Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

UJI FITOKIMIA DAN BIOAKTIVITAS DAUN KATUK HUTAN (Phylanthus reticulatus var. Glaber) ARMANSYAH K. RACHIM; SUSILO BUDI HUSODO; MULIYANA ARIFUDIN
JURNAL KEHUTANAN PAPUASIA Vol 6 No 1 (2020): Jurnal Kehutanan Papuasia
Publisher : Fakultas Kehutanan UNIPA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46703/jurnalpapuasia.Vol6.Iss1.197

Abstract

This study aims to determine the content of phytochemicals and bioactivity properties of antioxidant, antibacterial, and toxicity of the methanol extract of Phylanthus reticulatus var. Glaber leaf. The testing method used is the phytochemical testing, testing antioxidant, antibacterial testing dan toxicity testing. The test results show that phytochemical extracts of Phylanthus reticulatus var. Glaber leaves contain alkaloids, flavonoids, and triterpenoids. An antioxidant test reveals that the concentration of 25, 50, and 100 ppm of the extract at prohibits free radical DPPH respectively around 79, 81 dan 89%. The antibacterial testing extracts of Phylanthus reticulatus var. Glaber leaves show that it does not have the antibacterial property. The toxicity test shows that this extract does not have toxicity activity.
Baterai Ramah Lingkungan dari Limbah Serbuk Kayu Merbau (Intsia bijuga) dan Matoa (Pometia sp.) (Eco-friendly battery from Merbau (Intsia bijuga) and Matoa (Pometia sp.) sawdust) Dessy Ernawati; Muliyana Arifudin; Susilo B Husodo
Jurnal Ilmu dan Teknologi Kayu Tropis Vol 17, No 1 (2019): Jurnal Ilmu dan Teknologi Kayu Tropis
Publisher : Masyarakat Peneliti Kayu Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (141.361 KB) | DOI: 10.51850/jitkt.v17i1.463

Abstract

This research aimed to elucidate the potency of merbau and matoa sawdust as filler material of dry cell battery. The sawdust was ground, sieved to get a-80 mesh particle size and then made into paste. Then, the paste was put into the battery that its electrolyte has been removed previously. There were 40 batteries tested based on 3 treatments, namely wood species (A), charging time (B) and usage method (C). Each variable was tested with 5 replications. The battery was tested for its voltase generated and usage duration. The result indicated that the highest voltase was obtained from battery with matoa groundwood which was directly used for a stopwatch (1.99 volt), while the lowest voltase was found in battery with merbau groundwood which was kept for 20 minutes after charging, before it was used for the tested stopwatch (0.43 volt). Besides, the highest usage duration (˃20 mins) was found in both bio-batteries from merbau and matoa groundwood which were directly used after charging, with total 21 batteries. Sawdust of merbau and matoa has potency to be used as bio-battery, but their voltage generated and usage duration are still low, so several challenging problems are needed to be addressed.   
Fitokimia dan Bioaktifitas Tumbuhan Akway (Drymis beccariana Gibbs dan Drymis piperita Hook.f) dari Distrik Anggi Kabupaten Pegunungan Arfak Dewi R. Sari; Susilo Budi Husodo; Mutakim
JURNAL KEHUTANAN PAPUASIA Vol 8 No 1 (2022): Jurnal Kehutanan Papuasia
Publisher : Fakultas Kehutanan UNIPA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46703/jurnalpapuasia.Vol8.Iss1.295

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan fitokimia dan mengetahui pengaruh ekstrak tumbuhan akway (Drymis beccariana Gibbs dan Drymis piperita Hook.f) terhadap mikroba. Variabel yang diukur adalah kandungan fitokimia dan aktivitas penghambatan pertumbuhan bakteri dan jamur. Tanaman akway yang diuji terdiri dari daun, kulit batang dan batang. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan teknik analisis laboratorium. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tanaman akway (Drymis beccariana Gibbs dan Drymis piperita Hook.f) mengandung senyawa alkaloid dan flavanoid. Ekstrak tumbuhan akway (Drymis beccariana Gibbs dan Drymis piperita Hook.f) telah terbukti menghambat pertumbuhan bakteri Eschericia coli dan jamur Candida albicans.
SIFAT TERMAL JENIS-JENIS KAYU BAHAN KONSTRUKSI RUMAH KAKI SERIBU Zainuddin Killian; Cicilia M.E. Susanti; Susilo Budi Husodo
JURNAL KEHUTANAN PAPUASIA Vol 2 No 2 (2016): Jurnal Kehutanan Papuasia
Publisher : Fakultas Kehutanan UNIPA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46703/jurnalpapuasia.Vol2.Iss2.52

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui suhu dan kelembaban pada konstruksi rumah kaki seribu. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dan teknik observasi. Rumah kaki seribu dipilih secara purposif dengan melibatkan kepala kampung dan ahli waris pemilik rumah. Pengukuran suhu pada rumah kaki seribu di dasarkan pada amplitudo suhu harian yaitu pada pagi, siang dan sore hari. Hasil penelitian menunjukkan suhu rata-rata di dalam rumah kaki seribu pukul 06:00 sebesar 24,85°C, pukul 12:00 sebesar 23,71°C, pukul 18:00 sebesar 23,89°C. Sementara suhu rata-rata di luar rumah kaki seribu pukul 06:00 sebesar 24,14°C, pukul 12:00 sebesar 26,19°C, pukul 18:00 sebesar 24,23°C. Kelembaban rata-rata di dalam rumah kaki seribu pukul 06:00 sebesar 72,99%, pukul 12:00 sebesar 64,55%, pukul 18:00 sebesar 76,60%. Sementara kelembaban rata-rata di luar rumah kaki seribu pukul 06:00 sebesar 72,39%, pukul 12:00 sebesar 60,79%, pukul 18:00 sebesar 73,17%. Suhu rata-rata pada konstruksi atap berkisar 20,30 - 27,76°C. Suhu rata-rata untuk konstruksi dinding dan tiang berkisar 20,19 - 26,56°C. Suhu rata-rata untuk tiang utama berkisar 20,61 - 25,61°C. Suhu rata-rata untuk lantai berkisar 19,39 - 25,77°C. dan penyangga lantai berkisar 19,69 - 24,81°C. Untuk tangga-tangga shu rata-rata berkisar 19,59 - 24,89°C. Secara umum suhu rata-rata terendah diperoleh pada kayu mem sebesar 21,81°C sementara suhu rata-rata tertinggi sebesar 23,85°C diperoleh pada kayu bingam.
SIFAT PEMBAKARAN PARTIKEL DAN UTUHAN KAYU MAHANG (Macaranga tanarius L.) DAN KAYU MERBAU (Intsia bijuga OK) Helmy Y. Setiabudi; Cicilia Maria Erna Susanti; Susilo Budi Husodo
JURNAL KEHUTANAN PAPUASIA Vol 5 No 1 (2019): Jurnal Kehutanan Papuasia
Publisher : Fakultas Kehutanan UNIPA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46703/jurnalpapuasia.Vol5.Iss1.106

Abstract

Pembakaran merupakan proses oksidasi biomasa dan membebaskan energi dalam bentuk panas, cahaya, dan radiasi inframerah, yang dipengaruhi juga dipengaruhi oleh bentuk dan ukuran biomassa serta kandungan bahan kimia biomassa. Kayu mahang (Macaranga tanarius) potensial digunakan sebagai bahan bakar karena merupakan salah satu jenis cepat tumbuh dan merupakan tumbuhan pionir pada hutan sekunder. Kayu merbau (Instia bijuga) merupakan salah satu jenis kayu yang paling dipilih sebagai kayu bakar. Karateristik pembakaran dari kedua jenis kayu tersebut merupakan tujuan dari kajian ini. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan teknik analisis laboratorium. Sampel yang diuji adalah bagian cabang dan ranting pohon mahang dan merbau, dalam bantuk kayu utuh, tatal kayu, dan serutan kayu, dengan berat yang sama untuk setiap sampel kayu. Pengujian sifat pembakaran menggunakan kompor termoelektrik. Kayu mahang dalam bentuk utuh memiliki durasi pembakaran 11 menit 35 detik dengan abu yang dihasilkan seberat 4,3 gram, tatal mahang memiliki durasi pembakaran 8 menit 4 detik dengan abu yang dihasilkan seberat 5,3 gram, dan serutan mahang memiliki durasi pembakaran 7 menit 7 detik dengan berat abu 1,3 gram. Sementara, durasi pembakaran kayu merbau dalam bentuk kayu utuh adalah 8 menit 33 detik dengan berat abu 6,6 gram, tatal merbau berdurasi pembakaran 8 menit 9 detik dengan berat abu 4,3 gram, dan serutan merbau terbakar dalam durasi 16 menit 25 detik dengan berat abu 5,7 gram.
UJI FITOKIMIA DAN BIOAKTIVITAS DAUN KATUK HUTAN (Phylanthus reticulatus var. Glaber) ARMANSYAH K. RACHIM; SUSILO BUDI HUSODO; MULIYANA ARIFUDIN
JURNAL KEHUTANAN PAPUASIA Vol 6 No 1 (2020): Jurnal Kehutanan Papuasia
Publisher : Fakultas Kehutanan UNIPA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46703/jurnalpapuasia.Vol6.Iss1.197

Abstract

This study aims to determine the content of phytochemicals and bioactivity properties of antioxidant, antibacterial, and toxicity of the methanol extract of Phylanthus reticulatus var. Glaber leaf. The testing method used is the phytochemical testing, testing antioxidant, antibacterial testing dan toxicity testing. The test results show that phytochemical extracts of Phylanthus reticulatus var. Glaber leaves contain alkaloids, flavonoids, and triterpenoids. An antioxidant test reveals that the concentration of 25, 50, and 100 ppm of the extract at prohibits free radical DPPH respectively around 79, 81 dan 89%. The antibacterial testing extracts of Phylanthus reticulatus var. Glaber leaves show that it does not have the antibacterial property. The toxicity test shows that this extract does not have toxicity activity.
Pemanfaatan Tumbuhan Cempedak (Artocarpus champeden) oleh Masyarakat Kampung Sabun Distrik Aitinyo Tengah Kabupaten Maybrat, Papua Barat Ariance Juli Ross Nauw; Sepus M Fatem; Susilo Budi Husodo; Mecky Sagrim
Jurnal Ilmu Kehutanan Vol 10, No 1 (2016)
Publisher : Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (851.821 KB) | DOI: 10.22146/jik.12631

Abstract

Tumbuhan cempedak (Artocarpus champeden) merupakan salah satu hasil hutan bukan kayu (HHBK) potensial di wilayah Maybrat. Jenis HHBK ini dimanfaatkan sebagai salah satu pangan dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Maybrat. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni-Juli 2014, untuk mengetahui pemanfaatan tumbuhan cempedak (Artocarpus chempeden) bagi masyarakat Kampung Sabun, Distrik Aitinyo, Kabupaten Maybrat. Pengambilan data dilakukan melalui observasi dan wawancara terstruktur pada 15 responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bagian tumbuhan cempedak yang dimanfaatkan adalah buah dan biji. Pengolahan tumbuhan cempedak terbagi atas 3 bentuk, yaitu: pengolahan pada buah masak, buah muda, dan biji, sedangkan pengolahan biji dibagi dalam 4 bagian, yaitu: proses perebusan dan pengukusan, sangrai, pengisian dalam bambu, dan penyimpanan biji. Upaya konservasi cempedak telah dilakukan secara sederhana melalui penanaman pada areal kebun dan pekarangan rumah masyarakat. Penelitian ini juga memperoleh informasi bahwa pemanfaatan cempedak hanya terbatas untuk kebutuhan rumah tangga masyarakat saja. Pengolahan komersil belum dikembangkan. Dengan demikian, pengembangan cempedak sebagai alternatif pangan produk HHBK perlu dilakukan dengan mendorong kerjasama lintas sektor baik pertanian dan kehutanan serta pihak terkait di wilayah Maybrat.Kata kunci: Artocarpus champeden, Masyarakat Kampung Sabun, Kabupaten Maybrat, HHBK, pengolahan buah  Utilization of Cempedak (Artocarpus champeden) by Communities in Sabun Village, Central Aitinyo Sub-district, Maybrat Regency, West Papua ProvinceAbstractCempedak (Artocarpus champeden) is one of the non timber forest products (NTFPs) from the Maybrat district. It is used as a daily food of Maybrat people. The study was conducted from June-July 2014 in Sabun Village, Aitinyo Sub district of the Maybrat Regency, West Papua Province. The objectives of this study were to explore the utilization, harvesting technique, and manufacturing process of cempedak in Sabun villages. Field observations and interviews were used to collect the data of 15 respondents. The result showed that fruits and seeds are part of of the cempedak trees, which is utilised for food. Cempedak processing were divided into 3 parts i.e. the ripe fruit, the unripe fruit, and the seed. Processing of the seed were divided into four parts i.e. boiling, steaming, frying without oil process, filling inside bamboo, and storage. Conservation efforts were conducted by planting cempedak in the garden of villagers’ house. This research also revealed that the utilization process was done for household purposes only. Therefore, the development of cempedak for an alternative food as NTFPs, is necessary to be promoted by collaboration of related stakeholders including forestry and agriculture in Maybrat Regency.
Physical Behaviour of Wood Plastice Composite Made of Recycled High-Density Polyethylene (HDPE) Rahayu, Yuyu; Setiawan, Wahyu; Endra Gunawan; Susilo Budi Husodo
JURNAL KEHUTANAN PAPUASIA Vol. 9 No. 2 (2023): Jurnal Kehutanan Papuasia
Publisher : Fakultas Kehutanan UNIPA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46703/jurnalpapuasia.Vol9.Iss2.313

Abstract

This paper investigated the physical characteristics of wood–plastic composites, which were made using recycled high-density polyethylene (HDPE) and using wood flour from Pometia sp (Matoa), Intsia sp (Merbau) and Alstonia sp (Pulai) as filler. The sawdust was taken from local furniture industry and the HDPE was collected from recycled plastic bottles of mineral water. Composite panels were made from recycled HDPE through hot-press moulding produced excellent stability based on JIS and SNI Standard, especially for moisture content and swelling characteristics. The water absorption and targeted density were also measured. In this study we found that the water absorption and the density of the composite exceeded our expectation. The composites showed high variation average for water absorption. For the swelling behavior, the value is varied from 5.74% to 25.57% after 2 hours soaking and varied between 7.56% to 28.53% after 24 hours soaking. This study has shown the composites had a high possibility to be used for interior and non-structural purposes.
Potensi Sirih Hutan (Piper aduncum L.) sebagai Tumbuhan Obat: Prospek Pengembangan di Papua Susilo Budi Husodo; Endra Gunawan; Mustofa Rizki; Charly B. Wanggai
JURNAL KEHUTANAN PAPUASIA Vol. 8 No. 2 (2022): Jurnal Kehutanan Papuasia
Publisher : Fakultas Kehutanan UNIPA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46703/jurnalpapuasia.Vol8.Iss2.543

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan fitokimia dan bioasai, antioksidan, antibakteri dan sifat toksisitas ekstrak metanol dari bagian tanaman Piper aduncum L. Metode pengujian yang digunakan adalah pengujian fitokimia, pengujian antioksidan, pengujian antibakteri dan pengujian toksisitas. Hasil pengujian menunjukkan bahwa ekstrak fitokimia daun Piper aduncum L mengandung triterpenoid dan steroid. Akar mengandung alkaloid tanin dan flavonoid kumarin. batang mengandung flavonoid dan kumarin. Uji antioksidan menunjukkan bahwa konsentrasi 25, 50 dan 100 ppm dalam ekstrak daun Piper aduncum masing-masing adalah sekitar 28,98, 43,67 dan 65,45%. Pengujian antibakteri ekstrak dari Piper aduncum menunjukkan hasil positif menghambat zona perkembangan bakteri yang memiliki sifat antibakteri. Hasil uji Brine Shrimp Lethality Test (BSLT) yang dihitung dalam penelitian ini memperoleh nilai LC50 mencapai 465,21 mg/ml yang berarti berpotensi sebagai antikanker.
SIFAT FISIKA PAPAN SEMEN DARI CAMPURAN LIMBAH BATANG SAWIT Nadapdap, Rosmaina Julianti; Rahayu, Yuyu; Husodo, Susilo Budi
Jurnal Teknologi Terapan Vol 11, No 2 (2025): Jurnal Teknologi Terapan
Publisher : P3M Politeknik Negeri Indramayu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31884/jtt.v11i2.806

Abstract

This study investigates the physical properties of cement boards made from oil palm trunk waste and evaluates the effect of varying cement-to-palm trunk waste ratios (70:30, 75:25 and 80:20). The independent variable is the cement-to-waste ratio, and the dependent variables include density, moisture content, thickness swelling, and water absorption. Results show that the density of the boards ranges from 0.70 g/cm³ to 1.02 g/cm³, moisture content from 6.79% to 14.49%, thickness swelling after 24 hours of immersion from 17.50% to 70.00%, and water absorption from 40.41% to 68.04%. Ratio 70:30 and 75:25 meet Indonesian National Standard (SNI) criteria for density and moisture content, but thickness swelling exceeds the standard, indicating poor dimensional stability. Increasing cement content improves density and reduces moisture content, but challenges remain in achieving dimensional stability and water resistance. These findings suggest that while oil palm trunk waste can be used in cement board production, further optimization, such as additive incorporation or feedstock modification, is needed to enhance water resistance and stability.