Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

The Determinants of Sexually Transmitted Infections (STIs) among Female Sex Workers (FSWs) in Indonesia: The Literature Review Abil Rudi; Yunida Haryanti; Lea Masan; Maretalinia Maretalinia; Aris Yulianto
JHECDs: Journal of Health Epidemiology and Communicable Diseases Vol 6 No 1 (2020): JHECDs Vol. 6, No. 1, Juni 2020
Publisher : Balai Litbangkes Tanah Bumbu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22435/jhecds.v6i1.3108

Abstract

STIs is the 10 biggest serious disease in many developing countries, primarily among FSWs (female sex workers). Additionally, the Ministry of Health Indonesia in January-March 2017 reported Female Sex Worker is the highest risk population (8.765 cases) regarding to syndrome approach and laboratory examination to have STIs with diagnosing outcome. The objective of this study is to conduct a literature review and to examine the determinants of STIs among FSWs as found in the published papers. The subject of this study is female sex workers in Indonesia. This study used literature review from six internet data based (Scopus, Medline, Google Scholar, ProQuest, CINAHL, and PubMed). It got 183 scientific articles and selected 17 based on inclusion criteria. The articles chronicled by inclusion criteria in the revised PRISMA flow diagram of article review and inclusion and review by Social Cognitive Theory (SCT). The selected articles were published between 1997 to 2016. Variables which reviewed consist of: cognitive/personal factors which were found are age (14 of 17), education (7 of 17), duration of sex work (7 of 17), behaviour factors which found condom use (8 of 17), number of client (7 of 17), past symptoms (3 of 17), environmental factors which found sex venue (2 of 17), place of origin (2 of 17), and protection (1 of 17). Strongly determinants related to STIs among FSWs in Indonesia are age, education, duration of sex work, condom use, number of clients, past symptoms, sex venue, place of origin, and protection.
EDUKASI PENGGUNAAN KB SEBAGAI UPAYA PENGATURAN JARAK KEHAMILAN PADA PASANGAN USIA SUBUR (PUS) DI DESA NOBAL KECAMATAN SUNGAI TEBELIAN KABUPATEN SINTANG Amartani, Rizki; Lea Masan; Yunida Haryanti; Paskalia Tri Kurniati; Yolanda Montessori; Arum Seftiani Lestari
 Jurnal Abdi Masyarakat Multidisiplin Vol. 2 No. 2 (2023): Agustus: Jurnal Abdi Masyarakat Multidisiplin
Publisher : Asosiasi Dosen Muda Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56127/jammu.v2i2.917

Abstract

Lebih dari 220 juta wanita di dunia ingin merencanakan keluarga dan masa depan mereka tetapi tidak menggunakan metode kontrasepsi modern. Memenuhi kebutuhan mereka akan kontrasepsi dapat menurunkan tingkat kehamilan yang tidak diinginkan, kematian ibu (perempuan meninggal karena hamil/melahirkan) dan kematian bayi yang semuanya adalah target yang tercakup dalam SDGs keluarga berencana yang berperan besar dalam pencapaian SDGs [1]Program Keluarga Berencana (KB) telah berkontribusi terhadap penurunan tingkat kelahiran dan tingkat kematian, yang selanjutnya mengakibatkan penurunan tingkat pertumbuhan penduduk, terutama di negara-negara berkembang termasuk di Indonesia. Banyaknya jumlah wanita yang menggunakan metode kontrasepsi pada suatu waktu tertentu serta kelangsungan pemakaian kontrasepsi berdampak pada efektifitas suatu metode kontrasepsi untuk mencegah terjadinya kehamilan yang tidak diinginkan. Berdasarkan Data Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) yang dilakukan sejak tahun 1994, 1997, 2007 dan 2012 untuk Nasional masing-masing menunjukkan 52,1 persen, 57,4 persen, 61,4 persen dan 58 persen wanita kawin usia 15-49 tahun menggunakan metode kontrasepsi modern. Diantara cara KB modern yang dipakai yaitu suntik KB merupakan alat kontrasepsi terbanyak digunakan oleh wanita berstatus kawin (32 persen), diikuti oleh pil KB, hampir 14 persen[2]Peningkatan kualitas pelayanan keluarga berencana di Indonesia harus fokus dalam menjaga kelangsungan pemakaian metode kontrasepsi. Indikator penting untuk mengukur kualitas pemakaian kontrasepsi adalah angka putus pakai (drop out) metode kontrasepsi. Penggunaan alat kontrasepsi oleh PUS (Pasangan Usia Subur) sangat penting tetapi banyak mengalami putus pakai (drop out) [3].
DETERMINAN TINDAKAN PERSALINAN SECTIO CAESARIA DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH ADE MOHAMMAD DJOEN SINTANG TAHUN 2022 Yolanda Montessori; Yunida Haryanti; Rizki Amartani; Lea Masan
Jurnal Bidan Mandira Cendikia Vol. 1 No. 2 (2022)
Publisher : YAYASAN PENDIDIKAN MANDIRA CENDIKIA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tindakan persalinan sectio caesarea merupakan upaya untuk menangani komplikasi persalinan dan menurunkan angka kematian ibu dan bayi sesuai dengan target Sustainable Development Goals (SDGs) ke tiga yaitu menurunkan AKI dibawah 70 per 100.000 Kelahiran Hidup. Namun selama satu dekade terakhir, peningkatan persalinan secara sectio caesaria telah menjadi perhatian serius bagi WHO. Secara global, Caesarean Section Rate (CSR) telah melampaui batas 10 – 15 % per 1000 kelahiran yang direkomendasikan oleh WHO. Untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan tindakan persalinan sectio caesaria di RSUD Ade Mohammad Djoen Sintang Tahun 2022. Menggunakan analitik observasional dengan pendekatan cross sectional dan pengumpulan data menggunakan checklist. Uji statistik menggunakan Uji Statistik Chi Square. Preeklampsia/eklampsia, malpresentasi janin, gemelli, gawat janin, dan postterm meningkatkan tindakan sectio caesaria di RSUD Ade Mohammad Djoen Sintang Tahun 2022. Adanya hubungan yang signifikan antara preeklampsia/eklampsia dengan tindakan section caesaria, secara statistik (p) : 0,000,  (OR) : 6,429, CI 95% : (2,680 – 15,418). Adanya hubungan yang signifikan antara malpresentasi janin dengan tindakan section caesaria, secara statistik (p) : 0,004,  (OR) : 3,667, CI 95% : (1,598 – 8,414). Adanya hubungan yang signifikan antara gemelli dengan tindakan section caesaria, secara statistik (p) : 0,000,  (OR) : 4,817, CI 95% : (2,059 – 11,267). Adanya hubungan yang signifikan antara gawat janin dengan tindakan section caesaria, secara statistik (p) : 0,000,  (OR) : 5,833, CI 95% : (2,454 – 13,868). Sedangkan faktor yang tidak berhubungan adalah kala II lama, secara statistik (p) : 0,938, (OR) : 1,126, CI 95% : (0,499 - 2,543). Ketuban pecah dini, secara statistik (p) : : 0,768, (OR) : 1,222, CI 95% : (0,554- 2,695). Postterm, secara statistik (p) : 0,768, (OR) : 0,682, CI 95% : (0,305 – 1,523).
OVERVIEW OF FACTORS CAUSING LONG LABOR IN PMB MASSIANA, SINTANG REGENCY Yunida Haryanti; Lea Masan; Rizki Amartani; Yolanda Montessori; Paskalia Tri Kurniati
Prosiding Seminar Nasional Indonesia Vol. 3 No. 2 (2025): JUNI
Publisher : CV. Adiba Aisha Amira

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Background: World Health Organization (WHO) data shows that around 80% of maternal deaths are due to increasing complications during pregnancy, childbirth and after childbirth. The causes of maternal death are bleeding at 30.1%, hypertension at 26.9%, infection at 5.6%, abortion at 1.6%, prolonged labor at 1.8% and others at 34.5%. Data obtained from PMB Massiana shows that the incidence of prolonged labor in 2024 was 47 cases. Objective: To find out the description of the factors causing prolonged labor in PMB Massiana, Sintang Regency in 2024. Research Method: Descriptive quantitative with a retrospective approach, the sampling technique is total sampling, data collection using secondary data from medical record data, the research instrument is a check-list sheet. Research Results: Prolonged labor caused by power is caused by incoordination of uterine muscle contractions as many as 25 people (53%), then prolonged labor is caused by Passage due to abnormalities in the soft birth canal as many as 5 people (11%), and prolonged labor is caused by Passanger due to abnormalities in the shape and size of the fetus as many as 6 people (13%). Suggestion: Health services at PMB Massiana, Sintang Regency are quite good, but it is hoped that health workers will maintain existing services and even improve them. The services that must be improved are the provision of health education to mothers in labor about prolonged labor.
ANALYSIS OF THE FACTORS THAT CAUSE INDUCTION OF LABOR IN A MATERNITY MOTHER AT PMB MASSIANA SINTANG IN 2025 Yunida Haryanti; Lea Masan; Rizki Amartani; Yolanda Montessori; Paskalia Tri Kurniati; Novin Yetiani
Prosiding Seminar Nasional Indonesia Vol. 3 No. 1 (2025): Prosiding Seminar Nasional Indonesia
Publisher : CV. Adiba Aisha Amira

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

World Health Organization (WHO) data on national health status in achieving the Sustainable Development Goals (SDGs) target states that globally around 830 women die every day due to complications during pregnancy and childbirth, with a MMR rate of 216 per 100,000 live births (WHO, 2017). As many as 99% of maternal deaths due to pregnancy, childbirth or birth problems occur in developing countries. The MMR ratio is still considered quite high as targeted to be 70 per 100,000 live births by 2030.Research Objective: To determine the Analysis of the causes of labor induction in maternal birth. Research Methods: This study used a descriptive retrospective, data collection using secondary data.Results: An overview of the factors causing labor induction in maternal birth, based on uterine inertia that is 73 mothers (94%), Early Amniotic Disease that is 68 mothers (87%), based on serotinus that is 46 mothers (58%). Suggestion: It is expected to detect early what are the causes of labor induction
Hubungan Perdarahan Antepartum Pada Ibu Bersalin Dengan Kejadian Asfiksia di Rumah Sakit Umum Daerah Ade Muhammad Djoen Kabupaten Lea Masan; Elvi Juliansyah; Yunida Haryanti; Yolanda Montessori; Rizki Amartani
JURNAL KEBIDANAN AKADEMI KEBIDANAN BUDI MULIA PALEMBANG Vol 13 No 2 (2023): Jurnal Kebidanan : Jurnal Ilmu Kesehatan Budi Mulia
Publisher : STIKes Budi Mulia Sriwijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35325/kebidanan.v13i2.341

Abstract

Gerakkan Meja Sehat Melalui Inovasi Pangan Lokal dalam Upaya pencegahan stunting dengan Pemberdayaan Perempuan di Desa Kajang Baru Kabupaten Sintang Lea Masan; Rizki Amartani; Aditya Sardi
Prosiding Seminar Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 6 No. 1 (2025): PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT - SNPPM2025
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Negeri Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The “Gerakkan Meja Sehat” Program is an initiative to increase family nutrition awareness through the utilization of local food as a strategy for stunting prevention. This activity is carried out by involving the active role of women, particularly the PKK partners of Kajang Baru Village and the UMKM Paguyuban of Kajang Baru, who serve as key drivers in promoting healthier eating behaviors within the community. Kajang Baru Village in Sintang Regency has abundant local food resources such as cassava, salak fruit, sweet potatoes, corn, papaya, moringa leaves, and river fish (tilapia and toman). However, the use of these ingredients in daily family menus remains limited. Through women’s empowerment, this program aims to enhance mothers’ skills in processing local food into healthy, nutritious, diverse, and attractive dishes for toddlers and all family members, while also increasing UMKM creativity to help improve household income. The implementation methods include nutrition education, demonstrations of local food processing, appropriate-technology training, entrepreneurship training for UMKM Paguyuban Kajang Baru, and assistance to the PKK of Kajang Baru Village in developing “Meja Sehat” menus. Appropriate Technology (TTG) equipment such as a grain dryer is used to dry corn, which is then processed using a grinder to produce corn flour as an alternative MP-ASI menu besides rice porridge. The grinder machine is also used to grind mung beans into flour, which supports stunting prevention efforts. For UMKM groups in Kajang Baru, the availability of TTG tools such as cassava slicers has made their work easier and faster, while improving product hygiene through proper packaging using a sealing machine. The results of the program show an increase in mothers’ knowledge of balanced nutrition, the formation of women’s groups who serve as pioneers of healthy local food, growing creativity in local food processing, and the availability of nutritious UMKM products that are easily accessible to the community. UMKM mothers in Kajang Baru Village are now able to produce larger quantities and have started marketing their products through online marketplaces. Furthermore, families have begun adopting local-food-based diets as an independent effort to prevent stunting. Overall, the “Gerakkan Meja Sehat” program—through local food innovation and women’s empowerment—has proven effective in strengthening household food security, improving women’s economic resilience, and making a significant contribution to stunting prevention efforts in Kajang Baru Village.   Abstrak Program Gerakkan Meja Sehat merupakan upaya untuk meningkatkan kesadaran gizi keluarga melalui pemanfaatan pangan lokal sebagai strategi pencegahan stunting. Kegiatan ini dilaksanakan dengan melibatkan peran aktif perempuan, khususnya Mitra PKK Desa Kajang Baru dan Mitra UMKM Paguyuban Kajang Baru , sebagai motor penggerak perubahan perilaku makan di masyarakat. Desa Kajang Baru Kabupaten Sintang memiliki potensi pangan lokal yang melimpah seperti singkong, salak, ubi jalar, Jagung, pepaya, daun kelor, dan ikan sungai (ikan Nila dan Ikan Toman). Namun, pemanfaatannya dalam menu keluarga masih terbatas. Melalui pemberdayaan perempuan, program ini bertujuan meningkatkan kemampuan ibu-ibu dalam mengolah pangan lokal menjadi makanan sehat, bergizi, variatif, dan menarik untuk dikonsumsi oleh balita maupun seluruh anggota keluarga dan meningkatkan kreatifitas UMKM untuk guna meningkatkan pendapatan keluarga. Metode pelaksanaan kegiatan meliputi sosialisasi gizi, demonstrasi olahan pangan lokal, pelatihan Tegnologi tepat guna dan pelatihan kewirausahaan bagi UMKM Paguyuban Kajang Baru, serta pendampingan PKK Desa kajang Baru dalam penyusunan menu Meja Sehat, untuk TTG Alat Pengering Biji-Bijian untuk pengering Jagung kemudian setelah jagung  kering digunakan alat TTG Gerinder sehingga menghasil kan tepung jagung sehingga bisa menjadi menu MP- ASI selain bubur Nasi,selain itu pemanfaatan mesin grinder juga dapat digunakan untuk mengiling kacang hijau menjadi tepung yang dapat digunakan sebagai upaya pencegahan stunting, untuk UMKM Desa Kajang baru dengan adanya alat TTG seperti denga nada nya perajang singkong membuat pekerjaan Ibu-ibu UMKM menjadi lebih mudah dan cepat,dan Hygines dari produk juga ditingkatkan dengan pakejing produk dengan alat siler. Hasil kegiatan menunjukkan peningkatan pengetahuan ibu tentang gizi seimbang, tumbuhnya kelompok perempuan pelopor pangan sehat, meningkatnya kreativitas pengolahan pangan lokal, serta tersedianya produk UMKM bergizi yang mudah diakses masyarakat dan Ibu-Ibu UMKM Desa Kajang baru juga dapat memproduksi hasil UMKM lebih banyak dan telah dipaskan melalui marketplace. Selain itu, keluarga mulai menerapkan pola makan berbasis pangan lokal sebagai langkah pencegahan stunting secara mandiri. Secara keseluruhan, program Gerakkan Meja Sehat melalui inovasi pangan lokal dan pemberdayaan perempuan terbukti mampu meningkatkan ketahanan pangan keluarga, memperkuat ekonomi perempuan, serta memberikan kontribusi signifikan dalam upaya pencegahan stunting di Desa Kajang Baru.