Claim Missing Document
Check
Articles

Found 13 Documents
Search

DINAMISASI TRADISI KEAGAMAAN KAMPUNG JAWA TONDANO DI ERA MODERN Otta, Yusno Abdullah
JURNAL PENELITIAN KEISLAMAN Vol 6, No 2 (2010): (Juni)
Publisher : LP2M IAIN Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This paper discusses the form and diversity of religious traditions among the Javanese community in Tondano, North Sulawesi. For the Javanese in that area, religious traditions serve as a distinct symbol that culturally and ideologically distinguish them from others. Besides, their religious traditions constitute the most effective medium to preserve their identity as Muslim and Javanese. Nevertheless, their distinctive traditions have hardly become troublesome that deters them from making harmonious relations with their surrounding communities who hold different ideology and culture. This study reveals that the changing time and modernity do not significantly impede them from practicing their religious traditions. The community of Kampung Jawa in Tondano, Minahasa, has consistently maintained the religious traditions that they inherited from their forebears.
Model Pendidikan dalam Tasawuf Yusno Abdullah Otta
Journal of Islamic Education Policy VOL 2, NO 1 (2017)
Publisher : Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (14972.379 KB) | DOI: 10.30984/j.v2i1.691

Abstract

ABSTRACT This study shows that education in Sufism has its own uniqueness compared to the model of education in general. The uniqueness is evident from their educationnal designs and models that apply distinctive patterns and stages, known as soul cleansing. The process pursued in Sufism education model is necessary, given that the material and practise that are lived and practiced are not always concrete and physical. The majority of the material is metaphysical, so that a special educational media is required. For the Sufis, education is not only the media to gain ‘learned knowledge’, that is hushuli, but also the presented knowledge, that is hudhuri. The latter type of knowledge is difficult for a man to gain if he or she relies only on the power of reason and senses. There is no suitable medium for acquiring this type of knoweledge except the purification of the soul and heart through the consistency in guarding of its fitrah consciousness. The form of awareness of nature that opens the opportunity to open the veil/curtain of separation between the self with the object and reality. To be able to maintain the state of awareness of nature in perfect state there is no other way except with the purification of the soul through soul management that is not easy.Keywords: Education, radikalisme, tasawuf
DIMENSI-DIMENSI MISTIK TAFSIR AL-MIZAN (Studi atas Pemikiran Thabathaba'i dalam Tafsir Al-Mizan) Yusno Abdullah Otta
Potret Pemikiran Vol 19, No 2 (2015)
Publisher : Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30984/pp.v19i2.733

Abstract

The multidimensional crisis has not yet shown that it will end even causing casualties, not only material victims, but also casualties and the threat of disintegration. So that the assumption and image of most people that Sufism as a teaching that focuses on individual piety and ritual is rejected. Because, Sufism should be an alternative answer to the problematic pluralist society and universal social change. Therefore the research will try to focus on the work of one of the influential figures of Thabathaba Sufism by examining the monumental work of al-Mizan. This research comes from primary and secondary data, the main source of course is al-Mizan's interpretation while indirect work is the work of others about Thabathaba`i thinking. The results of this study are Thabathaba'i who carry out the moderate life of Irfan Tasawuf. For him, spiritual life is not running away from life itself. This expression is addressed to those who practice Irfan radically and conservatively. This phenomenon is emphasized by Thabathaba'i to be reformed. Through some of his works, the interpretation of Al-Mizan, he opened his readers' insight while at the same time straightening out a sad understanding of various things, especially Irfan's life. Keywords:Sufism, al-Mizan, Thabathaba`i, `Irfan, Moderate. Krisis multidimensional belum juga menunjukkan akan berakhir bahkan telah menimbulkan korban, tidak saja korban material, tetapi juga korban jiwa serta ancaman disintegrasi. Sehingga anggapan dan image sebagian besar orang bahwa tasawuf sebagai sebuah ajaran yang menitikberatkan pada kesalehan individual dan ritual tertolak.Sebab, tasawuf seharusnya bisa menjadi jawaban alternatif atas problematika masyarakat yang pluralis dan perubahan sosial secara universal. Oleh karena itu penelitian akan coba fokus membahas karya salah seorang tokoh tasawuf berpengaruh Thabathaba`i dengan mengkaji karya monumentalnya al-Mizan. Penelitian ini bersumber dari data primer dan sekunder, sumber utama tentu tafsir al-Mizan sedangkan karya yang tidak langsung adalah karya orang lain tentang pemikiran Thabathaba`i. Hasil dari penelitian ini adalah Thabathaba`i seorang yang menjalankan kehidupan Irfan Tasawuf yang moderat. Baginya, kehidupan spiritual bukannya melarikan diri dari kehidupan itu sendiri.Ungkapan ini ditujukan kepada mereka yang mempraktekkan Irfan secara radikal dan konservatif.Gejala ini yang ditekankan Thabathaba`i untuk direformasi. Melalui beberapa karyanya, tafsir Al-Mizan, dia membuka wawasan pembacanya sekaligus meluruskan pemahaman yang miris tentang berbagai hal, terutama kehidupan irfan. Kata Kunci:Tasawuf, al-Mizan, Thabathaba`i, `Irfan, Moderat.
Tasawuf dan Tantangan Perubahan Sosial Yusno Abdullah Otta
Ulumuna Vol 14 No 2 (2010): Desember
Publisher : Universitas Islam Negeri Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20414/ujis.v14i2.223

Abstract

Sufism in the eras of globalization and information often faces considerable challenges. The function and role of religion in modern life have in some aspects diminished, including sufism because it is claimed to have played no or less role in resolving problems nor stimulating social change. As one of Islamic traditions, sufism makes ihsan as its essential teaching. By this concept, sufism encourages humans to pray to God wholeheartedly. Sufism is now required to show its own existence and function by making fundamental contribution for modern life, an era which differ socio-culturally from the one when sufism firstly emerged. Sufism thus needs to adapt itself to the changes in the era of information and globalization so that it will remain relevant and suitable for human progress. Sufism needs to release itself from its exclusivism and to avoid being trapped in its own logic, namely speculative-trancendentalism
MADINAH DAN PLURALISME SOSIAL (Studi atas Kepemimpinan Rasulullah Saw) Yusno Abdullah Otta
Jurnal Ilmiah Al-Syir'ah Vol 8, No 2 (2010)
Publisher : IAIN Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (715.42 KB) | DOI: 10.30984/as.v8i2.21

Abstract

Tulisan ini mencoba memetakan kembali bentuk masyarakat Madinah yang begitu pluralis di bawah kepemimpinan Muham­ mad Saw. Pluralitas yang ada pada masa itu tidak hanya dari satu sisi saja, yakni status sosial, namun yang lebih penting lagi perbedaan dari segi akidah, yang merupakan pokok dari semua bentuk perbedaan. Pluralitas dari segi akidah ini, dipandang oleh Rasulullah Saw. sebagai bagian yang mesti diatur dan diarahkan dengan sendi-sendi agama yang baik, agar bisa menjadi satu kekuatan yang sangat potensial. Sosok Muhammad yang akan kita bahas pada tulisan ini adalah Muhammad sebagai manusia biasa, terlepas dari segala atribut mukjizat yang dimiliki dan di­ sandang olehnya sebagai utusan Allah untuk menyampaikan risalah dalam merenovasi serta mereformasi masyarakat Arab pra-Islam.
ISTIHSAN (Telaah Sosio-Kultural Pemikiran Imam Hanafi) Yusno Abdullah Otta
Jurnal Ilmiah Al-Syir'ah Vol 7, No 2 (2009)
Publisher : IAIN Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (180.577 KB) | DOI: 10.30984/as.v7i2.35

Abstract

Abu Hanifah dikenal dikalangan ulama sebagai Imam kaum rasionalis, karena lebih banyak menggunakan ijtihad berdasarkan rasio dalam menetapkan suatu hukum. Kenyataan ini adalah karena faktor ekstern dan intern yang dialami dan dijalaninya. Beliau adalah Imam al-A’zham dan Imam kaum rasionalis dengan ide-ide dan fatwa-fatwa yang mengedapankan rasio dalam ijtihad untuk mengistinbath hukum dari nash, hadis dan qaul shahabah. Dan dikenal sangat berhati-hati dan menyeleksi dengan ketat dalam menerima hadis yang belum terkenal, walaupun hadis tersebut masuk dalam katagori shahih. Ini karena letak geografi antara Hijaz, tempat turunnya wahyu dan tumbuhnya hadis, serta tinggalnya para muhaddisin, sangat jauh dari Kufah, kota kelahiran Abu Hanifah.
SISTEM EKONOMI ISLAM (Studi Atas Pemikiran Imam al-Ghazali) Yusno Abdullah Otta
Jurnal Ilmiah Al-Syir'ah Vol 9, No 2 (2011)
Publisher : IAIN Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (165.379 KB) | DOI: 10.30984/as.v9i2.26

Abstract

Tulisan ini mendiskusikan pemikiran ekonomi Imam al-Ghazali yang lebih dikenal sebagai Sufi, filosof, ahli Kalam. Meskipun tidak secara rinci menjelaskan sistem ekonomi secara lugas, namun pandangan ekonomi al-Ghazali dapat dijadikan dasar dan prinsip dalam mengembangkan teori-teori ekonomi Islam. Penjelasan al-Ghazali tentang ekonomi memberikan prediksi perkembangan ekonomi dunia pada era berikutnya. Al-Ghazali telah meletakkan dasar-dasar dan landasan yang baku dan fundamental dari masalah ekonomi dan permasalahannya dengan tetap merujuk kepada dua warisan dari Rasulullah saw. Meskipun, permasalahan ekonomi pada masa itu belum sekompleks masa sekarang.Para sarjana Muslim, khususnya al-Ghazali yang dipandang sebagai tokoh tasawuf, sebelum abad ke-15 telah menyajikan dan memprediksi perkembangan ekonomi dunia pada era berikutnya. Ini terlihat dari pemikiran mereka yang telah meletakkan dasar-dasar dan landasan yang baku dan fundamental dari masalah ekonomi dan permasalahannya dengan merujuk kepada dua warisan dari Rasulullah. Walaupun pada masa itu, permasalahan dan masalah ekonomi belum sekompleks sekarang ini. Hanya sedikit pemikir Muslim generasi berikutnya yang mengembangkan pemikiran ekonomi al-Ghazali tersebut. Para pemikir tersebut, di antaranya Ibn Khaldun dan Ibn Taimiyyah. Sementara pemikir Barat yang melakukan hal itu adalah Leonard Lessius yang mengembangkan sedikit variabel-variabel penting yang belum disentuh oleh al-Ghazali, seperti biaya produksi, resiko kerusakan barang dalam pengiriman, dan beberapa masalah transportasi yang menjadi penghambat.
URGENSI PENDIDIKAN ISLAM DALAM PELESTARIAN LINGKUNGAN Muh Idris; Sabil Mokodenseho; Evra Willya; Yusno Abdullah Otta
Journal of Islamic Education Policy Vol 7, No 1 (2022)
Publisher : Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30984/jiep.v7i1.1907

Abstract

Abstrak: Manusia dihadapkan pada beberapa bencana alam yang mengerikan yang membahayakan kehidupan mereka dan biosfer. Hal ini tidak terlepas dari aktivitas manusia yang menyebabkan pemanasan global. Oleh karena itu, diperlukan upaya sadar untuk melakukan pelestarian lingkungan dan ini akan lebih efektif bila dilakukan oleh semua pihak. Pendidikan Islam merupakan salah satu upaya pelestarian lingkungan karena membangun kesadaran akan pentingnya lingkungan dan merupakan perjalanan yang dirintis untuk kelangsungan hidup generasi berikutnya. Pendidikan membantu memahami berbagai nilai dan konsep yang diperlukan untuk mengembangkan sikap dan keterampilan dalam membangun hubungan timbal balik antara manusia, budaya dan lingkungan. Melalui pendidikan, manusia membentuk sikap yang membantu untuk memiliki kepedulian terhadap lingkungan. Abstract: The urgency of Islamic Education in Environment Conservation. Humans are faced with terrible natural disasters that endanger their lives and the biosphere. These are inseparable from human activities, which lead to global warming. Therefore, it takes conscious effort to carry out environmental Conservation, which would be more effective when carried out by all parties. Islamic education is one of the efforts aimed at conserving the environment because it builds awareness of its importance and is a journey pioneered for the next generation's survival. Education helps to understand various values and concepts needed to develop the attitudes and skills toward building mutual relations between humans, culture, and the environment. Through education, humans form attitudes that help to have a concern for the environment.  Kata Kunci: Pendidikan Islam; Pelestarian Lingkungan
REORIENTASI DAN PRAKSIS PENDIDIKAN MULTIKULTURAL PERSPEKTIF PEMIKIRAN AZYUMARDI AZRA Wisnu Muhammad Hamzah; Muh Idris; Yusno Abdullah Otta
Journal of Islamic Education Policy Vol 7, No 1 (2022)
Publisher : Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Manado

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30984/jiep.v7i1.1687

Abstract

Permasalahan yang akan dibahas dalam tesis ini yaitu (1) Bagaimana Konsep Pendidikan Multikulutral Perspektif Azyumardi Azra, (2) Bagaimana Praksis Pendidikan Multikultural Perspektif Pemikiran Azyumardi Azra. Penelitian pada tesis ini merupakan penelitian studi tokoh. Jenis penelitian ini dengan jenis kajian pustaka (library research) yakni proses mencari dan menyusun secara sistematis dan data yang diperoleh dari pustaka, baik dari sumber primer, sumber sekunder, dan dari data pendukung.            Penelitian ini menunjukkan: (1) Pandangan pendidikan multikultural menurut Azyumardi Azra adalah pendidikan tentang keragaman kebudayaan masyarakat Indonesia dalam membentuk keikaan di tengah kebhinnekaan. Dari pandangan Azyumardi Azra tersebut, lahirlah konsep pendidikan yaitu revitalisasi titik temu bangsa. yaitu wawasan kebangsaan, Pancasila, NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia), UUD 1945, dan Bhinneka Tunggal Ika. (3) Praksis Pendidikan multikultural menurut Azyumardi Azra adalah dilakukan melalui tiga ranah pendidikan, yaitu pendidikan formal, informal, dan nonformal. Pendidikan multikulutral di dalam ruang lingkup nonformal adalah dimulai dari keluarga, ayah dan ibu mengajarkannya dari rumah. Dalam ruang lingkup formal adalah dengan mengintegrasikan nilai-nilai Pendidikan multikultural dalam setiap mata pelajaran. Dalam ruang lingkup informal adalah dilakukan dengan melalui karang taruna, ormas, dan forum-forum dalam masyarkat lainnya.Kata Kunci : Konsep Pendidikan Multikulutral, Praksis Pendidikan Multikulutral
DINAMISASI TRADISI ISLAM DI ERA GLOBALISASI: Studi atas Tradisi Keagamaan Kampung Jawa Tondano Yusno Abdullah Otta
Jurnal Sosiologi Reflektif Vol 10, No 1 (2015)
Publisher : Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14421/jsr.v10i1.1153

Abstract

There are signifiant relationship between modernization andm religion in the modernization and globalization era. In the context of Indonesia, religion, the teachings and traditions, preserved as a fundamental basis of morality to inflence the flw of modernization. Indonesian society, in general, divided into two groups of “modernist” and “traditional”. This grouping occurs because, from a historical perspective, the existence of Islam in Indonesia is experiencing a collision with various forms of local syncretic and, also, with Western civilization, especially, in the period of colonialism, the Christian religion, as happened in the village of Tondano Java, in particular, and other areas in Indonesia, in general. The result of research shows that all the tradition in this Tondano Javanese village today is still carried out consistently by the citizens. Flow of modernization and globalization were not many signifiant impacts for the implementation of these various religious traditions.