Claim Missing Document
Check
Articles

KORELASI KEMAMPUAN MEMBUAT MIND MAPPING DENGAN HASIL BELAJAR KIMIA SISWA Ni Luh Supadmi; Ida Bagus Nyoman Sudria
Prosiding Seminar Nasional MIPA 2013: PROSIDING SEMINAR NASIONAL MIPA UNDIKSHA 2013
Publisher : Prosiding Seminar Nasional MIPA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak   Penelitian korelasi ini bertujuan untuk mendeskripsikan hubungan antara kemampuan membuat mind mapping dengan hasil belajar kimia siswa. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Negeri 1 Sawan. Sedangkan, sampel penelitian adalah siswa kelas X5 SMA Negeri 1 Sawan. Data dalam penelitian ini berupa data kuantitatif yang diperoleh dari kemampuan membuat mind mapping dan data hasil belajar siswa. Hasil penelitian menunjukkan ada korelasi yang positif dan kuat antara kemampuan siswa membuat mind mapping dengan hasil belajar kimia siswa. Besarnya koefisien korelasi r product moment yang didapatkan yaitu 0,89 dan koefisien determinasi sebesar 0,7921. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi kemampuan siswa dalam membuat mind mapping maka semakin tinggi juga hasil belajar yang diperoleh
PENGEMBANGAN STARTEGI PELIBATAN SISWA MEMBUAT RANCANGAN INVESTIGASI DALAM PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK I B N Sudria
Prosiding Seminar Nasional MIPA 2015: PROSIDING SEMINAR NASIONAL MIPA UNDIKSHA 2015
Publisher : Prosiding Seminar Nasional MIPA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pengembangkan strategi pelibatan siswa dalam membuat rancangan investigasi merupakan bagian dari penelitian dan pengembangan perangkat pembelajaran dengan pendekatan saintifik. Strategi itu bertujuan untuk mengatasi hambatan keterbatasan alokasi waktu 90 menit tatap muka di kelas dan teknis terutama dalam melibatkan siswa sendiri membuat rancangan investigasi yang semestinya dihasilkan pada tiga langkah awal dari lima tahapan utama kegiatan belajar dengan pendekatan saintifik. Strategi melibatkan (1) penggunaan LKS yang menghadirkan paragraf fenomena pengantar objek belajar dan tugas-tugas yang jelas pada siswa dan relevan dengan sitiap tahapan dari kelima tahapan belajar investigatif; (2) penugasan siswa membuat draf rancangan investigasi di rumah (yang diberitahukan pada penutupan pemblajaran pertemuan sebelumnya) dengan menulis jawaban dari tugas-tugas untuk tiga tahapan utama awal kegiatan belajar investigatif yaitu menuliskan informasi penting dalam paragraf pengantar objek belajar yang mengarahkan pada rumusan masalah investigatif, rumusan masalah yang sesuai dengan hasil observasi, dan rancangan pengumpulan data yang meliputi hipotesis, desain validasi hipotesis, variabel-variabel investigasi, alat dan bahan untuk pembuktian hipotesis, cara kerja, dan tabel pencatatan data; (3) memberikan bimbingan terutama kepada pebelajar pemula dalam berinvestigasi dalam bentuk pengumpulan/monitoring dan pemberian masukan-masukan perbaikan terhadap draf rancangan investigasi sebelum pembelajaran utama tatap muka di kelas, dan (4) melakukan kembali (revieu) fase observasi, menanya, dan merancang pengumpulan data melaui diskusi klas penyamaan persepsi antar kelompok untuk menyempurnakan dan menyepakati rancangan investigasi sesuai dengan sasaran pengetauan/konsepsi ilmiah yang dibangun dan akan ditindaklanjuti dengan fase pengumpulan data, asosiasi, dan komunikasi hasil.Kata kunci: perangkat pembelajaran, pendekatan saintifik, fenomena pengantar, rancangan investigasiABSTRACTDeveloping a strategy to actively engage students in preparing investigative plan was a part of research and development of learning toolkits following scientific approach. The strategy proposed to overcome 90-minute classroom meeting time limitation and technical constraints in student self completion of the investigative plan which should be a result of three beginning steps of the five learning steps. The strategy involves (1) applies worksheet presenting learning object/context introduction paragraph/s and clear tasks to the students and relevant to every step of the five main scientific learning steps; (2) assigns homework to prepare investigative plan draft at closing previous lesson by asking to write answers of the tasks of the three beginning main scientific learning steps namely write investigative problem resulting information that are mentioned in the learning object introduction paragraph/s and/or existing around (observing), investigative problem/s formulated from the observed information (questioning), and data collecting plan which involves hypothesis statement/s, investigative variables, validating design, materials and equipments required to prove hypothesis, work procedure, and data recording table; (3) provides guidance especially for investigative learning beginners in preparation of investigative plan draft via homework collecting of the student prepared investigative drafts and giving improving comments on the collected drafts before classroom meeting; and (4) reviews observing, questioning, and investigative planning phases via conducts classroom discussion on the commented student prepared investigative plan drafts to refine and appoint the investigative plan appropriate to intended knowledge/concept construction to be followed in the next remain scientific learning steps (data collecting, associating and communicating).Kay words: learning toolkits, scientific approach, learning object introduction, investigative plan
PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN LARUTAN PENYANGGA DENGAN POLA INDUKTIF I Kadek Irvan Adistha Putra; I B N Sudria; I Nyoman Suardana
Prosiding Seminar Nasional MIPA 2015: PROSIDING SEMINAR NASIONAL MIPA UNDIKSHA 2015
Publisher : Prosiding Seminar Nasional MIPA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan mengembangkan dan mendeskripsikan karakteristik perangkat pembelajaran pola induktif pada topik larutan penyangga. Jenis penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan (R&D) mengikuti prosedur Borg dan Gall sampai tahap validasi ahli dan praktisi dan uji keterbacaan. Data hasil penelitian meliputi analisis kebutuhan, deskripsi proses perencanaan dan pembuatan, deskripsi karakteristik perangkat pembelajaran larutan penyangga dengan pola induktif, data hasil validasi ahli dan praktisi, serta data hasil uji keterbacaan. Hasil penelitian dianalisis secara kualitatif. Hasil analisis kebutuhan menunjukkan diperlukannya perangkat pembelajaran pendekatan saintifik pola induktif. Produk yang dihasilkan dalam penelitian ini berupa prototif perangkat pembelajaran larutan penyangga dengan pola induktif yang meliputi RPP, LKS dan teks materi pelajaran dan instrumen penilaian. Karakteristik perangkat pembelajaran larutan penyangga dengan pola induktif adalah sinergis dan konsisten menerapkan pendekatan saintifik pola induktif. Sebagian besar aspek pembelajaran dalam setiap perangkat pembelajaran yang dikembangkan mendapat penilaian dengan kategori baik dari ahli dan praktisi sebagai validator. Hasil uji keterbacaan juga menunjukkan tingkat pemahaman siswa terhadap perangkat belajar (LKS, teks materi dan tes hasil belajar) berada dalam kategori baik. Dengan demikian perangkat pembelajaran larutan penyangga dengan pola induktif yang telah dikembangkan memiliki validitas yang memadai.Kata kunci: perangkat pembelajaran, pendekatan saintifik, pola induktif, larutan penyanggaAbstractThe research was aimed to develop and describe the characteristics of inductive learning tools on the topic of buffer solution. This research was research and development (R&D) following the research and development procedure developed by Borg and Gall until validation and readability testing. The data included need assessment, planning and making process description, validation data, readability test data and the description of the characteristics of inductive learning tools. The data were analyzed qualitatively. The need assessment showed the needs of scientific inductive learning tools (lesson plan, student worksheet, student reading text and assessment instrument). The product produced by this research and development were scientific inductive learning tools which included lesson plan, student worksheet, student reading text and assessment instrument. The characteristics of the inductive learning tools were synergistically and consistently applying scientific approach and inductive pattern. Most of the aspects of learning tools were gotten satisfied judgments by the validator on the validation. The result of readability testing showed that the level of students understanding on the inductive learning tools was on satisfied level. Therefore, the inductive learning tools on the topic of buffer solution that had been developed have good validity.Keywords : learning tools, scientific approach, inductive pattern, buffer solution
ASESMEN KEBUTUHAN PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN KIMIA DENGAN POLA INDUKTIF DAN DEDUKTIF ILMIAH Ida Bagus Nyoman Sudria
Prosiding Seminar Nasional MIPA 2014: PROSIDING SEMINAR NASIONAL MIPA UNDIKSHA 2014
Publisher : Prosiding Seminar Nasional MIPA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Asesmen kebutuhan ini bertujuan memperoleh gambaran nyata kebutuhan lapangan dalam rangka penelitian dan pengemabangan (R & D) perangkat pembelajaran pembinaan keterampilan berpikir induktif dan deduktif sebagai dasar keterampilian saintifik. Subjek dari survey asesmen kebutuhan ini meliputi guru-guru Kimia SMA di Bali dan dokumen perangkat pembelajaran (RPP, LKS, dan teks materi pelajaran) yang digunakan guru Objek penelitian berupa tanggapan guru terhadap penggunaan pendekatan induktif dan/atau deduktif dalam perangkat pembelajaran yang direkam melalui angket dan wawancara/studi dokumen tentang prangkat pembelajaran yang digunakan. Analisis data aseses kebutuhan dilakukan secara kualitatif. Melalui kuesioner 56% guru mengaku menggunakan pola/pendekatan induktif secara konsisten, 36% kurang konsisten, dan 7% tidak konsisten. Sementara dalam penggunaan pendekatan, 55% guru mengaku menggunakannya secara konsisen, 35% kurang konsisten, 10% tidak konsisten. Penggunaan pola induktif dan deduktif secara terintegrasi di mana adanya efisoda-efisoda pembelajaran yang konsisten mengikuti langkah-langkah kegiatan induktif atau deduktif diakui oleh 67 % guru dan penggunaan secara tidak jelas/sembarang diakui oleh 32% guru. Pengakuan guru melalui kuesioner kurang kuat didukung oleh hasil studi penggunaan pola/pendekatan induktif dan/atau deduktif dalam studi dokumen perangkat pembelajaran menemukan: (1) mayoritas perangkat pembelajaran tidak menyatakan secara eksplisit pola induktif dan/atau deduktif, (2) tidak melibatkan siswa dalam merumuskan masalah, hipotesis, dan membuat rancang eksperimen, dan (3) organisasi penyajian inoformasi dalam teks materi pelajaran mayoritas cendrung deduktif dan deskripsi yang sama pula disajaikan langsung dalam LKS sebelum prosedur kerja sebagai dasar teori (pengantar/pendahuluan) dari kegiatan praktikum/diskusi meskipun rancangan pembelajaran dengan pola induktif. Hasil asesmen kebutuhan ini menguatkan pentingnya mengembangkan perangkat pembelajaran dengan pola induktif dan/atau deduktif saintifik.Kata-kata kunci: pola induktif, pola deduktif, keterampilan ilmiah, dan perangkat pembelajaranAbstract: This need assessment proposed to support real need for conducting a educational research and development (R&D) of inductive and deductive learning tool models used for training inductive and deductive thinking skills as foundation of the scientific skills. Subjects of this need assessment survey involved teachers and learning tools (lesson plan, student worksheet, student reading text, and learning media) of secondary School Chemistry provided by them. Survey objects included teacher responses toward preparation of inductive and deductive learning tools recorded through a questionnaire, interview and document analysis of learning tool provided. Data analysis conducted qualitatively. This study found the percentages of teachers that recognized and prepared inductive learning tools consistently was 56%, impartial 36%, and inconsistently 7%; recognized and prepared deductive learning tools consistently was 55%, impartial 35%, and inconsistently 10%; recognized and prepared integrated inductive and deductive learning tools with consistent steps in each inductive episode and deductive episode was 67% and inconsistently (mixed any times) 32%. The teacher responses was fairly consistent with the provided learning tool document analysis results which found (1) majority of learning tools did not explicitly mentioned inductive/deductive approach, (2) the learning tools did not engaged students in formulating investigative problems and hypotheses and experiment planning, and (3) learning organization of chemistry contents/information in the reading text for students were dominated by deductive presentation as well as in the related student worksheet. This need assessment result support the need for conduction of R & D on developing inductive and deductive learning tools for developing scientific skills.Keywords: inductive approach, deductive approach, scientific skills, and learning tools.
Pengembangan Media Pembelajaran Flashcard Materi Bilangan Oksidasi dan Tata Nama Ssenyawa Ida Bagus Nyoman Sudria; I Nyoman Selamat; I Wayan Ricky Abbas Hendradatha
Prosiding Seminar Nasional MIPA Vol. 8 (2018): PROSIDING SEMINAR NASIONAL MIPA UNDIKSHA 2018
Publisher : Prosiding Seminar Nasional MIPA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk (1) menghasilkan media pembelajaran flashcard materi bilangan oksidasi dan tata nama senyawa dan mendeskripsikan (2) karakteristik serta (3) penilaian dan tanggapan dari validator tentang media pembelajaran flashcard tersebut. Prosedur penelitian mengadaptasi model pengembangan Hannafin dan Peck yang meliputi fase Need Assess, Design, dan Develop/Implement. Prosedur penelitian ini dibatasi hingga fase pengembangan dan validasi produk dilakukan hanya dengan expert judgment saja. Hasil dari penelitian ini adalah media pembelajaran flashcard materi bilangan oksidasi dan tata nama senyawa dengan karakteristik yang memberdayakan bentuk dan warna. Pasangan kartu flashcard dibuat dengan bentuk puzzle bergigi dan berwarna untuk menunjukkan besar biloks, sementara posisi gigi puzzle untuk menunjukkan tanda positif atau negatif biloks. Media flashcard ini dilengkapi dengan buku panduan penggunaan. Hasil validasi terhadap produk menunjukkan bahwa media flashcard dan buku panduan penggunaan mendapat validitas baik pada aspek pembelajaran dan aspek media. Dapat disimpulkan bahwa produk berupa media flashcard dan buku panduan penggunaan dapat dikembangkan dengan model pengembangan Hannafin dan Peck.Kata-kata kunci: media pembelajaran flashcard, bilangan oksidasi, tata nama senyawa.
PENINGKATAN KEMAMPUAN MERANCANG PEMBUKTIAN HIPOTESIS DALAM PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINTIFIK DENGAN PEMBERIAN TUGAS AWAL Diani Rachmanita Murniati; Ida Bagus Nyoman Sudria; I Ketut Kariada
Jurnal Pendidikan Kimia Indonesia Vol. 1 No. 2 (2017)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jpk.v1i2.12814

Abstract

Hasil observasi  awal menunjukkan menunjukan penerapan pendekatan saintifik memiliki kendala yaitu pelaksanaan 5-M tentang keterbatasan waktu.  Siswa mengalami kendala dalam tahapan mengamati (untuk mengidentifikasi atau menemukan masalah) dikarenakan membutuhkan waktu yang cukup lama untuk mengamati fenomena yang dikemas secara kontekstual. Selain itu kendala yang dihadapi siswa adalah tahap menanya yang masih rendah dan pertanyaan yang tidak terarah (diluar lingkup kajian yang akan dipelajari). Selain itu dalam menerapkan metode ilmiah di LKS sebelumnya belum nampak kegiatan 5-M. Hal ini tentu harus diilatihkan dan diperbaikivagar siswa mampu menggunakan metode ilmiah dalam mempelajari setiap konsep. Tujuan penelitian ini adalah Untuk meningkatkan kemampuan siswa kelas XI MIPA 3 SMA Negeri 1 Singaraja tahun ajaran 2016/2017 dalam membuat rancangan pembuktian hipotesis.Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas yang terdiri dari 4 siklus. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Singaraja dengan subjek penelitian siswa kelas XI MIPA 3 dengan jumlah 30 siswa. Data penelitian ini adalah draf rancangan pembuktian hipotesisi dari siswa.  Instrumen penelitian yang digunakan adalah lembar observasi untuk mengukur kemampuan siswa dalam membuat draf pengamatan awal, rumusan masalah, hipotesis dan rancangan pembuktian. Data dianalisis dengan menghitung jumlah siswa yang telah mampu mempuat draf rancangan sesuai dengan harapan minimal peneliti. Tahap terakhir adalah tahap refleksi untuk menentukan inovasi perlakuan dan  lanjut atau tidaknya penelitian.Hasil analisis data pada siklus I dan siklus II bahwa pemberian tugas awal dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam membuat mengamati fenomena sebesar 33,34%, dari siklus II ke siklus III mengalami penurunan 3,34%, dari siklus III ke siklus IV mengalami penurunan 6,66%. Kegiatan siswa dalam dalam merumuskan masalah mengalami peningkatan 26% dari siklus I ke siklus II, dari siklus II ke siklus III mengalami penurunan 46,67% dan mengalami peningkatan dari siklus III ke siklus IV 26%. Kemampuan siswa dalam membuat hipotesis mengalami peningkatan 20,67% dari siklus I ke siklus II, sedangkan siklus II ke siklus III mengalami penurunan 46,67% dan meningkat pada siklus IV sebesar 26%. Kemampuan siswa dalam membuat variabel mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II sebesar 13,33%, mengalami penurunan dari siklus II ke siklus III 10% dan penurunan dari siklus III ke siklus IV 41,33%. Kegiatan siswa dalam mendesain percobaan dari siklus I ke siklus II mengalami peningkatan 94,67% dari siklus I ke siklus II sedangkan siklus III dan IV mengalami penurunan 94,67%. Kemampuan siswa dalam menentukan alat dan bahan mengalami peningkatan 26,57% dari siklus I ke siklus II, mengalami peningkatan 40,66% dari siklus II ke siklus III dan mengalami penurunan 67,33% pada siklus IV. Kegiatan siswa dalam menyusun prosedur kerja mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II sebesar 66%. Dari siklus II ke siklus III mengalami penurunan 12,67% dan penurunan 53,33% pada siklus IV.
PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF KIMIA KOLOID BERBANTUAN KOMPUTER UNTUK SISWA SMA I Ketut Gede Padmanaba; I Made Kirna; I.B. Nyoman Sudria
Jurnal Pendidikan Kimia Indonesia Vol. 2 No. 1 (2018)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jpk.v2i1.14126

Abstract

Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan yang bertujuan untuk menghasilkan produk berupa media pembelajaran interaktif kimia koloid berbantuan komputer untuk siswa SMA. Penelitian pengembangan ini terdiri dari dua tahap pokok, yaitu 1) tahap pembuatan prototipe multimedia pembelajaran interaktif (tahap I), serta 2) tahap validasi dan uji coba produk (tahap II). Tahap pembuatan prototipe multimedia pembelajaran interaktif menggunakan model pengembangan menurut Luther yang terdiri dari tahap concept, design, meterial collecting, assembly, testing dan distribution. Validasi dan uji coba produk merujuk pada evaluasi formatif yang terdapat pada model pengembangan Dick and Carey. Subjek pada tahap validasi meliputi 1 orang dosen sebagai ahli isi, 1 orang dosen sebagai ahli media, 1 orang guru selaku praktisi, serta 3 orang siswa untuk uji coba perorangan dan 20 orang siswa untuk uji kelompok kecil. Berdasarkan hasil penilaian oleh ahli isi, media pembelajaran interaktif sistem koloid mendapat skor rata-rata 4,76 atau tergolong ke dalam kriteria sangat baik. Sementara itu, hasil validasi oleh ahli media dan praktisi masing-masing memperoleh skor rata-rata 4,19 dan 3,82 dimana tergolong ke dalam kriteria baik. Berdasarkan hasil uji coba produk yang dilakukan, baik uji perorangan maupun uji kelompok kecil dapat dinyatakan bahwa media pembelajaran kimia interaktif sistem koloid mendapat dukungan positif dari siswa.
PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN SAINTIFIK DENGAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING MELALUI PENALARAN INDUKTIF PADA TOPIK LAJU REAKSI I. B. N. Sudria; I Gusti Lanang Wiratma; Lysa Kristina Br Sembiring
Jurnal Pendidikan Kimia Indonesia Vol. 3 No. 1 (2019)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jpk.v3i1.20946

Abstract

AbstrakTujuan dari penelitian dan pengembangan pendidikan  ini adalah untuk (1) mengembangkan dan mendeskripsikan karakteristik perangkat pembelajaran yang selaras dengan model problem based learning melalui penalaran induktif pada topik laju reaksi. (2) mendeskripsikan validitas dan tingkat keterbacaan, dan (3) mengetahui keefektifan dari perangkat pembelajaran melalui uji coba pendahulu. Penelitian dan pengembangan (R&D) ini mengikuti model Borg dan Gall (1989) yang dibatasi pada tahap uji coba pendahuluan. Hasil penelitian dan pengembangan ini mampu mewujudkan perangkat pembelajaran model problem based learning dengan efektif. Perangkata pembelajaran yang dikembangkan dapat menghasilkan perangkat yang konsisten dan selaras mengikuti model problem based learning melalui penalaran induktif dengan pendekatan saintifik, memiliki tingkat validitas dan uji keterbacaan sangat baik dan baik., mendapatkan hasil belajar yang signifikan dengan nilai Normalitas Gain Score 0,55 dengan kategori sedang secara keseluruhan, penilian perindikator termasuk kategori tinggi untuk satu indikator dan sedang untuk enam indikator, peningkatan rata-rata pretest 23,27 menjadi rata-rata posttest 65,18, penilian aktivitas siswa dengan pendekatan saintifik 5 M dilihat dari penilian LKS secara umum meningkat, dan hasil tanggapan siswa terhadap proses pembelajaran dengan model problem based learning malalui penalaran induktif tergolong baik.Kata Kunci: model pembelajaran problem based learning,  laju reaksi, penalaran induktif, pendekatan saintifik, dan perangkat pembelajaranAbstractThe purpose of this research and development education are to (1) develop and describe characteristics of learning devices that are in harmony with the problem based learning model through inductive reasoning on the topic of reaction rates, (2) describing the validity and readability level, and (3) knowing the effectiveness of learning device through a preliminary trial. This research and development (R & D) follows the Borg and Gall (1989) model which was limited to the preceding trial stage. The results of this research and development are able to realize a problem based learning model learning device effectively. It can, the results show that learning devices are consistent and harmonious can follow the problem based learning model through inductive reasoning with a scientific approach, have a very good and good level of validity and readability test, get significant learning outcomes with nilia Normality Gain Score 0.55 with categories is being Indicator evaluators are included in the high category for one indicator and medium for six indicators. The increase in the average pretest 23.27 becomes the average posttest 65.18, the assessment of student activity with the scientific approach 5 M seen from the LKS assessment generally increases, and the results of student responses to the learning process with problem based learning models through inductive reasoning are good .Keywords: problem based learning model, reaction rate, inductive reasoning, saintific approach, and learning tool
PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN PADA POKOK BAHASAN LARUTAN PENYANGGA DENGAN POLA DEDUKTIF Putu Candra Yuni Artini; Ida Bagus Nyoman Sudria; Ngadiran Kartowasono
Jurnal Pendidikan Kimia Indonesia Vol. 3 No. 2 (2019)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.23887/jpk.v3i2.21131

Abstract

AbstrakPenelitian dan pengembangan pendidikan (R&D) ini bertujuan (1) mengembangkan dan mendeskripsikan karakteristik perangkat pembelajaran pola deduktif pada pokok bahasan larutan penyangga, (2) mendeskripsikan validitas perangkat pembelajaran yang dikembangkan dari hasil penilaian dan masukan ahli dan praktisi. R&D mengikuti prosedur Borg dan Gall yang dibatasi sampai tahap validasi produk dan uji keterbacaan. Data hasil penelitian ini meliputi hasil analisis kebutuhan, rancangan prototipe perangkat pembelajaran, pembuatan perangkat pembelajaran, validasi produk, dan deskripsi karakteristik perangkat pembelajaran larutan penyangga dengan pola deduktif. Hasil-hasil penelitian dianalisis secara kualitatif. Hasil analisis kebutuhan menunjukkan diperlukannya perangkat pembelajaran dengan pendekatan saintifik pola deduktif. Produk yang dihasilkan berupa prototipe perangkat pembelajaran larutan penyangga dengan pola deduktif meliputi RPP, LKS, teks materi pelajaran, dan instrumen penilaian. Karakteristik RPP, LKS, dan teks materi pelajaran yang dikembangkan adalah menyajikan isi dengan urutan konsep dan tahapan penalaran yang sama (deduktif).  Hasil validasi menunjukkan sebagian besar aspek perangkat pembelajaran mendapat rata-rata penilaian dengan kategori baik dari validator. Hasil uji keterbacaan pada siswa SMA juga menunjukkan tingkat keterbacaan LKS, teks materi, dan tes hasil belajar dalam kategori baik. Dengan demikian, perangkat pembelajaran larutan penyangga dengan pola deduktif yang telah dikembangkan memiliki validitas memadai (baik).Kata-kata kunci: perangkat pembelajaran, pendekatan saintifik, pola deduktif, larutan penyangga AbstractThis education research and development (R&D) was aimed to (1) develop and describe the characteristic of deductive learning tools on the topic of buffer solution, (2) describe the validity of developed learning tools from validators’ assessment results. R&D follow procedures by Borg and Gall that is limited until product validation and readabilty test. Results of the research were need assessment, planning of learning tools prototype, making of learning tools, validation data, and characteristic description of deductive learning tools. The research results were analyzed qualitatively. The need assessment result show that scientific deductive learning tools were needed. The products produced were scientific deductive learning tools which included lesson plan, worksheet, reading text, and assessment instrument. The characteristic of lesson plan, worksheet, and reading text are presenting content with same concept arrangement and reasoning step (deductive). Validation result show that most aspects of developed learning tools got good category judgement from validators. The readability test result also showed that level of students understanding on developed learning tools was in good category. Therefore, deductive learning tools on the topic of buffer solution that had been developed have good validity. Keywords: learning tools, scientific approach, deductive pattern, buffer solution
PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING PADA TOPIK LAJU REAKSI I Wayan Jus Pariatna; Ida Bagus Nyoman Sudria; Ngadiran Karto Wasono
Wahana Matematika dan Sains: Jurnal Matematika, Sains, dan Pembelajarannya Vol. 9 No. 1 (2015): APRIL 2015
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (130.259 KB) | DOI: 10.23887/wms.v9i1.12645

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk membuat dan mendeskripsikan karakteristik perangkat pembelajaran inkuiri terbimbing pada topik laju reaksi serta mendeskripsikan validitas perangkat pembelajaran berdasarkan penilaian ahli dan praktisi. Jenis penelitian ini merupakan penelitian dan pengembangan (R & D) mengikuti prosedur penelitian dan pengembangan menurut Borg & Gall (1989) sampai tahap validasi ahli dan praktisi. Data hasil penelitian meliputi deskripsi analisis kebutuhan, karakteristik perangkat pembelajaran inkuiri terbimbing pada topik laju reaksi, dan validasi produk. Data hasil penelitian dianalisis secara kualitatif. Hasil analisis kebutuhan menunjukkan model pembelajaran inkuiri terbimbing merupakan salah satu model pembelajaran yang direkomendasikan untuk mewujudkan pembelajaran sains terutama dalam Kurikulum 2013. Selain itu, diperlukan ketersediaan dokumen perangkat pembelajaran (RPP, LKS dan teks/buku) yang konsisten mendukung pembelajaran inkuiri terbimbing dengan pola induktif, yang mana selama ini ketersediaannya belum memadai. Hasil tersebut memberi dukungan terhadap pengembangan perangkat pembelajaran inkuiri terbimbing dengan pola induktif. Prototif produk yang dihasilkan dalam penelitian ini berupa perangkat pembelajaran inkuiri terbimbing dengan pola induktif pada topik laju reaksi yang meliputi RPP, LKS (termasuk media pembelajaran) dan teks materi pelajaran yang secara konsisten mengikuti sintaks model pembelajaran inkuiri terbimbing dengan pola induktif, serta instrumen penilaian pencapaian kompetensi yang sesuai. Mayoritas aspek-aspek pembelajaran dalam setiap perangkat pembelajaran yang dikembangkan mendapat rata-rata penilaian dengan kategori baik dari ahli dan praktisi yang telah memberikan validasi. Dengan demikian perangkat pembelajaran inkuiri terbimbing dengan pola induktif yang telah dikembangkan memiliki validitas yang memadai.