Claim Missing Document
Check
Articles

Found 18 Documents
Search

BATIK LESUNG JUMENGGLUNG: BABAHAN HAWA SANGA, ALON-ALON WATON KELAKON (DALAM TRANFORMASI MAKNA) Sugeng Wardoyo,
Busana dan Desain Vol 6, No 1 (2012)
Publisher : Busana dan Desain

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

<!-- /* Font Definitions */ @font-face {font-family:"Cambria Math"; panose-1:2 4 5 3 5 4 6 3 2 4; mso-font-charset:0; mso-generic-font-family:roman; mso-font-pitch:variable; mso-font-signature:-1610611985 1107304683 0 0 159 0;} /* Style Definitions */ p.MsoNormal, li.MsoNormal, div.MsoNormal {mso-style-unhide:no; mso-style-qformat:yes; mso-style-parent:""; margin:0in; margin-bottom:.0001pt; mso-pagination:widow-orphan; font-size:12.0pt; font-family:"Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family:"Times New Roman";} .MsoChpDefault {mso-style-type:export-only; mso-default-props:yes; font-size:10.0pt; mso-ansi-font-size:10.0pt; mso-bidi-font-size:10.0pt; mso-ascii-font-family:Calibri; mso-fareast-font-family:Calibri; mso-hansi-font-family:Calibri;} @page Section1 {size:8.5in 11.0in; margin:1.0in 1.0in 1.0in 1.0in; mso-header-margin:.5in; mso-footer-margin:.5in; mso-paper-source:0;} div.Section1 {page:Section1;} --> Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan transformasi makna Batik Lesung Jumengglung (Babahan Hawa Sanga, Alon-alon waton Kelakon). Karya seni tekstil Babahan Hawa Sanga berupa lesung yang dirangkai dengan busi dan kain batik stilasi kombinasi bentuk lesung dan padi dengan pewarnaan alam daun tom dan jolawe yang digantung pada kayu jati. Makna karya Babahan Hawa Sanga merupakan paradoks refleksi kehidupan Bangsa Indonesia yang kurang antisipasi mengatasi masuknya budaya asing. Karya Seni tekstil Alon-alon Waton Kelakon merupakan kain batik kombinasi stilasi bentuk lesung, sulur dan padi dengan pewarnaan alami dauntom dan jolawe, serta soga tinggi. Makna Alon-alon Waton Kelakon merupakan paradox dari dimensi mental masyarakat yang mulai memudar kesadaran untuk tetap konsisten memegang kearifan lokal sebagai salah satu bagian budaya Bangsa Indonesia. Makna simbolik lain yang berhubungan dengan nilai keselamatan, ketelitian, kehati-hatian dalam banyak hal tidak grusa-grusu kebat kliwat, dalam mencapai tujuan tertentu.
INOVASI PERANCANGAN MOTIF TIE-DYE (IKAT CELUP) DI KOTA YOGYAKARTA Sugeng Wardoyo; Suryo Tri Widodo
Corak : Jurnal Seni Kriya Vol 5, No 1 (2016): MEI 2016
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (899.557 KB) | DOI: 10.24821/corak.v5i1.2378

Abstract

The existence of tie-dye in Yogyakarta city as a craft products has promised prospect.Uniqueness of tie-dye compare with another crafts textiles is in processes making which is simpleto result a motifs on to the fabric are faster and easier to learn about. As a tourism city,Yogyakarta has potential to develop tie-dye also as a good place to produce and market tie-dyeproducts. So inovation in designing new tie-dye motifs become positive step, because demandtie-dye products in market rapidly, beside always on dynamic market.Keywords: Craft textiles, Textile motifs, Tie-dye, Jumputan Yogyakarta
PENCIPTAAN PRODUK BATIK ECO FRIENDLY DENGAN TEMA KENDARAAN TRADISIONAL KHAS YOGYAKARTA PIT ONTHEL (SEPEDA KAYUH) SEBAGAI UPAYA PENGUATAN INDUSTRI KREATIF KERAKYATAN DAN PARIWISATA Sugeng Wardoyo; Isbandono Hariyanto; Titiana Irawani
Corak : Jurnal Seni Kriya Vol 8, No 1 (2019): MEI 2019
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1069.802 KB) | DOI: 10.24821/corak.v8i1.2776

Abstract

This article has title “Design of Eco Friendly Batik Products with traditional vehicle Pit Onthel (bicycle) theme as effort Yogyakarta Folk Creative Industry and Tourism. Yogyakarta city known called as bicycle city, because it was many people used to ride bicycle as traditional vehicle beside andong and becak. Recently has changed habit in use transportation models. Eco friendly batik products which is used natural dyes or non synthetic dyes. This product suitable to be applied, because it has high price, at the same time reduces the negatife impact of environment. So that Design of eco friendly batik products is an positive inovation, because demand of batik products also getting increase. Keywords: eco friendly, creative batik, natural dyes, traditional vehicle  Artikel ini berjudul “Desain Produk Batik Ramah Lingkungan dengan tema kendaraan tradisional Pit Onthel (sepeda) sebagai upaya Industri Kreatif dan Pariwisata Rakyat Yogyakarta. Kota Yogyakarta dikenal dengan sebutan kota sepeda, karena sudah banyak orang mengendarai sepeda sebagai kendaraan tradisional di samping andong dan becak. Baru-baru ini telah mengubah kebiasaan dalam menggunakan model transportasi. Produk batik ramah lingkungan yang digunakan pewarna alami atau pewarna non sintetis. Produk ini cocok untuk diterapkan, karena memiliki harga tinggi, sekaligus mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan. Sehingga Desain produk batik ramah lingkungan adalah inovasi positif, karena permintaan produk batik juga semakin meningkat. Kata kunci: ramah lingkungan, batik kreatif, pewarna alami, kendaraan tradisional
KAJIAN ESTETIKA MOTIF BATIK GIRILAYU KABUPATEN KARANGANYAR Sugeng Wardoyo
Corak : Jurnal Seni Kriya Vol 7, No 2 (2018): NOVEMBER 2018
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (880.086 KB) | DOI: 10.24821/corak.v7i2.2676

Abstract

Batik craft is a one choice of big part of Girilayu regions, beside to be farmer as theirs main works. The existence of Girilayu batik has influenced from Surakarta batik style, especially influence from Mangkunegaran royal palace, in motifs, technics, and colouring. Surakarta batik style with soft colour, dark blue, dark brown, and yellow white, at the side of Mangkunegaran batik has design style similar with Surakarta batik, but has different in colour i.e. yellow and dark brown dominant. From motif aspect mangkunegaran batik has more creative than Surakarta batik. These motifs are introduced in Girilayu and to be developed and also continues in new era. This research aims in aesthetics mainly in motif which resulted in this area, i.e. relevance with structure and style in art. Keywords: batik aesthetics, Girilayu batik, batik structure, batik style Pekerjaan membatik merupakan pilihan bagi sebagian besar masyarakat Girilayu, di samping bertani sebagai mata pencaharian utama. Keberadaan batik Girilayu mendapat pengaruh dari batik Surakarta, khususnya Keraton Mangkunegaran, baik berupa motif, teknik pembatikan, dan pewarnaan. Motif batik Keraton Surakarta mempunyai ciri khas antara lain dari warna yang cenderung lembut, biru kehitaman, merah kecoklatan, dan krem, sedangkan batik Keraton Mangkunegaran memiliki gaya desain seperti batik Keraton Surakarta pada umumnya, tetapi ciri khas warnanya cenderung warna kuning dan soga yang lebih dominan. Dari segi motifnya batik Mangkunegaran memiliki motif yang lebih kreatif dibandingkan batik Keraton Surakarta karena keragaman dari motif yang dihasilkan. Motif-motif batik inilah yang kemudian diperkenalkan pada masyarakat Girilayu dan dikembangkan serta dilestarikan sesuai dengan perkembangan zaman. Penelitian ini menekankan pada aspek estetika utamanya dari motif yang dihasilkan daerah tersebut, yaitu berkaitan dengan aspek struktur dan gaya. Kata Kunci: estetika batik, batik Girilayu, struktur batik, gaya batik
KREATIVITAS SENI BATIK DI DESA WISATA JARUM KECAMATAN BAYAT KLATEN JAWA TENGAH PADA MASA PANDEMI COVID-19 Sugeng Wardoyo; Tri Wulandari
Corak : Jurnal Seni Kriya Vol 10, No 1 (2021): MEI 2021
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/corak.v10i1.5598

Abstract

The batik group in Jarum village is a group that has had batik skills and play a role in maintaining the existence of Jarum village as a tourist village. But entering the era of the Covid-19 pandemic, the batik group in Jarum village experienced many complex problems related to creativity in the development of batik products and management of branding promotion governance in the Covid-19 pandemic. The urgency of the situation, then through the implementation of the P3WILSEN Program  from ISI Yogyakarta is trying to offer alternative programs for developing batik designs and products, as well as the assistance of social media management. In the implementation of art counselling activities, this time using the method of literature studies, discussions, lectures, and experimental methods. The application of this method is intended so that the way obtained in the learning process gets optimal results. The result of the P3WILSEN  program is creating a new creation batik motif Mojo  Arum that has been registered in Intellectual Property Rights and making promotion branding  Nunggak Semi. It is expected that in the future, there will be follow-up with the implementation of other mentoring programs that synergize and be sustainable. Kelompok batik di Desa Jarum merupakan kelompok yang telah memiliki keterampilan membatik dan berperan dalam menjaga eksistensi Desa Jarum sebagai desa wisata. Namun memasuki era pandemi Covid-19, kelompok batik di Desa Jarum banyak mengalami permasalahan yang cukup kompleks, terkait dengan kreativitas dalam pengembangan produk batik dan manajemen tata kelola promosi branding di pandemi Covid-19. Adanya urgensi permasalah tersebut, maka melalui pelaksanaan Program P3wilsen dari ISI Yogyakarta ini mencoba menawarkan alternatif program pengembangan desain dan produk batik, serta pendampingan manajemen media sosial. Dalam pelaksanaan kegiatan penyuluhan seni kali ini digunakan metode kajian literatur, diskusi, ceramah, dan metode eksperimen. Penerapan metode ini dimaksudkan agar cara yang diperoleh dalam proses belajar mendapatkan hasil yang optimal. Hasil capaian Kegiatan P3wilsen, yaitu pembuatan motif batik kreasi baru Mojo Arum yang telah terdaftar dalam Hak Kekayaan Intelektual dan menciptakan branding promosi Nunggak Semi. Diharapkan ke depan terdapat tindak lanjut dengan pelaksanaan program pendampingan lainnya yang saling bersinergi dan berkesinambungan.
STUDI DAN PENCIPTAAN MOTIF NITIK DI SENTRA BATIK KEMBANGSONGO BANTUL I Made Sukanadi; Sugeng Wardoyo
Corak : Jurnal Seni Kriya Vol 4, No 1 (2015): MEI 2015
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1669.497 KB) | DOI: 10.24821/corak.v4i1.2359

Abstract

This study was conducted in the Batic Center in Kembangsongo in Desa Jetis, Trimulyo,Bantul. This center is known for its specific dotted motif which is popularly known as batikNitik. The life of batik is dynamic. Currently, batik users have started to keep up with thecontemporary batik and give up batik with Nitik motif as the unique characteristic of batikBantul. Consumers of painted batik see the dot motif of batik has been out of date andmonotonous. It lacks innovation in design, shape, motive, and color.Innovation in the motif of batik Nitik has to be performed. Studies on Nitik motifs areneeded to collect the data for further evaluation. New motifs are needed to meet consumers’interest. The motifs of Nitik have to be preserved. The obstacles that the artisans inKembangsongo have include the meeting of consumers’ need for new motifs and designs. Theartisans have no competence to create new designs due to their limited knowledge in designand innovation in batik Nitik.This study is expected to overcome the problem that the artisans face up. The newdesigns or motifs will have to preserve the specificity. Therefore, the artisans will be morecreative and innovative in anticipating the market to meet consumers’ preference. It isexpected that batik artisans of in the batik center in Kembangsongo, Trimulyo, Jetis, Bantul willhave better economic prosperity. Keywords: batik Nitik, artisans, motif, consumers, Kembangsongo  Penelitian ini dilakukan di Kembangsongo yang merupakan sentra batik tulis terletak diDesa Jetis, Trimulyo, Bantul. Sentra ini terkenal dengan hasil batik tulis yang memiliki cirri khasmotif titik-titik yang dikenal sebagai batik Nitik. Perjalanan batik tulis mengalami pasang surutdimana kepeduliaan masyarakat pengguna batik tulis Nitik yang sudah mulai mengikuti selerapasar dan seolah bergerak meninggalkan batik bermotif Nitik sebagai salah satu ciri khas batikBantul. Konsumen batik tulis menilai bahwa motif batik Nitik sudah ketinggalan jaman danterkesan monoton karena kurangnya inovasi desain, baik bentuk, motif, dan pewarnaannya.Pengembangan motif batik Nitik mutlak dilakukan, dengan cara studi melaluipenelitian motif-motif Nitik, kemudian didata, dilakukan evaluasi, dan dilakukan penciptaanmotif-motif baru sesuai selera konsumen dengan tetap mempertahankan motif batik Nitiksebagai warna lokal yang harus tetap dilestarikan. Kendala para pengrajin batik di sentraKembangsongo adalah memenuhi pesanan konsumen yang menginginkan desain motif-motifbaru. Pengrajin tidak memiliki kemampuan untuk menciptakan desain baru karenaketerbatasan pengetahuan desain dan inovasi bentuk batik Nitik. Penelitian ini diharapkan mampu membantu mengatasi masalah pengrajin, batikdalam menciptakan desain atau motif batik Nitik baru yang tetap memiliki ciri khas, sehinggatercipta masyarakat kreatif dan inovatif dalam menghadapi pasar dan mampu memenuhikeinginan konsumen. Dari kegiatan ini akan meningkatkan kesejahteraan ekonomi pengrajinbatik di sentra Kembangsongo, Jetis, Trimulyo, Bantul. Kata kunci: batik Nitik, pengrajin, motif, konsumen, Kembangsongo
PENCIPTAAN SELENDANG BATIK SRI KUNCORO KHAS BUDAYA SAMIN MARGOMULYO BOJONEGORO Sugeng Wardoyo; Tri Wulandari; Guntur Guntur; Dharsono Dharsono; Zulkarnain Zulkarnain
Gorga : Jurnal Seni Rupa Vol 10, No 2 (2021): Gorga : Jurnal Seni Rupa
Publisher : Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24114/gr.v10i2.28123

Abstract

The focus of this creation is to design batik motifs for the distinctive scarves of the Samin Margomulyo Bojonegoro community with a source of inspiration from the noble teachings of Samin Surosentiko. So far, there have been no scarf artefacts with the characteristic batik motif of the Samin Margomulyo community. The method used is the method of creating practice-based research and combined with art creation methods. . This creation aims to design, create, and realize a scraves with Sri Kuncoro batik motifs to explore the culture of the people of Samin Margomulyo Bojonegoro. This stage of research begins with data collection, data analysis, and the presentation of analytical results. The analysis results will be used for product design materials, starting from pre-design, design, embodiment, and presentation. The results of this study in the form of Sri Kuncoro batik scarves functioned as a complement and identity of people's clothing Samin Margomulyo. The Sri Kuncoro batik motif means a hope for the bride and groom to get adequacy of halal windfall and happiness and inner peace in fostering home life.Keywords: scarves, batik, culture, samin margomulyo. AbstrakFokus penciptaan ini adalah merancang motif batik untuk selendang khas masyarakat Samin Margomulyo Bojonegoro dengan sumber inspirasi dari ajaran luhur Samin Surosentiko. Selama ini belum ditemukan artefak selendang dengan ciri khas motif batik masyarakat Samin Margomulyo. Metode yang digunakan adalah metode penciptaan practice based research dan dikombinasi dengan metode penciptaan seni. Tujuan penciptaan ini adalah merancang, menciptakan, dan mewujudkan selendang dengan motif batik Sri Kuncoro denagn mengeksplorasi budaya masyarakat Samin Margomulyo Bojonegoro. Tahapan penelitian ini diawali dengan pengumpulan data, analisis data, dan penyajian hasil analisis. Hasil analisis akan dipergunakan untuk bahan perancangan produk, dimulai dari pra perancangan, perancangan, perwujudan, dan penyajian. Hasil penelitian ini berupa selendang batik Sri Kuncoro yang difungsikan sebagai pelengkap dan identitas busana masyarakat Samin Margomulyo. Motif batik Sri Kuncoro memiliki arti sebuah pengharapan bagi pengantin untuk mendapatkan kecukupan rejeki yang halal dan kebahagiaan serta ketentraman batin dalam membina kehidupan rumah tangga.Kata Kunci: selendang, batik, budaya, samin margomulyo. Authors:Sugeng Wardoyo : Institut Seni Indonesia YogyakartaTri Wulandari : Institut Seni Indonesia YogyakartaGuntur : Institut Seni Indonesia SurakartaDharsono : Institut Seni Indonesia SurakartaZulkarnain : Institut Seni Indonesia Surakarta References:Anfalia, R., Rachmawati, Y., & Yulindrasari, H. (2020, February). Values and characters of the Samin society. In International Conference on Educational Psychology and Pedagogy-" Diversity in Education"(ICEPP 2019) (pp. 220-223). Atlantis Press.Delila, T., & Wiratma, S. (2017). Kerajinan Batik Dan Perkembangany Studi Kasus Pada Ardhina Batik Medan. Gorga : Jurnal Seni Rupa, 6(2), 89. https://doi.org/10.24114/gr.v6i2.11026.Febrasari, A., Dartono, F. A., & Santoso, R. E. (2018). Batik Tulis Padang Lamun (Padang Lamun Sebagai Sumber Ide Perancangan Batik Tulis Untuk Selendang Sutra). Corak, 7(2), 163–172. https://doi.org/10.24821/corak.v7i2.2683.Hanifah, U. (2019). Transformasi Sosial Masyarakat Samin Di Bojonegoro (Analisis Perubahan Sosial dalam Pembagian Kerja dan Solidaritas Sosial Emile Durkheim). Jurnal Sosiologi Agama: Jurnal Ilmiah Sosiologi Agama dan Perubahan Sosial, 13(1), 41–74. https://doi.org/http//dx.doi.org/10.14421/.Hendriyana, Husen, (2018). Metodologi Penelitian Penciptaan Karya.   Bandung: Sunan Ambu Press.Huda, K. (2020). Peran Perempuan Samin dalam Budaya Patriarki di Masyarakat Lokal Bojonegoro. Sejarah dan Budaya: Jurnal Sejarah, Budaya, dan Pengajarannya, 14(1), 76–90. https://doi.org/10.17977/um020v14i12020p76.Huda, K., & Wibowo, A. M. (2013). Interaksi Sosial Suku Samin Dengan Masyarakat Sekitar (Studi Di Dusun Jepang Desa Margomulyo Kecamatan Margomulyo Kabupaten Bojonegoro). Jurnal Agastya, 3(1), 127–148.Ishwara, H., L.R.Yahya, & Moeis, X. (2011). Batik Pesisir Pusaka Indonesia, Koleksi Hartono Sumarsono. Jakarta: KPG Kepustakaan Populer Gramedia.Kartika, Dharsono Sony. (2016). Kreasi Artistik, LPKBN. Solo: Citra Sains.Leavy, P. (2015). Method Meets Art, Second Edition: Arts-Based Research Practice (Second). https://books.google.com/books?hl=en&lr=&id=BOJdBgAAQBAJ&pgis=1 (diakses tanggal 01 Januari 2020).Miles, M. B., & Huberman, A. M. (1992). Analisis Data Kualitatif: Buku Sumber Tentang Metode-Metode Baru. Jakarta: UI Press.Munawaroh, S., Ariyani, C., & Suwarno. (2015). Etnografi Masyarakat Samin di Bojonegoro (Potret Masyarakat Samin Dalam Memaknai Hidup). Yogyakarta: Balai Pelestarian Nilai Budaya (BPNB) Yogyakarta.Prayudi, Susilo, E., & Prastiwi. D. (2017). Samin: Bojonegoro dan Dunia. Bojonegoro: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Bojonegoro.Sari, P. C., H, S. R., & S, R. E. (2019). Perancangan Batik Dengan Inspirasi Cengkeh Dan Pace Untuk Selendang. Ornamen Jurnal Kriya, 16(01), 15–23.Wardoyo, S. (2019). Motif Batik Untuk Udheng Masyarakat Samin Dusun Jepang Kabupaten Bojonegoro. 3rd International and Interdisciplinary Conference on Arts Creation and Studies (IICACS 2019), 3rd IICACS, 185–199.Wulandari, T. (2021). Eksistensi Batik Encim Dalam Arena Produksi Kultural Di Pekalongan. Gorga : Jurnal Seni Rupa, 10(1), 164. https://doi.org/10.24114/gr.v10i1.25255.
Penyuluhan Seni Batik pada Kelompok PKK Padukuhan Karangwetan Tegaltirto, Berbah, Sleman, Yogyakarta Sugeng Wardoyo; Tri Wulandari
Jurnal Pengabdian Seni Vol 2, No 1 (2021): MEI 2021
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/jps.v2i1.5739

Abstract

Anggota kelompok PKK Karangwetan, Tegaltirto, Berbah tergolong pemula atau awal dalam bidang kerajinan batik. Tentu mereka belum mempunyai pengetahuan yang cukup tentang proses batik. Masih kurangnya pengetahuan dan keterampilan dalam bidang desain dan teknik batik sampai perwujudan produk menjadi permasalahan utama. Adanya pelaksanaan program penyuluhan seni ini mencoba menawarkan alternatif program keterampilan tekstil khususnya teknik batik tulis dan teknik pewarnaan celup. Hal ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan dan wawasan tentang cara membuat desain motif batik yang diwujudkan dari produk elemen interior hingga penguasaan ketereampilan khusus teknik dasar batik tulis dan teknik pewarnaan celup. Pelaksanaan kegiatan penyuluhan seni ini menggunakan metode ceramah dan metode praktik. Hasil penyuluhan seni batik berupa produk elemen interior, seperti taplak meja dan sarung bantal.  Program penyuluhan seni ini dilaksanakan dengan konsep pelatihan keterampilan batik, telah menjadi bukti nyata bahwa seni batik masih dapat dikembangkan dan dilestarikan keberadaannya, serta diharapkan ada tindak lanjut dengan pelaksanaan program pendampingan lainnya yang saling bersinergi dan berkesinambungan.
Pengembangan Potensi Lokal Desa Wisata Jarum Melalui Kolaborasi Seni Batik dan Pertunjukan Kadek Primayudi; Sugeng Wardoyo
Jurnal Pengabdian Seni Vol 3, No 2 (2022): NOVEMBER 2022
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/jps.v3i2.8192

Abstract

Kehidupan ekonomi masyarakat pelaku seni turut terdampak di masa Pandemi Covid-19. Aktivitas yang terbatas menyebabkan turunnya tingkat jual beli dari produk daerah khususnya produk kerajian batik di desa wisata Jarum yang memiliki potensi kesenian yang cukup besar. Potensi seni yang beragam di desa Jarum turut mendukung mewujudkan pencitraan wilayah yang memiliki karakter budaya lokal. Adanya permasalahan tersebut, Program Pengembangan dan Pembinaan Wilayah Seni (P3Wilsen) ISI Yogyakarta berupaya mendorong pengembangan kreativitas dalam kolaborasi bidang seni khususnya seni batik dan seni tari untuk menghasilkan karya baru yang menguatkan keunikan potensi lokal yang dimiliki desa Jarum. Metode kegiatan yang digunakan dalam pengembangan kreativitas ini yaitu: 1) diskusi dan ceramah; 2) tanya jawab; 3) parancangan dan eksperimen. Penerapan kegiatan kolaborasi dengan melibatkan masyarakat secara langsung mampu mendorong kreativitas dalam memperkaya dan memperkuat potensi budaya dan identitas lokal desa wisata. Hasil kolaborasi berupa produk motif batik diterapkan pada asesoris drama tari yang berjudul Pisungsung Maja Arum.
Manajemen Kepemimpinan Berbasis Agama dan Psikologi Supatmin Supatmin; Sugeng Wardoyo; Toto Sunarto; Sofyan Sauri; Faiz Karim Fatkhullah
Edulead : Journal of Education Management Vol 3 No 1 (2021): Edulead : Journal of Education Management
Publisher : LPPM Bunga Bangsa Cirebon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47453/edulead.v3i1.378

Abstract

This journal aims to find out how to be a principal for religion and education to find out how to be a leader based psychology at the al-amien, ciater serpong. This is kind of research with fenomenologis. quantitative approach A source of the data obtained by the primary data. Data collection techniques, observation, interview, documentation and triangulation. Data analysis techniques with descriptive, analytical namely by, data was display data and draw conclusion. Among other issues discussed what defines a religion based education leaders as well as being a leader based education psychology at the al-amien, ciater serpong