Claim Missing Document
Check
Articles

Found 12 Documents
Search

PROBLEMS OF ONLINE LEARNING DURING THE COVID-19 PANDEMIC IN GENERATION Z Erly Oviane Malelak; Joris Taneo; Delsylia Tresnawaty Ufi
Paedagoria : Jurnal Kajian, Penelitian dan Pengembangan Kependidikan Vol 12, No 1 (2021): APRIL
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/paedagoria.v12i1.4044

Abstract

Abstrak: Pandemi Covid-19 secara cepat membawa perubahan dalam berbagai aspek kehidupan manusia termasuk pembelajaran yang dilakukan pada pendidikan formal di Perguruan Tinggi. Mahasiswa pada jenjang S1 adalah generasi Z yang identik dengan teknologi. Namun, berbagai fenomena menunjukkan bahwa mereka juga mengalami problematika dalam pembelajaran daring. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui problematika pembelajaran daring di masa pendemi Covid-19 pada generasi Z. Pendekatan penelitian adalah kuantitatif dengan metode deskriptif. Sampel penelitian sebanyak 70 mahasiswa yang ditetapkan menggunakan purposive sampling. Data dikumpulkan menggunakan angket dan dianalisis dengan menggunakan persentasi dan dideskripsikan. Hasil penelitian menunjukkan problematika pembelajaran daring di masa pandemi Covid-19 pada generasi Z meliputi: ketiadaan smartphone (1%), ketiadaan paket data (12%), berbagai permasalahan teknis (11%), tidak menguasai aplikasi (7%), sulit memahami materi (10%), kesulitan dalam mengerjakan tugas (16%), permasalahan waktu perkuliahan (9%), permasalahan terkait metode mengajar dosen (8%), ketidakseriusan dalam mengikuti kuliah (8%), dan mengalami kejenuhan mengikuti perkuliahan daring (18%).Abstract:  The Covid-19 pandemic quickly brought about changes in various aspects of human life including learning conducted in formal education in higher education. Students at undergraduate level are generation Z who are synonymous with technology. However, various phenomena show that they also experience problems in online learning. This study aims to find out the problem of online learning in the era of Covid-19 protesters in generation Z. Research approach is quantitative with descriptive methods. A sample of 70 students was determined using purposive sampling. The data was collected using questionnaires and analyzed using percentages and described. The results showed problems of online learning during the Covid-19 pandemic in generation Z including: the absence of smartphones (1%), the absence of data packages (12%), various technical problems (11%), not mastering the application (7%), difficulty understanding the material (10%), difficulty in doing tasks (16%), problems of lecture time (9%), problems related to teaching methods of lecturers (8%), seriousness in attending lectures (8%), and experiencing saturation following lectures online (18%).
Peran Guru Pendidikan Agama Kristen dalam Melaksanakan Bimbingan dan Konseling bagi Siswa Delsylia Tresnawaty Ufi; Joris Taneo; Erli Oviane Malelak; Yenry Anastasia Pellondou
Biblio Couns : Jurnal Kajian Konseling dan Pendidikan Vol 4, No 1 (2021): March 2021
Publisher : Program Studi Bimbingan dan Konseling FKIP UMSU

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (188.992 KB) | DOI: 10.30596/bibliocouns.v4i1.5168

Abstract

Bimbingan dan Konseling bertujuan untuk membantu peserta didik agar dapat mencapai tujuan perkembangannya yang meliputi aspek pribadi-sosial, belajar dan karier. Untuk itu, tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui peran Guru Pendidikan Agama Kristen dalam melaksanakan bimbingan dan konseling bagi siswa di SD Inpres Labat, Kota Kupang. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Subjek penelitian adalah Guru Pendidikan Agama Kristen. Tempat penelitian di SD Inpres Labat. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara semi terstruktur. Data dianalisis dengan teknik reduksi data, penyajian data dan verifikasi data. Hasil penelitian, Guru PAK telah melakukan perannya sebagai pembimbing, mengenal karakter siswa melalui catatan tentang diri siswa serta bersama dengan guru lain membangun kerja sama lewat komunikasi untuk lebih memahami siswa, mempelajari minat dan kebutuhan siswa sehingga ditempuh pula upaya penyesuaian dengan program pembelajaran pendidikan di sekolah yang dibentuk oleh Kelompok Kerja Guru (KKG), demi lancarnya proses belajar mengajar. Terkait dengan pelaksanaan bimbingan dan konseling, guru PAK mampu memahami lingkungan belajar siswa, sehingga guru melakukan upaya pencegahan terjadinya masalah dan tercipta lingkungan belajar yang kondusif. Jika siswa bermasalah, guru PAK memberi bantuan baik terkait aspek belajar, pribadi sosial dan karir. Selain itu, guru membantu siswa dalam memilih dan terlibat kegiatan ekstrakurikuler, misalnya kegiatan pramuka, Paduan Suara, menari dan drum band. Guru PAK juga membantu siswa dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan sekolah serta memperbaiki pikiran dan tindakannya yang salah untuk menjadi individu yang baik guna tercapainya pertumbuhan dan perkembangan siswa yang optimal yang berujung pada upaya menjaga diri dan mempertahankan suasana kondusif dalam diri siswa tersebut.
Analisis Trend Penggunaan Media Sosial dalam Pelaksanaan Cyber Counseling (Ulasan Penelitian di Indonesia Selama Tahun 2017-2021) Erly Oviane Malelak
Jurnal Pendidikan dan Konseling (JPDK) Vol. 4 No. 4 (2022): Jurnal Pendidikan dan Konseling
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (316.254 KB) | DOI: 10.31004/jpdk.v4i4.5898

Abstract

Media sosial telah menjadi gaya hidup manusia masa kini dan dapat mendukung pelaksanaan cyber counseling. Cyber counseling dapat mempermudah pemberian layanan konseling sehingga dapat dilakukan kapan dan di mana saja. Penelitian ini bermaksud melihat trend penggunaan media sosial dalam pelaksanaan cyber counseling di Indonesia sejak tahun 2017 hingga tahun 2021. Jenis penelitian ini ialah kualitatif dengan pendekatan analisis konten. Peneliti menggunakan mesin pencari google scholar dengan kata kunci yang ditetapkan. Berdasarkan hasil penelitian, ditemukan 14 penelitian yang relevan. Pada tahun 2017 dan 2018 tidak ditemukan penelitian relevan, pada tahun 2019 dan 2020 masing-masing ditemukan 3 penelitian, dan tahun 2021 sebanyak delapan penelitian. Cyber counseling dengan menggunakan media sosial merupakan alternatif termudah dalam pelaksanaan konseling berbasis cyber. Media sosial WhatsApp yang paling digemari dibandingkan media sosial lainnya. Cyber counseling dengan melalui media sosial dapat diterapkan dalam konseling individual maupun kelompok, dan teruji mengatasi berbagai permasalahan. Tren penggunaan sosial media dalam pelaksanaan cyber counseling akan terus meningkat, dan diwarnai dengan kemunculan berbagai media sosial lainnya di tahun-tahun mendatang, mengingat siswa saat ini berada pada generasi Z dan Alpha yang identik dengan teknologi, serta perubahan kebiasaan berinteraksi dan berkomunikasi masyarakat akibat adanya pademi Covid-19.
Peran Orang Tua Terhadap Anak-Anak Gifted Erly Oviane Malelak; Joris Taneo
SOLIDARITY: Journal of Social Studies Vol. 1 No. 1 (2021): SOLIDARITY: Journal of Social Studies
Publisher : SOLIDARITY: Journal of Social Studies

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (557.007 KB)

Abstract

The research objective is to describe the role of parents towards gifted children. The type of research used is qualitative. The research subjects were 6 parents of gifted students. The data collection instruments used were interviews, observation and documentation study. The results showed that the role of parents includes love, nutrition and nutrition, and stimuli given from prenatal to childhood. Affection in the form of full attention, creates a comfortable atmosphere, accompanies and helps children learn. Nutrients and nutrients in the form of nuts, eggs, green vegetables, meat, fish, fruit, and exclusive breastfeeding for 2 - 3.5 years. The stimulus given is listening to music, reading, communicating verbally and non-verbally through touching or lightly stroking the mother's stomach that is done by the father and mother when the mother is pregnant, singing, inviting the fetus to talk, and inviting the fetus to pray.   Tujuan penelitian adalah mendeskripsikan bagaimana peran orang tua terhadap anak-anak gifted. Jenis penelitian yang digunakan ialah kualitatif. Subjek penelitian ialah orang tua siswa gifted yang berjumlah 6 orang. Instrumen pengumpulan data yang digunakan ialah wawancara, observasi dan studi dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peran orang tua meliputi kasih sayang, gizi dan nutrisi, dan stimulus yang diberikan sejak masa prenatal hingga masa kanak-kanak. Kasih sayang berupa perhatian penuh, menciptakan suasana nyaman, menemani dan membantu anak belajar. Gizi dan nutrisi berupa kacang-kacangan, telur, sayuran hijau, daging-dagingan, ikan, buah, dan ASI ekslusif hingga 2 - 3,5 tahun. Stimulus yang diberikan yakni memperdengarkan musik, membaca, berkomunikasi verbal dan non verbal melalui sentuhan atau elusan-elusan kecil pada perut ibu yang dilakukan ayah dan ibu ketika ibu mengandung, berdendang, mengajak janin berbicara, dan mengajak janin berdoa.   Kata Kunci: peran, orang tua, anak-anak gifted
Menumbuhkan Konsep Diri Positif melalui Konseling Kelompok Realitas di Lembaga Pembinaan Khusus Anak di Kota Kupang Merita Florawati Naisanu; Maria Natalia Loban; Erly Oviane Malelak; Joris Taneo; Frengky Yohanes
I-Com: Indonesian Community Journal Vol 4 No 1 (2024): I-Com: Indonesian Community Journal (Maret 2024)
Publisher : Fakultas Sains Dan Teknologi, Universitas Raden Rahmat Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33379/icom.v4i1.4094

Abstract

Adolescents who are involved in criminal activities and are required to serve time in juvenile correctional institutions may experience negative changes in their views of themselves. Limited opportunities to develop and adapt like individuals in general can cause teenagers serving prison terms to feel marginalized by their surrounding environment, resulting in the formation of a self-concept that tends to be negative. Reality group counseling with the WDEP approach (Want, Doing and Direction, Self Evaluation, Planning) system can be used as an alternative to foster a positive self-concept, namely by providing understanding to individuals so that individuals are able to assess themselves positively. The result of reality group counseling is that participants gain insight into forming a positive self-concept that can be developed in their lives as inmates at LPKA in Kupang City. The achievement of the objectives of this activity can be seen in the participants' ability to use a practical counseling approach and change their self-concept perspective in a more positive direction. Keywords: Self Concept 1 ; Group Counseling2; Reality3 ;
Identifikasi Disleksia Siswa Sekolah Dasar dan Peran Guru Kelas dalam Layanan Bimbingan Dan Konseling Ufi, Delsylia Tresnawaty; Malelak, Erly Oviane; Salau, Triati Lestari
GUIDENA: Jurnal Ilmu Pendidikan, Psikologi, Bimbingan dan Konseling Vol 12, No 1 (2022)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Metro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24127/gdn.v12i1.4434

Abstract

Salah satu masalah belajar siswa yang perlu direncanakan cara belajar yang sesuai kemampuan anak yakni disleksia. Dengan demikian, tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi siswa disleksia dan menganalisis peran guru kelas dalam penanganannya di Sekolah Dasar Negeri Oehendak, Kota Kupang. Metode penelitian adalah penelitian deskriptif kualitatif. Metode pengumpulan data menggunakan wawancara dengan subjek Guru kelas Sekolah Dasar Negeri Oehendak. Teknik analisis data melalui proses reduksi data, penyajian data dan kesimpulan. Hasil penelitian diperoleh adanya siswa SD Negeri Oehendak yang tergolong disleksia, dengan ciri siswa membaca lambat kata demi kata, menambahkan huruf dalam satu suku kata, menghilangkan huruf dalam satu suku kata, sulit mengenal huruf, “b” dan “d” juga “n” dan “h”, mengganti angka “4” menjadi huruf “u”, menggunakan jarinya untuk mengikuti pandangan matanya, ketika membaca seringkali melewati beberapa suku kata dalam baris-baris kalimat dan mengabaikan tanda-tanda baca. Adapun langkah penanganan yang dilakukan guru kelas dalam mengatasi siswa disleksia yakni melalui pendekatan bimbingan dan konseling. Guru kelas menggunakan layanan bimbingan belajar yang berorientasi pada fungsi remedial belajar. Pada layanan ini guru kelas akan melihat proses dan hasil belajar siswa sebagai rujukan untuk merencanakan program remedial belajar bagi siswa disleksia. Adapun guru kelas menggunakan kombinasi pengajaran yang menekankan akan kreatifitas pengajaran yang berdampak pada peningkatan proses dan hasil belajar siswa disleksia. Dengan demikian, peran guru kelas sebagai konselor dalam melaksanakan layanan bimbingan dan konseling adalah melalui tahapan perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pada bidang bimbingan belajar siswa disleksia.
MEASUREMENT OF INTELLIGENCE QUOTIENTS (IQ) TO INCREASE ADOLESCENT SELF-UNDERSTANDING IN KOBEBESA VILLAGE Erly Oviane Malelak; Benediktus Labre; Arsya A. Huan
Abdimas Galuh Vol 4, No 1 (2022): Maret 2022
Publisher : Universitas Galuh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25157/ag.v4i1.7198

Abstract

Sepanjang rentang kehidupan manusia terdapat tugas perkembangan yang perlu dientaskan. Pemahaman diri yang baik membuat individu mengenal kelebihan dan kelemahannya, serta memanfaatkan potensi dirinya dalam mengatasi kelemahan yang menjadi hambatan dalam mencapai tugas perkembangan. Perlu adanya pemahaman akan tingkat intelegensi/IQ. Kobebesa merupakan salah satu desa di kabupaten Timur Tengah Selatan, provinsi NTT dengan akses jalan yang sangat terbatas. Hal ini berdampak bagi remaja ketika bersekolah. Setiap harinya mereka berjalan berkilo-kilo meter dengan letak geografis yang berbukit-bukit untuk mencapai sekolah. Hal ini menjadi tantangan bagi remaja di desa tersebut. Remaja perlu mengenal potensi dirinya dengan baik sehingga mereka dapat melalui tantangan tersebut, serta menjadikannya sebagai motivasi dalam pengembangan diri dan pencapaian kesuksesan. Hal inilah yang melatar belakangi diadakannya kegiatan pengabdian tentang kecerdasan dan pengukuran tes kecerdasan (IQ) pada remaja di desa Kobebesa. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat dilakukan oleh Dosen dan Mahasiswa program studi Bimbingan dan Konseling Kristen, Institut Agama Kristen Negeri (IAKN) Kupang, di desa Kobebesa pada tanggal 2 Desember 2021. Sasaran kegiatan adalah remaja. Berdasarkan hasil tes IQ diketahui kategori Tinggi sebanyak 1 orang (5%), di Atas Rata-rata sebanyak 2 orang (10%), Normal 4 orang (20%), dan Rendah Sekali sebanyak 13 orang (65%). Hasil tes ini menunjukkan bahwa skor IQ dengan kategori Rendah Sekali lebih mendominasi. Saran yang dapat diberikan yaitu: 1) Hasil tes IQ dapat dijadikan rujukan bagi guru bimbingan dan konseling dalam memberikan layanan yang sesuai dengan kebutuhan siswa; 2) Perlu dilakukan kegiatan pengabdian berupa seminar tentang kiat berprestasi sebagai tindak lanjut dari kegiatan pengabdian ini.
Keefektifan Konseling Kelompok dengan Teknik Permainan untuk Meningkatkan Kepercayaan Diri Remaja Toy, Rodian O; Malelak, Erly Oviane
JKI (Jurnal Konseling Indonesia) Vol. 8 No. 2 (2023): Jurnal Konseling Indonesia
Publisher : Universitas PGRI Kanjuruhan Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21067/jki.v8i2.7483

Abstract

There are several phenomena related to adolescent self-confidence, namely feeling ashamed of appearance, not being able to socialize, not being able to voice their opinions when in public and they are given the opportunity to ask questions, they are more silent, and unable to display their skills because they are ashamed of their classmates. This study aims to see how effective group counselling with game techniques is to increase adolescent self-confidence. The research method used is the experimental method of one group pre-test and post-test design. The research subjects consisted of 5 students with low self-confidence who participated in group guidance activities with playing techniques for 6 sesions. The results showed that group caunselling services with game techniques were effective in increasing adolescent self-confidence.
Development of guidelines reality group counseling-based on cyber counseling to increase student adversity quotient Taneo, Joris; Malelak, Erly Oviane; Loban, Maria Natalia; Bait, Dayana Adrela
Konselor Vol 11, No 4 (2022): KONSELOR
Publisher : Universitas Negeri Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1167.335 KB) | DOI: 10.24036/02022114116561-0-00

Abstract

Adversity quotient is the ability of individuals to face various difficulties and make it an opportunity to achieve their goals. Adversity quotient can be changed or enhanced, so it is not a permanent personality. Cyber counseling based on reality group counseling can be one of the efforts to increase the adversity quotient of students. This study aims to produce Guidelines of Reality Group Counseling-Based on Cyber Counseling to Increase Student Adversity Quotient and see how effective it is. The research method is Research and Mevelopment. This guide consists of several components, and the feasibility of the guide was validated by 2 expert validators and 2 practitioner validators. Reality group counseling-based on cyber counseling to increase student adversity quotient is effective to increase the adversity quotient. This conclusion is based on pre-test and post- difference test scores, where there is an increase in the adversity quotient of students before and after the implementation of cyber counseling-based reality group counseling.
Penggunaan Teknologi Digital pada Generasi Z dan Alpha serta Implikasinya dalam Layanan Bimbingan dan Konseling Malelak, Erly Oviane; Taneo, Joris; Riwu, Victorya
JAMBURA Guidance and Counseling Journal Vol 5 No 2 (2024): Volume 5 Nomor 2: November 2024
Publisher : Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37411/jgcj.v5i2.3293

Abstract

Cepatnya perkembangan teknologi menciptakan budaya baru, membawa perubahan yang cukup besar, mengubah bentuk masyarakat setempat, serta menuju masyarakat dunia global tanpa batasan ruang dan waktu. Media sosial merupakan salah satu media baru yang berdampak signifikan bagi masyarakat. seiring dengan perkembangan teknologi digital, cara pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling telah mengalami transformasi signifikan. Layanan bimbingan dan konseling kini memanfaatkan berbagai alat dan platform digital untuk meningkatkan aksesibilitas dan efektivitas. Realita yang terjadi, belum semua guru BK memberikan layanan bimbingan dan konseling dengan memanfaatkan teknologi digital semua. Tujuan penelitian untuk mengkaji penggunaan teknologi digital pada generasi Z dan Alpha serta implikasinya dalam layanan bimbingan dan konseling. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif. Jumlah responden penelitian sebanyak 631 siswa yang terdiri dari siswa generasi Z sebanyak 395 dan siswa generasi Alpha sebanyak 236. Teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini yaitu skala. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 90% siswa generasi Z dan Alpha menggunakan teknologi digital berupa smartphone untuk mengakses berbagai informasi maupun aplikasi. Rata-rata di atas 50% siswa menggunakan smartphone untuk bermedia sosial sedangkan 25% digunakan untuk kegiatan pembelajaran.