Standar Nasional Indonesia telah menetapkan mutu tempe layak konsumsi memiliki bau tempe, warna normal dan rasa normal. Fermentasi merupakan faktor krusial tempe dengan memanfaatkan mikroorganisme dalam mengubah suatu senyawa organik untuk mencapai mutu tempe yang sesuai standar. Prototipe ruang fermentasi merupakan sebuah ruangan tertutup yang digunakan sebagai tempat khusus fermentasi. Ruang fermentasi modern mempunyai faktor berhubungan dengan mutu tempe seperti suhu, kelembapan, waktu fermentasi, dan campuran tempe. Tempe matang memiliki kadar air maksimal yaitu 53%. Durasi waktu fermentasi disebutkan sebagai faktor krusial dalam mencapai kadar air yang ditentukan. Ketika waktu fermentasi tempe berlebih, kelembapan yang tidak sesuai maka tempe akan mengalami pembusukan dan degradasi protein. Dari hal tersebut, dirancang sistem kendali yang berperan dalam melakukan estimasi durasi waktu fermentasi tempe. Kontrol fuzzy Sugeno diterapkan metode kontrol dengan parameter kadar air, perbandingan kedelai/beras, dan kelembapan udara dalam ruang fermentasi. Hasil pengujian sistem dengan variasi kadar air, kelembapan udara, dan perbandingan kedelai/beras berdampak terhadap durasi waktu fermentasi. Semakin tinggi kadar air awal kedelai maka waktu fermentasi semakin cepat. Semakin tinggi kelembapan udara maka waktu fermentasi semakin lama. Semakin banyak konsentrasi kedelai maka semakin cepat durasi waktu fermentasi. Variasi parameter yang beragam memberikan hasil keluaran waktu fermentasi yang bervariatif berdasarkan kontroller fuzzy Sugeno.