan pada telapak kaki mencit selama 360 menit dengan parameter yang diamati adalah penghambatan udem kaki mencit menggunakan pletismometer. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan (P>0,05) dengan kesimpulan tiga dosis yang diuji yaitu 100 mg/kgBB, 200 mg/kgBB dan 300 mg/kgBB memiliki efek antiinflamasi dimana dosis yang lebih efektif adalah 300 mg/kgBB.
FORMULATION AND TEST INHIBITORY EFFECT OF MUSHROOMS CREAM PREPARATION ETHANOL EXTRACT AVOCADO SEEDS (PERSEA AMERICANA MILL) AGAINST MALASSEZIA FURFUR IN VITRO Turnip, Nur Ulina M. Br.; Novandi Purba; Novidawati Boru Situmorang; Sarah Gabetta br Napitupulu
Jurnal FARMASIMED (JFM) Vol 6 No 1 (2023): Jurnal Farmasimed (JFM)
Publisher : Fakultas Farmasi Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35451/jfm.v6i1.1872

Abstract

Avocado seeds (Persea americana Mill) are household waste that contains secondary metabolites that can be used as antifungal agents. The antifungal activity of pure ethanol extract from avocado seeds (Persea americana Mill) has been tested and shown to have inhibitory effects on the fungus Malassezia furfur. Pityriasis versicolor is one of the diseases that can be treated due to the infection of Malassezia furfur, and skin diseases are generally treated using semi-solid formulations like creams. The objective of this study is to determine the antifungal activity of a cream formulation of ethanol extract from avocado seeds against Malassezia furfur. The method used to test the inhibitory activity of the cream containing ethanol extract from avocado seeds (Persea americana Mill) against Malassezia furfur is the disc diffusion method. Phytochemical screening results indicated that the ethanol extract from avocado seeds contains alkaloids, flavonoids, tannins, and saponins. The cream containing ethanol extract from avocado seeds (Persea americana Mill) was tested at concentrations of 20% (10 grams), 40% (20 grams), and 60% (30 grams), along with a positive control of Ketoconazole 2%. The research results showed that the cream containing ethanol extract from avocado seeds (Persea americana Mill) at concentrations of 20%, 40%, and 60% exhibited inhibitory zones with diameters of 5.85 mm, 6.73 mm, and 7.66 mm, categorizing them as having a moderate inhibitory effect. Therefore, it can be concluded that the greater the concentration of the extract, the larger the diameter of the inhibitory zone." Keywords: Panu, Malassezia furfur, Antifungal, Cream, Avocado seed (Persea americana Mill).
Antibacterial Activity Test of Ethanol Extract of Torch Ginger Flowers (Etlingera elatior) Against Streptococcus Pyogenes Bacteria Causing Pharyngitis Disease in Vitro Turnip, Nur Ulina M. Br.; Sinulingga, Siska Esperanza; Sahada, Putri
Jurnal FARMASIMED (JFM) Vol 7 No 1 (2024): Jurnal Farmasimed (JFM)
Publisher : Fakultas Farmasi Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35451/jfm.v7i1.2334

Abstract

Background: In Indonesia, practically everyone has experienced pharyngitis, an illness with a relatively high prevalence. Coughing, sore throat, and trouble swallowing are all symptoms of pharyngitis. According to the WHO, pharyngitis can be caused by a range of species, with viral and bacterial infections being the most prevalent. The goal was to investigate the antibacterial activity of kecombrang flower extract in an ethanol solvent against microorganisms that cause pharyngitis, specifically Streptococcus pyogenes. Methodology: This study was conducted utilizing laboratory experimental procedures. Bacteria were cultivated on nutrient agar media, and 70% ethanol was used to extract kecombrang blossoms. The test was conducted out using the diffusion method, which involved soaking paper discs in a solution of kecombrang flower extract at concentrations of 20%, 40%, and 60% before placing them in NA media. As a positive control, amoxicillin was utilized. The incubation procedure took 24 hours and was carried out at 370 degrees Celsius. Three inhibitory zone measurements were performed on each extract and positive control. Results: This experiment revealed that the inhibition zone generated by kecombrang flower extract as an antibacterial was an average of 9 mm at a concentration of 20%, 11.6 mm at a concentration of 40%, 12.8 mm at a concentration of 60%, and 14.8 mm at the positive control, 100 mg amoxicillin tablets. Conclusion: The results show that kecombrang flower extract has antibacterial activity against Streptococcus pyogenes bacterium and is considered strong. The best ethanol extract of kecombrang flowers is at a concentration of 60%. Statistical analysis using One Way Annova revealed significant differences between treatments (p<0.05). To confirm, a Post Hoc Tukey (HSD) test was used.
Test to Determine The Quercetin Content of Tenggiang (Polystichum setiferum) Using the High Performance Liquid Chromatography (HPLC) Method and Its Antifungal Activity Against Pityrosporum ovale Turnip, Nur Ulina M. Br.; Ratih Anggraeni; Sihombing, Yanna Rotua; Suci Wulandari
Jurnal FARMASIMED (JFM) Vol 7 No 2 (2025): Jurnal Farmasimed (JFM)
Publisher : Fakultas Farmasi Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35451/jfm.v7i2.2361

Abstract

Background: Indonesia is a country with high temperature and humidity, which are supporting factors for the development of microbes. One of the microbes that causes infection is the fungus Pityrosporum ovale which can cause dandruff, especially on the scalp. Treatment is usually done using shampoo containing an antidandruff formula. Synthetic chemicals used in hair care have been widely known and used to treat various infections caused by fungi. Tenggiang, a shrub originating from the Toba Samosir area, is used empirically as a wound medicine. In previous studies, Tenggiang has been shown to have antimicrobial, antioxidant, and anti-inflammatory effects. This is related to the content of secondary metabolites found in tenggiang, such as flavonoids, terpenoids/steroids, saponins, and phenolics. Flavonoids, which are secondary metabolites of the polyphenol group. Objective: to measure the levels of quercetin in tenggiang using the HPLC method and to evaluate its antifungal activity against Pityrosporum ovale. Method: measurement of quercetin using the HPLC method and measurement of antifungal activity using the Kirby-bauer method. Results: The measurement results were then calculated as quercetin equivalents, the extract contained a total of 1.33% flavonoids. The retention time data of the standard quercetin was 5.405 minutes and the retention time of the ethanol extract of mackerel was 5.332. The ethanol extract of mackerel was  said to contain quercetin because it had a retention time that was relatively the same as the retention time of the standard quercetin. The extract also showed potential as an antimicrobial agent, where an increase in extract concentration was directly proportional to an increase in the diameter of the inhibition zone. In addition, when compared to the blank, the resulting difference was statistically significant (p <0.05). Conclusion: Tenggiang, extract has antifungal activity and antioxidant potential.