Cahya, Cucu Arum Dwi
Unknown Affiliation

Published : 12 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 12 Documents
Search

WORKSHOP OF FORMULATION ON PREPARATION GEL (ALEURITES MOLUCCANA) AS ANTICEPTIC HAND SANITIZER AGAINST BACTERI STAPHYLOCOCCUS AUREUS: WORKSHOP OF FORMULATION ON PREPARATION GEL (ALEURITES MOLUCCANA) AS ANTICEPTIC HAND SANITIZER AGAINST BACTERI STAPHYLOCOCCUS AUREUS Cahya, Cucu Arum Dwi; Lubis, Devi Febby Yola
JURNAL PENGMAS KESTRA (JPK) Vol. 2 No. 2 (2022): Jurnal Pengmas Kestra (JPK)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LP2M) Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (408.541 KB) | DOI: 10.35451/jpk.v2i2.1431

Abstract

Salah satu cara yang efektif untuk menjaga kesehatan tubuh adalah dengan menjaga kebersihan, salah satunya adalah kebersihan tangan. Salah satu bakteri yang paling sering mengkontaminasi kulit tangan adalah Staphylococcus aureus. Penggunaan gel antiseptik (Hand sanitizer) yang mudah dan praktis semakin diminati masyarakat. Kebanyakan produk gel antiseptik tangan menggunakan alkohol sebagai antibakteri. Kemiri adalah salah satu tumbuhan dengan berbagai manfaat pada setiap bagian pohonnya. Kemiri dapat dimanfaatkan baik sebagai obat-obatan tradisional, bahan makanan, bahan pewarna, penerangan dan berbagai kegunaan lain. Namun belum ada studi yang meneliti apakah formulasi sediaan Gel Hand sanitizer minyak kemiri (Aleurites moluccana) efektif sebagai antibakteri. Penelitian ini untuk mengetahui efektivitas antibakteri minyak kemiri terhadap bakteri Staphylococcus aureus setelah diformulasikan dalam sediaan gel Hand sanitizer pada 3 formula dengan konsentrasi F1=5%, F2=10% dan F3=15%. Penelitian ini adalah penelitian eksperimental. Untuk mengetahui efektivitas anti bakteri minyak kemiri (Aluerites moluccana) terhadap bakteri Staphylococcus. aureus setelah diformulasikan kedalam sediaan gel Hand sanitizer. Penelitian ini menunjukkan bahwa pada formulasi F3 dengan kosentrasi 15% dapat menghambat aktivitas bakteri Staphylococcus aureus dengan zona hambat sebesar 19 mm dengan hasil sediaan gel yang homogen, pH sebesar 5 mendekati pH kulit, tidak mengiritasi kulit dan daya sebar menunjukkan hasil yang merata ke seluruh permukaan kulit yaitu 5 cm. Terdapat penghambatan bakteri Staphylococcus aureus setelah minyak kemiri (Aleurites moluccana) diformulasikan kedalam sediaan gel Hand sanitizer.
Socialization of Rhodamine B Dye Content in Liptint Sold in Lubuk Pakam Which is Analyzed Using UV-Vis Spectrophotometry Wulandari, Suci; Cahya, Cucu Arum Dwi; Br. Turnip, Nur Ulina M.; Purba, Novandi; Sunariati, Sunariati
JURNAL PENGMAS KESTRA (JPK) Vol. 3 No. 2 (2023): Jurnal Pengmas Kestra (JPK)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LP2M) Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35451/jpk.v3i2.1455

Abstract

Rhodamine B is a synthetic dye that is always used to color paper, textiles or ink. The use of rhodamine B is very unsafe for physical fitness and health. When applied without an agent in the body, Rhodamine B irritates the respiratory tract and can cause cancer and liver damage. Even though it has negative effects, this dye is still widely used by irresponsible individuals to make a profit, especially in food processing and cosmetics. Objective: This community service is carried out with the aim of educating the public about the dangers of rhodamine for our bodies, as well as finding out the Rhodamine B content in lipsticks distributed in Lubuk Pakam, where lipstick is one of the cosmetics most widely used by the public, especially women. Method: The method used is socialization by providing direct outreach to the community, especially to mothers and teenagers about the dyes in lip tint which refer to the research results. Qualitative analysis of rhodamine B was carried out using TLC with the mobile phases of ethyl acetate, methanol and ammonia (45 :25:30), while quantitative analysis was carried out in the determination using UV-VIS spectrophotometry at 545 nm. The strategy used in providing knowledge about the dangers of dyes in cosmetics is by giving direct lectures about the various kinds of dyes used in cosmetics, the potential dangers that will arise if cosmetics with excessive dyes are used along with the characteristics of cosmetics with dyes and It is hoped that the public can avoid cosmetics that are indicated to use dyes and get safe cosmetic solutions using natural dyes.
EFEKTIFITAS EKSTRAK ETANOL DAUN SAWI HIJAU (BRASSICA RAPA VAR. PARACHINENSIS) SEBAGAI PELEMBAB KULIT DENGAN SEDIAAN MASKER PEEL-OFF Cahya, Cucu Arum Dwi; Syarifuddin, Aminah; Syukur, Ahmad Syukur
Jurnal FARMASIMED (JFM) Vol 2 No 1 (2019): Jurnal Farmasimed (JFM)
Publisher : Fakultas Farmasi Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (253.482 KB) | DOI: 10.35451/jfm.v2i1.292

Abstract

Green mustard plants can be formulater into peel-off masks to moisturize the skin, because based on previous research green mustard leaves cointain flavonoids as antioxidants which can moisturize the skin. The purpose of this study was to find out green mustard leaves can be formulated into peel-off mask preparations and to find out the preparation and to find out the preparation off peel off mask with etanol extract of green mustard leaves can moisturize the skin. This study uses an experimental method. Green mustard leaves are extracted by maceration. In this study, a skin analyzer was usee as a mesure of skin moisture level after using peel off mask from a variety of dosage formulations which were divided into 5 preparations, blank (without mask, 3%,4%,5%), postive control (using peel off masks on the market). The Anova test results show a sig value of 0,000 or p<0,005 so it is concluded that the variabel has a difference. The conclusion of this study proves that the ethanol extract of green mustard leaves can be used as a peel-off mask for skin moisturizer, where the higher the concentration of mustard leaf extract, the higher the moisture vlue of the skin.
EFEKTIFITAS IMUNOSTIMULAN DARI EKSTRAK ETANOL DAUN SIRSAK (ANNONA MUCIRATA) PADA TIKUS JANTAN DENGAN METODE HYPERSENSITIVITAS TIPE LAMBAT Wulandari, Suci; Hasibuan, Ahmad Syukur; Cahya, Cucu Arum Dwi
Jurnal FARMASIMED (JFM) Vol 2 No 1 (2019): Jurnal Farmasimed (JFM)
Publisher : Fakultas Farmasi Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (372.27 KB) | DOI: 10.35451/jfm.v2i1.304

Abstract

Penelitian pada skripsi ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas imunostimulan dari ekstrak etanol daun Sirsak (Annona mucirata), dengan empat varian dosis. Penelitian ini menggunakan hewan tikus putih jantan sebanyak 18 ekor dengan BB 200 gram yang dibagi menjadi 6 kelompok perlakuan. Tikus diinduksikan dengan bakteri Escherichia coli selama 7 hari berturut turut secara intra peritoneum, kemudian pada hari ke 7 beri tanda di kaki tikus yang sudah diukur (V0). Ekstrak etanol daun Sirsak (Annona mucirata), dengan varian dosis 50mg/kgBB, 100mg/kgBB, 200mg/kgBB, 400mg/kgBB, suspense CMC Na 0,5%, dan suspensi STIMUNO 25 mg/kgBB sebagai kontrol positif siberikan secara oral pada hari ke 8, setelah 24 jam setelah pemberian kemudian kaki tikus diukur kembali volumenya (Vt).catat hasil, selanjutnya seluruh data masing-masing kelompok diolah menggunakan uji ANOVA. Hasil penelitian menunjukan bahwa ekstrak etanol daun benalu kopi terbukti efektifbagai imunostimulan. Hal ini dibuktikan dengan adanya penurunan volume pembengkakan kaki tikus yang diuji dengan metode hipersensitifitas tipe lambat. Dikatakan efektif karena memiliki nilai mendekati control positif yaitu stimuno 25 mg dimulai dari dosis 200mgkg/bb sampai 400mgkg/BB. Dengan nilai rata-rata penurunan volume pembengkakan 1,4mm untuk dosis 400mgkg/BB dan 1,2mm untuk dosis 200mgkg/BB.
UJI AKTIVITAS EKSTRAK ETANOL DAUN LABU SIAM (SECHIUM EDULE (JACQ.) SWARTZ) TERHADAP AKTIVITAS ANTIBAKTERI STAPHYLOCOCCUS AUREUS Cahya, Cucu Arum Dwi; Priasa, Ayunda; M. Br. Turnip, Nur Ulina
Jurnal FARMASIMED (JFM) Vol 3 No 1 (2020): Jurnal Farmasimed (JFM)
Publisher : Fakultas Farmasi Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35451/jfm.v3i1.499

Abstract

Labu siam merupakan tumbuhan jenis labu-labuan yang dapat dimakan buah dan pucuk mudanya. Tumbuhan labu siam mengandung senyawa metabolit sekunder antara flavonoid, alkaloid, saponin. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh ekstrak daun labu siam (Sechium edele (Jacq.) Swartz) terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode eksperimental murni. Metode yang digunakan dalam uji aktivitas antibakteri adalah metode difusi dengan kertas cakram. Konsentrasi yang digunakan pada ekstrak daun labu siam terdiri dari konsentrasi 20%, 40%,dan 60%. Hasil skrining fitokimia menunjukkan bahwa ekstak daun labu siam mengandung saponin, flavonoid, dan tanin. Pengaruh pemberian ekstrak daun labu siam terhadap Staphylococcus aureus ditandai dengan terbentuknya zona hambat pada konsentrasi 20%, 40%, dan 60% secara berurutan dengan rerata diameter sebesar 6,6 mm; 8,5 mm; 10,3 mm. Hasil uji One-Way ANOVA didapatkan nilai sig 0,000 (sig<0,05) dan berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh konsentrasi ekstrak daun labu siam terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus. Konsentrasi 60% yang paling efektif dalam menghambat pertumbuhan bakteri dengan potensi kuat dalam menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus dengan mengunakan metode difusi. Disarankan pada peneliti selanjutnya untuk melakukan uji aktivitas antibakteri pada bagian tumbuhan yang lain seperti bunga, batang dan akar.
FORMULATION OF RED SPINNING LEAVES (AMARANTHUS) TRICOLOR L. AS NATURAL DYES IN PREPARATIONS EYESHADOW COMPACT POWDER Cahya, Cucu Arum Dwi; Silalahi, Mega
Jurnal FARMASIMED (JFM) Vol 4 No 2 (2022): Jurnal Farmasimed (JFM)
Publisher : Fakultas Farmasi Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35451/jfm.v4i2.1015

Abstract

Berbagai jenis kosmetik yang sering kali diminati bagi para wanita yaitu eye shadow. Pada sebagian produk eye shadow masih terdapat penyalahgunaan pewarna tekstil yang berbahaya jika digunakan bagi tubuh. Daun bayam merah (Amaranthus tricolor L.) mempunyai pigmen betasianin yang dapat dijadikan pewarna alami pada sediaan eye shadow compact powder. Penelitian ini bertujuan untuk membuat sediaan eye shadow compact powder dengan menggunakan ekstrak daun bayam merah sebagai pewarna alami serta memenuhi persyaratan mutu fisik dan tidak mengiritasi kulit.Daun bayam merah segar dilakukan ekstraksi dengan metode maserasi dengan menggunakan pelarut etanol 70% dan ditambahkan asam sitrat, kemudian pelarut diuapkan dengan bantuan alat rotary evaporator pada suhu 50°C, kemudian dipekatkan dengan waterbath (penangas air) pada suhu 78°C sampai didapatkan ekstrak kental. Kemudian diformulasikan ke dalam bentuk sediaan eye shadow compact powder dengan menggunakan kaolin, zink stearat, nipagin, isopropyl miristat, lanolin, oleum rosae, dan talkum. Dengan variasi konsentrasi ekstrak daun bayam merah F0 (Blanko), F1 (8%), F2 (12%) dan F3 (18%). Kemudian campuran serbuk dicetak dengan alat press. Selanjutnya dilakukan pemeriksaan persyaratan mutu fisik sediaan eye shadow compact powder yaitu uji dispersi warna (homogenitas), uji poles, uji kerapuhan, dan uji stabilitas terhadap bentuk,warna dan aroma pada penyimpanan suhu kamar selam 30 hari, serta uji iritasi terhadap sediaan F0 (Blanko), F1 (8%), F2 (12%) dan F3 (18%). Berdasarkan hasil yang diperoleh semua sediaan F0 (Blanko), F1 (8%), F2 (12%) dan F3 (18%) homogen terdispersi merata, tidak rapuh, stabil dalam penyimpanan suhu kamar selama 30 hari, dan tidak mengiritasi kulit. Namun pada pemeriksaan uji oles pada sediaan F3 (18%) memiliki daya oles yang kurang baik dikarenakan perlu 5 kali pengolesan agar warna terlihat jelas menempel pada kulit sedangkan pada sediaan F0 (Blanko), F1 (8%) dan F2 (12%) cukup dengan 3 kali pengolesan warna sudah terlihat dan menempel.
EFFECTIVENESS TEST ON PREPARATION GEL (Aleurites moluccana) AS ANTICEPTIC HAND SANITIZER AGAINST BACTERIA Staphylococcus aureus Cahya, Cucu Arum Dwi; Lubis, Devi Febby Yola
Jurnal FARMASIMED (JFM) Vol 5 No 2 (2023): Jurnal Farmasimed (JFM)
Publisher : Fakultas Farmasi Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35451/jfm.v5i2.1258

Abstract

Salah satu cara yang efektif untuk menjaga kesehatan tubuh adalah dengan menjaga kebersihan, salah satunya adalah kebersihan tangan. Salah satu bakteri yang paling sering mengkontaminasi kulit tangan adalah Staphylococcus aureus. Penggunaan gel antiseptik (Hand sanitizer) yang mudah dan praktis semakin diminati masyarakat. Kebanyakan produk gel antiseptik tangan menggunakan alkohol sebagai antibakteri. Kemiri adalah salah satu tumbuhan dengan berbagai manfaat pada setiap bagian pohonnya. Kemiri dapat dimanfaatkan baik sebagai obat-obatan tradisional, bahan makanan, bahan pewarna, penerangan dan berbagai kegunaan lain. Namun belum ada studi yang meneliti apakah formulasi sediaan Gel Hand sanitizer minyak kemiri (Aleurites moluccana) efektif sebagai antibakteri. Penelitian ini untuk mengetahui efektivitas antibakteri minyak kemiri terhadap bakteri Staphylococcus aureus setelah diformulasikan dalam sediaan gel Hand sanitizer pada 3 formula dengan konsentrasi F1=5%, F2=10% dan F3=15%. Penelitian ini adalah penelitian eksperimental. Untuk mengetahui efektivitas anti bakteri minyak kemiri (Aluerites moluccana) terhadap bakteri Staphylococcus. aureus setelah diformulasikan kedalam sediaan gel Hand sanitizer. Penelitian ini menunjukkan bahwa pada formulasi F3 dengan kosentrasi 15% dapat menghambat aktivitas bakteri Staphylococcus aureus dengan zona hambat sebesar 19 mm dengan hasil sediaan gel yang homogen, pH sebesar 5 mendekati pH kulit, tidak mengiritasi kulit dan daya sebar menunjukkan hasil yang merata ke seluruh permukaan kulit yaitu 5 cm. Terdapat penghambatan bakteri Staphylococcus aureus setelah minyak kemiri (Aleurites moluccana) diformulasikan kedalam sediaan gel Hand sanitizer.
THE EFFECT OF ETHANOL EXTRACT OF SOURSOP LEAVES (ANNONA MURICATA L.) ON BODY TEMPERATURE IN MALE MICE (MUS MUSCULUS) INFECTED WITH BACTERIA SALMONELLA TYPHI Syarifuddin, Aminah; Cahya, Cucu Arum Dwi; Br Sihombing, Amelya Chyntia
Jurnal FARMASIMED (JFM) Vol 6 No 1 (2023): Jurnal Farmasimed (JFM)
Publisher : Fakultas Farmasi Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35451/jfm.v6i1.1929

Abstract

Soursop leaves (Annona muricata L.) are a plant that has many health benefits that can be obtained from the fruit, leaves, and seeds. Soursop leaves contain saponins, flavonoids, tannins, and alkaloids which can act as an antiseptic-disinfectant or as an antibacterial. Flavonoid compounds can be used as wound medicine, antifungal, antimicrobial, anticancer, and antiviral. In society, it is used by boiling the leaves and then drinking the boiled water. This research aims to determine the effectiveness of soursop leaf ethanol extract as an antibacterial against Salmonella typhi so that fever can be reduced. The dosage includes 100; 150; 200; and 250 mg/kg BW. No treatment was given as a negative control and chloramphenicol tablets as a positive control. Based on data analysis, it shows that there is a significant difference in body temperature after being tested using the t-test with a value of 0.000 < 0.05. These results prove that body temperature which was initially normal during the acclimatization stage experienced an increase in body temperature when infected with Salmonella typhi. The results of the One-Way ANOVA test also showed an effect on reducing body temperature infected with Salmonella typhi. From several doses, the EDDS dose of 100 mg/kg BW was able to reduce body temperature by an average of 36.5°C.
Analisis TLC terhadap senyawa flavonoid dalam ekstrak daun ciplukan (Physalis angulata L.) Cahya, Cucu Arum Dwi; Sinurat, Jhon Patar; Br Karo, Reh Malem
Jurnal Prima Medika Sains Vol. 4 No. 2 (2022): Desember
Publisher : Program Studi Magister Kesehatan Masyarakat Universitas Prima Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.34012/jpms.v4i2.3258

Abstract

Skrining flavonoid menggunakan pereaksi FeCl3 5%, uap amoniak, shinoda, pereaksi basa dan timbal asetat mengkonfirmasi bahwa daun ciplukan mengandung senyawa flavonoid. Ekstrak metanol daun ciplukan yang diproses melalui metode maserasi diperoleh ekstrak sebesar 200 g. Kemudian partisi dilakukan terhadap ekstrak daun ciplukan menggunakan pelarut etil asetat dan n-heksana sehingga menghasilkan ekstrak sebesar 32.12 gram. Ekstrak kering daun ciplukan dipersiapkan untuk analisis TLC dengan cara dilarutkan menggunakan pelarut metanol. Fase diam yang digunakan adalag silica gel 60F254 Merck dan fase gerak yang digunakan adalah eluen (kloroform : metanol). Hasil analisis TLC menggunakan eluent kloroform : metanol (80:20 v/v) menunjukkan munculnya noda yang berwarna kuning kehitaman yang mengartikan bahwa ada senyawa flavonoid dalam ekstrak daun ciplukan dengan nilai Rf sampel adalah 0.76 yang dibandingkan dengan Rf Standart quercetin adalah 0.92.
Test of the Anti-Inflammatory Effectiveness of Ethanol Extract Gel Preparation of Sabrang Onion Bulb (Eleutherine bulbosa) on Incisional Wounds in Wistar Rats Harahap, Hasni Yaturramadhan; Syarifuddin, Shofian; Cahya, Cucu Arum Dwi; Br Sinaga, Irma Suryani Kristina
Jurnal FARMASIMED (JFM) Vol 7 No 1 (2024): Jurnal Farmasimed (JFM)
Publisher : Fakultas Farmasi Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35451/jfm.v7i1.2317

Abstract

Background: The use of medicinal plants is increasingly widespread among the community, especially due to their properties in healing various diseases. One of the developing medicinal plants is bawang sabrang (Eleutherine bulbosa), which has been proven to accelerate the healing process of wounds. Objective: To evaluate the effectiveness of administering gel extract from bawang dayak tubers on the healing process of incised wounds in rats. The test subjects used were 25 male rats. Incisions measuring 2 cm were made on the backs of the rats using a surgical knife. Method: Laboratory experimental study with a Completely Randomized Design (CRD) consisting of five treatments: one positive control (bioplacenton gel), one negative control (gel base), and three graduated concentrations of gel extract, namely 5%, 10%, and 15%. Treatments were administered twice daily for 14 days. Results: Measurement of wound diameter showed that the gel extract of bawang sabrang at a concentration of 15% and the positive control provided a more effective healing effect compared to the gel extract at concentrations of 5%, 10%, and the negative control (gel base). Conclusion: Ethanol extract of bawang sabrang is effective as a gel for healing incised wounds in rats at a concentration of 15%. The physical properties of the gel show a characteristic aroma and a golden red color, homogenous without grains or lumps, a pH of 4.9, and a spreadability of 5 cm.Keywords: Bawang sabrang tuber, Anti-inflammatory, rats, Edema.