Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Identification of Preservatives And Colourants In Takjil Snacks Jamaluddin, Jamaluddin; Nugraha, Faisal; Na'im, Muh; Musnina, Wa Ode Sitti; Sulistiana, Sri; Yuyun, Yonelian
JURNAL PROTEKSI KESEHATAN Vol 13 No 1 (2024): JPK: Jurnal Proteksi Kesehatan
Publisher : Poltekkes Kemenkes Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36929/jpk.v13i1.785

Abstract

Healthy food is food that does not contain microbes and chemicals such as dyes and preservatives. Colorants and preservatives are dangerous as food additives such as formaldehyde, borax, rhodamine B, and methanyl yellow. Formalin is an odorless, clear or colorless liquid. Borax is a common harmful cleaner, fungicide, herbicide and pesticide used in everyday life. Rhodamin B and methanil yellow are two examples of illegal food coloring that are commonly used by irresponsible food manufacturers. Methanyl yellow and Rhodamine B are often used as dyes in the textile industry. This study aims to determine the presence of preservatives and coloring agents in takjil food sold in Baru sub-district, Birobuli sub-district, Palu Barat sub-district, and Tondo sub-district, Palu city using a qualitative analysis method with formalin, borax, rhodamin B, and methanil test kits. The results obtained show that all samples sold during the month of Ramadan in the city of Palu do not contain harmful substances and are safe for consumption.
Identifikasi Potentially Inappropriate Medication (PIM) Berdasarkan Beers Criteria Pada Pasien Covid-19 di RSUD Undata Provinsi Sulawesi Tengah Adisaputra, Arya Dibyo; Rumi, Amelia; Tahir, Muhammad Tamrin; Zainal, Setiawati Fadhilah; Sulistiana, Sri; Andriani, Lilik
Indonesian Journal of Clinical Pharmacy Vol 11, No 4 (2022)
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15416/ijcp.2022.11.4.331

Abstract

Potentially Inappropriate Medication (PIM) atau lebih dikenal dengan penggunaan terapi obat yang berpotensi tidak tepat ialah pengobatan berkaitan dengan risiko efek samping obat. Penelitian ini berfokus pada jumlah penggunaan terapi obat yang berpotensi tidak tepat terhadap pasien lansia (geriatri) yang terkonfirmasi positif Covid-19. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi seberapa besar angka kejadian Potentially Inappropriate Medication (PIM) berdasarkan Beers Criteria 2019 pada pasien geriatri di RSUD Undata Provinsi Sulawesi Tengah. Pengambilan data dilakukan di ruangan rekam medik RSUD Undata Provinsi Sulawesi Tengah selama bulan Maret-April 2022. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif yang bersifat retrospektif dengan mengambil data rekam medik pasien sebanyak 93 rekam medik secara simple random sampling. Data kemudian dianalasis secara deskriptif dengan menggunakan data yang diperoleh dari catatan rekam medik meliputi karakteristik demografi, profil penggunaan obat selama proses pengobatan, dan Beers Criteria. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 93 sampel rekam medik yang diambil, terdapat 89 pasien yang teridentifikasi PIM dengan 203 angka kejadian PIM yang masuk ke dalam kategori Beers Criteria. Kategori 1 terdapat 166 kejadian (81,77%), kategori 2 terdapat 3 kejadian (1,48%), kategori 3 terdapat 16 kejadian (7,88%), kategori 4 terdapat 15 kejadian (7,39%), dan kategori 5 terdapat 3 kejadian (1,48%). Hal ini menunjukkan bahwa angka kejadian PIM berdasarkan Beers Criteria 2019 pada pasien geriatri yang terkonfirmasi Covid-19 di RSUD Undata Provinsi Sulawesi Tengah masih sangat tinggi.
Kajian Teknologi Farmasi untuk Menghasilkan Produk Pangan Fungsional di Desa Tosale, Kabupaten Donggala Sultan, Asriana; Yusriadi, Yusriadi; Syamsidi, Armini; Sulistiana, Sri; Sulastri, Evi; Sharon, Nela
JURNAL PENGABDIAN FARMASI DAN SAINS Vol. 2 No. 2 (2024): April 2024
Publisher : Jurusan Farmasi FMIPA Universitas Tadulako

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22487/jpsf.2024.v2.i2.17102

Abstract

Pangan fungsional saat ini merupakan pangan yang perkembangannya maju pesat di dunia, seiring dengan semakin tingginya permintaan dan kesadaran masyarakat tentang kesehatan. Berbagai produk pangan fungsional dapat dihasilkan dengan melimpahnya sumber komponen bioaktif baik pada hasil panen pertanian, tanaman herbal, produk pangan hewani (susu), dan mikroorganisme non-patogen (Lactobacillus) yang dapat meningkatkan kesehatan karena dapat berefek sebagai antioksidan, antiradang, antidiabetes, dan lain sebagainya. Teknologi farmasi merupakan salah satu ilmu yang dapat diterapkan untuk menghasilkan produk pangan fungsional yang berkualitas. Oleh karena itu, kegiatan pengabdian masyarakat ini dilaksanakan untuk memperkenalkan teknologi farmasi khususnya teknik pengawetan bahan pangan kepada masyarakat desa Tosale agar dapat mengolah hasil pertanian menjadi produk pangan fungsional yang berkualitas dan memiliki nilai ekonomis yang lebih tinggi. Metode yang digunakan dalam kegiatan ini yaitu melalui edukasi atau penyuluhan. Tahapan penyuluhan dalam kegiatan ini yaitu pemaparan materi melalui materi presentasi, booklet dan video edukasi untuk menyampaikan informasi yang dibutuhkan untuk meningkatkan pemahaman masyarakat Desa Tosale terhadap edukasi yang telah diberikan. Kegiatan ini dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat Desa Tosale tentang pangan fungsional, manfaatnya dalam peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit serta cara menghasilkan produk pangan fungsional yang berkualitas. Hasil yang telah diperoleh dari pelaksanaan kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini berupa luaran kegiatan dalam bentuk booklet yang berisi informasi mengenai jenis-jenis teknik pengawetan dan metode pengawetan bahan pangan yang telah dibagikan kepada masyarakat saat penyuluhan. Booklet ini menjadi media informasi yang dapat diterapkan oleh masyarakat setempat untuk mencoba membuat produk pangan dari hasil perkebunan di Desa Tosale untuk dikonsumsi sendiri maupun dijadikan usaha rumah tangga. Selain itu, hasil pelatihan berupa peningkatan pengetahuan peserta pelatihan diukur melalui nilai rata- rata pre-test yaitu sebesar 70,77 dibandingkan dengan nilai rata-rata post-test yaitu 94,62. Hasil ini menunjukkan adanya peningkatan persentasi nilai sebesar 23,85%.