Claim Missing Document
Check
Articles

Found 28 Documents
Search
Journal : Jurnal BETA (Biosistem dan Teknik Pertanian)

Efektifitas Emulsi Lilin Lebah Sebagai Bahan Pelapis Buah Jeruk Siam (Citrus nobilis Lour var. microcarpa) terhadap Mutu Selama Penyimpanan Made Nanda Saputra; I Made Supartha Utama; Ni Luh Yulianti
Jurnal BETA (Biosistem dan Teknik Pertanian) Vol 7 No 2 (2019): September
Publisher : Program Studi Teknik Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Udayana, Badung, Bali, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (684.48 KB) | DOI: 10.24843/JBETA.2019.v07.i02.p06

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efektifitas ragam konsentrasi emulsi lilin lebah sebagai bahan pelapis buah jeruk siam terhadap mutu selama penyimpanan. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan tiga ragam perlakuan konsentrasi lilin lebah 0% (K0), 2% (K2), dan 4% (K4). Buah tanpa perlakuan disediakan sebagai kontrol (K). Analisis sidik ragam menunjukkan bahwa perlakuan konsentrasi lilin lebah berpengaruh nyata (P>0.05) terhadap susut bobot, intensitas kerusakan, total padatan terlarut, kekerasan buah, color difference, vitamin C, dan uji organoleptik. Perlakuan konsentrasi lilin lebah 4% merupakan perlakuan terbaik untuk memperlambat perubahan mutu pada buah jeruk siam selama penyimpanan pada suhu kamar. The purposes of this research was to determine the effects of various concentrations of beeswax emulsion as a coating material on the quality of Siam citrus fruits during storage. The research used completely randomized design (CRD) with three different concentration of beeswax emulsion in water consisted of 0%, 2%, and 4%. Fruit without treatment provided as a control. The analysis of variance showed that the emulsion concentrations of significantly (P<0.05) affected the weight loss, damage intensity, total soluble solid, texture, color difference, vitamin C, total acid and organoleptic prefrences (peel color, texture, flavor, and overall acceptance) of the fruits. The concentration of 4% was the best beeswax emulsion to delay quality deterioration of citrus fruits during storage at the room temperature.
Pengaruh Konsentrasi Uap Etanol Terhadap Mutu dan Masa Simpan Pisang Barangan ( Musa Sapientum L) Diori Beca Narmalia Malau; I Made Supartha Utama; Ida Ayu Rina Pratiwi Pudja
Jurnal BETA (Biosistem dan Teknik Pertanian) Vol 8 No 2 (2020): September
Publisher : Program Studi Teknik Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Udayana, Badung, Bali, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (496.262 KB) | DOI: 10.24843/JBETA.2020.v08.i02.p06

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh perlakuan uap etanol terhadap mutu dan masa simpan pisang barangan pada suhu ruang. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan 3 ragam volume ragam : 0 ml, 3 ml, 6 ml masing-masing di perangkap dalam 5 gram karagenan dan di masukkan ke dalam sachet teh. Sachet lalu di tempatkan pada alas sterofoam dimana terdapat 3 buah pisang barangan, Selanjutnya di tutup menggunakan plastik film regang LDPE. Pisang Barangan tanpa perlakuan atau kontrol digunakan untuk pembanding. Buah lainnya di simpan pada suhu kamar (27±2????oC) dan suhu ruang (14±1oC). Yang di amati parameternya selama penyimpanan adalah vitamin C, Total Asam, Tekstur analyzer, warna, dan organoleptik. Hasil penelitian yang dilakukan etanol sangat berpengaruh nyata dalam menurunkan tingkat kerusakan, vitamin C, memperlambat laju kekeraasan, warna kulit, vitamin C serta total asam pada buah pisang tersebut di banding buah kontrol. Demikian pula uap etanol mampu memberikan nilai tingkat kesukaan terhadap panelis lebih tinggi terhadap warna, rasa, dan penampilan secara keseluruhan di bandingkan perlakuan buah kontrol. Dari ragam perlakuan etanol, 6 mL etanol adalah perlakuan terbaik untuk menghambat laju kerusakan, perubahan mutu, serta meningkatkan kesukaan terhadap panelis. Keyword : Pisang Barangan, Uap Etanol, Kemasan Atmosfir Termodifikasi, Mutu Pascapanen. The aim of this research was to determine the effect of etanol vapor on the quality and the shelf life of Barangan Banana. Three different volumes of ethanol, namely 0 ml, 3 ml and 6 ml, were trapped in the 5 gram carrageenan placed in the tea sachets. The sachet was then put on the basal of styrofoam tray on which 3 fruits were placed and then wraped by streching film LDPE. Control fruits or un-treated fruits were also provided as comparison. The result showed that the ethanol vapor treatments , color of fruit surface and vitamin C, compared to the control fruits. The ethanol vapor was also able to give better preferences of panelists on the color and flavor of the aril, as well as the overall performances of the fruits compared to the controls. The 6 mL ethanol per package created ethanol vapor of which the best vapor to reduce the rate of damage and the change of quality and increase the panelists preferences. Keywords: Asparagus, polypropylene plastic, perforation, cold storage.
PENGARUH PEMBERIAN UAP ETANOL DAN SUHU PENYIMPANAN TERHADAP MUTU DAN MASA SIMPAN BROKOLI (Brassica oleracea L.) Iriandi v Putra; I Made Supartha Utama; I. A. Rina Pratiwi Pudja
Jurnal BETA (Biosistem dan Teknik Pertanian) Vol 2 No 2 (2014): Agustus
Publisher : Program Studi Teknik Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Udayana, Badung, Bali, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (358.121 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh uap etanol dan suhu penyimpanan terhadap kualitas dan umur simpan brokoli. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan dua faktor perlakuan. Faktor pertama adalah perlakuan uap etanol dengan 4 level konsentrasi; 0%, 10%, 20% dan 30%. Faktor kedua adalah suhu penyimpanan, terdiri dari 2 level; suhu kamar (26 ?) dan suhu rendah 2 ?. Kuntum brokoli sebagai kontrol disiapkan tanpa perlakuan uap etanol dan ditempatkan pada suhu kamar dan suhu rendah. Parameter yang diukur adalah: tingkat pernapasan, kekerasan, warna dan evaluasi sensorik termasuk rasa, warna, bau, kesegaran, dan kerenyahan. Data dianalisis dengan menggunakan analisis varian. Hasil signifikan dari analisis diikuti oleh uji Beda Nyata Terkecil (LSD 5%). Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi uap etanol 10% adalah perlakuan terbaik karena secara efektif dapat mempertahankan tingkat kehijauan brokoli hingga hari ke 5 dengan nilai -6,23 dibandingkan dengan kontrol. Perlakuan uap etanol dan suhu penyimpanan tidak berpengaruh signifikan terhadap tingkat kekerasan kuntum pada tangkai brokoli. Tingkat respirasi dipengaruhi oleh suhu penyimpanan. Pada suhu kamar, konsumsi O2 meningkat hingga hari ke 5 sekitar 102,2 hingga 193,17 ml O2 / kg. Jam, sedangkan pada suhu rendah, konsumsi O2 lebih rendah hingga hari ke 15 sekitar 65,4 hingga 60,4 ml O2 / kg .jam. Evaluasi sensorik menunjukkan bahwa brokoli mempertahankan kualitas hingga hari ke 4 pada suhu kamar, sedangkan di cold storage dapat memperpanjang usia simpan hingga 8 hari. This research aimed to determine the effect of ethanol vapor and storage temperature on quality and shelf life of broccolies. The research used completely randomized design (CRD) with two factors of treatments. The first factor was ethanol vapor treatment with 4 levels of consentrations; 0%, 10%, 20% and 30%. The second factor was the storage temperature, consisting of 2 levels; room temperature (26?) and low temperature 2?. The florets of broccoli as controls were prepared without treatment of ethanol vapor and placed at room temperature and low temperature. The measured parameters were: respiration rate, hardness, color and sensory evaluation includes flavor, color, smell, freshness, and crispness. The data were satistically analysed using analysis of variance. The significant result of the analysis was folowed by the test of Least Significant Difference (LSD 5%). The results showed that ethanol vapor concentration 10% was the best treatment since it could effectively maintain the level of greenness of broccoli by up to the day 5 with a value of -6,23 compared to controls. Ethanol vapor treatment and storage temperatur had no significant effect on the hardness level of the florets on stalk of broccoli. The rate of respiration was affected by storages temperature. At the room temperature, the comsumption of O2 increased until day 5 about 102,2 to 193,17 ml O2/kg.hr while at low temperature, the O2 consumption was lower until day 15 were approximately 65,4 to 60,4 ml O2/kg.hour. Sensory evaluation showed that the broccoli was maintain quality by up to day 4 at room temperature, while in cold storage can extended the shelf life by up to 8 day.
Strategi Peningkatan Kinerja Manajemen Rantai Pasokan Jeruk Siam di Kelompok Tani Gunung Mekar Kabupaten Gianyar Demo I Made Sucipta; I Wayan Widia; I Made Supartha Utama
Jurnal BETA (Biosistem dan Teknik Pertanian) Vol 4 No 2 (2016): September
Publisher : Program Studi Teknik Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Udayana, Badung, Bali, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (148.81 KB)

Abstract

Jeruk siam (Citrus nobilis var. microcarpa) merupakan salah satu komoditas unggulan provinsi Bali. Namun demikian, fakta menunjukan bahwa sistem agribisnis jeruk siam saat ini belum memberikan kemakmuran kepada petani skala kecil. Tujuan dari penelitian ini adalah (1) Mengetahui struktur, mekanisme, dan kelembagaan rantai pasokan jeruk siam di Kelompok Tani Gunung Mekar Kabupaten Gianyar; dan (2) Mengetahui prioritas rekomendasi dalam rangka peningkatan kinerja sistem manajemen rantai pasokan jeruk siam. Penelitian ini terdiri dari dua tahap dan setiap tahap membutuhkan responden serta alat analisis yang berbeda-beda. Tahap pertama (mengetahui struktur, mekanisme, kelembagaan rantai pasokan) menggunakan analisis deskriptif kualitatif, dan tahap kedua (mengetahui prioritas rekomendasi) menggunakan metode Analitycal Hierarchy Process (AHP) sebagai alat analisisnya. Pengambilan sampel petani dilakukan secara purposive sampling dan sampel setelah petani ditentukan dengan metode bola salju (snowball sampling). Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat tiga pola distribusi jeruk siam dengan mekanisme rantai pasokan yang bersifat tradisional. Dalam rangka meningkatkan kinerja manajemen rantai pasokan jeruk siam, kriteria meningkatkan akses informasi, alternatif reliabilitas, dan indikator kinerja kualitas produk menjadi prioritas yang paling berperan penting. Siam citrus (Citrus nobilis var. microcarpa) is one of Bali's main commodities. However, the fact showed that agribusiness system of Siam citrus is not profitable enough for small scale farmers group. This research aimed to; (1) acknowledge the structure, mechanisms, and the systematic supply chain of Siam citrus in the Gunung Mekar Farmers Group of Gianyar Regency; and (2) know the priorities recommendations in order to increased supply chains performance of Siam citrus. This research study consisted of two stages, and each process required different respondents and analysis tools as well. The first stage (to know the structure, mechanisms, and systematic of the supply chain) is using the descriptive qualitative analysis, and the second stage (to know the recommendation priorities) is using the Analytical Hierarchy Process method (AHP) as the analysis tool. The sampling on farmer levels conducted purposively and the next sampling level determined by snowball sampling method. The research resulted three distribution patterns of Siam citrus with traditional supply chain mechanism basic. The improvement of performance supply chain management on Siam citrus, information accessibility improvement, alternative reliability, and performance indicator of product quality became the most important priority.
Pengaruh Pencucian Kubis (Brassica oleracea var capitata) Menggunakan Larutan Klorin dan Pengemasan Individu Wrapping-Plastic Film Terhadap Kehilangan Berat dan Kualitas Selama Penyimpanan I Gusti Putu Umbara Yasa; Pande Ketut Diah Kencana; I Made Supartha Utama
Jurnal BETA (Biosistem dan Teknik Pertanian) Vol 1 No 1 (2013): Maret
Publisher : Program Studi Teknik Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Udayana, Badung, Bali, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (213.183 KB)

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan konsentras iklorin yang optimum untuk mencuci kubis dan pengaruh kemasan wrapping plastic film. Percobaan melibatkan rancangan acak lengkap dengan dua faktor. Faktor pertama adalah desinfeksi kubis menggunakan konsentrasi yang berbeda dari larutan klorin dalam air yang terdiri dari 0 ppm, 50 ppm, 100 ppm dan 150 ppm. Faktor kedua adalah plastik pembungkus dengan perlakuan yang terdiri dari a) membungkus kubis menggunakan plastic film LDPE ( low densitty polyethylene ) dan b) tanpa pembungkus. Percobaan diulang tiga kali dengan tiga kepalakubis (3,40-3,85 kg) untuk setiap unit eksperimen. Kontrol disiapkan tanpa perlakuan sebagai pembanding. Temuan signifikan dari percobaan adalah bahwa kubis didesinfeksi menggunakan 50 ppm larutan klorin dan pembungkus dengan peregangan film plastic memiliki susut berat lebih rendah, dan nilai terendah dari perubahan nilai Red Green Blue.dari penilaian kesegaran dan kerenyahan visual mendapatkan nilai yang lebih tinggi dibandingkan dengan 0, 100 dan 150 ppm, serta dari kubis kontrol. The aim of of this study was to determine the optimum concentration of chlorine to wash the cabbage and the effect of plastic film wrapping- for packing the cabbage. The experiment involved the completely randomized design with two factors. The first factor was disinfection of the cabbages using different concentrations of chlorine solution in water which was consisted of 0 ppm, 50 ppm, 100 ppm and 150 ppm. The second factor was plastic-wrapping treatments which was consisted of a wrapping the cabbages using stretching plastic film LDPE, and b) without wrapping. The experiment was replicated three times with three heads of cabbages (3.40-3.85 kgs) for each experimental unit. Controls were prepared without any treatments as comparison. The significant finding of the experiment was that the cabbages disinfected using the 50 ppm chlorine solution and wrapping with stretching plastic film has lower weight loss, and the lowest change of value (indicated by the changes of Red, Green and Blue or RGB colors), and the highest score of freshness and crunchiness compared to the 0, 100 and 150 ppm, as well as to the control cabbages
Pengaruh Suhu dan Waktu Pengeringan terhadap Mutu Organoleptik Buah Naga Merah (Hylocereus polyrhizus) Semi Kering Indri Novia Santi; I Made Supartha Utama; Ida Ayu Gede Bintang Madrini
Jurnal BETA (Biosistem dan Teknik Pertanian) Vol 9 No 2 (2021): September
Publisher : Program Studi Teknik Pertanian dan Biosistem, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Udayana, Badung, Bali, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/JBETA.2021.v09.i02.p12

Abstract

ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh suhu dan waktu pengeringan terhadap mutu organoleptik buah naga merah (Hylocereus polyrhizus) semi kering, serta menemukan kombinasi terbaik dari kedua perlakuan tersebut. Penelitian dirancang dengan Rancangan Acak Lengkap dengan dua faktor yaitu suhu (40°C, 50°C dan 60°C) dan waktu (15 jam, 20 jam dan 25 jam) dengan tiga ulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan suhu dan waktu pengeringan berinteraksi dan secara sangat nyata berpengaruh terhadap mutu visual, tekstur, aroma, rasa dan penerimaan secara keseluruhan. Kombinasi terbaik adalah perlakuan suhu 60°C dan waktu pengeringan 20 jam dengan nilai organoleptik yaitu mutu visual 3.84 (suka), tekstur 3.96 (suka), aroma 3.69 (suka), rasa 4.04 (suka) dan penerimaan secara keseluruhan 4.24 (suka). ABSTRACT This study aims to determine the effect of temperature and drying time on the organoleptic quality of semi-dry red dragon fruit (Hylocereus polyrhizus) and to find the best combination of the two treatments. The study was designed with a completely randomized design with two factors, namely temperature (40°C, 50°C, and 60°C) and time (15, 20, and 25 hours) with three replications. The results showed that the treatment temperature and drying time interacted and significantly affected the visual quality, texture, aroma, taste, and overall acceptance. The best combination is a temperature treatment of 60°C and drying time of 20 hours with organoleptic values ??such as the visual quality value of 3.84 (favorable), texture value of 3.96 (favorable), aroma value of 3.69 (favorable), taste value of 4.04 (favorable) and overall acceptance of 4.24 (favorable).
Pengaruh Pelapisan Emulsi Minyak Wijen dan Minyak Sereh terhadap Karakter Fisik dan Kimia Buah Cabai Merah Besar (Capsicum annum L.) selama Penyimpanan Nyoman Yoga Pradana; I Made Supartha Utama; Ni Nyoman Sulastri
Jurnal BETA (Biosistem dan Teknik Pertanian) Vol 11 No 1 (2023): April
Publisher : Program Studi Teknik Pertanian dan Biosistem, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Udayana, Badung, Bali, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/JBETA.2023.v11.i01.p20

Abstract

Abstrak Cabai merah besar merupakan salah satu sayuran hortikultura yang mudah rusak setelah dipanen. Kerusakan terjadi akibat proses pascapanen seperti kerusakan fisiologis, mekanis maupun mikrobiologis. Salah satu cara untuk mengurangi kerusakan dan memperpanjang masa simpan buah tersebut adalah menggunakan edible coating. Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pelapisan emulsi minyak wijen dan minyak sereh terhadap karakteristik fisik dan kimia buah cabai merah besar (Capsicum annum L.) serta untuk memperoleh kombinasi perlakuan minyak wijen dan minyak sereh yang dapat memperlambat kerusakan fisik dan kimia buah cabai merah besar selama penyimpanan. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial dengan 2 faktor. Faktor pertama adalah minyak wijen (W) terdiri dari 3 level konsentrasi, yaitu: 0%, 0,5% dan 1% serta faktor kedua adalah minyak sereh (S) yang terdiri dari 3 level konsentrasi: 0%, 0,5% dan 1% dengan 3 kali ulangan sehingga menghasilkan 27unit percobaan. Keragaman data yang diperoleh dari hasil pengamatan dianalisis menggunakan analisis keragaman dan apabila perlakuan berpengaruh terhadap parameter yang diamati maka dilanjutkan dengan Uji Duncan. Hasil penelitian menunjukan bahwa pengaruh pemberian emulsi minyak wijen dan sereh berpengaruh terhadap nilai susut bobot, intensitas kerusakan, kadar vitamin C dan total padatan terlarut buah cabai merah besar selama penyimpanan. Perlakuan kombinasi minyak wijen dan minyak sereh dengan konsentrasi masing-masing 0,5% (W1S1) merupakan perlakuan yang menghasilkan nilai terbaik yaitu nilai susut bobot 50,7%, intensitas kerusakan sebesar 43,33%, kadar vitamin C sebesar 8,9 mg/100g dan total padatan terlarut 3,27 °Brix. Abstract Big red chili pepper is one of the horticultural vegetables susceptible to damage after harvesting. The damage occurs due to postharvest processes such as physiological, mechanical, and microbiological damage. One way to reduce the fruit damage and extend the shelf life of the fruit is to use an edible coating. This study aims to determine the effect of the emulsion coating on the physical and chemical characteristics of large red chili (Capsicum annum L.) and to obtain a combination of sesame oil and citronella oil treatment that could slow the physical and chemical damage of red chilies while in storage. This study used a factorial Complete Randomized Design (CRD) with two factors. The first factor is sesame oil (W) consisting of 3 concentration levels: 0%, 0.5% and 1%. The second factor is citronella oil (S) which consists of 3 concentration levels: 0%, 0.5%, and 1%, with three replications resulting in 27 experimental units. The uniformity of data was analyzed using uniformity analysis; and Duncan's test. The results showed that the effect of sesame and lemongrass oil emulsions affected fruit weight loss, damage intensity, vitamin C levels, and total soluble solids while in storage. The combination treatment of sesame and lemongrass oil with each concentration of 0.5% (W1S1) showed the best results, namely the weight loss value of 50.7%, damage intensity by 43.33%, vitamin C 8.9 mg /100g, and total dissolved solids 3.27 °Brix.
Pengukuran Kinerja Sistem Rantai Pasok Sayuran untuk Memenuhi Permintaan Hotel di Bali Qurratu Zahrah Trinilam; I Wayan Widia; I Made Supartha Utama
Jurnal BETA (Biosistem dan Teknik Pertanian) Vol 11 No 2 (2023): IN PRESS
Publisher : Program Studi Teknik Pertanian dan Biosistem, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Udayana, Badung, Bali, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak Permintaan pasokan sayuran yang ditetapkan oleh hotel memiliki standar tertentu berupa tepat kualitas, tepat waktu dan tepat kuantitas, sedangkan sayuran memiliki sifat dasar perishable yang kualitasnya masih bergantung pada iklim dan cuaca sehingga perlu dilakukan pengukuran kinerja sistem rantai pasokan sayuran. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui mekanisme kerja dan tingkat pencapaian kinerja sistem rantai pasokan sayuran dalam memenuhi permintaan hotel di Bali. Penelahaan mekanisme kerja menggunakan kerangka analisis Food Supply Chain Network (FSCN) dan pengukuran tingkat pencapaian kinerja mengacu pada model Supply Chain Operations Reference (SCOR). Objek penelitian ini adalah sistem rantai pasokan menggunakan lima jenis komoditi sayuran yang dipilih yaitu kubis, wortel, chaisim, brokoli, dan sawi putih dengan melibatkan petani di Bedugul. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pencapaian kinerja sistem rantai pasok sayuran yang diteliti, yaitu Perfect Order Fulfillment (POF) kelima jenis sayuran memperoleh nilai rata-rata 98,2%, termasuk dalam kategori superior, Standard Fulfillment (SF) memperoleh nilai rata-rata 100%, termasuk dalam kategori superior, Flexibility sayuran memperoleh nilai rata-rata 1,2 hari yang tergolong superior, Order Fulfillment Cycle Time (OFCT) memperoleh nilai rata-rata 0,7 hari yang tergolong superior, Lead Time (LT) memperoleh nilai rata-rata 0,67 hari termasuk dalam golongan superior. Cash to Cash Cycle Time (CTCCT) memperoleh nilai 13,80 hari. Tingkat pencapaian kinerja sistem rantai pasokan sayuran yang diteliti tergolong memiliki kinerja superior atau termasuk dalam katagori sangat baik. Abstract The vegetable demand supply set by the hotel has standards in the form of quality, on-time, and quantity. Meanwhile, vegetable commodities have a perishable nature whose quality still depends on climate and weather. It is necessary to measure the performance of the vegetable supply chain system. This study aimed to determine the working mechanism and the achievement level of supply chain performance to meet the demand for hotels in Bali. The analysis uses the Food Supply Chain Network (FSCN) framework. The measuring achievement level of performance refers to the Supply Chain Operations Reference (SCOR) method. The object of this study involved the farmers in Bedugul. The results showed that the measuring achievement level of vegetable supply chain performance was in the Perfect Order Fulfillment (POF) matrix of vegetables obtained an average value of 98.2%, considered in the superior category. The Standard Fulfillment (SF) matrix had an average score of 100% (considered in the super categories). Vegetable Flexibility Matrix obtained an average value of 1.2 days (considered superior). The Order Fulfillment Cycle Time (OFCT) matrix had an average value of 0.7 days (considered superior). The Lead Time (LT) matrix also obtained an average value of 0.67 days (considered in the superior class). The Cash to Cash Cycle Time Matrix value of 13,80 days. The measuring achievement level of vegetable supply chain performance is in super performance or the best position