Claim Missing Document
Check
Articles

Found 22 Documents
Search

STUDI LUAS DAN SEBARAN LAHAN GAMBUT DI KABUPATEN KAMPAR PROVINSI RIAU Sudiana, Nana
Jurnal Alami : Jurnal Teknologi Reduksi Risiko Bencana Vol 2, No 1 (2018)
Publisher : Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (862.551 KB) | DOI: 10.29122/alami.v2i1.2816

Abstract

Kabupaten Kampar mempunyai potensi lahan gambut sekitar 191.363 ha. Sekitar separuh luasan merupakan gambut tipis, sedangkan sisanya bervariasi dari mulai gambut sedang hingga gambut dalam.  Saat ini gambut di Kabupaten Kampar sudah dikelola untuk kawasan budidaya, baik untuk tanaman pangan maupun tanaman perkebunan dan HTI.  Permasalahannya adalah di Kabupaten Kampar  belum tersedianya data detil mengenai luas dan sebaran sumberdaya lahan gambut sebagai acuan rencana perlindungan dan pengelolaannya. Tujuan studi ini adalah identifikasi luas dan sebaran lahan gambut di Kabupaten Kampar, Provinsi Riau. Hasil studi menyimpulkan bahwa Kabupaten Kampar memiliki 5 (tujuh) tipe lahan gambut, yaitu Sikladipanjang (SLP) 125.920,92 ha, Benjah Bekasih (BBK) 17.960,79 ha, Gambut (GBT) 19.829,41 ha, Klaru (KLR) 9.120,14 ha, dan Mendawai (MDW) 18.532,15 ha. Sebaran lahan gambut tersebut berdasarkan lokasi administrasi dibagi menjadi 5 Klaster Kawasan Gambut yaitu: Siak Hulu (17.191,40 ha), Perhentian Raja (63.290,70 ha), Kampar Kiri Hilir (8.162,05 ha), Tambang (26.766,16 ha) dan Tapung (75.953,11 ha).
ANALYSIS OF VEGETATION STRUCTURE AND COMPOSITION IN KARU LAKE CATCHMENT AREA, OBI ISLAND, SOUTH HALMAHERA DISTRICT, NORTH MALUKU PROVINCE Sudiana, Nana; Raharjo, Akhmadi Puguh
Jurnal Alami : Jurnal Teknologi Reduksi Risiko Bencana Vol 2, No 2 (2018)
Publisher : Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (581.796 KB) | DOI: 10.29122/alami.v2i2.3032

Abstract

Obi Island possess substantial natural resource potential in the form of nickel ore. Since 2014, exports of raw mineral resources have been banned and the government obligate the construction of smelters. The amount of energy and water needed for smelter requires careful planning in relation to the potential water resource available in proximity to smelter construction site, which in this case is Lake Karu. The purpose of this study was to determine the condition of the structure and composition of vegetation in the catchment area of Lake Karu. Data collected were diameter at breast height (dbh) and height of vegetation from each growth state (seedlings, saplings, poles and trees). Sampling method used for vegetation data collection were in the form of a plot in a transect. The measurement results obtained from field surveys were then analyzed to obtain the Important Value Index (IVI) of each type of vegetation and Shannon-Wiener diversity index. From this study it is known that there are three classes of lowland forest in the study location. When sorted from the most diverse to the most uniform, the sequence is: heterogeneous lowland forests, forests in river corridors and homogeneous lowland forests. Forest conditions in the study sites are in good condition and further research is needed to add more depth to this study.
ANALISIS POTENSI BAHAYA KEBAKARAN LAHAN GAMBUT DI PULAU BENGKALIS, KABUPATEN BENGKALIS PROVINSI RIAU Sudiana, Nana
Jurnal Alami : Jurnal Teknologi Reduksi Risiko Bencana Vol 3, No 2 (2019): Jurnal Alami
Publisher : Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (217.075 KB) | DOI: 10.29122/alami.v3i2.3711

Abstract

Indonesia  memiliki kawasan gambut tropika terluas di dunia, yaitu antara 13,5?26,5 juta ha (rata-rata 20 juta ha). Lahan gambut di Kabupaten Bengkalis seluas 800.017,67 Ha (69,68% dari total luas dataran kabupaten).  Bencana kebakaran hutan dan lahan gambut  menjadi perhatian semua pihak secara nasional karena menimbulkan kerugian bagi masyarakat. Untuk mengembangkan  upaya-upaya untuk mitigasi bencana kebakaran hutan dan lahan gambut, perlu melengkapi data dan informasi tentang areal yang rawan terhadap bahaya kebakaran hutan dan lahan.  Hasil analisis potensi daerah rawan kebakaran lahan dan gambut di Kabupaten Bengkalis menunjukkan bahwa secara umum lokasi studi memiliki skor tingkat potensi bahaya kebakaran mulai rendah hingga tinggi. Tingkat rendah potensi bahaya kebakaran meliputi titik sampel PBK-09 di Desa Ketam Putih, Kecamatan Bengkalis. Tingkat sedang potensi bahaya kebakaran meliputi titik sampel PBK-08 di Desa Sukamaju Kecamatan Bantan, PBK-10 di Desa Ketam Putih, Kecamatan Bengkalis, PBK-11, dan PBK-12 di Desa Kelemantan, Kecamatan Bengkalis. Tingkat tinggi potensi bahaya kebakaran meliputi titik sampel PBK-1 sampai dengan PBK-7 yang berada di Desa Ketam Putih,  Desa Damai, Kecamatan Bengkalis. Rekomendasi upaya-upaya pencegahan dan pengendalian, meliputi:  1). Penguatan pelaksanan kebijakan pencegahan dan penanggulangan kebakaran hutan dan lahan gambut; 2). Koordinasi dan sinergi kontribusi antar lembaga setempat, meliputi sector kehutanan, pertanian, manajemen bencana, dan sektor pendukung terkait; dan 3) Optimalisasi pelaksanan teknik-teknik pencegahan dan pengendalian kebakaran hutan dan lahan gambut
STUDI MUKA AIR TANAH GAMBUT DAN IMPLIKASINYA TERHADAP BAHAYA KEBAKARAN LAHAN GAMBUT DI KESATUAN HIDROLOGI GAMBUT (KHG) KAHAYAN- SEBANGAU DI KALIMANTAN TENGAH Sudiana, Nana
Jurnal Sains dan Teknologi Mitigasi Bencana Vol 14, No 1 (2019): Jurnal Sains dan Teknologi Mitigasi Bencana
Publisher : Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (786.32 KB) | DOI: 10.29122/jstmb.v14i1.3550

Abstract

Indonesia memiliki luas lahan gambut tropis terbesar di dunia yaitu mencapai 20 juta Ha, terbagi menjadi 865 Kesatuan Hidrologi Gambut (KHG) yaitu ekosistem gambut yang letaknya diantara 2 sungai atau antara sungai dan laut. Permasalahan utama lahan gambut adalah terjadinya kebakaran lahan gambut yang secara rutin terjadi setiap musim kemarau. Upaya pencegahan dan pengendalian terus dilaksanakan melalui berbagai kegiatan yang antara lian berupa studi.  Studi ini bertujuan untuk menganalisis  potensi bahaya kebakaran lahan gambut berdasarkan tinggi muka air gambut dan kondisi tutupan lahan di Kesatuan Hidrologi Gambut Sungai Kahayan dan Sungai Sebangau di Provinsi Kalimantas Tengah. Studi dilaksanakan dengan metoda survey pengamatan lapangan dan sampling di 7 titik lokasi studi. Hasil studi berdasarkan analisis tutupan lahan diperoleh gambaran bahwa 5 dari 7 lokasi studi memiliki potensi bahaya kebakaran lahan gambut, yaitu titik SKT-02, SKT-03, SKT-04, SKT-05, dan SKT-07. Sedangkan berdasarkan analisis tinggi muka air lahan gambut lokasi yang memiliki potensi bahaya kebakaran lahan gambut sebanyak 5 dari 7 lokasi yaitu titik SKT-01, SKT-04, SKT-05, SKT-06, dan SKT-07.  Hasil studi ini diharapkan dapat dimanfaatkan oleh para pihak untuk melakukan upaya pencegahan dan meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi potensi kebakatan lahan gambut di lokasi studi.
KAJIAN KAPASITAS DAERAH TERHADAP BENCANA KEBAKARAN PERKOTAAN (Studi Kasus di Kecamatan Cakung, Kota Jakarta Utara) Sudiana, Nana; Umbara, Raditya Panji; Zahro, Qoriatu
Jurnal Sains dan Teknologi Mitigasi Bencana Vol 13, No 1 (2018): Jurnal Sains dan Teknologi Mitigasi Bencana
Publisher : Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (902.543 KB) | DOI: 10.29122/jstmb.v13i1.2910

Abstract

Peningkatan jumlah penduduk yang pesat mendorong perkembangan kawasan perkotaan dan kepadatan permukiman di Provinsi DKI Jakarta. Perkembangan tersebut secara tidak langsung menjadi penyebab terjadinya bencana kebakaran.  Bencana kebakaran di wilayah DKI Jakarta terjadi setiap tahun khususnya pada musim kemarau dan telah menyebabkan kerugian harta benda dan korban jiwa. Salah satu upaya pengurangan risiko bencana kebakaran di Provinsi DKI Jakarta adalah menyediakan informasi tentang tingkat kapasitas daerah terhadap bahaya kebakaran perkotaan.      Paramater yang digunakan untuk menentukan tingkat kapasitas daerah terhadap bahaya perkotaan dalam makalah ini adalah 1). Jumlah dan Sebaran Hydrant, 2). Keterjangkauan Sumber Air, 3). Keterjangkauan Sarana Sektor dan Pos Damkar, 4). Keterjangkauan Armada Pemadam Kebakaran. Hasil analisis spasial kapasitas dari seluruh aspek menunjukkan bahwa wilayah Kecamatan Cakung memiliki tingkat kapasitas sebagai berikut : kapasitas rendah tersebar di 24 RW pada 7 kelurahan, kapasitas sedang tersebar di 52 RW pada 7 kelurahan, dan kapasitas tinggi tersebar di 14 RW pada 5 kelurahan.
ANALISIS POTENSI BAHAYA BENCANA KEBAKARAN PERKOTAAN DI PROVINSI DKI JAKARTA Sudiana, Nana; Rovara, Odilia; Astisiasari, Astisiasari
Jurnal Sains dan Teknologi Mitigasi Bencana Vol 13, No 2 (2018): Jurnal Sains dan Teknologi Mitigasi Bencana
Publisher : Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (579.071 KB) | DOI: 10.29122/jstmb.v13i2.2904

Abstract

Peningkatan jumlah penduduk yang pesat mendorong perkembangan kawasan perkotaan dan kepadatan permukiman di Provinsi DKI Jakarta. Perkembangan tersebut secara tidak langsung menjadi penyebab terjadinya bencana kebakaran.  Bencana kebakaran di wilayah DKI Jakarta terjadi setiap tahun khususnya pada musim kemarau dan telah menyebabkan kerugian harta benda dan korban jiwa. Salah satu upaya pengurangan risiko bencana kebakaran di Provinsi DKI Jakarta adalah menyediakan informasi tentang potensi bahaya bencana kebakaran. Analisis potensi bahaya kebakaran ini menggunakan pendekatan analisis data historis kejadian kebakaran dan proses penanggulangannya selama periode tahun 2010-2015.  Paramater yang digunakan frekuensi kejadian, luas daerah kebakaran, jumlah bangunan permukiman terkena dampak, korban meninggal, dan lama waktu operasi pemadaman. Hasil analisis potensi tingkat bahaya kebakaran perkotaan di wilayah kota di DKI Jakarta diperoleh urutan : 1) Jakarta Timur (1,98), 2) Jakarta Barat (1,74), 3) Jakarta Selatan (1,43), 4) Jakarta Pusat (0,83), dan 5) Jakarta Utara (0,78). Sedangkan tingkat bahaya kebakaran perkotaan di wilayah kecamatan di DKI Jakarta diperoleh urutan : Pulogadung (2,95), Duren Sawit (2,80), dan Cakung (2,70)
Analisis Penggunaan Dan Kesesuaian Lahan Berdasarkan Potensi Bahaya Letusan Gunung Merapi Soewandita, Hasmana; Sudiana, Nana
Jurnal Sains dan Teknologi Indonesia Vol. 16 No. 3 (2014)
Publisher : Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1443.284 KB) | DOI: 10.29122/jsti.v16i3.3418

Abstract

Mount Merapi is a mountain that is classified as active and relatively frequent eruption frequency. The impact caused by the eruption of Mount Merapi classified terrible and the impact on the loss of property, infrastructure to fatalities. Merapi disaster-prone areas covering up areas inhabited and cultivated areas. The purpose of this activity is to provide direction and suitability of land use is associated with a disaster prone area. The method is based on the analytic descriptive field survey and analysis of maps (land use and disaster-prone areas). The analysis showed that the cultivated area is still occupied by the public is directed to land penmggunaan perennials with a combination of food crops. Plants are easy succession directed at plants that have root weevil, because these plants will quickly grow after the impact of the eruption of Merapi. Likewise perennials that have a Poster (grow) back as horticultural crops (Avocado, Lengkeng, Mahony), while the fast-growing plants sengon though but flammable.Gunung Merapi merupakan gunung yang tergolong aktif dan frekwensi erupsi tergolong sering terjadi. Dampak yang ditimbulkan akibat letusan Gunung Merapi tergolong dasyat dan berdampak terhadap kerugian harta benda, infrastruktur hingga korban jiwa. Kawasan rawan bencana Merapi meliputi hingga kawasan yang berpenghuni dan kawasan budidaya (tegalan dan kebun campuran). Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk memberikan arahan penggunaan dan kesesuaian lahan dikaitkan dengan kawasan rawan bencana. Metoda yang digunakan adalah diskriptif analitik dengan berdasarkan hasil survey lapang dan analisis peta (penggunaan lahan dan kawasan rawan bencana). Hasil analisis menunjukkan bahwa kawasan budidaya yang masih diokupasi oleh masyarakat diarahkan untuk penggunaan lahan tanaman keras dengan kombinasi tanaman pangan. Tanaman yang mudah suksesi diarahkan pada tanaman yang mempunyai bonggol akar, dikarenakan tanaman ini akan cepat tumbuh setelah terjadi dampak letusan Merapi. Begitu juga tanaman keras yang mempunyai daya trubus (tumbuh) kembali seperti tanaman hortikultura (Alpukat, Lengkeng, Mahoni), sedangkan tanaman sengon meskipun cepat tumbuh akan tetapi mudah terbakar.Keywords: eruption, land use, land suitability
ANALISIS POTENSI DAN KARAKTERISTIK GAMBUT SEBAGAI BAHAN PERTIMBANGAN UNTUK ARAHAN PERENCANAAN PENGEMBANGAN KAWASAN DI KABUPATEN SIAK Soewandita, Hasmana; sudiana, nana
Jurnal Sains dan Teknologi Indonesia Vol. 13 No. 2 (2011)
Publisher : Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (147.903 KB) | DOI: 10.29122/jsti.v13i2.880

Abstract

Peat land resources have the potential to be managed sustainably. Peatlands as a fragile ecosystem utilization should consider its characteristics, such as depth, maturity, fertility, land cover conditions, and calorie content. Peatland resources located in Siak Regency is a land system called Mendawai (MDW) and Gambut (GBT), whereas according to the USDA classification (2003) is land unit called Tropofibrist, Tropohemist and Troposaprist. For further management, peatland area in Siak District grouped into 7 regions peat dome : Buatan, Bukit Batu, Kandis, Merempan, Siak Kecil, Sungai Mandau and Zamrud. Based on the level of soil fertility, maturity and depth of peat, the peat areas suitable for agricultural development is the Siak Kecil, Sungai Mandau and Zamrud. Considering the condition of land cover and ecosystem components, Zamrud peat dome should be allocated to the conservation area. While based on calorie content and level of maturity, Mandau and Buatan peat dome are suitable for industrial development of peat-based materials
STUDI DINAMIKA KUALITAS AIR DAS CILIWUNG Soewandita, Hasmana; Sudiana, Nana
Jurnal Air Indonesia Vol. 6 No. 1 (2010): Jurnal Air Indonesia
Publisher : Center for Environmental Technology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (257.798 KB) | DOI: 10.29122/jai.v6i1.2449

Abstract

Ciliwung River which has upstream in Bogor, while downstream in Jakarta presence has very important role for the region in its path. Positive role of the river for the public interest in this area include the need of clean water sources, irrigation / agriculture, industry and others. Conversely Ciliwung River is also a source of flood disaster in Jakarta. Will consider its use, the risk of disaster resources and environmental burdens are received by the waters and the water catchment area is very large, then the existence of river quality should be monitored both the water catchment conditions or water quality. For future purposes, it would require a management with specific deadlines (5 th, 10 th, 15 th) and targets based on the quality of the water quality standards (BMA) class III, II and I. The results of the current monitoring parameters BOD, COD, fecal Coli, Coliform has a value above the threshold of water quality standards specified. While DO in the downstream segment has a value below the water quality standards. Other parameters such as pH, TSS and nitrogen have a greater trend downstream, but the value of the water quality is still under water quality standards that are targeted. Keywords: Water quality, Water Quality standards, Ciliwung river.
APLIKASI TEKNOLOGI BIOENGINEERING JEBAKAN SEDIMEN DI SUB DAS CITANDUY HULU Soewandita, Hasmana; Sudiana, Nana
Jurnal Air Indonesia Vol. 5 No. 1 (2009): Jurnal Air Indonesia
Publisher : Center for Environmental Technology

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (596.751 KB) | DOI: 10.29122/jai.v5i1.2432

Abstract

Citanduy watershed  has been classified as a critical watershed in West Java. Sedimentation load at Citanduy watershed reach 5 milion cubic meters/years.  It is indicated that lagoon area “Segara Anakan” was decreased about 823 hectars. Land use changes for cultivation area at Citanduy upland causes acceleration  land degradation. Various efforts of the civil engineering and vegetative approach have been applied to control  erosion and sedimentation. Alternative technology for  controlling soil erosion and sedimentation is the application of sediment trap bioengineering.  It is application on micro catchment area, environment-friendly, and easily adapted for the farmers community.  The main for material of bioengineering sediment trap is  made of  Bamboo. Results of design that is applied in the critical area at Bukit  Bitung up land (Citaduy upland) Kecamatan Tambaksari, Ciamis Region, measuring the width between 100 cm to 150 cm, whereas the  height are between 80 cm to 100 cm. The application of this technology is effective sediment traps for micro catcment area of <5 hectars. Therefore for  a broad cachment area more sediment traps are required. In a period of not more than 1.5 month, the sediment trap  has been able to capture sediments up to 1 m3 per unit. The performance of sediment traps bioengineering also shown that bamboo as main components has grown up to not more than 30 days. The trapped sediments were restored back to the land for agricultural purposes after being add by agricultural waste. Sediments that have been processed at the same time also functions as soil amelioration or soil improvement. Key words : degradasi lahan, jebakan sedimen, bioengineering, sedimentasi, ameliorasiÂÂ