Stunting merupakan indikator kekurangan gizi kronis akibat katidakcukupan asupan makanan dalam waktu yang lama yang ditandai dengan nilai indeks tinggi badan atau panjang badan menurut umur (TB/U atau PB/U) kurang dari -2 standar deviasi. Prevalensi stunting di Kabupaten Bengkalis pada tahun 2023 justru mengalami kenaikan sebesar 17,9% dibanding tahun 2022 hanya sebesar 8,4%. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan pola pemberian makan dengan kejadian stunting pada balita usia 12 – 59 bulan di Desa Beringin Kabupaten Bengkalis. Metode penelitian ini menggunakan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah ibu yang memiliki balita dengan usia 12 – 59 bulan. Teknik pengambilan sampel menggunakan total sampling dengan jumlah sampel sebanyak 53 responden dan pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner. Data dianalisa dengan menggunakan uji Chi-Square dengan nilai sig<0,05. Hasil penelitian didapatkan mayoritas balita memiliki tinggi badan normal mendapatkan pola makan yang tepat sebanyak 32 orang (60,4%). Sedangkan mayoritas balita dengan kategori pendek mendapatkan pola makan yang tidak tepat yaitu sebanyak 10 orang (18,9%), serta keseluruhan balita dengan kategori sangat pendek mendapatkan pola makan yang tidak tepat yaitu sebanyak 2 orang (3,8%). Hasil analisis statistik menggunakan uji Chi-Square diperoleh nilai p=Value sebesar 0,000 dimana <0,05 maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara pola pemberian makan dengan kejadian Stunting pada balita usia 12 – 59 bulan di Desa Beringin Kabupaten Bengkalis.