nuryantiningsih, farida
Universitas Jenderal Soedirman

Published : 13 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 13 Documents
Search

PENINGKATAN BUDI PEKERTI ANAK SEKOLAH DASAR MELALUI PEMAKAIAN UNDHAUSUK BAHASA JAWA nuryantiningsih, farida
Jurnal Ilmiah Lingua Idea Vol 7 No 1 (2016): June
Publisher : Fakultas Ilmu Budaya Universitas Jenderal Soedirman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20884/1.jili.2016.7.1.334

Abstract

Keresahan menghinggapi para orang tua terhadap anaknya saat ini yang cenderung menunjukkan sikap dan berperilaku kurang santun dan kurang terpuji. Sementara, sikap santun, hormat, semangat kebersamaan, tenggang rasa ( tepa selira ), dan gotong royong sudah jarang diperhatikan di kalangan anak-anak muda sekarang. Memberikan penanaman budi pekerti kepada anak wajib dilakukan untuk mengatasi sikap negatif anak-anak. Penanaman nilai budi pekerti harus berjalan terpadu dan dimulai sejak anak usia dini. Sejak kecil, seharusnya anak sudah dibiasakan dengan perilaku-perilaku yang mencerminkan budi pekerti di dalam keluarga dan dibiasakan menghormat orang tua atau orang yang lebih tua. Bahasa Jawa mengandung syarat pendidikan nilai yang merupakan substansi utama dari pendidikan budi pekerti. Dalam bahasa Jawa, terkandung tata nilai kehidupan Jawa, seperti norma, keyakinan, kebiasaan, dan simbol-simbol yang hidup dan berkembang dalam masyarakat Jawa. Pendidikan budi pekerti yang digali dari substansi bahasa Jawa dapat menjadi pilar pendidikan budi pekerti bangsa. Berdasarkan latar belakang tersebut, peningkatan budi pekerti anak sekolah dasar melalui pemakaian undhausuk bahasa Jawa perlu dilakukan. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif dengan pendekatan budaya. Penelitian ini menggunakan rancangan case study (studi kasus) ke lokasi penelitian. Fokus penelitian, yaitu peningkatan budi pekerti anak sekolah dasar melalui undhausuk bahasa Jawa. Data yang terkumpul akan diolah dengan menggunakan metode reduksi data, pemaparan data, kategori data, dan simpulan data. Uji mutu data dilakukan dengan menggunakan triangulasi sumber dan triangulasi metode.
Animasi Kartun Bertema Falsafah Jawa sebagai Pendidikan Karakter Bagi Anak Usia Dini Wiekandini Dyah Pandanwangi; Farida Nuryantiningsih
Rekam : Jurnal Fotografi, Televisi, Animasi Vol 13, No 1 (2017): April 2017
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/rekam.v13i1.1644

Abstract

            Latar belakang dari penelitian ini adalah adanya berbagai kasus yang bertentangan dengan nilai-nilai moral seperti korupsi yang menunjukkan rendahnya karakter dalam masyarakat. Oleh karena itu, pendidikan karakter merupakan aspek yang sangat penting dalam memperbaiki nilai moral masyarakat Indonesia. Pendekatan kebudayaan khususnya falsafah Jawa akan dijadikan landasan pendidikan karakter pada anak usia dini. Hal ini karena dalam budaya Jawa sarat akan pendidikan nilai yang merupakan substansi utama dari pendidikan karakter. Dalam budaya Jawa terkandung tata nilai kehidupan Jawa, seperti norma, keyakinan, kebiasaan, konsepsi, dan simbol-simbol yang hidup dan berkembang dalam masyarakat Jawa.Pendidikan karakter yang digali dari substansi budaya Jawa dapat menjadi pilar pendidikan budi pekerti bangsa. Budaya Jawa memiliki pandangan hidup (yang sering disebut sebagai falsafah hidup) yang merupakan kesatuan pola pikir orang Jawa dalam menempuh kehidupan. Falsafah hidup Jawa adalah saripati perjalanan hidup orang Jawa menjadi “Jawa”. Di dalam falsafah ajaran hidup Jawa, terdapat ajaran keutamaan hidup yang diistilahkan dalam bahasa Jawa sebagai piwulang (wewarah)kautaman. Pendidikan karakter pada anak usia dini menjadi fondasi dasar dalam mengembangkan keterampilan sosial di masa yang akan datang. Pendidikan karakter yang kuat dan kokoh merupakan hal yang penting dan harus ditanamkan sejak dini agar anak bangsa menjadi pribadi yang unggul seperti yang diharapkan dalam tujuan pendidikan nasional dan dapat memperkokoh bangsa dari pengaruh negative seperti korupsi.            Penelitian ini merupakan penelitian deskpritif kualitatif dengan rancangan penelitian studi kasus (case study). Lokasi penelitian adalah dua puluh Taman Kanak-Kanak terpilih di Purwokerto. Pengumpulan data menggunakan teknik in depth interview danfocus group discussion pada informan yang terpilih.Informan dipilih dengan metode purposive sample. Analisis data dilakukan dengan model analisis perbandingan dan interpretasi data. Keabsahan data akan diuji dengan triangulasi sumber dan triangulasi metode. Dalam penelitian ini, temuan yang ditargetkan adalah pembuatan model pendidikan karakter berlandaskan falsafah Jawa.Untuk membantu para guru Taman Kanak-Kanak dalam mengaplikasikan model pendidikan karakter berlandaskan falsafah Jawa, disusun modul pendidikan karakter yang berlandaskan falsafah Jawa yang berbentuk animasi kartun.              The backgroud of this study are about cases which are againts moral values, such as, corruption that shows the lowness of character in the society. Because of that, character education is very important to improve Indonesian moral value. Thus, cultural approach especially Javanese philosophy is used as the foundation of character education for early childhood. This is because Javanese culture is rich on education values, so those make it become the main substance of character education.  Moreover, Javanese culture contains the social order of society, for example, norms, believes, customs, ideas, and symbols which live and develop in Javanese society. Therefore, character education that is from Javanese culture can be a pillar of nation’s character building. Javanese culture that has philosophies can be the guidance of life. The philosophies are the essence of Javanese to do journey to be Javanese. Furthermore, in Javanese philosophies, there are main teaching which in Java it is called by piwulang (wewarah).The important of character education in the early childhood is the education which can be the foundation to develop social skills in the future. This makes a sturdy and strong character education be necessary to be given since the early childhood, so in the future our generation can be strong characters that are excellent as what it has been hoped in the purpose of national education; and it can make the nation stronger to avoid negative influences like corruption.            This study is descriptive qualitative research with case study. The locations of the research are in twenty kindergarthens in Purwokerto that have been selected. Data collection technique is done through indepth interview and focus group discussionon selected informants. Those selected informants are chosen using purposive sample method. Data analysis is done using comparative analysis and data interpretation. Finally, the validity is examined with resource triangualtion and method triangulation. In this research, the result is a model on character education based on Javanese philosophy. To help kidergarthen teachers to apply the model, a modul in the form of animation cartoon is created.
KOMIK WAYANG ANAK PANDAWA SEBAGAI MEDIA PENDIDIKAN KARAKTER DI JAMAN KEKINIAN Wiekandini Dyah Pandanwangi; Farida Nuryantiningsih
Journal of Urban Society's Arts Vol 5, No 1 (2018): April 2018
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/jousa.v5i1.2208

Abstract

ABSTRAK Wayang telah melekat dan menjadi bagian hidup bangsa Indonesia khususnya Jawa. Dalam seni wayang, terdapat kearifan lokal yang bermanfaat untuk membangun karakter dan jati diri bangsa Indonesia yang tergambarkan melalui cerita dan watak para tokohnya. Pembangunan karakter yang berlandaskan kearifan lokal sebagai jati diri bangsa Indonesia bagi generasi muda sangatlah penting untuk mencetak anak bangsa yang cerdas, berkepribadian, dan berahklak mulia. Terlebih lagi jaman sekarang dimana anak-anak Indonesia sudah mulai luntur karakter aseli sebagai bangsa Indonesia karena tergerus globalisasi dan kecanggihan teknologi. Rasa hormat dan sopan santun kepada orang yang tua mulai pudar. Sifat yang individualistis lebih ditonjolkan sehingga terasa tidak humanis lagi kepada sesamanya. Itulah yang disebut sebagai istilah kids jaman now. Melihat hal tersebut, diperlukan media pendidikan karakter yang tepat untuk anak-anak.  Media pendidikan karakter yang diilhami oleh budaya asli bangsa Indonesia seperti komik wayang anak Pandawa. Melalui media komik wayang anak Pandawa, akan dibangun karakter dalam diri anak dengan penanaman nilai-nilai kearifan lokal, yaitu mengenalkan cerita dan tokoh-tokoh wayang Pandawa. Semua tokoh dalam cerita wayang memiliki karakter yang bersumber dari kepribadian asli bangsa lndonesia. Filosofi kehidupan dalam cerita wayang dan karakter tokoh pewayangan perlu untuk dimaknai lebih mendalam karena esensinya sangat berguna bagi kehidupan, terlebih lagi untuk disampaikan pada generasi muda. Oleh sebab itu, komik wayang anak Pandawa diperlukan sebagai media untuk memahami filosofi kehidupan dalam cerita wayang dan karakter tokoh pewayangan sehingga mampu diserap dengan mudah oleh anak-anak. AbstractWayang have been embodied and become part of the life of the Indonesian people, especially Java. In the art of wayang, there is a local wisdom that is useful to build the character and identity of the Indonesian people which is depicted through the stories and character of the characters. Character building based on local wisdom as the identity of the Indonesian people for the younger generation is very important to create intelligent, personality, and noble children of the nation. Even more so today, where Indonesian children have begun to wear off their original character as Indonesians because of the erosion of globalization and technological sophistication. Respect and courtesy to old people are fading. The individualistic nature is more highlighted so that it feels no longer humanistic to others. That is what is called the term kids today.Seeing this, the right character education media for children is needed. Media of character education inspired by the indigenous culture of the Indonesian people such as the Pandawa puppet comics. Through the Pandawa puppet comic media, characters will be built in the child by planting the values of local wisdom, namely introducing stories and figures of the Pandawa puppets. All characters in wayang stories have characters derived from the original personality of the Indonesian nation. The philosophy of life in wayang stories and puppet character needs to be interpreted more deeply because its essence is very useful for life, moreover to be conveyed to the younger generation. Therefore, the Pandawa puppet comics are needed as a medium to understand the philosophy of life in wayang stories and puppet characters so that they can be absorbed easily by children. 
PENINGKATAN BUDI PEKERTI ANAK SEKOLAH DASAR MELALUI PEMAKAIAN UNDHAUSUK BAHASA JAWA farida nuryantiningsih
Jurnal Lingua Idea Vol 7 No 1 (2016): June
Publisher : Faculty of Humanities, Universitas Jenderal Soedirman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Keresahan menghinggapi para orang tua terhadap anaknya saat ini yang cenderung menunjukkan sikap dan berperilaku kurang santun dan kurang terpuji. Sementara, sikap santun, hormat, semangat kebersamaan, tenggang rasa ( tepa selira ), dan gotong royong sudah jarang diperhatikan di kalangan anak-anak muda sekarang. Memberikan penanaman budi pekerti kepada anak wajib dilakukan untuk mengatasi sikap negatif anak-anak. Penanaman nilai budi pekerti harus berjalan terpadu dan dimulai sejak anak usia dini. Sejak kecil, seharusnya anak sudah dibiasakan dengan perilaku-perilaku yang mencerminkan budi pekerti di dalam keluarga dan dibiasakan menghormat orang tua atau orang yang lebih tua. Bahasa Jawa mengandung syarat pendidikan nilai yang merupakan substansi utama dari pendidikan budi pekerti. Dalam bahasa Jawa, terkandung tata nilai kehidupan Jawa, seperti norma, keyakinan, kebiasaan, dan simbol-simbol yang hidup dan berkembang dalam masyarakat Jawa. Pendidikan budi pekerti yang digali dari substansi bahasa Jawa dapat menjadi pilar pendidikan budi pekerti bangsa. Berdasarkan latar belakang tersebut, peningkatan budi pekerti anak sekolah dasar melalui pemakaian undhausuk bahasa Jawa perlu dilakukan. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif dengan pendekatan budaya. Penelitian ini menggunakan rancangan case study (studi kasus) ke lokasi penelitian. Fokus penelitian, yaitu peningkatan budi pekerti anak sekolah dasar melalui undhausuk bahasa Jawa. Data yang terkumpul akan diolah dengan menggunakan metode reduksi data, pemaparan data, kategori data, dan simpulan data. Uji mutu data dilakukan dengan menggunakan triangulasi sumber dan triangulasi metode.
Heroic Figures’ Characters in Wayang Wong Dance Drama: A Character Education For The Elementary School Students? Farida Nuryantiningsih; Sri Nani Hari Yanti
Jurnal Lingua Idea Vol 12 No 1 (2021): June 2021
Publisher : Faculty of Humanities, Universitas Jenderal Soedirman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20884/1.jli.2021.12.1.3432

Abstract

Wayang Wong is one Javanese traditional dance drama combining drama arts and wayang performance. The stories in Wayang wong performances are taken from Mahabarata and Ramayana. Many stories presented through wayang wong performances give various life examples through each figure’s characters. Of those contained in wayang wong performances, this article only selected the figures from Mahabarata story as not only well known by the society like Gatotkaca, Arjuna, Bima/Werkudara, or Kresna, but also many Mahabarata story figures have good characters appropriate to become the examples for the character education at schools. Love, forgiveness, patience. responsibility, helpfulness, and other good characters belong to the Mahabarata story protagonist figures. This descriptive qualitative research used a cultural approach by identifying wayang wong figures’ characters in both Ramayana and Mahabharata stories. The research data were collected using literature reviews on various relevant references to wayang wong to dig and obtain the descriptions of the wayang wong figures’ characters in both Mahabharata and Ramayana stories as the character education for elementary school students. This article is greatly interesting because by introducing the protagonist figures through wayang wong performances, the children from Javanese ethnicity are expected to have good characters sourced from the local cultures. This is important because by knowing wayang figures, children are taught to love and conserve their nation’s cultures.
Relevansi Adjektiva Human Propensity dalam Bahasa Jawa sebagai Cerminan Pandangan Hidup Manusia Jawa Farida Nuryantiningsih
Deskripsi Bahasa Vol 5 No 2 (2022): 2022 - Issue 2
Publisher : Department of Languages and Literature, Faculty of Cultural Sciences, UGM

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/db.v5i2.5849

Abstract

Artikel ini bertujuan mendeskripsikan adjektiva human propensity dalam bahasa Jawa yang mengacu pada karakter baik manusia Jawa sebagai cerminan pandangan hidup manusia Jawa. Karakter manusia Jawa yang menjadi pondasi hidup, yaitu nrima ‘menerima’dan rasa rumangsa. Rasa rumangsa merupakan bentuk mawas diri atau endapan rasa yang mencoba melihat diri sendiri dan orang lain. Dalam leksikon adjektiva human propensity ada leksikon-leksikon yang menyifati karakter baik manusia Jawa. Karakter baik adalah tolok ukur pandangan hidup bagi orang Jawa untuk mencapai ketenangan, ketenteraman, dan keseimbangan batin. Artikel ini menggunakan teori adjektiva dan etnosemantik sebagai landasan pijakan. Data dalam penelitian ini berupa adjektiva human propensity bahasa Jawa yang mengacu pada karakter baik manusia Jawa. Sumber data dalam penelitian ini diambil dari dari kamus Baoesastra Djawa karangan Poerwadarminta dan Kamus Bahasa Jawa dari tim Balai Bahasa Yogyakarta. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode simak dengan teknik dasar teknik sadap dan teknik lanjutan berupa teknik simak dan teknik catat. Data yang sudah terkumpul dan terseleksi dari sumber data dianalisis dengan menelaah makna leksikal dan makna sosial.
Heroic Figures’ Characters in Wayang Wong Dance Drama: A Character Education For The Elementary School Students? Farida Nuryantiningsih; Sri Nani Hari Yanti
Jurnal Lingua Idea Vol 12 No 1 (2021): June 2021
Publisher : Faculty of Humanities, Universitas Jenderal Soedirman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20884/1.jli.2021.12.1.3432

Abstract

Wayang Wong is one Javanese traditional dance drama combining drama arts and wayang performance. The stories in Wayang wong performances are taken from Mahabarata and Ramayana. Many stories presented through wayang wong performances give various life examples through each figure’s characters. Of those contained in wayang wong performances, this article only selected the figures from Mahabarata story as not only well known by the society like Gatotkaca, Arjuna, Bima/Werkudara, or Kresna, but also many Mahabarata story figures have good characters appropriate to become the examples for the character education at schools. Love, forgiveness, patience. responsibility, helpfulness, and other good characters belong to the Mahabarata story protagonist figures. This descriptive qualitative research used a cultural approach by identifying wayang wong figures’ characters in both Ramayana and Mahabharata stories. The research data were collected using literature reviews on various relevant references to wayang wong to dig and obtain the descriptions of the wayang wong figures’ characters in both Mahabharata and Ramayana stories as the character education for elementary school students. This article is greatly interesting because by introducing the protagonist figures through wayang wong performances, the children from Javanese ethnicity are expected to have good characters sourced from the local cultures. This is important because by knowing wayang figures, children are taught to love and conserve their nation’s cultures.
Pengelolaan Kearsipan Sekolah Dasar di UPK Sumbang Kabupaten Banyumas Farida Nuryantiningsih; Daryanto Daryanto; Wiekandini Dyah Pandanwangi
Jurnal Panjar: Pengabdian Bidang Pembelajaran Vol 3 No 1 (2021): Pengembangan Kualitas Guru dan Penyelenggaraan Pendidikan
Publisher : Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/panjar.v3i1.52950

Abstract

Pengelolaan kearsipan adalah salah satu kegiatan yang sangat penting dalam urusan administrasi di sekolah dasar. Pengelolaan administrasi dipandang sangat penting karena kegiatan administrasi atau surat-menyurat merupakan kegiatan yang tidak pernah lepas dari aktivitas pekerjaan kantor. Seiring dengan berjalannya waktu dan juga banyaknya kegiatan yang telah dilakukan pada suatu organisasi seperti sekolah dasar, maka makin banyak pula arsip yang tercipta. Hal ini tidak bisa dibiarkan begitu saja karena selain menyita tempat, informasi-informasi yang penting pun bisa hilang. Oleh karena itu, agar arsip-arsip dapat tersimpan dan tertata dengan baik, maka diperlukan pengelolaan yang baik pula. Pengelolaan kearsipan di sekolah dasar di wilayah UPK Sumbang, Kabupaten Banyumas selama ini belum tertata dengan baik. Penyimpanan informasi dalam bentuk arsip sering kurang diperhatikan dan menjadi pekerjaan yang kurang menarik bagi arsipatoris sekolah. Arsip-arsip yang ada disimpan secara acak bahkan sebagian diabaikan saja dan dianggap tidak perlu ada penanganan khusus. Akibatnya, banyak arsip yang rusak bahkan hilang. Oleh karena itu, tim ingin menjadi fasilitator pengelolaan kearsipan di sekolah dasar-sekolah dasar di wilayah UPK Sumbang. Dalam hal ini, tim akan memberikan penyuluhan dari narasumber yang kompeten dan pelatihan kepada para pegawai administrasi sekolah dasar-sekolah dasar di wilayah UPK Sumbang tentang pengelolaan kearsipan agar arsipatoris di sekolah mereka bertugas sesuai dengan sistem pengelolaan arsip, sehingga diharapkan dapat menunjang peningkatan produktivitas dan efisiensi kerja para arsipatoris di sekolah dasar di wilayah UPK Sumbang, Kabupaten Banyumas.
Wacana Lagu Campursari Karya Didi Kempot sebagai Sarana Penyampaian Informasi Pandemi Hidayat, Ashari; Nuryantiningsih, Farida; Junawaroh, Siti
Nusa: Jurnal Ilmu Bahasa dan Sastra Vol 18, No 2: November 2023
Publisher : Indonesian literature Program, Faculty of Humanities, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/nusa.18.2.100-114

Abstract

Pengiriman informasi melalui wacana lagu campursari menjadi salah satu pilihan ketika pandemi Covid-19 berlangsung. Keberadaan musisi campursari yang dikenal luas masyarakat menjadi faktor efektivitas penggunaan wacana lagu sebagai sarana komunikasi berbasis seni. Penelitian ini berusaha mengeksplorasi bagaimana informasi terkandung dalam wacana lagu campursari dibangun guna menyebarluaskan informasi tentang virus Covid-19 di awal masa pandemi. Teori linguistik yang berbasis pada konteks sosial penggunaan bahasa dipergunakan dalam penelitian ini. Dalam penelitian ini, wacana lagu campursari diposisikan sebagai wujud komunikasi verbal dari pengirim pesan kepada sasaran. Data penelitian ini adalah dua wacana lagu campursari karya Didi Kempot yang dipopulerkan pada masa awal pandemi tahun 2020. Metode analisis kontekstual dipergunakan untuk menjelaskan pola skema dan kandungan informasi wacana. Hasil penelitian ini berupa karakteristik pola skema wacana dan ragam kandungan informasi wacana lagu campursari pada masa awal pandemi di Indonesia. 
ALIH KODE DAN CAMPUR KODE PADA FILM PENDEK POLAPIKE (KAJIAN SOSISOLINGUISTIK) Nuryantiningsih, Farida; Rachmaniar, Asfaria; Nurharyani, Octaria Putri
Jurnal Sasindo UNPAM Vol. 11 No. 2 (2023): Sasindo Unpam
Publisher : Universitas Pamulang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32493/sasindo.v11i2.11-18

Abstract

Artikel mengenai campur kode dan alih kode sangatlah penting dalam kajian sosiolinguistik di tengah masyarakat Indonesia yang multikultural. Penilitian ini bertujuan untuk menelaah bentuk dan jenis alih kode dan campur kode dalam sebuah film pendek yang menceritakan tentang kehidupan masyarakat Kebumen di Jawa Tengah Indonesia. Dengan menggunakan teori dan pendekatan sosiolinguistik dan campur maupun alih kode, peneliti menggunakan metode artikel deksriptif kualitatif. Hasil artikel menemukan bahwa terjadi peristiwa campur kode dan alih kode dalam film pendek Polapike. Dari dua bentuk alih kode yang dikemukan Suwito, alih kode pada film pendek Polapike hanya ditemukan alih kode internal saja. Dari 15 data alih kode, ditemukan bahwa 4 data merupakan jenis alih kode intra-sentensial, 1 data jenis tag-switching, dan 10 data jenis intersentensial. Ditemukan pula bahwa faktor penyebab terjadinya alih kode dalam film ini ialah dari pribadi penutur yang ingin meyakinkan lawan tuturnya terhadap pendapat yang mereka percayai, topik pembicaraan yang kadang berubah dari informal ke formal, dan sekedar bergengsi, mitra tutur, juga membangkitkan rasa humor. Ditemukan pula campur kode dalam film pendek Polapike yang berupa campur kode internal, ditemukan sejumlah 2 data dan external sejumlah 25 data. Faktor terjadinya campur kode di film ini adalah istilah yang lebih terkenal dalam bahasa Inggris, meningkatkan humor, fungsi dan tujuan, topik pembicaraan, dan terakhir mitra tutur. Dapat digarisbawahi bahwa alih kode internal yang ditemukan dalam film ini kebanyakan merupakan peristiwa tutur dari bahasa Jawa ke bahasa Indonesia dikarenakan latar cerita film ini berada di Jawa Tengah, sedangkan peristiwa tutur campur kode eksternal kebanyakan dilakukan pada penggunaan bahasa Inggris.