Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

PERBEDAAN RERATA KADAR MMP-2 ( MATRIX METALLOPROTEINASE - 2 ) DENGAN KETUBAN PECAH DINI PADA KEHAMILAN PRETERM DAN KEHAMILAN NORMAL Sri Marlia
Menara Ilmu Vol 13, No 4 (2019): Vol. XIII No. 4 April 2019
Publisher : LPPM Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33559/mi.v13i4.1316

Abstract

Premature rupture of membranes is the rupture of membranes prior to the onset of labor. Its found WHO data that 15% of pregnant women developed into complication one of the causes is premature rupture of membranes. MMP-2 is part of the matrix metalloproteinase which is an enzyme that breaks down collagen in which collagen provides the main strain force on fetal membranes. This study aimed to know the differences of Matrix Metalloproteinase 2 (MMP-2) between premature rupture of membranes on preterm pregnancy and normal pregnancy. Research design was cross sectional comparative study. The sample in this study were pregnant women with premature rupture of membranes on preterm pregnancy before 37 weeks and women with normal pregnancy. MMP-2 levels examination using Human MMP2 ELISA kit. Data analyze with independent sample t test. The results showed that the mean of MMP-2 levels in premature rupture of membranes on preterm pregnancy was 16.06 ± 6.33 ng/ ml higher than the normal pregnancy of 9.86 ± 4.45 ng / ml. The result of statistical test obtained p value =0.003 (p value <0,05). There is difference of MMP-2 serum level on premature rupture of membranes preterm pregnancy and normal pregnancy. This research concluded there is difference of MMP-2 serum level on premature rupture of membranes preterm pregnancy and normal pregnancy. Keywords : MMP-2, rupture of membranes, preterm pregnancy
KONSELING KALORI TERHADAP KADAR GULA DARAH PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE 2 DI PUSKESMAS ANDALAS PADANG Ayuro Cumayunaro; Sri Marlia; Yonaniko Dephinto
Jurnal Kesehatan Medika Saintika Vol 11, No 2 (2020): Desember 2020
Publisher : Stikes Syedza Saintika Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30633/jkms.v11i2.858

Abstract

Kondisi hiperglikemia atau peningkatan kadar glukosa dalam darah diatas batas normal yang menjadi tanda khas penyakit Diabetes Mellitus. Penyakit DM tipe 2 merupakan penyakit metabolisme yang diakibat oleh tubuh kekurangan hormon insulin yang berfungsi sebagai pengatur kadar gula darah. Penatalaksanaan pengendalian kadar glukosa darah dapat dilakukan dengan optimalisasi pengendalian  metabolisme  yaitu dengan memaksimalkan  pengelolaan diet yang baik dan seimbang tentang asupan kalori pada penderita DM tipe 2 sehingga kadar glukosa darah dapat dikendalikan. Salah satu bentuk pengelolaan diet dengan pendekatan edukasi yang diberikan melalui konseling kalori pada penderita DM. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh konseling kalori terhadap kadar glukosa darah pada pasien DM tipe 2. Penelitian ini menggunakan  metode quasi eksperiment dan pendekatan one group pre and posttest, dengan penelitian dilakukan dengan pengukuran kadar glukosa darah dilakukan 2 kali yaitu pertama sebelum intervensi, setelah itu dilakukan intervensi dengan konseling kalori setelah itu dilakukan pengukuran kadar gula darah kedua. Rata –rata kadar glukosa dara pre test yaitu 177,7 mg/dl dan post test 138,7 mg/dl. Hasil uji statistik paired t test di dapatkan nilai p value 0,000 maka dapat disimpulkan ada perbedaan yang bermakna antara kadar glukosa darah responden pre test dengan post test konseling kalori pasien DM tipe 2. Diharapkan peran dari tenaga kesehatan dalam pemberian edukasi yang maksimal pada pasien dan keluarga yang menderita DM tipe 2 terutama dalam pengendalian gula darah khususnya terkait dengan asupan kalori yang menjadi salah satu perhatian penting dalam penalaksanaan pasien DM tipe 2.
Inovasi Pembuatan Makanan Pendamping ASI untuk Pencegahan Stunting pada 1000 Hari Pertama Kehidupan Rufaridah, Anne; Asmita Dahlan; Wuri Komalasari; Sri Marlia; Lailatul Husni
Masyarakat Berdaya dan Inovasi Vol. 4 No. 2 (2023)
Publisher : Research and Social Study Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33292/mayadani.v4i2.107

Abstract

Stunting erat kaitannya dengan periode 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK), merupakan merupakan periode emas untuk pertumbuhan dan perkembangan anak. HPK dimulai dari kehamilan hingga anak berumur 2 tahun. Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) prevalensi stunting di Indonesia berfluktuasi 30,8%. Berdasarkan Riskesdas, prevalensi stunting di Sumatera Barat berfluktuasi yaitu tahun 2018 sebesar 29,9 % . Kegiatan pengabdian masyarakat bertujuan untuk pemberdayaan masyarakat melalui inovasi makanan pendamping ASI untuk mengatasi penyebab stunting pada 1000 HPK. Kegiatan dilakukan di kelurahan Andalas Padang, tanggal 30 Juni 2022. Sasaran kegiatan adalah ibu hamil, ibu bayi dan balita dan kader. Buah naga dan tempe bagi bermanfaat untuk masa perkembangan anak, kenyataan anak-anak banyak tidak suka makan tempe dan buah naga, sehingga inovasi dalam pengabmas ini pembuatan MP ASI berupa pembuatan puding buah naga susu dan nugget tempe. Kegiatan pengabmas diharapkan masyarakat dapat mempraktekkan pembuatan MP ASI dirumah untuk diberikan kepada anak sebagai makanan pendamping ASI
Improving Understanding In Preventing Stunting In The First 1,000 Days Of Life: Peningkatan Pemahaman Dalam Mencegah Kejadian Stunting Pada 1000 Hari Pertama Kehidupan Anne Rufaridah; Asmita Dahlan; Wuri Komalasari; Sri Marlia; Rika oktariantiaskar
Journal of Community Service and Application of Science Vol. 1 No. 2 (2022): JOURNAL OF COMMUNITY SERVICE AND APPLICATION SCIENCE (JCSAS)
Publisher : KPN Kopertis X

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62769/yy2wh371

Abstract

The World Health Organization (WHO) defines stunting as a state of very short stature that exceeds a deficit of 2 SD below the median length or population height which is an international reference (Trihono, et al., 2015). Stunting is closely related to the first 1000 days of life (HPK) period. . The 1000 HPK period is an important period or a golden period for growth and development. 1000 HPK starts from pregnancy until the child is 2 years old. 1000 HPK is called the Window of Opportunity because during this period organ systems experience a very rapid increase in growth and development. Based on data from Basic Health Research (Riskesdas), the prevalence of stunting in Indonesia fluctuated, namely in 2007 it was 36.8%, 35.6% (2010), 37.2% (2013), and 30.8% (2018). Based on Riskesdas, the prevalence of stunting in West Sumatra fluctuated, namely in 2007 it was 36.5%, 32.7% (2010), 39.2% (2013), and 29.9% (2018). This community service activity is carried out in Kelurahan Andalas Padang by providing counseling to mothers who have toddlers. This activity was carried out on June 30, 2022.1000 First Day