Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

EFFECT OF HEAT STRESS AND NUTRITION STATUS ON WORKER FATIGUE AT TRADITIONAL MUSIC GAMELAN INDUSTRY Lusi Ismayenti
Proceedings of the International Conference on Applied Science and Health No. 1 (2017)
Publisher : Yayasan Aliansi Cendekiawan Indonesia Thailand (Indonesian Scholars' Alliance)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Background: Industry of gamelanproduction is informal industry from motherhood heritage of Java. Making gamelan worker direct heat exposure and consume large man power, thus need good physic stamina especially in heatting process. Aims: This study aim to know the effect of heating stress and nutrition status on worker fatique. Method: This study conducted by observation, quesionare, documentation and measurement. Respondents were 30 gamelan-producing workers at forging process dan finising process from 105 populationwithpurposive sampling in Wirunvillage Sukoharjo Central Java Indonesia.Measurement of heating stress using area heat stress tool. Status of nutrition was measured by body weight weighing, while the fatique was measuded by timer reaction tool. Statistic analysis with linear regression. Results: Results showed that heating stress in forging process part has Wet Bulb Globe Temperature(WBGT) average 31oC (>threshold value) and and at finishing process part has WBGT average 27,9 oC (≤threshold value), that means in heatting process was more fatigue compared to in finishing process. Linear regression statistical test with p-value 0.008 (≤0,05) showed there is effect of heat stress on worker fatigue.There was relationship between nutrition status and work fatique, where worker with good status of nutrition have no fatique of 6.67 %, low fatique of 50%, and medium fatigue of 6.67 %. All of worker with low status of nutrition getting fatigue, whereas worker with excessive nutrition status also getting fatigue by medium fatigue of 20 % and high fatigue of 6.67%. Linear regression statistical test with p-value 0.04 (≤0,05) showed there is effect of nutrition status on worker fatigue. Conclusion: Workers in forging site more likely to experience work fatigue than workers in finisshing site. There is effect of heat stress on worker fatigue. There is significant association between nutritional status and work fatigue. 
EFEKTIVITAS EDUSAFETY SNAKE-LADDER GAMES SEBAGAI MEDIA EDUKASI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA SEKOLAH SISWA MTS Seviana Rinawati; Tutug Bolet Atmojo; Ratna Fajraiani; Isna Qadrijati; Tyas Lilia Wardani; Lusi Ismayenti
Abdimas Awang Long Vol. 6 No. 2 (2023): Juni, Abdimas Awang Long
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Hukum Awang Long

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56301/awal.v6i2.842

Abstract

Edukasi Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) bagi sumber daya manusia merupakan salah satu asset utama sebagai penggerak operasional mencapai efisiensi dan produktivitas yang tinggi. Implementasi K3 adalah suatu program yang dibuat sebagai upaya mencegah timbulnya kecelakaan akibat kerja dan penyakit akibat kerja dengan cara mengenali hal yang berpotensi menimbulkan kecelakaan dan gangguan kesehatan serta tindakan antisipatifnya. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 72 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Pendidikan Layanan Khusus, disebutkan bahwa layanan pendidikan dalam situasi darurat diselenggarakan dalam bentuk sekolah darurat merupakan salah satu upaya dalam penerapan K3 di lingkungan sekolah. Upaya dalam implementasi K3 sekolah dapat dilakukan kepada para siswa melalui edukasi yang mendalam seputar risiko dan bahaya yang mungkin saja terjadi pada saat beraktivitas di lingkungan sekolah dan tindakan yang dapat dilakukan. Edukasi tersebut dilakukan dengan cara yang menyenangkan agar mudah diterima dengan baik yaitu melalui safety games. Rancangan kegiatan pengabdian melalui Safety Games ini dilakukan sebagai salah media edukasi yang diberikan kepada para siswa untuk mengetahui peningkatan pengetahuan K3 dan tingkat kesiapan dalam kondisi daruratnya sebelum dan setelah diberikan edukasi terkait K3. Tahapan kegiatan pertama: pengukuran tingkat pengetahuan K3 (pre-test) kepada siswa, kedua: memberikan sosialisasi terkait pengetahuan K3 dan metode pelaksanaan Safety Games, ketiga: implementasi safety games secara individu/kelompok sesuai instruksi. Safety games berisikan tentang pertanyaan/kegiatan/tebakan gambar/peragaan terkait informasi K3, keempat: pengukuran tingkat pengetahuan K3 (post-test) kepada siswa, kelima: evaluasi kegiatan safety games yang tepat bagi siswa diterapkan didalam atau diluar mata pelajaran. Hasil pengabdian ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan K3 melalui edukasi yang lebih kreatif dan menarik serta implementasi K3 secara tepat di lingkungan sekolah agar mencegah berbagai macam risiko dan bahaya serta kecelakaan yang bisa saja terjadi dan merugikan para siswa, guru, atau orang-orang lain yang berada di lingkungan sekolah.