Aluyah, Cik
Program Studi Kehutanan Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian Sriwigama Palembang

Published : 11 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 11 Documents
Search

Fortifikasi dari Kedelai (Glicine max L Merr) pada Formula Tortilla Jagung Karneta, Railia; Kahfi, A.N.; Aluyah, Cik
Seminar Nasional Lahan Suboptimal 2018: Prosiding Seminar Nasional Lahan Suboptimal "Tantangan dan Solusi Pengembangan PAJALE dan Kel
Publisher : Seminar Nasional Lahan Suboptimal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (593.282 KB)

Abstract

Karneta et al, 2019. Fortification of  Soybean (Glicine max L Merr) on Corn Tortilla Formula. pp. 465-472. Tortillas are chips with corn ingredients round shape flat with a certain thickness according to taste.  To increase the nutritional value of tortillas, it is necessary to fortify the nuts ingredients, in this study using soybeans. Fortification with soybean based ingredients, in the form of adding tofu flour, tempeh flour or soy flour.  This study aimed to find the type of material and the amount of fortification material from soybeans in order to diversify tortilla processed products to improve the quality and acceptance of consumers.  This study uses a randomized block design which is arranged factorially which consists of 2 factors and repeated 3 times.  The first factor is fortification ingredients, namely tofu flour, tempeh flour and soy flour, and factor II is the amount of fortification material which is 10%, 20% and 30%.  The results of the study are the best treatment because it meets the quality standards of chips was fortified from soybean flour produced tortillas with 2.51% moisture content, 30.29% protein content, 5.24% ash ash and 1.77% fiber content. The amount of fortification material up to 30% still meets the quality standards of chips.  Organoleptic test results that the panelists liked all corn tortillas with fortification from soy based ingredients.  The amount of fortification material is up to 30%, the panelists still like corn tortillas.
PERSEPSI MASYARAKAT DESA RIDING KABUPATEN OGAN KOMERING ILIR TERHADAP UPAYA PENCEGAHAN KEBAKARAN DI LAHAN GAMBUT Tampubolon, Johan; Aluyah, Cik; Heptiana, Erta
Sylva : Jurnal Penelitian Ilmu-Ilmu Kehutanan Vol 7, No 2 (2018)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32502/sylva.v7i2.1540

Abstract

Kebakaran hutan dan lahan gambut di Sumatera Selatan seringkali berasal dari pembakaran lahan pada proses persiapan lahan untuk budidaya padi pada lahan rawa (sonor). Perilaku masyarakat dalam kaitannya dengan pemeliharaan lingkungan berkaitan dengan persepsi mereka terhadap lingkungan alam dalam hal ini hutan dan lahan gambut. Persepsi yang ada pada masyarakat melandasi sikap dan partisipasi masyarakat terhadap upaya pencegahan kebakaran lahan gambut.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi masyarakat terhadap upaya pencegahan kebakaran di lahan gambut di Desa Riding, Kecamatan Pangkalan Lampam, Kabupaten Ogan Komering Ilir, Provinsi Sumatera Selatan.Pelaksanaan penelitian  pada bulan April 2017. Pemilihan sampel dilakukan secara purposive sebesar 11 % dari 984 KK pendudukatau sebanyak 100 KK (100 orang responden). Parameter yang diamati adalahupaya pencegahan kebakaran hutan dan lahan gambut serta dampak kabut asap,penggunaan api dalam kegiatan persiapan lahan, dan pola agroforestri pada lahan gambut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 62% masyarakat mempunyai tingkat persepsi sedang dan 38% mempunyai tingkat persepsi tinggi.Secara komulatif mayoritas masyarakat memiliki tingkat persepsi sedang terhadap Upaya Pencegahan Kebakaran di Lahan Gambut, dalam arti masyarakat memiliki kesadaran akan dampak buruk kebakaran hutan dan lahan gambut, serta memiliki pengetahuan yang cukup baik mengenai pola pertanian intensif tanpa bakar, namun dalam penerapannya masyarakat masih menggunakan api dalam kegiatan pembukaan lahan.
PENGARUH DOSIS SUSPENSI TAPE SINGKONG DAN JENIS INSEKTISIDA DALAM MENGENDALIKAN KUMBANG PENGGEREK BATANG AMBROSIA PADA TANAMAN KRASIKARPA (Acacia crassicarpa) DI PT. BUMI MEKAR HIJAU Saputra, Candra; Aluyah, Cik
Sylva : Jurnal Penelitian Ilmu-Ilmu Kehutanan Vol 8, No 1 (2019)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32502/sylva.v8i1.1855

Abstract

Keberadaan hama dan penyakit di Hutan Tanaman Industri (HTI) tidak saja menyebabkan penurunan produksi namun juga dapat menyebabkan penurunan kualitas produk akhir yang dihasilkan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh dosis suspensi tape singkong dan jenis insektisida dalam mengendalikan hama kumbang penggerek batang ambrosia pada tanaman krasikarpa. Penelitian ini dilaksanakan di PT. Bumi Mekar Hijau Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) Propinsi Sumatera Selatan selama 1,5 bulan pada bulan Juni sampai dengan Juli 2014. Pelaksanaan penelitian dilakukan dalam dua tahap yaitu tahap pertama adalah menghitung tingkat kerusakan tanaman akibat serangan hama kumbang ambrosia pada tanaman krasikarpa, dan tahap kedua memberikan perlakuan pengendalian terhadapkumbang ambrosia dengan metode percobaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa intensitas serangan kumbang ambrosia pada tanaman krasikarpa umur 2 tahun berkisar antara 23,52 % sampai 52,94 %, hal ini berarti kondisi tanaman yang mengalami kerusakan berkisar antara ringan sampai dengan berat. Perlakuan dosis suspensi tape singkong  berpengaruh tidak nyata terhadap jumlah populasi kumbang ambrosia, perlakuan jenis insektisida berpengaruh nyata, sedangkan interaksi kedua perlakuan berpengaruh tidak nyata. Dari hasil uji BNJ diketahui perlakuan jenis insektisida J1 (jenis insektisida Thuricide HP)berbeda nyata dengan perlakuan J2 (jenis insektisida Manuver), dalam hal ini perlakuan J1 memberikan hasil yang lebih efektif dalam mengendalikan kumbang ambrosia  dibandingkan dengan perlakuan J2 
PENGARUH JENIS DAN JUMLAH POHON TERHADAP IKLIM MIKRO DI TAMAN PURBAKALA BUKIT SIGUNTANG KOTA PALEMBANG PROVINSI SUMATERA SELATAN Aluyah, Cik; Rusdianto, Rusdianto
Sylva : Jurnal Penelitian Ilmu-Ilmu Kehutanan Vol 8, No 2 (2019)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32502/sylva.v8i2.2696

Abstract

            Ruang terbuka hijau dapat mengatasi permasalahan lingkungan hidup perkotaan karena mampu memperbaiki iklim mikro. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh jenis dan jumlah pohon terhadap kondisi iklim mikro di Taman Purbakala Bukit Siguntang, Kota Palembang, Provinsi Sumatera Selatan. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan Agustus 2016 di Taman Purbakala Bukit Siguntang. Penelitian ini menggunkanan metode pengamatan langsung di lapangan dengan intensitas sampling 3%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis dan jumlah pohon berpengaruh terhadap terbentuknya iklim mikro di Taman Purbakala Bukit Siguntang, Kota Palembang, Provinsi Sumatra Selatan. Pohon yang jumlahnya lebih banyak memberikan suhu yang lebih rendah, kelembaban udara relatif yang lebih tinggi, dan kecepatan angin yang lebih rendah dibandingkan dengan pohon yang jumlahnya sedikit.  Kondisi iklim mikro di bawah tajuk berbeda dengan kondisi iklim mikro di luar tajuk. Di bawah tajuk suhu udara lebih rendah, kelembaban udara lebih tinggi, dan kecepatan angin lebih rendah dibandingkan di luar tajuk.
GROWTH RESPONSE OF 3YEARS AGE JERNANG RATTAN PLANT (Daemonorops draco Willd.) ON LIGHT INTENSITY UNDER MIXED STAND AT KHDTK KEMAMPO, BANYUASIN REGENCY Nopriansyah, Andi; Aluyah, Cik; Sosilawati, Endang
Sylva : Jurnal Penelitian Ilmu-Ilmu Kehutanan Vol 10, No 1 (2021)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32502/sylva.v10i1.3508

Abstract

Rattan jernang (Daemonorops draco Willd.) is a type of non-timber forest product that has a high market value. To reduce dependence on natural forests, jernang rattan cultivation is important. This study aims to determine the growth response of 3 year old jernang rattan plants to light intensity under mixed stands. The study was carried out at KHDTK Kemampo, Palembang Environmental and Forestry Research and Development Center from June to July 2020. This study used an experimental method with a Non-Factoral Randomized Block Design consisting of 3 treatments with 9 replications. The treatments consisted of P1 = canopy closure 10–30% (light intensity 72.19%), P2 = canopy closure 40–60% (light intensity 55.63%), and P3 = canopy closure 70–90% (light intensity 23.39%). The results showed that the growth of jernang rattan gave a very good response to light intensity under mixed stands for all parameters observed, namely plant height, leaf midrib length and number of leaves, as well as leaf color. The best growth of jernang rattan is in light conditions with a canopy cover of 10%-30% (light intensity 72.19%). There is a positive correlation between light intensity and the growth of jernang rattan under mixed stands, that is, the higher the light intensity, the better the growth of jernang rattan.
WATERBIRD POPULATION ANALYSIS ON THE BANYUASIN PENINSULA SPTN REGION II REGION BERBAK AND SEMBILANG NATIONAL PARKS, BANYUASIN REGENCY Mulyana, Deni; Aluyah, Cik; Heptiana, Erta
Sylva : Jurnal Penelitian Ilmu-Ilmu Kehutanan Vol 10, No 2 (2021)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32502/sylva.v10i2.3946

Abstract

Waterbirds are migratory birds with the largest number in the world who always migrate to a place/region.. This study aims to determine the types and population of migratory and residents waterbirds(waders)  on the Semenanjung Banyuasin SPTN region II Berbak and Sembilang National Parks, Kabupaten Banyuasin This study uses the Point Transect method, the number of bird populations is recorded directly and through estimates using the Block method. Based on observations, it was found that there were 3.743 water birds consisting of 3.240 migrant species and 503 resident species. From this number, after being identified, it is known that there are 20 species of migratory waterbirds and 11 species of resident waterbirds.
Evaluasi pertumbuhan tanaman uji keturunan tembesu (Fagraea fragrans Roxb) umur 3 tahun di KHDTK Kemampo Kabupaten Banyuasin Syaiful Islam; Cik Aluyah; Endang Sosilawati; Imam Muslimin; Agus Sofyan
ULIN: Jurnal Hutan Tropis Vol 6, No 1 (2022)
Publisher : Fakultas Kehutanan Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (832.969 KB) | DOI: 10.32522/ujht.v6i1.6963

Abstract

Tembesu (Fagraea fragrans Roxb) merupakan jenis unggulan lokal di Sumatera Selatan. Pemanfaatannya yang sangat luas telah mengakibatkan menurunnya potensi jenis tersebut di hutan alam. Panjangnya daur tanaman tembesu  menjadi masalah dalam usaha budidaya tanaman tersebut. Salah satu upaya untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah dengan pemuliaan tanaman. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pertumbuhan tanaman dan variasi genetik uji keturunan tembesu (Fagraea Fragrans ROXB) umur 3 tahun di KHDTK Kemampo, Kabupaten Banyuasin Provinsi Sumatera Selatan. Penelitian ini menggunakan Rancangan Blok Tak Lengkap dengan baris kolom, 55 famili, 20 ulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Provenan berpengaruh tidak nyata terhadap semua variabel yang diamati, sedangkan family tanaman berpengaruh sangat nyata terhadap tinggi tanaman dan diameter batang serta berpengaruh nyata terhadap volume pohon. Rata-rata tanaman tertinggi  terdapat pada family 20 yaitu 4,79 m, rata-rata diameter terbesar terdapat pada family 35 yaitu 7,02 cm, rata-rata volume terbesar terdapat pada family 35 sebesar 0.0177 m3. Untuk parameter genetik, nilai heritabilitas individu berada pada level tinggi yaitu 0,37 untuk tinggi tanaman, dan berada pada level sedang untuk diameter batang dan volume pohon, sedangkan nilai heritabilitas famili berada pada level tinggi yaitu 0,65 untuk variabel tinggi tanaman dan berada pada level rendah untuk diameter batang dan volume pohon. Untuk korelasi genetik antara tinggi dan diameter batang mempunyai nilai yang tinggi yaitu 0,67 Taksiran perolehan genetik pada tingkat seleksi 5% menunjukkan nilai yang cukup tinggi yaitu 7,84% untuk tinggi tanaman, 4,51% untuk diameter batang, dan 36,62 untuk volume pohon.
Respon Pertumbuhan dan Hasil Jagung Manis (Zea mays Saccharata Sturt L.) terhadap Pupuk Organik Cair Asal Limbah Buahan dan NPK di Lahan Kering Nurbaiti Amir; Neni Marlina; Berliana Palmasari; Cik Aluyah; Iin Siti Aminah; Joni Phillep Rompas; Nur Rohman
Agro Bali : Agricultural Journal Vol 5, No 3 (2022)
Publisher : Universitas Panji Sakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (359.515 KB) | DOI: 10.37637/ab.v5i3.1027

Abstract

Lahan kering memiliki produktivitas tanah yang rendah (pH dan kandungan unsur hara yang rendah), namun berpotensi dalam meningkatkan pertumbuhan dan produksi jagung manis, diantaranya dengan pemberian pupuk organik cair (POC) asal limbah buahan dan anorganik. Diharapkan POC dapat menyumbangkan unsur hara dan dapat mengefisienkan pupuk NPK pada tanaman jagung manis. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan konsentrasi POC asal limbah buahan yang tepat dalam mengefisienkan pupuk NPK serta meningkatkan produksi jagung manis. Penelitian lapangan ini dilakukan di lahan milik petani yang terletak di jalan Sukarela, Kelurahan Kebun Bunga, Kecamatan Sukarami, Km 7 Palembang Sumatera Selatan dari bulan Oktober 2019 sampai Januari 2000. Tata letak di lapangan menggunakan Rancangan Petak Terpisah dengan 12 kombinasi yang diulang 3 kali. Sebagai petak utama: POC asal limbah buahan: tanpa, 10, 20 dan 30 mL.L-1 air.  Sebagai anak petak: Pupuk NPK: 100, 300 dan 500 kg.ha-1. Produksi terbaik dicapai pada penggunaan POC asal limbah buahan 20 mL.L-1 air dan pupuk NPK 300 kg.ha-1, yang meningkatkan hasil 36,23% bila dibandingkan tanpa POC dan pupuk NPK 100 kg.ha-1 dan mengefisienkan pupuk NPK sebesar 200%.
Utilization of Agricultural Waste into Organic Fertilizer in Gelebak Dalam Village in Banyuasin Regency Marlina, Neni; Aryani, Ida; Kalasari, Rastuti; Khodijah, Khodijah; Marlina, Marlina; Asmawati, Asmawati; Purwanti, Yani; Nunilahwati, Haperidah; Meidelima, Dewi; Astuti, Dessy Tri; Rosmiah, Rosmiah; Aminah, Iin Siti; Lusia, Maria; Husna, Nurul; Aluyah, Cik
Altifani Journal: International Journal of Community Engagement Vol 3, No 1 (2022)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32502/altifani.v3i1.5316

Abstract

The community of Gelebak Dalam Village, Rambutan Sub-district, Banyuasin Regency is a village rich in plants and livestock, including rice, vegetables and fruits as well as chickens, cows, goats, ducks. All of them are sources of agricultural waste that can be used as organic fertilizer. The processed organic fertilizers can be used for rice, vegetables and fruit crops, reduce organic agricultural agricultural waste which can improve land to become more fertile and quality in the resulting production (improve the quality in terms of taste) and can very clearly reduce the use of chemical fertilizers. This counseling was carried out from July 2022 to August 2022 for the people of Gelebak Dalam Village The methods used included counseling, demonstration of making organic fertilizers and mentoring until organic fertilizers were successfully made. The aim of this counseling is that it is hoped that the community can utilize agricultural waste to be processed into organic fertilizer. The hope that the Village community will process agricultural waste into organic fertilizer is very large with successive questions arising and will enthusiastically try to apply it to their own rice fields and gardens. The results achieved are that farmers have succeeded in making organic fertilizer from agricultural waste in the village of Gelebak Dalam.
EFFICACY OF SEVERAL BIOINSECTICIDES ON MORTALITY OF THE PEST Clauges glaculalis ON PULAI PLANTS (Alstonia Angustiloba Miq.) IN THE LABORATORY Aluyah, Cik; Asmaliyah, Asmaliyah; Sari, Fitri Windra
Sylva Jurnal Ilmu-ilmu Kehutanan Vol 12, No 2 (2023)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Palembang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32502/sylva.v12i2.7744

Abstract

Chemical insecticides often have negative impacts if they are not used wisely. The use of bioinsecticides is an alternative to overcome this problem. The aim of this research is to determine the efficacy of several bioinsecticides on the mortality of the insect pest Clauges glaculalis which attacks the pulai plant (Alstonia angustiloba Miq.) on a laboratory scale. The research was carried out at the Laboratory of the Western Indonesian Plantation Forest Research and Development Center (BP2HT IBB) Palembang, using an experimental method with a Completely Randomized Design (RAL) consisting of 11 treatments with 3 replications. The treatments are: C = Cutlass WP microbial insecticide, B = Bactospeine WP microbial insecticide, M = Neem vegetable insecticide, S = Soursop vegetable insecticide, BC = Bactospeine WP+Cutlass WP insecticide, BM = Bactospeine WP+Neem insecticide, BS = insecticide Bactospeine WP+Soursop, MS = Neem+Soursop insecticide, MC = Neem insecticide+Cutlass WP, SC = Soursop insecticide+Cutlass WP, and K = Control (without using insecticide). The results of the study showed that all bioinsecticides tested showed the same efficacy, namely 100% in causing death in Clauges glauculali caterpillars except for the insecticides MS (Neem+Soursop) (67 percent), M (Neem) (67 percent), S (Soursop) (33 percent ), and K= Control (0 percent). Microbial insecticides caused the death of Claugres glauculalis caterpillars more quickly compared to vegetable insecticides, but the death time was even faster for microbial insecticides that were applied in a mixture with vegetable insecticides.